Terbukti Berselingkuh Gara-gara Bayi Kembar

Kabar6-Seorang wanita di Xiamen, Tiongkok, ketahuan berselingkuh gara-gara bayi kembar. Bagaimana bisa? Rupanya perselingkuhan itu terungkap lewat hasil tes DNA yang dilakukan pada bayi kembar pasangan yang tidak disbutkan identitasnya itu.

Sebenarnya sejak awal, melansir thesun, sang suami sudah merasa curiga mengapa bayi kembar itu tidak mirip dengannya. Satu anaknya memiliki mata, mulut dan hidung yang sama sekali berbeda dengan dirinya sebagai ayah. Namun pria itu tidak pernah berpikiran ada kemungkinan ia bukanlah ayah dari bayi kembar tersebut. Hingga akhirnya tes DNA pun dilakukan, sebagai salah satu aturan rutin dari proses hukum kota setempat agar bisa mendaftarkan anak.

Betapa terkejutnya pria tadi setelah mendapatkan hasil tes DNA si kembar yang ternyata memang bukan anaknya. Hingga akhirnya ia pun mengetahui bahwa sang istri telah berselingkuh. Awalnya, sang istri mencoba menuduh suaminya telah merusak hasil tes DNA tersebut. Namun tak lama wanita itu pun mengakui perbuatannya, berselingkuh sekaligus melakukan hubungan intim satu malam (one night stand) bersama pria lain.

Keruan saja sang suami tidak bersedia merawat sekaligus mengurus bayi yang bukan merupakan anak kandungnya. “Pastinya saya tetap menginginkan anak kandung saya sendiri, tapi saya tidak ingin membesarkan anak orang lain,” katanya.

Sementara itu dari sisi medis, kejadian di mana ada bayi kembar dari dua ayah yang berbeda ini merupakan kasus yang langka dari ‘heteropaternal superfecundation’, ketika dua atau lebih telur yang dilepaskan dalam siklus yang sama dibuahi oleh sperma dari ayah yang berbeda. ** Baca juga: Wanita di Desa Mavi Dove Dilarang Melahirkan

Kemungkinan pihak wanita berhubungan seksual dengan dua pria berbeda dalam rentang waktu yang sama.(ilj/bbs)




Adakah Hubungan Antara Gemar Konsumsi Makanan Renyah dengan Kondisi Kesehatan?

Kabar6-Apakah Anda termasuk orang yang gemar mengonsumsi makanan atau camilan renyah? Ternyata, pilihan makanan dan kegemaran mengonsumsi makanan renyah berkaitan dengan kondisi kesehatan mental Anda yang sesungguhnya.

Menurut Linda Spangle, RN, MA, seorang spesialis penurunan berat badan dan penulis Life is Hard, Food is Easy: The 5-Step Plan to Overcome Emotional Eating and Lose Weight on Any Diet, melansir WebMd, makanan renyah berkaitan dengan sisi emosional. Selain karena lapar, orang-orang memang bisa menyantap banyak makanan, terutama makanan bertekstur renyah, hanya karena merasa stres, bosan, dan depresi pada periode waktu tertentu.

Disebutkan, suasana hati seperti bosan, sedih, dan marah memang bisa mengubah pola makan seseorang, dalam hal ini meningkatkan frekuensi, porsi, dan menentukan jenis makanannya.

Jadi bukan tidak mungkin orang yang kondisi emosinya sedang tidak baik pun mengalami kegemukan atau obesitas. Sementara pilihan makanan cenderung berkolerasi dengan jenis emosi yang dialami.

Dengan kata lain, jenis makanan yang diidam-idamkan mencerminkan kondisi emosi Anda yang sebenarnya. Jika yang Anda idam-idamkan adalah makanan yang bertekstur renyah, artinya Anda sedang merasa lapar karena emosi. Kondisi ini disebut lapar kepala atau juga biasa disebut lapar palsu. Hal ini disebabkan dorongan nafsu makan terhadap kedua jenis makanan tersebut berasal dari stres, kemarahan, frustasi, dan kepanikan.

Tak hanya disebabkan oleh kondisi emosional yang sedang buruk, ada hal lain yang dapat memicu terjadinya lapar palsu, yaitu kurang tidur, kekurangan mikronutrien, dan kurang serat.

