Rencana itu urung dilaksanakan lantaran usai jasad korban yang bernama Chitra Khairiyah binti Ikhlas (20) dimakamkan, kondusivitas wilayah di Pamulang sempat mencekam.
Suasana yang sempat tak bersahabat itupun diakui oleh Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polsek Pamulang, Inspektur Dua (Ipda) Budi Yuono.
“Iya betul, pertimbangannya karena masalah keamanan,†kata Budi kepada
wartawan usai menggelar rekonstruksi, Rabu (22/7/2015).
Pasalnya, pada kesempatan itu polisi turut menghadirkan suami sekaligus tersangka yakni, Nur Tamzi Bayu Kusuma alias Acil (21).
Budi jelaskan, akhirnya rekonstruksi pun sengaja digelar kala mayoritas masyarakat sekitar masih larut dalam suasana Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah.
Selama rekonstruksi digelar, sejumlah petugas berseragam dan pakaian sipil bersenjata laras panjang disiagakan di sekitar lokasi pekara.
“Biar gimana juga keselamatan tersangka tetap harus kita lindungi,†tambah Budi. **Baca juga: Acil Menangis Usai Bunuh Istrinya di Pamulang.
Informasi yang diperoleh kabar6.com, sesaat setelah mayat Chitra ditemukan tewas dalam kondisi bugil, sempat muncul aksi sekelompok massa yang berasal dari organisasi masyarakat (Ormas) wilayah setempat.
Puluhan orang anggota Ormas itu menggeruduk Mapolsek Pamulang. Mereka datang berboncengan menunggang sekitar 20 unit sepeda motor, dan mendesak polisi agar mengusut tuntas kasus terswebut.
Desakan Ormas itupun kemudian dijawab polisi, dengan menangkap pelaku, beberapa hari setelah kasus tersebut terjadi.
Budi juga mengakui, bila aksi massa itu dipicu rasa solidaritas sesama putera daerah. Pasalnya, korban merupakan anak kandung dari Koordinator Wilayah (Korwil) salah satu Ormas di Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangsel.(yud)