oleh

BPBD Tangsel: Tebing di Sengkol Ancam Puluhan Rumah

image_pdfimage_print

Kabar6-Hasil riset sementara di Kampung Sengkol RT 004 RW 02, Kelurahan Muncul‎, Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menunjukan bahwa kegiatan eksplorasi tanah atau soil sangat masif.

Lereng bagian atas memiliki kemiringan 46- 55 derajat dengan ketinggian lereng 11 – 12 meter. 

Kepala pelak‎sana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel, Chaerudin, mengatakan, warga pribumi sekitar mengakui kalau tebing terbentuk karena pemotongan lereng. Masifnya kegiatan penambangan di Kampung Sengkol sudah terjadi mulai era1980 silam.

‎”Sekarang ini puluhan rumah yang berada di bawah dan pinggir lereng yang curam‎ juga terancam kena longsoran,” katanya saat dikonfirmasi kabar6.com, Jum’at (12/5/2017).

Menurutnya, hasil kajian sementara peneliti dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kemen-ESDM), menunjukan bahwa lereng bagian bawah memiliki kemiringan 35,5 derajat. Sedangkan ketinggiannya mencapai 4 meter

Chaerudin sebutkan, faktor gerakan tanah dan banjir bandang di Kampung Sengkol terindikasi akibat beberapa penyebab. Gerakan tanah diperkirakan karena guyuran curah hujan yang tinggi dengan durasi yang cukup lama.

Hujan mengguyur pada saat dan sebelum kejadian sehingga mengakibatkan lima unit rumah rusak parah. Puluhan rumah lainnya yang berada persis di bawah tebing pun terancam diterjang longsor. Kemiringan lereng sangat curam, mencapai 35,5 – 55 derajat.

“Terlihat ada sifat fisik tanah pelapukan yang kurang padu (tidak kompak). Serta tanah pelapukan yang tebal lebih dari 2 meter. Rapuh dan sarang, sehingga mudah longsor,” terang Chaerudin.

Peneliti juga melihat topografi di Kampung Sengkol sudah sangat membahayakan 54 rumah warga yang tinggal di bagian bawah tebing. Analisa gejala dari adanya mata air. Ditambah lagi akibat beban dari pemukiman di bagian atas lereng.

Sumur pompa air, septic-tank dan saluran air atau drainase yang ada di pemukiman atas tebing berpotensi membuat kontur tanah terus bergerak.‎ “Akibat kejadian fenomena alam pas Kamis lalu, lima rumah rusak berat,” tambahnya.(yud)

 

Print Friendly, PDF & Email