oleh

Nenek Suriah, Tetap Hidup Meski dengan Daun Pisang

image_pdfimage_print

Kabar6-Penuh perjuangan. Begitulah hidup nenek Suriah (83). Diusianya yang kini memasuki senja, sang nenek harus tetap mengayuhkan kaki agar bisa tetap menyambung hidup.

Ya, sejak ditinggal mati oleh sang suami 15 tahun lalu, nenek Suriah menggantungkan hidupnya dari lembar daun pisang yang ada dibelakang rumahnya, di Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang.

Lembar daun pisang yang dikumpulkan, kemudian dijual kepada tukang kue tak jauh dari rumahnya. Uang yang tak seberapa itulah yang kemudian digunakan untuk makan oleh sang nenek.

Tenaganya yang mulai termakan usia, tak lagi kuat untuk mengumpulkan banyak daun pisang. Kini, nenek Suriah paling banyak mengumpulkan hingga 15 lembar daun pisang.

“Pengennya sih ngambil banyak, biar dapat hasilnya juga banyak. Tapi sudah gak kuat. Sudah tua,” ujarnya, Selasa (17/3/2015).

Sedianya, dari 15 lembar daun pisang yang telah dipisah dari batangnya itu, nenek Suriah menjualnya dengan harga Rp12 ribu.

Uang itulah yang kemudian digunakan nenek Suriah untuk membeli beras guna mengisi perut. “Ya makan seadanya saja,” ujarnya.  

Namun, aktivitas menjual daun pisang itu kini tidak lagi dilakukan nenek Suriah setiap hari. Itu karena kakinya sudah tidak kuat bila terlalu lama berdiri dan berjalan.

Dulu, aktivitas Nenek Suriah sedianya masih dibantu oleh anak gadisnya. Namun, sejak menikah tiga tahun lalu, putri yang dulu menjadi satu-satunya harapan, kini tak lagi menjenguknya.

Bila tidak menjual daun pisang, nenek Suriah mengambil upahan menganyam topi dari bahan bambu. **Baca juga: Kawasan Puspemkab Tangerang Jadi Pangkalan PSK.

Untuk sebuah topi yang berhasil dibuat, sang nenek mendapatkan upah sebesar Rp15 ribu. Uang tersebut digunakan nenek suriah untuk tambahan biaya hidup.

Dan, satu hal yang terpatri di benak nenek Suriah adalah, bahwa kemiskinan dan keterbatasan bukanlah suatu hal yang harus diratapi, melainkan dijalani.

Nurhayati, salah seorang tetangga nenek Suriah mengakui, bahwa ada semangat besar yang tertatanam hingga kini dalam diri nenek tetangganya itu.

“Nenek Suriah tetap keukeh, di penghujung hidupnya dia tidak ingin bergantung dan menyusahkan orang lain. Semua dijalani sendiri,” ujar Nurhayati.(mer)

 

Print Friendly, PDF & Email