oleh

Hormon Apa Saja yang Membuat Wanita “Kacau” Tiap Menstruasi?

image_pdfimage_print
Ilusrasi/bbs
Ilusrasi/bbs

Kabar6-Nyaris sebagian besar wanita akan mengalami gejala PMS (premenstrual syndrome). Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi, perasaan sensitif berlebihan sekitar dua minggu sebelum haid biasanya dianggap hal yang lumrah bagi wanita usia produktif.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Berikut uraiannya, dikutip dari meetdoctor.com:

1. Estrogen
Estradiol adalah nama salah satu tipe hormon estrogen. Berfungsi menyiapkan rahim untuk menerima hasil pembuahan, sebulan sekali. Kadarnya yang seimbang dapat meningkatkan gairah seks dan daya tahan tubuh.

Setiap waktu, estrogen mengirim sinyal pertumbuhan ke setiap sel tubuh mulai dari payudara hingga tulang. Terlalu banyak estrogen bisa memicu gejala PMS yang berat, gangguan kesuburan, hingga kanker payudara. Terlalu sedikit dapat meningkatkan risiko osteoporosis.

2. Progesteron
Setiap bulan, progesteron memicu penebalan dinding rahim sebagai “tempat tidur” bagi calon bayi. Jika tak ada pembuahan, kadarnya akan turun dan datanglah menstruasi.

Progesteron bersifat sedatif sehingga ketika kadarnya tinggi, Anda akan mudah mengantuk dan terlelap. Hormon ini juga yang membuat tubuh agak membengkak karena menahan air di saat menjelang menstruasi, perut bergas dan konstipasi.

3. Testosteron
Hormon androgen ini turut mendukung ovulasi agar teratur setiap bulan dan mampu meningkatkan libido. Jika kadarnya terlalu tinggi, dapat memunculkan ciri khas pria pada wanita misalnya tumbuh kumis tipis atau jenggot.

Hormon ini juga dapat memicu timbulnya jerawat dan ketombe. Bila kadar testosteron kurang, dapat membuat gairah seks turun.
Testosteron berkaitan erat dengan obesitas.

4. Prolaktin
Hormon yang satu ini dibuat di otak dan pekerjaan utamanya adalah untuk mengatur pelepasan sel telur dan merangsang produksi ASI pada ibu baru. Kadar prolaktin terlalu rendah dapat menurunkan gairah seksual. Sementara jika terlalu tinggi dapat menekan ovulasi.

5. FSH / LH
Follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) diproduksi oleh kelenjar hipofisis anterior, sebuah kelenjar kecil yang ada di bagian bawah otak.

Pada dasarnya, FSH berfungsi untuk membantu pematangan sel telur di dalam folikel. Sedangkan LH  berperan penting setelah telur matang. LH menyebabkan sel telur itu dilepaskan dari folikel dan siap dibuahi.

Kekurangan FSH dapat menyebabkan siklus bulanan terhenti. Rendahnya tingkat FSH juga ditandai dengan kadar LH yang juga rendah. Kekurangan LH akan menurunkan minat seksual, menstruasi berat, insomnia, lekas marah, gangguan pencernaan serta migrain. ** Baca juga: Empat Tanda Anda Harus Berhenti Mewarnai Rambut

Jadi sudah tahu khan mengapa tiap menjelang datang bulan Anda merasa seperti “diaduk-aduk”? (ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email