oleh

4 Jenis Insomnia yang Ganggu Kesehatan

image_pdfimage_print
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Salah satu gangguan tidur yang dapat menghambat aktivitas keseharian adalah insomnia. Kondisi ini bisa berlangsung beberapa hari atau minggu, sampai jangka panjang atau kronis.

Dr. Ulysses Magalang dari Pusat Medis Universitas Wexner di Amerika Serikat, dilansir tempo.co, mengatakan bahwa insomnia akut biasanya disebabkan oleh kejadian yang membuat stres, seperti kematian anggota keluarga. Sementara insomnia kronis disebabkan oleh masalah medis atau psikis.

National Institutes of Health (NIH) menyebutkan, para penderita insomnia bisa merasa mengantuk di siang hari, sulit berkonsentrasi dan belajar, mudah marah, gelisah, gugup, dan depresi. Selain itu mereka juga rentan mengalami kecelakaan lalu lintas, sering tidak masuk kerja, dan kurang puas dengan pekerjaan.

Insomnia adalah kondisi yang umum dan dialami oleh sekira 30 persen orang dewasa. Menurut tulisan dalami Journal of Clinical Sleep Medicine pada 2007, 10 persen orang merasa tertekan karena insomnia.

Insomnia bisa disebabkan oleh gejala atau masalah lain, yang disebut juga insomnia sekunder. Menurut NIH, penyebab insomnia sekunder di antaranya depresi, kegelisahan, gangguan stres pascatrauma (PTSD), gangguan sakit kepala, atau gejala menopause seperti rasa panas.

Bisa juga karena obat-obatan, misalnya obat asma dan pilek, atau zat seperti kafein, tembakau, dan alkohol. Terlalu banyak terpapar sinar di malam hari, seperti dari layar ponsel atau komputer, juga bisa menyebabkan insomnia.

Sementara insomnia primer, penyebabnya belum diketahui secara pasti. Tapi perubahan gaya hidup yang besar, stres berkepanjangan, atau bepergian, bisa menyebabkan insomnia primer.

Untuk mendiagnosis penderita, dokter akan mengajukan serangkaian pertanyaan mengenai kebiasaan tidur, seperti seberapa sering mereka mengalami gangguan tidur, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bisa tidur, seberapa sering mereka terbangun di tengah malam, dan apa saja kebiasaan sebelum tidur.

Dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, termasuk masalah kesehatan, pengobatan, kondisi kesehatan mental, kebiasaan bekerja, dan apakah pasien baru saja mengalami stres. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, tes darah untuk mengecek masalah tiroid yang sering menyebabkan gangguan tidur.

Untuk mengatasi insomnia jangka pendek, biasanya penderita disarankan mengubah gaya hidup, seperti menghindari kafein dan zat stimulan lain, tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari, menghindari makanan berat, olahraga, dan cahaya terang sebelum tidur. ** Baca juga: Konsumsi Buah Berlebihan Juga Tidak Baik?

Penderita insomnia kronis dibutuhkan terapi yang disebut cognitive-behavioral therapy untuk mengurangi kegelisahan yang terkait dengan insomnia. Efek terapi ini lebih awet dibanding obat-obatan.(ilj/bbs)