oleh

Sengketa Lahan di Tangsel Korbankan Pelajar

image_pdfimage_print

Kabar6-Kasus sengketa lahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kiranya mengorbankan anak-anak peserta didik.

“Waktu hari Jumat belum ditembok, ini sudah ditembok saja. Repot deh jalannya,” keluh Indra (8), murid SDN 1 Cirendeu di lokasi perkara, Selasa (6/2/2014).

Bocah itu mengaku kaget ketika jalan menuju sekolahnya sudah tertutup tembok. Dampaknya sang ibu yang seharusnya bisa mengantar Indra sampai depan sekolah dengan menggunakan motor, terpaksa hanya mengantarnya hanya sampai di pinggir jalan saja.

Akhirnya ahli waris masih berbaik hati, dengan membuatkan anak tangga. Sarana itu menjadi satu-satunya jalan keluar masuk SDN Cirendeu 1, 2, dan 4 Kota Tangsel.

Keluhan serupa juga diutarakan Aay Samudra, orangtua murid SMA Negeri 8 Cirendeu. Ia menyesalkan bila penyelesaian masalah sengketa selalu menjadikan murid-murid menjadi korban.

“Kedua pihak yang sengketa harus bisa tahan egoisentris. Jangan korbankan anak-anak pelajar dengan masalah sengketa,” harapnya. **Baca juga: Ini Pemicu Mutasi Lurah Cirendeu Versi Ahli Waris.

Menurut orangtua Revillah Habibie, murid kelas X itu, semangat anak-anak yang sedang menimba ilmu jangan dirusak. Idealnya lingkungan sekolah baik akses untuk belajar dan mengajar harus steril dari konflik kepentingan,” tambah Aay. **Baca juga: Wow, Tembok “Penghadang” di Cirendeu Rp 20 Juta.

Sedianya, aksi blokir jalan di Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), dilakukan pihak ahli waris pemilik lahan menyusul berlarutnya sengketa lahan tersebut hingga dua tahun. Pemblokiran dilakukan dengan cara membangun tembok, setinggi 1,5 meter.(yud)

Print Friendly, PDF & Email