oleh

Tangerang Utara

image_pdfimage_print

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengukuhkan pembentukan pengurus Pemuda Tangerang Berkarya (PETA KARYA) tingkat kecamatan di 10 kecamatan wilayah utara Tangerang Kamis,(11/05/2017) kemarin.

Apa yang menarik dari pengukuhan pemuda di wilayah Tangerang yang terbilang tertinggal di berbagai sektor dibanding wilayah Tangerang lainnya, baik yang masih termasuk di wilayah kabupaten maupun wilayah Tangerang lainnya yang sudah lebih dulu ‘bercerai’ dari kabupaten Tangerang induk. 

Ingat dulu di tahun 1989, saat Serpong masih masuk dalam wilayah kabupaten Tangerang dan Provinsi Jawa Barat, wujudnya masih semak belukar dan hamparan hutan karet yang tidak produktif. 

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Barat (saat itu) Dr Ateng Syafrudin menyatakan, Serpong akan dikembangkan menjadi kawasan permukiman dan kota baru untuk menyangga beban Jakarta yang makin padat. Kemudian dibentuklah konsorsium 11 real estat yang bergabung dalam Bumi Serpong Damai (BSD), diketuai Menteri Negara Urusan Perumahan Rakyat, mengembangkan 6.000 hektar tanah menjadi permukiman baru.

Pembangunan, dalam arti pengembangan wilayah memang tidak mungkin bisa ditahan, sama juga dengan tidak mungkinnya untuk menahan para pemuda agar tidak menikah dan tidak punya keturunan, tidak punya keluarga dan tidak punya rumah.

Persolannya adalah, bagaimana pemuda mengambil posisi, bila wilayahnya dikembangkan, dilakukan pembangunan sarana struktur dan infrastruktur serta pembangunan sektor ekonomi lainnya, utamanya bagi pemuda yang bermukim di wilayah yang bersangkutan. 

Bila anda memilih posisi pasrah berdiam diri sebagai penonton, itu adalah suatu kesalahan terbesar dalam memilih, karena kemudian hampir bisa dipastikan, anda akan tersisih oleh derasnya pembangunan dengan segala konsekwensinya.

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2031, di kawasan pantai utara Tangerang akan terjadi reklamasi seluas 6000 Ha. Itu artinya akan ada perubahan yang siginifikan bagi daerah Tangerang bagian utara.

Pemuda harus mengambil peran dan melibatkan diri dalam pembangunan itu, mengawasi pembangunan sesuai dengan aspirasi yang telah disepakati bersama antara pemerintah daerah dan masyarakat. Dan yang lebih penting, jangan biarkan penyusup atau penumpang gelap masuk ditengah-tengah mengacaukan aspirasi anda, dan kemudian anda terpengaruh lalu memilih jalan yang keliru.

Ini menjadi penting, karena dalam garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999 disebutkan, pembangunan perekonomian Indonesia berorientasi global, jadi bukan lagi berorientasi lokal dan sektoral.Dan basisnya adalah Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia.

Jadi anda harus ikut mengawasi bagaimana Sumber Daya Alam digunakan, baik sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) maupun yang tidak dapat diperbaharui (nonrenewable resources) sebanyak-banyaknya untuk kepentingan masyarakat.

Dan siapkan sumber daya anda sendiri sebagai pemuda, karena dalam era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sekarang ini, siap atau tidak siap, semua kita dipaksa bersaing, karena keputusan MEA adalah Free Flow of Goods ( arus bebas barang keluar masuk), Free Flow Invesment in Services ( saham asing diperbolehkan hingga 70 persen), Free Mobility of Skilled Labor ( tenaga kerja bebas lintas negara).

Bila disimak data angkatan kerja Indonesia secara nasional, angkatan kerja tercatat 118,1 juta orang, yang bekerja 110,8 juta orang.Dari keseluruhan tenaga kerja tersebut, berpendidikan SD 31,7 juta orang, tamat SMP 20,4 juta orang, tidak tamat SD 15,1 juta orang, tidak sekolah 5,1 juta orang, berpendidikan tinggi 11,2 juta. Dan lebih dari setengah tenaga kerja ini tergolong unskill, atau tidak memiliki keahlian yang memadai untuk memasuki dunia kerja.

Jadi bekali diri anda sekarang juga, dengan keahlian apa saja yang memang dibutuhkan saat ini, sebab pembangunan dan pengembangan wilayah tidak akan mungkin bisa ditahan dan menunggu anda sampai menyatakan siap.(zoelfauzilubis@yahoo.co.id) 

 

Print Friendly, PDF & Email