1

Lebak Siapkan Dokumen Renkon Antisipasi Bencana Gempa dan Tsunami

Kabar6-Selain bencana Hidrometeorologi, gempa bumi dan tsunami juga rawan terjadi di wilayah Kabupaten Lebak.

Bencana yang tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi mengharuskan upaya-upaya antisipasi dilakukan, di samping kesadaran masyarakat bahwa daerah yang ditempati merupakan daerah rawan bencana.

“Melihat indeks bencana di Lebak maka perlu intervensi khusus, salah satunya BNPB telah menunjuk Lebak melalui renkon (rencana kontigensi) dengan memasang rambu peringatan dan desa tangguh bencana,” kata Kepala BPBD Lebak Febby Rizki Pratama, di sela Semiloka Dokumen Renkon, di Aula Multatuli Setda Lebak, Selasa (1/7/2023).

Upaya antisipasi lainnya dalam menghadapi potensi gempa bumi megathrust yang dapat menyebabkan terjadinya gelombang tsunami adalah dengan menyiapkan dokumen renkon.

Dokumen yang sudah disusun sejak bulan April, kata Febby, memuat arah kebijakan hingga sistem komando penanganan darurat bencana.

**Baca Juga: Mal Ciputra Tangerang Kocok Undian Berhadiah Mobil dan Motor

“Dokumen ini salah satu dari sistem kesiapsiagaan bencana gempa dan tsunami. Siapa berbuat apa dan siapa melakukan apa nanti dijabarkan di situ,” tutur Febby.

Febby menerangkan bahwa dokumen renkon gempa dan tsunami yang telah selesai disusun perlu dilakukan pengujian melalui gladi posko hingga kegiatan simulasi.

“Jadi nanti diaplikasikan di dalam situasi terjadi bencana, apakah nanti ada kesesuaian atau nanti di dokumen tersebut harus ada yang diperbaiki karena situasi dan kondisi di lapangan seperti apa,” terangnya.

“Misalnya di dalam renkon tempat evakuasi atau pengungsi ada titik A, tapi saat simulasi ternyata tempat itu tidak cocok karena kapasitasnya kurang besar. Nah nanti kita berikan rekomendasi agar ada perubahan,” jelas Febby.(Nda)




Lebak Selatan Butuh 800 Rambu Tsunami

Kabar6-Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Lebak memasang 120 rambu peringatan bahaya tsunami, jalur evakuasi dan titik kumpul di beberapa wilayah selatan Lebak.

Ratusan rambu dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu dipasang di Kecamatan Bayah, Panggarangan, Wanasalam dan Cihara.

Kepala BPBD Lebak Febby Rizki Pratama mengatakan, rambu-rambu tersebut dipasang di wilayah dan kawasan pantai yang dianggap memiliki tingkat risiko tinggi tsunami.

“Risiko itu tidak hanya karena faktor alam saja tapi juga kerentanannya. Pertama masyarakatnya yang cukup banyak, dan yang kedua lokasinya yang memang sulit mencari tempat evakuasi, sehingga BNPB menunjuk wilayah tersebut,” terang Febby kepada Kabar6.com, Sabtu (3/5/2023).

**Baca Juga: Lebak Siap Berangkatkan 965 Calon Jemaah Haji, 2 Kloter Bergabung dengan Cilegon dan Tangerang

Pada tahun 2015 lalu, ujar Febby, 120 rambu tsunami juga sudah dipasang oleh BPBD Lebak di wilayah lainnya. Namun sayangnya, dari 120 rambu yang telah terpasang, saat ini hanya tinggal tersisa 70.

Febby menyebut, wilayah selatan Kabupaten Lebak termasuk kawasan pantainya membutuhkan tidak kurang 800 rambu peringatan bahaya tsunami, titik kumpul dan juga petunjuk jalur evakuasi.

Menurutnya kampanye #siapuntukselamat dan #budayasadarbencana sangat penting dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat sebagai upaya dan kesadaran terhadap pentingnya pengurangan risiko bencana.

