oleh

Jelang Ramadan, Warga Kampung Berkelir Keramas Bersama di Cisadane

image_pdfimage_print

Kabar6-Masyarakat di Kampung Bekelir, Babakan, Kota Tangerang, memadati bantaran Sungai Cisadane, sore tadi. Ratusan warga mengikuti kegiatan keramas bersama jelang bulan suci Ramadan 1445 Hijriah.

Sejak pukul 15.00 WIB, ratusan warga pria dan wanita mulai dari anak-anak hingga orang tua berkumpul di bantaran Sungai Cisadane. Warga mulai membersihkan seluruh tubuhnya dari kepala hingga kaki menggunakan sabun dan sampo.

Usai seluruh badan dibersihkan, warga menyebur ke aliran Sungai Cisadane. Ritual ini disebut-sebut sudah turun temurun digelar warga Kampung Berkelir jelang menunaikan ibadah puasa.

“Keramas bersama adalah tradisi yang sudah mengakar betul di masyarakat Kota Tangerang karena diwariskan oleh leluhur kepada kita dalam menyambut bulan Ramadan,” kata penjabat Wali Kota Tangerang, Nurdin, Minggu (10/3/2024).

Kegiatan ritual keramas bersama ini dapat pengawasan ketat dari aparat TNI/Polri dan BPBD Kota Tangerang. Petugas gabungan tersebut mengawasi keselamatan warga yang berenang di Sungai Cisadane.

Dua unit perahu karet dikerahkan. Petugas juga membentangkan tali untuk warga pegangan saat menyebur di Sungai Cisadane.

Selain untuk menyambut bulan Ramadan, tradisi keramas memiliki nilai-nilai moral seperti menyucikan diri, jiwa dan fisik umat muslim sebelum menjalani ibadah puasa.

Hal tersebut yang membuat antusias warga yang mengikuti tradisi mandi keramas sangat tinggi pada setiap tahunnya.

“Ada pesan-pesan moral yang tersirat dalam kegiatan keramas ini untuk mendorong warga dalam pikirannya memasuki bulan suci ramadan harus bersih, bersih dalam diri, bersih keluarga, bersih masyarakat dan bersih lingkungan,” kata dia.

**Baca Juga: Kholid Ismail, Caleg Incumbent PDI-P Raih Suara Terbanyak Se-Kab Tangerang

“Jadi sebelum mensucikan jiwa, ada baiknya terlebih dahulu mensucikan fisik kita lewat ritual mandi keramas,” imbuhnya.

Menurut Nurdin, banyak masyarakat yang tidak dapat menjalani tradisi keramas lantaran mengalami keterbatasan lokasi tempat tinggal, seperti Sungai Cisadane.

Oleh karena itu seluruh warga terlebih dahulu membacakan doa dan melantunkan salawat sebelum melakukan tradisi mandi keramas di Sungai Cisadane.

Mantan Pj Bupati Aceh Jaya itu pun berharap, masyarakat Kota Tangerang dapat menjaga dan melestarikan kebudayaan asli tak benda tersebut.

“Saya kira ini tradisi yang bagus yang harus dilestarikan dan kita kembangkan, sekaligus menjaga semangat dalam kehidupan sehari-hari agar warga Kota Tangerang bisa terus menjaga kebersihan sebagai sesuatu upaya yang berkelanjutan,” terang Nurdin.(yud)

Print Friendly, PDF & Email