oleh

Dokter RS Siloam Lippo Village: Penyakit Autoimin Meningkat Pasca Pandemi COVID-19

image_pdfimage_print

Kabar6-Penyakit autoimun alami peningkatan pasca pandemi COVID-19. Jumlah kasus ini meningkat di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

“Jumlah kasus penyakit autoimun di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, mengalami peningkatan dramatis, khususnya usai pandemi dan seringkali tidak disadari sehingga lambat terdeteksi,” kata Steven Sumantri, Dokter spesialis penyakit dalam, konsultan alergi imunologi klinik RS Siloam Lippo Village Tangerang, dilansir Antara Kamis, (9/5/2024).

**Baca Juga:Arief R Wismansyah Serahkan ke AHY Soal Rekomendasi Demokrat di Pilgub Banten

Tak hanya itu kasus autoimun saat ini bersifat pandemi. Namun karena banyak tak diketahui masyarakat sehingga masuk dalam kategori silent pandemi

Dijelaskannya, autoimun dapat menyerang siapapun tanpa peduli usia atau jenis kelamin, meski lebih sering ditemukan pada perempuan usia produktif.

Penyakit autoimun seperti lupus, sindrom, artritis reumatoid, psoriasis, miastenia gravis, tiroiditis hashimoto, dan multipel sklerosis, adalah kelompok penyakit kompleks di mana sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit malah menyerang sel – sel sehat karena salah mengenali mereka sebagai ancaman.

Penyebab orang terkena autoimun bermacam-macam yakni ada yang karena faktor genetik beserta lingkungan hingga gaya hidup masyarakat saat ini.

Lalu ada juga karena faktor lingkungan, seperti masyarakat yang tinggal di daerah industri karena disebabkan pencemaran udara, air, maupun lainnya.

”Seperti dari daerah Cilegon maupun kawasan industri di Serang yang saya tangani kondisinya perlu penanganan lebih. Beberapa gejala umum autoimun yang perlu diwaspadai seperti lemas, kelelahan kronik, nyeri otot, demam ringan, kesemutan, bentol seluruh tubuh, bengkak area tertentu, rambut rontok dan kulit kemerahan,” katanya.

Untuk pencegahnnya, dia menyarankan agar menerapkan gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, istirahat cukup, makan makanan bergizi, perbanyak makan buah dan sayur.

“Ada baiknya untuk segera dikonsultasikan ke dokter apabila kondisi berulang dan menetap dalam jangka waktu lebih dari 6 minggu,” kata dia.

Ia menambahkan pengobatan autoimun bervariasi dilihat dari jenis dan tingkat dampak penyakitnya. “Hal ini dapat meliputi obat – obatan antiinflamasi, steroid, imunosupresan dan terapi biologis,” katanya.(red)

Print Friendly, PDF & Email