“Kami menyadari, selalu ada resistensi dalam usaha memberikan edukasi kepada masyarakat tentang arti rambu dan papan petunjuk tersebut. Tetapi, usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dan organisasi seperti GMLS (Gugus Mitigasi Lebak Selatan) tidak lain untuk memperkuat pemahaman masyarakat tentang arti mitigasi bencana. Kami berharap teman-teman media bisa ikut membantu mengkampanyekan,” papar Febby.(Nda)




Pantai di Lebak Dipasang Petunjuk Jalur Evakuasi Tsunami

Kabar6-Sejumlah pantai di wilayah Kabupaten Lebak seperti Pantai Sawarna, Pantai Pasir Putih Cihara, Pantai Cibobos Panggarangan dan Pantai Karang Seke Wanasalam dipasang rambu petunjuk jalur evakuasi tsunami.

Kepala BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizki Pratama menyebut, papan peringatan tersebut dipasang sesuai arahan dari BNPB.

Selain itu, BPBD juga memasang papan peringatan bahaya tsunami dan rambu titik kumpul yang bisa menjadi panduan masyarakat jika terjadi tsunami di wilayah tersebut.

Kata Febby, 120 rambu yang dipasang sekaligus melengkapi 120 rambu yang sama yang pernah dipasang pada tahun 2015 lalu.

“Titik-titik papan peringatan dan jalur evakuasi disesuaikan dengan tempat paling ramai aktivitas masyarakat. Sedangkan rambu titik kumpul disesuaikan dengan peta risiko tsunami yang dikeluarkan oleh BNPB dan juga peta rendaman tsunami yang dikeluarkan BMKG,” ujar Febby, Senin (29/5/2023).

**Baca Juga: Turun dari Motor, Seorang Mahasiswa Langsung Pukuli Warga di Pasar Kemis

Febby mengaku, tidak mudah memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait dengan arti papan peringatan dan petunjuk tersebut.

“Kami menyadari, selalu ada resistensi dalam usaha memberikan edukasi kepada masyarakat tentang arti rambu dan papan petunjuk ini, apalagi di tengah geliat pariwisata di Lebak,” ucapnya.

Akan tetapi, ia mengajak seluruh elemen untuk menyadari bahwa kampanye #siapuntukselamat dan #budayasadarbencana juga amat diperlukan agar wisatawan yang berkunjung menjadi tenang, karena bukan hanya pemerintah, tetapi para pelaku wisata juga sudah paham akan pentingnya pengurangan risiko bencana.

“Yang justru ini bisa jadi selling point dalam kepariwisataan. usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dan organisasi seperti GMLS tidak lain untuk memperkuat pemahaman masyarakat tentang arti mitigasi bencana. Kami berharap teman-teman media bisa ikut membantu kami untuk mengkampanyekan,” jelas Febby.(Nda)




Pemkot Cilegon dan BMKG Ingatkan Pemudik Potensi Gempa Bumi dan Tsunami

Kabar6-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan akan adanya potensi gempa bumi dan tsunami. Pemudik yang hendak menyeberang dari Pulau Jawa ke Sumatera maupun sebaliknya diminta waspada. Demikian juga para wisatawan yang biasa mengunjungi pantai setelah Lebaran.

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Suko Prayitno Adi, saat Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Maung Tahun 2023 di depan Polres Cilegon, pada Senin, 17 April 2023, di depan unsur Forkopimda, serta para stakeholder yang terlibat dalam pengamanan arus mudik di Kota Cilegon.

Adi mengingatkan, apabila warga merasakan getaran gempa besar di sekitar pantai atau melihat melihat air surut mendadak sejauh 500 meter sampai satu kilometer, warga diminta tak berpikir panjang untuk segera menjauh dan mencari lokasi yang lebih tinggi.

“Itu tanda-tanda tsunami,” katanya, dalam keterangan resmi yang dikirim Pemkot Cilegon pada Selasa, (18/04/2023).

Kalau pun tidak merasakan gempa maupun air surut, lanjut Adi, tetapi mendengar suara gemuruh seperti ada tembok berjalan, dia juga mengimbau agar segera menjauh sebab itu biasanya terjadi tsunami di tempat lain.

