Kabar6-Antisipasi Pemerintah Kota Tangerang terhadap peredaran Minuman keras telah tertuang di Peraturan Daerah (Perda) nomor 7 Tahun 2005. Namun demikian, peredaran minuman keras tersebut masih mudah diperoleh di seantero Kota Tangerang, salah satunya di Karaoke Venus di Ruko Tangerang City Mall, Kota Tangerang.
Karena itu, di depan karaoke itu kerap terjadi percekcokan yang berujung dengan keributan. Sehingga meresahkan warga yang hendak berkunjung ke Mal terbesar di Kota yang berjuluk Ahlakul Kharimah ini.
Untuk memastikan hal itu, Pemerintah Kota Tangerang, dalam hal ini Dinas Budaya Pariwisata dan Pertamanan (DBPP), berjanji akan melakukan inspeksi mendadak (Sidak) terhadap tempat hiburan tersebut. ” Kami akan segera melakukan pengecekan ke karaoke itu,’ kata Rizal Ridollah, Kepala Bidang Pariwisata di DBPP, Kota Tangerang,kemarin.
Apabila dalam sidak ditemukan adanya minuman keras, kata Rizal, tentu akan ditindak lanjuti ke Satuan Polisi Pamang Praja (Satpol PP), agar ditindak tegas. Mengingat dalam menjalankan usahanya, karaoke Venus telah melanggar Perda nomor 7 tahun 2005, tentang pelarangan pengedaran minuman keras di Kota Tangerang.
” Kalau terbukti Karaoke Venus menyediakan minuman keras, tentu mereka bisa dijatuhi sanksi hingga ke pancabutan ijin usahanya,” kata Rizal.
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, sejak karaoke Venus berdiri di Ruko Tangerang City Mall beberapa tahun lalu, kerap terjadi bentrokan diantara dua kelomlok pemuda. Terakhir pada Rabu (5/4) malam. Dimana tiga orang pemuda yang keluar dari tempat hiburan itu dengan kondisi mabuk, lansung menegur pemuda lainnya yang baru datang bersama teman wanitanya ke karaoke Venus.
Karena merasa tersinggung, terjadilah percekcokan yang berujung ke perkelahian diantara mereka. Untung saja petugas kepolisian dari Polsek Kota Tangerang tiba di lokasi, sehinga perkelahian tidak berlanjut. Meski begitu, petugas terus berjaga-jaga hingga larut malam. Mereka kuatir terjadi bentrokan susualan, Seperti beberapa waktu lalu yang menyebabkan beberapa orang dari kelompok tertentu mengalami luka-luka.
Bahkan wartawan yang datang untuk meliput kejadian tersebut mendapat intimidasi dari salah satu kelomlok tersebut, diantaranya Aimar Rani, wartawan telivisi nasional yang akan dihujam dengan parang, bila memaksakan diri masuk dan mengambil gambar bentrokan.(SM)