Kabar6-Javon Johnson (46), wanita di Indiana, Amerika Serikat (AS), mengisahkan peristiwa di mana kedua putrinya, Devine Johnson (21) dan Jaya Johnson (17), nyaris kehilangan nyawa gara-gara menggunakan tampon menstruasi.
Javon menjelaskan, kedua putrinya itu sempat berada dalam kondisi kritis akibat mengalami peradangan organ. “Mereka berdua berada dalam kondisi yang sangat buruk. Ini adalah situasi yang sensitif karena organ mereka meradang dan berisiko mati,” ungkap Javon.
Devine, melansir Nypost, jatuh sakit setelah menggunakan tampon dengan klaim ‘daya serap super plus’, dan sesaat setelah haid selesai, Devine mengalami gejala mirip flu. Gejalanya kian memburuk hingga akhirnya tak bisa berjalan tanpa bantuan, dan harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit selama seminggu.
Tak lama setelahnya, putri Javon yang lain yakni Jaya mengalami gejala serupa setelah sempat berenang sembari menggunakan tampon saat tengah berlibur. Javon sempat mengira, Jaya terkena heat stroke lantaran muncul juga gejala berupa kemerahan di telapak tangan. Seiring waktu, kondisi Jaya memburuk dengan gejala baru berupa mual dan demam tinggi.
Jaya segera dilarikan ke rumah sakit, namun hanya diberi obat ibuprofen. Setelah pulang ke rumah, Jaya pingsan hingga kembali dilarikan ke rumah sakit. Barulah saat itu Jaya didiagnosis menderita sepsis akibat sindrom shock toksik, sama seperti Devine.
Diketahui, sindrom shock toksik, yang sering dikaitkan dengan penggunaan tampon, adalah infeksi bakteri yang menyerang satu dari setiap 100 ribu orang. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan organ yang parah, hingga risiko kematian.
“Itu adalah momen deja vu ketika kami mendapat diagnosis yang sama untuk (Jaya) hanya 30 hari kemudian (setelah Devine masuk RS),” tutur Javon. “Kami baru saja mengeluarkan satu anak dari ICU, yang masih dalam masa pemulihan, dan sekarang kami memiliki satu anak lagi yang akan memulai proses ini lagi, namun kondisinya terlihat lebih buruk.”
Javon menjelaskan, dokter sempat menyebut infeksi yang dialami kedua putrinya itu disebabkan paparan bahan kimia dengan potensi lebih tinggi pada tampon dengan daya serap ekstra.(ilj/bbs)