oleh

Jangan Takut Hitam, Ketahui Manfaat Berjemur di Pagi Hari

image_pdfimage_print
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Nyaris sebagian besar wanita enggan berjemur di bawah sinar matahari, meskipun pada pagi hari, karena tidak ingin kulit terbakar atau menjadi hitam. Ya, tidak sedikit wanita yang memang mengidam-idamkan kulit putih bersih bak porselen.

Padahal, matahari merupakan sumber vitamin D yang bermanfaat bagi tubuh, karena kulit kita akan memproduksi vitamin D saat terpapar sinar matahari. Dilansir Femina, defisiensi vitamin D dapat menghambat pertumbuhan dan metabolisme tubuh keseluruhan. Jadi, kurang asupan vitamin D dapat mengganggu beberapa fungsi vital tubuh.

Hal itu karena vitamin D berperan penting dalam pertumbuhan sel, otot dan saraf, sistem imun tubuh, radang dan inflamasi, serta berbagai gen yang mengatur proliferasi sel, diferensiasi sel, dan apoptosis atau matinya suatu sel dengan sendirinya.
 
Asupan vitamin D yang rendah juga dapat diasosiasikan dengan berbagai macam penyakit kronis seperti osteoporosis, jantung koroner, kanker, diabetes, autoimun, dan berbagai masalah infeksi saraf dan depresi.
 
Disebutkan, vitamin D dapat menghidupkan atau mematikan proses metabolisme dan genetik untuk menjaga kesehatan.Dr. Mercola, pakar kesehatan dari Amerika Serikat, mengatakan bahwa dengan cukup vitamin D, sistem imun dalam tubuh seseorang akan bekerja lebih maksimal, sehingga mengurangi risiko terkena penyakit autoimun. Vitamin D juga berfungsi untuk menjaga fleksibilitas pembuluh darah.

Bagaimana memperoleh vitamin D? Cara termudah adalah melalui paparan sinar matahari pada kulit. Nah, berjemur menjadi salah satu langkah terbaik untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin D. Namun ingat, yang dibutuhkan tubuh adalah sinar UVB bukan UVA yang justru membahayakan kulit. Apa saja sih yang sebaiknya diperhatikan saat akan berjemur?

1. Zat yang membantu proses sintesis vitamin D adalah paparan sinar matahari gelombang pendek sedang atau UVB. Sinar UVB ini didapat dari paparan sinar matahari langsung. Sedangkan UVA atau sinar matahari yang melalui jendela kaca tidak menghasilkan vitamin D. UVA justru menimbulkan efek negatif untuk kulit seperti melanoma (kanker kulit).
 
2. Setiap orang memiliki kepekaan yang berbeda terhadap paparan sinar matahari, tergantung jenis kulit, ketersediaan bahan makanan untuk menyintesis vitamin D, kondisi kulit, warna kulit, usia, dan baju yang dikenakan.
 
3. Untuk mendapatkan UVB, matahari harus berada pada posisi di garis lintang 50 derajat. Letak garis lintang ini berbeda-beda tergantung lokasi geografis. Untuk Indonesia bagian barat, garis lintang 50 derajat terdapat pada pukul 10.00–11.00 sampai pukul 14.00–15.00 WIB. Itu sebabnya direkomendasikan berjemur antara pukul 10.00 hingga pukul 14.00.
 
4. Lama berjemur cukup 5-10 menit, sebelum terasa ‘terbakar’ di kulit. Semakin putih warna kulit, dibutuhkan waktu berjemur yang semakin singkat (5-10 menit). Semakin gelap warna kulit maka memerlukan waktu yang lebih lama (sampai hanya 15 menit), tidak lebih.
 
5. Untuk mendapatkan vitamin D yang cukup, disarankan tangan dan kaki terpapar sinar matahari, minimal 1/3 bagian tubuh dan kulit.
 
6. Wajah memiliki kulit yang tipis, karena itu tidak akan banyak menghasilkan vitamin D. Sebaiknya saat berjemur, gunakan pelindung wajah seperti topi, agar kulit wajah terlindungi dan terhindar dari flek.
 
7. Jika berjemur terlalu lama dan mengalami tanda-tanda ‘terbakar’, segera olesi dengan lidah buaya. Sedangkan pada malam hari olesi kulit dengan Virgin Coconut Oil.
 
8. Bagi mereka yang mengonsumsi obat-obatan tertentu, berjemur bisa menimbulkan efek samping yang kurang menyenangkan. Hindari berjemur hingga tidak lagi mengonsumsi obat-obatan tersebut. ** Baca juga: Asap Rokok Dapat Turunkan IQ Anak-anak?

Jadi jangan takut berjemur, ya.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email