“Pada gempa dan tsunami Aceh 2004 lalu, di Thailand dan Bangladesh itu tidak terjadi gempa. Tapi mereka mendapat dampak tsunami yang luar biasa. Tidak perlu panik, tapi tenang dan menjauh dari pantai bila melihat atau merasakan tanda-tanda seperti tadi,” jelasnya.

Untuk mengidentifikasi adanya potensi gempa dan tsunami, tambah Adi, BMKG sudah memasang sirine di beberapa lokasi industri di Kota Cilegon.

**Baca Juga: Jembatan Cisadane Kembali Bisa Dilintasi

“Silahkan pantau juga kondisi cuaca melalui website BMKG sehingga kita tahu kapan terjadi cuaca ekstrem,” harapnya.

Sementara itu, Wali Kota Cilegon Helldy Agustian juga meminta semua pihak meningkatkan kewaspadaannya. Terlebih jalur utama mudik di Kota Cilegon adalah penyeberangan laut

“Ikuti apa yang menjadi imbauan BMKG,” katanya, Selasa (18/04/2023).

Terkait persiapan mudik, Helldy optimistis bahwa pengamanan tahun ini akan lebih baik dengan dukungan semua pihak yang melibatkan unsur TNI, Polri, Satpol PP, Dishub, Basarnas, dan sejumlah instansi terkait lainnya.

Helldy meminta untuk pengamanan arus mudik dapat dilakukan sampai arus balik,

“Terakhir saya meminta pengamanan dilakukan sampai arus balik, agar menciptakan kenyamanan para pemudik untuk bisa kembali kerumahnya tepat pada waktunya,” ujarnya. (Dhi)




30 Hotel dan Restoran Gulung Tikar Akibat Dampak Tsunami Banten dan Pandemi Covid-19

Kabar6.com

Kabar6- Sebanyak 30 hotel dan restoran di sepanjang Pantai Carita hingga Labuan, Kabupaten Pandeglang terpaksa gulung tikar pasca diterjang bencana tsunami Selat Sunda 2018 lalu dan juga akibat pandemi Covid-19.

“Saat ini tengah lesu pasca bencana tsunami 2018 dan Pandemi Covid-19. Membuat 30-an hotel, restoran dan obyek wisata itu gulung tikar,” Ketua Komunitas Peduli Pariwisata Carita (KPPC), Franky Supriadi, Senin (26/12/2022).

Menurut Frengky 30 hotel dan restoran yang gulung tikar berada di lokasi pantai yang baik. Franky berharap, kepada pemerintah melakukan upaya mempercantik kawasan wisata Carita. Supaya pelaku pariwisata saat ini gulung tikar bisa kembali bangkit dan buka kembali.

“Jadi kita tinggal di poles saja. Kita sebetulnya kayak anak kecil tinggal dipoles dikasih lipstik, dikasih bedak,” katanya.

**Baca juga: Pemkab Pandeglang Jelaskan Larangan Konser Musik Diacara Banten Indie Clothing Pandeglang

Salah satu polesan untuk Carita yaitu membangun monumen atau pintu gerbang selamat datang yang indah. Jadi supaya terlihat jelas ini menunjukan Carita.

“Kalau saat ini wisatawan tahunya Anyer sementara kalau ke Carita itu wisatawan bilang begini liburan ke kuburan atau hutan karena memang tidak ada bangunan indah menunjukan bahwa itu Carita,” katanya.(aep)




Oarfish ‘Ikan Monster’ yang Dianggap Pertanda Gempa dan Tsunami Muncul di Chile

Kabar6-Seekor ‘ikan monster’ Oarfish sepanjang nyaris lima meter berhasil ditangkap sekelompok nelayan di Chile. Namun munculnya ikan itu justru membuat orang-orang takut karena disebut sebagai pertanda akan datangnya gempa dan tsunami.

Video penangkapan Oarfish tadi telah viral di TikTok dengan hampir 10 juta kali ditonton. Dalam video pendek itu, melansir Dailystar, tampak ikan panjang bertulang diikat di kepala saat para nelayan memindahkannya ke darat. Warganet sendiri percaya, kedekatan makhluk itu dengan pantai menandakan gempa bawah laut yang akan segera terjadi. Namun dikaitkannya Oarfish dengan munculnya gempa dan tsunami sebenarnya merupakan kepercayaan tradisional.