Saat Anda kurang tidur, kadar hormon leptin, yakni hormon yang menandakan rasa kenyang akan menurun. Sedangkan kadar hormon ghrelin sebagai penanda rasa lapar meningkat, sSehingga usai begadang, biasanya orang cenderung mencari makanan dalam jumlah banyak yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan.

Orang yang kekurangan salah satu mikronutrien, misalnya magnesium, juga dapat merasa lapar terus-menerus. Ketika asupan serat juga juga belum terpenuhi, pada akhirnya hal tersebutlah yang akan membuat Anda mengalami lapar palsu.

Jadi gemar mengonsumsi makanan renyah berkaitan dengan kesehatan mental atau emosi seseorang. Tak heran, konsumsi makanan renyah secara berlebihan menandakan lapar palsu yang disebabkan oleh kebosanan, stres, marah, sedih, atau bahkan depresi. ** Baca juga: Sejumlah Alasan Seseorang Takut Naik Pesawat

Jika Anda mengalaminya, abaikan rasa lapar palsu dengan kegiatan lain, dan hindari menyimpan sejumlah camilan asin yang renyah agar tidak tergoda mengonsumsi makanan tidak sehat tersebut.(ilj/bbs)




Ma’ruf Amin Dihadang di Pamekasan, Pimpinan Ponpes di Banten Bereaksi

kabar6.com

Kabar6-Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Lebak, Banten, menyesalkan penghadangan oleh warga pendukung Prabowo-Sandi terhadap Cawapres Ma’ruf Amin, di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Senin (1/4/2019).

“Sebagai masyarakat Banten saya merasa tersinggung atas pengahadangan terhadap KH Ma’ruf Amin yang akan menghadiri haul dan berziarah,” kata Pimpinan Ponpes Al-Farhan Cipanas, di Kabupaten Lebak, Deden Z. Farhan.

Seharusnya kata dia, perbedaan pilihan dalam politik tidak sampai membuat akhlak terhadap ulama hilang. Deden menyebut tindakan tersebut tidak patut dilakukan apalagi kepada seorang ulama.**Baca juga: Serapan Anggaran Pemprov Banten Baru 8,98 Persen.

“Ulama sepuh mau ziarah kok dihadang, ini cara berpolitik yang sudah tidak waras. Saya sebagai orang Banten dan santri abah Ma’aruf Amin jelas merasa tersinggung,” tandas Deden.(Nda)




Serapan Anggaran Pemprov Banten Baru 8,98 Persen

kabar6.com

Kabar6-Serapan anggaran Pemprov Banten hingga triwulan pertama tahun anggaran 2019 ini baru mencapai 8,98 persen. Penyebabnya lantaran terdapat sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang belum mencairkan dana dari program kegiatannya.

Informasi yang dihimpun, realisasi serapan anggaran sebesar 8,98 persen diraih per 27 Maret. Dari total belanja daerah senilai Rp12,15 triliun, pemprov baru bisa menyerapkan di angka Rp1,09 triliun. Sementara untuk realisasi pendapatan daerah pada periode yang sama telah mencapai 18,73 persen atau senilai Rp2,21 triliun.

Sementara untuk capaian fisik per 25 Maret baru mencapai 14,51 persen dari target per Maret sebesar 18,77 persen atau terjadi deviasi -4,25 persen.

Kepala Bidang Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Banten Mahdani membenarkan, realisasi serapan anggaran untuk triwulan pertama masih di bawah 10 persen. Pun demikian dengan realisasi capaian fisik yang masih melenceng dari target.

“Biasa kan fisik lebih tinggi,” ujarnya usai menghadiri rapat pimpinan di Aula Kantor Badan Perencanaan dan Pembanguann Daerah (Bappeda) Provinsi Banten, KP3B, Kecamatan Curug, Kota Serang, Senin (1/4).

Ia menjelaskan, masih rendahnya capaian serapan anggaran dikarenakan masih adanya sejumlah OPD yang belum mencairkan dana pembiayaan programnya. Sementara kendala belum tercapainya target serapan fisik dikarenakan sebagian pekerjaan fisik masih dalam proses lelang.

