1

Ibu Muda di Tiongkok Lahirkan 9 Anak dan Ingin Masing-masing Punya Shio Berbeda

Kabar6-Dalam rentang waktu 13 tahun, seorang ibu muda di Tiongkok bernama Tian Dongxia (34), telah melahirkan sembilan anak, dan mengaku ingin tiap anak memiliki Shio yang berbeda.

Dongxia melahirkan pertama kali pada 2010. Usai melahirkan putri sulungnya, melansir worldofbuzz, Dongxia pun mencoba lagi di Tahun Naga dan dikaruniai sepasang anak laki-laki kembar pada 2012. Selang empat tahun setelah kelahiran si kembar, Dongxia dan suami mencoba lagi dan setiap tahunnya dikaruniai satu anak.

Melahirkan pada 2020, dikatakan Dongxia, adalah yang terberat karena pandemi sehingga dia tidak ditemani suaminya saat persalinan. ** Baca juga: Demi Operasi Kencangkan Wajah, Wanita di AS Nekat Jual Rumah dan Kini Tinggal dalam Mobil Van

Pandemi masih merajalela di Tiongkok pada 2021, kemudian mereka baru memiliki anak yang ke-9 pada 2022. Kini Dongxia tengah berbadan dua lagi, tetapi belum diketahui jenis kelamin si jabang bayi.

Dongxia dan sang suami tinggal di mansion dan mempekerjakan enam pengasuh untuk mengurus anak dan rumah tangga. Bahkan, mereka memiliki sopir khusus untuk mengantarnya berkeliling. Dongxia juga memeriksakan diri ke rumah sakit terkemuka setiap kali selesai melahirkan.

Dongxia dan sang suami berencana memiliki anak dengan shio lain. Sejauh ini yang belum mereka miliki adalah anak bershio kerbau, kelinci, ular, kuda, dan domba.(ilj/bbs)




Lewat Fitur Baru, Tiongkok Batasi Durasi Anak Gunakan Ponsel Hanya Dua Jam per Hari

Kabar6-Saham perusahaan teknologi anjlok setelah Badan Regulasi Siber Tiongkok mengumumkan bahwa anak di bawah 18 tahun harus dibatasi penggunaan ponselnya paling lama dua jam per hari.

Cyberspace Administration of China (CAC) atau Badan Administrasi Siber Tionkok, melansir Time, mengatakan bahwa pihaknya bakal meminta perusahaan ponsel pintar untuk menghadirkan fitur yang disebut ‘program anak’. Nantinya, fitur itu bakal membatasi pengguna di bawah 18 tahun untuk mengakses internet di ponselnya sejak pukul 22.00 malam hingga keesokan harinya pukul 06.00 waktu setempat.

Ditambahkan CAC, para perusahaan juga dapat mengatur batasan waktu dari usulan yang diajukan. Pengguna dengan usia 16-18 tahun bakal diperbolehkan menggunakan ponsel dua jam per hari.

Sementara, pengguna berusia 8-16 tahun bakal mendapat jatah satu jam dalam sehari dan anak di bawah delapan tahun hanya diizinkan delapan menit. Namun, CAC menyebut perusahaan penyedia juga harus memperbolehkan pihak orangtua memutuskan waktu batasan untuk anaknya sendiri.

Nilai saham sejumlah perusahaan teknologi di Tiongkok sebagian besar anjlok pada perdagangan sore di Hong Kong usai CAC mengeluarkan rancangan pedoman aturan ini.

Sham Bilibili (9626.HK) dan Kuaishou (1024.HK) masing-masing menurun sebesar 6.98 persen dan 3.53 persen. Sementara pihak operasional aplikasi WeChat, Tencent Holdings (0700.HK), ditutup 2.99 persen lebih rendah.

Seorang pengacara di firma hukum Shanghai Shenlun, Xia Hailong, menyebut aturan ini bakal membuat pusing pihak penyedia layanan internet. ** Baca juga: Di Masa Depan, Pasangan di India Kemungkinan Tak Bisa Nikah Tanpa Restu Orangtua

“Banyak upaya dan biaya tambahan untuk menjalankan persyaratan aturan baru ini dengan baik,” kata Xia Hailong. “Dan risiko ketidakpatuhan juga terbilang bakal tinggi. Jadi saya percaya banyak perusahaan penyedia internet bakal mempertimbangkan aturan yang secara langsung melarang anak untuk mengakses layanan mereka.”

Disebutkan, RUU itu muncul setelah adanya tanda-tanda dari Beijing mengenai tindakan keras pada industri teknologinya yang selama ini berlangsung selama bertahun-tahun telah berakhir.

