oleh

Mulai 2017 di Tangsel Ada Rumah Sayur

image_pdfimage_print
Pedagang sayur mayur di Pasar Cimanggis.(yud)

Kabar6-Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), menggagas pembentukan Rumah Sayur diwilayahnya.

Program ini sedianya bertujuan untuk memangkas panjangnya rantai distribusi penyaluran sayuran ke pasar-pasar tradisional.

Kasus yang kerap terjadi, sistem distribusi dari petani hingga ke konsumen kerap dimanfaatkan oknum spekulan. Buntutnya, alur distribusi sayuran tidak stabil sehingga harga komoditi sayuran di pasaran melonjak.

“Saat ini pedagang masih secara acak membeli ke pasar induk. Makanya Rumah Sayur akan diterapkan hingga ke seluruh pasar tradisional yang ada di Kota Tangsel.” ungkap Sekretaris Disperindag Kota Tangsel, Malik Kuswari, Kamis (17/11/2016).

Menurutnya, program Rumah Sayur di Kota Tangsel mulai digulirkan tahun depan. Selama ini, pola pasokan barang yang sampai ke tangan pedagang di pasar tradisional Kota Tangsel berlangsung secara acak.

Kuswari bilang, makanya terjadi jalur distribusi lumayan panjang, mulai dari petani, tengkulak, pedagang besar di pasar induk, baru sampai ke pedagang pasar tradisional.

Kondisi itu pun tak pelak membuat pemerintah daerah menjadi sedikit kesulitan untuk mengontrol harga pangan. Belum lagi persoalan harga yang menjadi tak terkendali.

Pedagang besar dengan mudah memainkan harga dengan berbagai dalih. Belum lagi membengkaknya hitungan biaya distribusi yang sampai ke beberapa tempat itu.

Buntutnya, tidak cuma pembeli saja yang dirugikan karena harus membeli dengan harga tinggi, tapi juga pedagang.

“Kalau harga sayur sudah mahal, pedagang pasti ikut terancam rugi. Untuk bisa berjualan, mereka harus mengeluarkan modal besar. Terkadang perputaran tidak berjalan. Pedagang setelah mengeluarkan modal besar ternyata tidak ada pembeli,” terangnya.

Kelangkaan barang dan mahalnya modal sejak dari tangan petani terus menjadi alasan tingginya harga kebutuhan di pasar.

Dengan didirikannya Rumah Sayur, rantai distribusi dipastikan dapat terpotong. Nantinya pedagang di pasar tradisional dapat langsung mendapatkan barang dari tangan petani.

“Rumah Sayur hadir untuk menstabilkan harga dan membantu pedagang dalam mewujudkan komoditi dengan harga murah. Tujuannya menstabilkan harga bahan pokok dengan cara memotong rantai distribusi sayur mayur,” jelas Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Tangsel Rohidin.**Baca juga: Bawaslu Banten Waspadai Penyelewengan Dana Hibah.

Di Kota Tangsel, ada enam pasar tradisional yang beroperasi, yakni Pasar Ciputat, Serpong, Jombang, Cimanggis, Bintaro Sektor 2, serta Gedung Hijau. Seluruh aset pasar tradisional sudah resmi diserahkan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang pada 1 Juni 2016.**Baca juga: Ortu Pelajar Kecewa, Jadwal Festival Anak Kota Tangerang “Ngawur”.

Para pedagang di pasar-pasar tersebut setiap hari harus membeli atau menunggu pasokan barang dari pasar induk di Jakarta, Bogor, atau Kota Tangerang.(yud)

Print Friendly, PDF & Email