“Tadi juga dilaporkan, memang di proses pencairan saja. Untuk deviasi (serapan fisik) itu terjadi karena masih dalam proses lelang,” katanya.

Dipaparkan Mahdani, adapun OPD yang berkontribusi belum tercapaianya target serapan fisik berada pada dinas teknis. Adapun OPD yang dimaksud diantaranya adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman.

Lebih lanjut dipaparkannya, per 22 Maret sudah ada 175 paket pengadaan barang dan jasa yang masuk ke Unit Layanan Pengadaan (ULP) dengan nilai Rp987,49 miliar. Jumlah paket itu terdiri dari konstruksi sebanyak 47 paket atau Rp677,47 miliar, jasa konsultasi 74 paket atau Rp147,41 miliar. Lalu pengadaan barang 22 paket atau Rp122,09 miliar dan jasa lainnya sebanyak 32 paket atau Rp40,5 miliar.

“Yang sudah selesai dari semua itu ada 27 paket. Untuk tahun ini jumlah pekerjaan konstruksi lebih sedikit karena per paket memiliki nilai yang cukup besar,” ungkapnya.

Gubernur Banten Wahidin Halim meminta kepada OPD yang belum optimal untuk bisa memperbaiki kinerjanya. Salah satunya adalah dengan lebih meningkatkan realisasi pendapatan.

“Ada kegiatan-kegiatan yang harus kita lebih drong lagi. Penerimaan sudah bagus, pelaksanaan perlu di ditargetkan sampai 30 persen,” tegas pria yang akrab disapa WH ini.

Mantan Walikota Tangerang itu juga menekankan agar proses lelang pekerjaan fisik bisa disegerakan meski saat ini sudah dilakukan secara bertahap.**Baca Juga: WH: OPD Harus Gali Potensi, Jangan Cuma Mengejar Target.

“Tidak bisa sekaligus, LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) nanti overload. Wajar karena ada tahapan-tahapan,” tuturnya. (Den)




Pulihkan Objek Wisata, Menpar Janjikan Kampung Bambu Adat Milenial di Banten Selatan

kabar6.com

Kabar6-Untuk memulihkan kembali objek wisata di daerah pesisir pantai Selat Sunda Banten, Mentri Pariwisata (Menpar) RI, Arief Yahya mengaku, akan membuat 49 program ramah bencana.

Diantaranya, Arief mengatakan, terdapat program pemulihan Ekonomi Sumber Daya Manusia (ESDM), Pemulihan Pemasaran dan Program Pemulihan Destinasi Pariwisata.

“Maka dari itu, di minta kepada seluruh unsur yang terkait. Dapat memaksimalkan rencana program ramah bencana,” ungkap Arief sesuai acara Sosialisasi Jurnalisme Ramah Pariwisata, di Hotel Tanjung Lesung Beach, Senin(1/4/2019).

Arief menjelaskan, salah satu program yang akan dibangun untuk menjaga keamanan dan kenyamanan para pengunjung wisatawan. Yaitu, akan dibangun Kampung Bambu adat Milenial.

“Semua huniannya dari bambu, baik piring maupun gelas. Bahkan wisatawan akan diajarkan mengrajin kesenian dari bambu,” jelasnnya.

Ditempat sama, Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengaku, akan mendukung 49 program ramah bencana.

Bahkan, kata Irna, program Kampung Bambu Adat Milenial pun, akan dirinnya jadikan desa binaan Kabupaten Pandeglang.

“Saya kira Kampung Bambu Adat Milenial ini, bisa menarik wisatawan berdatangan. Makannya akan dibantu dalam pengembangannya,” ujarnnya.

Sisi lainnya, Founder Akademik Bambu Nusantara, Muhkodas Syuhada menambahkan, bahwa program Kampung Bambu Adat Milenial, adalah rencana revitalisasi kembalinnya tempat wisatawan. Dirinnya pun mengaku, siap membantu dalam proses pembangunan Kampung Bambu Adat Milenial.

“Apalagi Banten, memiliki 3 Jenis bambu yang sangat berkualitas. Yaitu, bambu duri, bambu mayan, dan bambu hitam,” tandasnnya.