“Ikan menakjubkan yang menakutkan,” demikian tulis seorang pengguna TikTok. “Oarfish hidup di kedalaman. Dikatakan bahwa ketika mereka mulai ke permukaan itu karena lempeng tektonik sedang bergerak,” tulis pengguna TikTok lainnya. ** Baca juga: Hanya Demi Uang Ratusan Ribu, Pria di Afsel Tewas Setelah Nekat Tenggak Sebotol Alkohol dalam Dua Menit

Kepercayaan antara gempa, tsunami dan kemunculan Oarfishini ini berakar pada legenda bahwa Oarfish adalah pertanda gempa dan tsunami. Namun teori ini belum pernah dikonfirmasi oleh sains, tetapi otoritas lokal sekarang harus mempertimbangkan apa yang membawa ikan itu ke permukaan.

Oarfish bisa mencapai panjang hingga 11 meter. Mereka biasanya hidup di air yang dalam dan hanya kembali ke permukaan ketika sakit, sekarat atau berkembang biak.(ilj/bbs)




Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Lebak, BMKG: Tak Berpotensi Tsunami, Jangan Panik

Kabar6.com

Kabar6-Gempa kembali mengguncang Kabupaten Lebak. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, gempa bermagnitudo 5,5 itu berlokasi di 71 km Barat Daya, Bayah, Kabupaten Lebak, Jumat (4/2/2022).

“Gempa pukul 17.50 WIB tidak berpotensi tsunami, masyarakat tetap tenang dan jangan panik. Selalu update informasi dari BMKG,” kata Kordinator Bidang Data dan Informasi MKG Wilayah II, Sutiyono saat dihubungi Kabar6.com.

Gempa juga dirasakan oleh warga yang berada di wilayah Jakarta dan Tangerang.

“Gempa lagi ya Allah,” kata Anis.

**Baca juga: 67 Desa di Lebak Akan Gelar Pilkades Serentak Tahun Ini

**Cek Youtube: Pedes! Bahas Rencana Pemekaran Tangerang Utara

Sebelumnya, pada Jumat (14/1/2022) lalu, gempa Magnitudo 6,6 yang berlokasi di Sumur, Kabupaten Pandeglang juga mengguncang Lebak.

Meski tak berpotensi tsunami, gempa mengakibatkan ratusan bangunan rumah, sekolah, kantor desa dan fasilitas ibadah rusak.(Nda)




Cek Titik Evakuasi Tsunami di Kota Cilegon

Kabar6.com

Kabar6 – Tempat evakuasi tsunami sudah disiapkan Pemkot Cilegon, yakni SDN Pulorida, SDM Gerem 3 di Kecamatan Grogol, lapangan terbuka Palm Hills, lapangan terbuka Karangjetak dan kantor Kelurahan Randakari.

Lapangan terbuka, gedung sekolah hingga kantor pemerintahan itu nantinya menjadi tempat evakuasi sementara. Sedangkan pusat evakuasi kebencanaan sudah disiapkan oleh pemerintah.

“Titik evakuasi akhir, SMP 4 Cilegon, kantor Kelurahan Jombang Wetan, Kelurahan Gunung Sugih, lapangan terbuka Kubang Lumrah Kidul Kelurahan Tegal Ratu,” kata Walikota Cilegon, Helldy Agustian, usai apel siaga bencana di depan kantornya, Jumat (03/12/2021).

Menurut Helldy, Kota Cilegon rawan bencana alam, bencana industri dan bencana alam yang mengakibatkan bencana industri.

**Baca juga: BMKG Prediksi Tsunami 8 Meter, Pemkot Cilegon Bersiaga

Kemudian terkait bencana kimia, di Kota Cilegon baru ada satu rumah sakit (RS) yang bisa melakukan perawatan dan pengobatan.

“Rumah sakit yang sudah disiapkan, yang baru bisa terhadap kimia ini baru RSKM. Kami minta untuk industri terutama, adanya simulasi,” terangnya.(dhi)




Pembangunan Huntap Korban Tsunami di Sumur Telan Rp 19 Miliar

Kabar6.com

Kabar6 – Pembangunan Huntap korban tsunami Banten yang berlokasi di Kampung Pasir Malang, Desa Sumberjaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang menelan anggaran sebesar Rp 19 miliar.

