Kunjungan ini dimaksudkan untuk mengetahui kebiasaan warga Kota Tangerang dalam mengelola sampah, terutama bagaimana memanfaatkan sampah yang dianggap sesuatu yang tidak berguna menjadi sesuatu yang lebih bernilai ekonomis dan bermanfaat.
Ke 50 peserta dalam kunjungan itu berasal dari berbagai elemen masyarakat, diantaranya Ketua RT dan RW, perwakilan Organisasi Kemasyarakatan dan Kepemudaan serta pelaku usaha dari Kelurahan Koja dan Logoa, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.
“Jumlah Peserta sekitar 50 orang dari dua kelurahan, tujuannya studi banding tentang IPAL dan pengolahan sampah,” ujar Taufik, koordinator peserta.
Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Rumah Tangga dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang berada di wilayah RW.07 kelurahan Pabuaran Tumpeng menjadi titik awal lokasi studi banding yang dilakukan oleh masyarakat Jakarta tersebut.
Selain mengunjungi TPST dan IPAL di kelurahan Pabuaran Tumpeng, kunjungan juga dilakukan di wilayah Pinang Griya, guna mempelajari bagaimana masyarakat Kota Tangerang dapat memaksimalkan lahan yang sempit menjadi urban farmin.
Selain itu juga rombongan juga berkesempatan untuk melihat pengolahan biogas di Perumahan Pinang Griya, di Pinang. Peserta terlihat cukup antusias melihat pengolahan biogas di lokasi yang ada di tengah permukiman perkotaann.
“Ternyata biogas juga dapat dikelola di area perkotaan karena selama ini kami mengganggap bahwa biogas hanya diproses di wilayah pedesaan karena menggunakan bahan baku dari sisa hewan ternak,” jelas Taufik.
“Kita mau belajar sekaligus nimba ilmu sama masyarakat di Kota Tangerang, karena disini kan sudah terkenal tentang pengolahan sampahnya,” imbuh salah satu warga lainnya.(hms/tom migran)