Dalam kesempatan itu pun, Menpar RI, Arief Yahya, Bupati Pandeglang, Irna Narulita bersama Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Banten, Neng Nurcahyati melakukan simbolis penanaman bambu.**Baca juga: Lagi, Wagub Banten Ingatkan ASN Untuk Netral.

Sebagai bentuk dimulainnya pembangunan Kampung Bambu Adat Milenial, dengan disiapkan 5 hektar lahan, di Kawasan Tanjung Lesung.(Den)




WH: OPD Harus Gali Potensi, Jangan Cuma Mengejar Target

Kabar6.com

Kabar6-Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) mendorong seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten untuk memaksimalkan target kinerja bahkan dapat melampauinya. Menurut Gubernur, pencapaian target harus jadi motivasi untuk dapat mencapai target yang lebih tinggi yang berorientasi pada kepuasan masyarakat atas pelayanan yang telah dilakukan.

“Jangan hanya mengejar target yang ada, tapi saya harap juga dapat menggali potensi lainnya. Jangan cepat puas dengan capaian saat ini, harus terus ditingkatkan,” kata WH saat menghadiri rapat pimpinan usai menghadiri rapat paripurna peringatan HUT Kabupaten Pandeglang ke-145, aula Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Banten, KP3B, Curug, Kota Serang, Senin (1/4/2019).

WH juga mengingatkan kepada OPD yang mengelola program pembangunan infrastruktur, agar tidak berhenti hanya pada pelaksanaan pembangunan saja, melainkan tetap mengawasi dan mengelola pasca pembangunan dilakukan. Sehingga, kualitas hasil pembangunan dapat selalu terjadi dan teridentifikasi ketika diperlukan tindakan perbaikan kembali.

“Termasuk bangunan-bangunan yang lain, jadi setelah dibangun itu kan jadi aset negara. Disana ada pemeliharaan. Karena ada yang namanya manajemen perencanaan, manajemen pelaksanaan, manajemen aset dan pemeliharaan aset,” paparnya

Usai rapim, WH yang diwawancarai para awak media mengungkapkan bahwa pembahasan rapim kali ini berkaitan dengan realisasi keuangan dan pelaksanaan yang telah berjalan pada triwulan I. WH mengakui, ada beberapa kegiatan yang harus lebih dorong lagi agar mampu mencapai target.

“Masalah-masalah umum saja, sekarang kan lagi solving, memecahkan persoalan, tapi rata-rata relatif sudah baik. Proses lelang kan bertahap, nggak bisa sekaligus,” ujarnya.**Baca Juga: Lagi, Wagub Banten Ingatkan ASN Untuk Netral.

Namun, Gubernur tetap optimis bahwa pelaksanaan kegiatan pada triwulan kedua dan seterusnya bisa lebih baik karena OPD telah mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan untuk menangani masalah pencapaian target kinerja yang dialami masing-masing.(Den)




Lagi, Wagub Banten Ingatkan ASN Untuk Netral

kabar6.com

Kabar6-Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengingatkan kembali seluruh aparatur sipil negara di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten untuk menjaga netralitas dan dapat menahan diri dari keterlibatannya dalam politik praktis khususnya menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.

Peringatan tersebut disampaikan Andika mengingat beratnya sanksi yang akan diterima ASN ketika terbukti melanggar regulasi yang melarang ASN untuk terlibat politik praktis.

Demikian iru disampaikan Andika pada saat memimpin apel gabungan ASN di lingkungan Pemprov Banten bertempat di lapangan Setda Provinsi Banten, Senin (1/4/2019).

Andika menegaskan bahwa sanksi yang akan diterima ASN ketika terbukti terlibat dalam politik praktis tidak main-main, sehingga diharapkan para ASN dapat menahan diri untuk tidak terlibat dan hanya menyalurkan hak politiknya pada waktu dan tempat yang telah ditentukan.

“Nanti haknya disalurkan di bilik suara saja, untuk dapat menjaga hal yang tidak diinginkan. Karena undang-undangnya jelas, peraturan jelas, surat edaran menteri, surat edaran gubernur nya juga jelas. Jangan sampai merugikan diri sendiri. Saya karunya sama bapak ibu semua kalau itu sampai terjadi,” serunya.