Kepala Pelaksana Tugas (Plt) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pandeglang, Rahmat Jultika mengungkapkan, proses pembangunan Huntap yang dilakukan sekarang ini, dengan dana sebesar Rp 19 miliar itu hanya pembangunan Huntap nya saja. Tidak disertai dengan sarana yang lain, seperti sarana pendidikan dan lainnya.

“Sekarang hanya pembangunan Huntapnya saja. Nanti untuk pemenuhan sarana yang lain, kami akan mengajukan lagi ke BNPB,” ungkap Rahmat saat ditemui di Ruang Pintar Setda Pandeglang, Rabu (16/6/2021).

Dikatakannya, memang sarana pendidikan di kawasan Huntap itu nantinya harus dipenuhi semuanya, untuk kepentingan penduduka di Huntap tersebut. Namun untuk sekarang ini yang diutamakan itu huntapnya dulu.

“Sesuai dengan dokumen perencanaan dan anggaran sekarang yang utama itu Huntapnya dulu. Nanti setelah itu baru diajuin lagi untuk kebutuhan yang lain, seperti sekolah dan lain sebagainya,” katanya.

Menurutnya, untuk bangunan Huntap yang dibangun sekarang ini jumlahnya sebanyak 223 unit, dengan ukurannya perunit sebesar 6 x 6 meter persegi. “Spesifikasi bangunan baja ringan, dengan ukuran 6×6 meter persegi,” ucapnya.

**Baca juga: KUM – ITT Trisakti Diharapkan Bawa Dampak Positif di Pandeglang

Saat ditanya, selama proses pembangunan berjalan warga penghuni Huntara dievakuasi kemana saja. Rahmat mengaku, untuk sementara ini warga ada yang ngontrak rumah, ada yang memanfaatkan bangunan Huntara dibuat bangunan lagi dan ada juga yang tinggal di rumah saudaranya masing-masing.

“Mereka (penghuni Huntara) sementara ini berinisiatif sendiri untuk tempat tinggal sementara, selama proses pembangunan Huntap selesai. Ada yang ngontrak dan ada pula yang membuat tempat tinggal sementara dengan memanfaatkan bangunan Huntara,” ujarnya.(aep)




Huntap Korban Tsunami Baru Dibangun, Begini Penjelasan Bupati Pandeglang

Kabar6.com

Kabar6- Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengaku, Huntap yang dibangun di Kampung Pasir Malang Desa Sumbeejaya ini sebanyak 223 unit untuk korban tsunami yang tinggal di Huntara ini. Dikatakannya, proses pembangunan ditarget selama empat bulan kedepan.

“Jumlah anggaran pembangunan sebesar Rp 19 miliar bantuan dari BNPB. Namun jenis kegiatannya apa saja itu BPBD Pandeglang yang tahu, apakah hanya pembangunan Huntapnya saja atau dengan fasilitas yang lain juga,” ujar Irna, Selasa (15/6/2021).

Saat ditanya kenapa pembangunan Huntap bagi penghuni Huntara di Sumberjaya ini lambat. Irna mengaku, karena terbentur dengan lahannya, dulu Gubernur Banten janji untuk membelikan lahan, tapi karena ditengah perjalanan dan keputusan diambil diakhir tahun. Sehingga yang siap lahan yang dibebaskan itu hanya tiga lokasi.

**Baca juga: Tiga Tahun Menanti, Ratusan Korban Tsunami Banten Akhirnya Bernafas Lega

Diketahui pembangunan Huntap di Kampung Pasir Malang paling terakhir dibangun dari Huntap lain di sejumlah lokasi korban tsunami. Sehingga pembangunannya hampir tiga tahun baru dikerjakan.

“Nah, yang ini akhirnya kita menganggarkan dari APBD kita dan alhamdulillah terbayar juga. Kedepan para penghuni Huntara di sini (Sumberjaya, red) akan segera memiliki Huntap,” tandasnya.(aep)