oleh

Parkir Liar di Pintu M1 Bandara Soetta Mulai Disoal

image_pdfimage_print

Kabar6-Kegiatan parkir liar dikawasan belakang pintu M1 Bandara Soekarno Hatta (Soetta) Tangerang, mulai disoal oleh banyak kalangan masyarakat.

Pasalnya, seiring meluasnya parkir ilegal yang memang telah tumbuh sejak lama, pascaditutupnya pinta M1, dikhawatirkan dapat menimbulkan gejolak warga setempat, khususnya mereka yang terkait dalam pengelolaannya.

“Ini salah satu dampak, yang konon katanya dimanfaatkan warga sekitar, khususnya mereka para tukang ojek yang setidaknya telah kehilangan mata pencahariannya, pasca pintu M1 ditutup. Tentu kami melihat, ada hal positif dan negatif dalam persoalan itu,” ungkap Yudhistira Prasasti, Direktur Eksekutif Tangerang Raya Institute (Trains), Rabu (26/8/2015).

Sisi positifnya, kata dia, kegiatan itu akhirnya dapat menjadi penggganti pendapatan masyarakat sekitar, khususnya bagi para tukang ojek, untuk menafkahi keluarganya.

“Hanya saja, karena ini diduga dikelola tanpa aturan alias liar. Tentu, kami pun mengkhawatirkan adanya gejolak, karena kami yakini didalamnya rentan sekali terjadi gesekan. Apalagi ini menyangkut uang kan, dan selentingan info yang saya terima adalah, satu motor dibebankan biaya sekitar Rp5 ribu, kemudian pantauan dilokasi, bahwa kebutuhannya bisa mencapai ratusan motor setiap harinya,” tegas dia.

Yudis juga menambahkan, jangan sampai ada kesan kongkalikong otoritas dan warga untuk tidak membayar retribusi parkir secara sah. **Baca juga: Rupiah Melemah, Kontraktor di Tangerang Resah.

“Akhirnya, kesan bahwa pihak otoritas masih menggunakan warga dan masyarakat sekitar untuk menjadi bantalan parkir liar yang ilegal, itu muncul dengan sendirinya. Jadi, permintaan kami tidak muluk-muluk, silakan saja bila otoritas memiliki niat baik bagi warga sekitar, namun ditata dan dikelola sesuai ketentuan aturannya,” sesal Yudhis.

Terpisah, Dirut Angkasa Pura II, Budi Karya, secara pribadi justru mendukung kegiatan itu. Namun, dirinya pun mengakui kegiatannya memang harus ditata sesuai ketentuan yang berlaku.

Hanya saja, saat ini pihaknya belum menjadikan serta memasukan persoalan tersebut, kedalam skala prioritasnya.

“Beberapa poin prioritas kami adalah, penguraian kemacetan lalu lintas didalam kawasan bandara, taksi gelap, pelayanan, ruang tunggu dan lainnya,” pungkas Budi, saat dihubungi Kabar6.Com, melalui sambungan telepon selulernya.(ges)

 

Print Friendly, PDF & Email