Andikanjuga mengatakan, persoalan netralitas ASN memang seringkali dikemukakan baik oleh media massa atau struktur komunitas lain menjelang pemilihan.
Meskipun begitu, dirinya yakin bahwa seluruh ASN memiliki hak politik dan bebas menentukan pilihannya, namun hal itu hanya dapat dilakukan dalam waktu dan tempat yang tepat dan dibenarkan oleh undang-undang.

“Pimpinan sudah mengingatkan, sudah memberitahu, sudah menginformasikan, jadi apapun resiko yang akan ditanggung bapak ibu ketika melanggar, ya ditannggung oleh diri sendiri. Makanya agar tidak terjadi, jangan sampai menabrak aturan itu sendiri,”tegasnya

Pada sisi lain, menjelang penerimaan siswa baru untuk SMA dan SMK yang sudah dekat, Andika juga mengingatkan agar seluruh OPD terkait khususnya Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten dapat mempersiapkan secara matang segala sesuatunya agar dapat berjalan baik dan tidak mengulangi kesalahan selama dua tahun sebelumnya.

“PPDB harus jadi priorotas, jangan seperti 2 tahun ke belakang, carut marut dengan permasalahan yang ada. Ini jadi salah satu yang harus diperhatikan, jangan sekarang bilang siap, tapi pada pelaksanaan kacau balau. Masa tahun ketiga begitu lagi,” tuturnya.

Oleh karenanya, kata Andika, harus ada tanggung jawab sebagai abdi negara dalam setiap pelaksanaan tugas. Kekompakan seluruh elemen OPD baik pejabat maupun staf harus terus menerus diperkuat.

Terlebih, bulan April sudah memasuki twirulan kedua untuk pelaksanaan program aplikasi kebijakan Pemprov Banten.

Dari hasil pantauan dan evaluasi, masih kata Andika, masih banyak hal dan bidang yang perlu dikejar agar lebih maksimal. Baik program prioritas, program dari Gubernur dan Wagub, program infrastruktur yang menjadi faktor prioritas agar dapat dimaksimalkan.

“Alhamdulillah, untuk revitalisasi Banten Lama tahap pertama dapat diselesaikan dengan baik. Fase revitalisasi tahap kedua saya harap proses nya dapat dilaksakanan dengan sebaik-baiknya,” kata Wagub.

Untuk mencapai hasil kerja maksimal, oleh karenanya Wagub meminta seluruh ASN untuk fokus pada pekerjaan, tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab masing-masing dan tidak banyak bergosip.

Karena, tupokasi dan tanggung jawab yang telah diberikan merupakan amanah yang harus dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya serta harus dapat dipertanggungjawabkan tidak hanya kepada pimpinan, melainkan juga kepada masyarakat.

Namun, Wagub juga berharap para ASN dapat bekerja atas dasar kesadarannya sendiri, tidak dalam tekanan atau paksaan. Sehingga hasil yang didapat akan membawa dampak positif bagi semua.**Baca juga: Diduga, Perusahaan Mitra PT Cemindo Gemilang Gunakan Motor Bodong.

“Dalam konteks kebijakan, apabila ada kekurangan yang dirasakan masyarakat berarti kekurangan kita semua. Karena saya dan Pak Gubernur itu satu paket. Fokus kerja, jangan ada lagi tukang gosip, tukang kompor, jangan suka menilai orang sebelum diri sendiri sudah baik,” tutupnya.(Den)




Diduga, Perusahaan Mitra PT Cemindo Gemilang Gunakan Motor Bodong

kabar6.com

Kabar6-Puluhan unit sepeda motor PT Sinoma Engineering Indonesia yang merupakan perusahaan mitra PT Cemindo Gemilang produsen Semen Merah Putih, di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak diduga bodong alias tanpa memiliki surat-surat.

“Motor-motor itu digunakan karyawan PT Sinoma yang bekerja di line dua pembangunan pabrik semen,” kata salah seorang aktivis Banten Selatan, Asep Pahrudin, Senin (1/4/2019).

Asep menyesalkan, meski sudah lama terjadi, keberadaan sepeda motor diduga bodong tersebut terkesan dibiarkan oleh aparat berwenang.

