oleh

Jijik Terhadap Sesuatu Ternyata Dikendalikan Oleh Pikiran Anda Sendiri

image_pdfimage_print
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Jijik adalah salah satu dari emosi dasar dalam teori emosi Robert Plutchik. Rasa ini menimbulkan suatu ekspresi wajah khas, satu di antara enam ekspresi wajah universal untuk emosi menurut Paul Ekman. Berbeda dengan ketakutan, kemarahan, atau kesedihan, rasa jijik dikaitkan dengan menurunnya denyut jantung.

Manusia menggunakan ekspresi wajah yang khas untuk menunjukkan perasaan jijik terhadap sesuatu. Dikutip Hello Sehat, Profesor Paul Ekman dari University of California mengatakan bahwa hal ini identik dalam budaya yang berbeda di seluruh dunia. Umumnya, Anda mengangkat bibir atas dan mengerutkan hidung saat mengekspresikan rasa jijik.

Setiap orang mempunyai naluri untuk merasa jijik yang muncul secara alami, tidak perlu dipelajari. Perasaan jijik ini bergantung pada pengalaman, sosialisasi, kepribadian, dan konteks. Perasaan ini merupakan emosi yang sangat kompleks dan rumit.

Dijelaskan, rasa jijik diatur oleh otak, sehingga manusia bisa merasakan perasaan jijik, berbeda dengan makhluk hidup lainnya. MRI scan menunjukkan bahwa Anda menggunakan bagian khusus di otak saat merasa jijik, yaitu korteks insular anterior. Karena diatur oleh otak dan pikiran, sehingga perasaan jijik dapat Anda kendalikan. Jadi, Anda tidak harus merasa jijik jika memang tidak ingin merasakan hal itu.

Hal umum yang terjadi, perasaan jijik terhadap sesuatu tidak memiliki alasan dan tujuan. Namun, umumnya rasa jijik muncul saat Anda harus menghindari sesuatu yang dianggap berisiko, misalnya penyakit. ** Baca juga: Meskipun Dibenci Wanita, Lemak di Bokong Ternyata Miliki Manfaat

Namun rasa jijik juga dapat mencegah Anda dalam melakukan banyak hal, untuk memperluas pengetahuan dan kehidupan sosial Anda. Untuk itu, Anda mungkin harus menghilangkan rasa jijik tersebut, sehingga, banyak hal menyenangkan yang bisa dilakukan.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email