“Pagi sampai sore dibawa (karyawan) ke tempat kerjanya, tapi kalau malam berjejer dan terparkir. Saya lihat terakhir tadi pagi,” ujarnya.

“Kalau masyarakat yang punya motor bodong bisa dipidana karena dianggap penadah, tapi kok ini dibiarkan saja,” sesalnya.**Baca juga: Belum Lama Diguyur Hujan, Jalan Sempor Perumnas II Banjir.

Baik Kapolsek maupun Kanit Reskrim Polsek Bayah belum merespon pesan WhatsApp yang dilayangkan. Wartawan masih berupaya agar bisa menghubungi PT Sinoma untuk meminta konfirmasi terkait hal tersebut.(Nda)




Belum Lama Diguyur Hujan, Jalan Sempor Perumnas II Banjir

Kabar6.com

Kabar6-Belum lama di guyur hujan, Jalan Sempor Raya, Perumnas II RW 011 Kelurahan Bencongan, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang sudah banjir setinggi 20 sentimeter.

Ketua RW 011, Robinson Hutapea mengatakan, sudah bertahun-tahun kondisi lingkungan yang ditinggalinya mengalami banjir seperti itu. “Udah jadi langgananlah selama bertahun-tahun seperti ini,” kata Robinson di lokasi, Senin sore (1/4/2019).

Robinson yang mewakili warganya mengeluhkan kinerja Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kabupaten Tangerang. Karena, hingga saat ini tak ada progress untuk perbaikan drainese yang telah diusulkan dalam musrembang tersebut.

“Kondisi seperti ini (banjir, red) sudah kami alami selama bertahun-tahun. Dan sudah beberapa kali kami usulkan dan dibahas dalam musrembang namun tak ada respon,” ketus Robinson.

**Baca juga: Warga Perumahan Darusalam II Keluhkan Arogansi Pengembang.

Sementara, UPT Bina Marga Kecamatan Kelapa Dua, TB Dedy Sukardi mengatakan, pihak DBMSDA sudah turun ke lokasi dan melakukan pengukuran.

“Kami dari UPT sudah melakukan survey dan pengukuran. Dan kita sudah lapor ke atasan. Kita di UPT tinggal tunggu arahan dari atasan saja,” pungkasnya. (jic)




Warga Perumahan Darusalam II Keluhkan Arogansi Pengembang

Kabar6.com

Kabar6-Warga Perumahan Darusalam II, Jalan Arjuna, Parakan, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, keluhkan sikap pengembang yang dinilai arogan karena tak menyelesaikan kewajibannya untuk memberikan surat kepemilikan setelah penyelesaian cicilan.

Masril (50), salah satu warga di Perumahan Darusalam II mengeluhkan sikap arogan pihak pengembang. Kata Masril, setelah dirinya melakukan pelunasan cicilan pertengahan Juni 2017 lalu, namun hingga saat ini surat kepemilikan yang diharapkan tak kunjung dikeluarkan pihak pengembang.

Anehnya lagi, staf dari pengembang perumahan yang diduga milik SF, caleg DPRD Tangsel dari Partai Golkar dapil Pamulang ini meminta sejumlah uang untuk biaya pajak.

“Logikanya dimana bang? Surat saja saya belum pegang, kok dia (staf pengembang, red) minta uang pajak,” beber Masril kepada Kabar6.com, Senin (1/4/2019).

Disamping itu, dirinya juga diminta uang sejumlah Rp12 juta untuk biaya penyelesaian rumah oleh Ustadz Anda selaku kepercayaan SF.

“Saya di mintai uang 12 juta oleh Pak Parno (Salah satu konsumen lainya-red) yang selanjutnya diserahkan ke Ustadz Anda, tapi kondisi ekonomi saya lagi kurang baik. akhirnya saya menyerahkan uang senilai Rp2.1 juta,” tuturnya.

**Baca juga: ASN di Kabupaten Tangerang Deklarasi Netralitas Pemilu 2019.

Masril mengaku sangat khawatir dengan arogannya sikap pengembang dan carut marut proses penyelesaian surat kepemilikan rumah yang diinginkan.

“Saya khawatir sekali dengan kondisi seperti ini. Tapi saya tetap memperjuangkan yang sudah menjadi hak saya,” pungkasnya. (Tim K6)