Otoritas Tiongkok juga mengatakan, mereka akan mendukung perkembangan raksasa teknologi.(ilj/bbs)




Pria Tiongkok Ditipu Mantan Istri, Biayai Hidup Anak yang Ternyata Bukan Darah Dagingnya

Kabar6-Hou (61), seorang pria di Tiongkok, melaporkan mantan istrinya, Liu (45), ke pihak berwajib karena melakukan penipuan. Liu meminta sejumlah uang untuk membiayai hidup anak mereka yang berusia lima tahun, belakangan setelah dilakukan tes DNA ternyata bukan putra kandung Haou.

Hou melaporkan kasusnya ke Departemen Polisi Kota Shenyang, Provinsi Liaoning. Melansir eva.vn, Hou mengaku sudah menghabiskan banyak uang untuk merawat mantan istri dan anaknya selama lima tahun terakhir. Pria yang bekerja di bidang konstruksi ini bertemu dengan Liu pada 2007 sewaktu sedang bepergian. Saat itu Liu adalah pemilik agen travel, dan perusahaan Hou sering memesan jasanya.

Keduanya lantas jatuh cinta. Hou terpesona dengan kecantikan Liu, sementara Liu terpikat dengan harta Hou yang memiliki dua mobil mewah. Di awal hubungannya, Hou mengaku sudah menikah dan punya dua putri. Hou lalu menceraikan istri pertamanya demi Liu pada 2009, dan dua tahun kemudian mereka menikah.

Namun pada 2013 sikap Liu mulai berubah, dia mulai gampang tersinggung, mudah marah, dan sering mencampakkan Hou tanpa alasan. Singkat cerita keduanya lalu bercerai, tapi Hou masih sering mengunjungi Liu. Mereka juga tetap berteman.

Pada 2014 Liu hamil dan mengaku itu adalah putra Hou. Pria yang tidak memiliki anak lelaki itu senang bukan kepalang mendengarnya, sampai bersedia keluar banyak uang untuk merawat mereka.

Sejak kelahiran sang anak pada September 2015, Hou telah mengirimi dana ke Liu setidaknya Rp429 juta. Setelah punya anak, Liu juga meminta Hou membelikannya rumah, dan dikabulkan dengan menggelontorkan uang sekira Rp6 miliar untuk membangun dua rumah lengkap beserta perabotannya, masing-masing untuk Liu dan si anak lelaki.

Tak hanya itu, Hou juga mengirim uang sekira Rp64,3 juta untuk keperluan si anak, seperti susu bubuk impor, dan biaya sekolah TK mencapai Rp150 juta per tahun. ** Baca juga: Mengeluh Sakit Kepala, Pria Florida Itu Ternyata Ditembak Istrinya

Hingga suatu hari Hou mendapat info tentang kehadiran seorang pria bernama Zhou, dan sering memergoki pria itu menjemput anaknya di TK. Hal yang mencengangkan adalah, Liu dan Hou resmi bercerai pada 28 Februari 2013, tetapi pada 1 Maret 2013 atau hanya sehari setelah cerai Liu menikah dengan Zhou.

Hou lantas melakukan tes DNA untuk anaknya. Hasilnya, sang terbukti bukan darah dagingnya. Keesokan harinya, Hou melihat akta kelahiran anak itu dan tertulis nama ayahnya adalah Zhou.

Ayah Liu yang khawatir putrinya dihukum, berjanji akan membayar dua rumah yang dibelikan Hou, dan uang yang dikucurkan selama lima tahun akan dikembalikan bertahap. Namun Hou menolaknya dengan mengatakan, “Saya sudah membesarkan seorang anak sampai lima tahun. Biar hukum yang menindaknya.”

Sementara itu, Hou telah mengajukan laporan penipuan untuk Liu, dan wanita itu akhirnya ditahan kepolisian Kota Shenyang. Kasus ini berlanjut ke penyelidikan untuk menentukan hukuman bagi Liu.(ilj/bbs)




Gemar Judi, Seorang Kakek di Tiongkok Culik Cucu Sendiri dan Minta Tebusan ke Sang Anak

Kabar6-Seorang pensiunan pria di Tiongkok bermarga Yuan (65) dilaporkan telah menculik cucunya sendiri dan meminta lebih dari sekira Rp1,062 miliar sebagai uang tebusan.

Bagaimana kisahnya? Melansir SCMP, kisah aneh ini berawal ketika Yuan pergi menjemput cucu perempuannya yang berusia empat tahun di sekolah. Kemudian, Yuan malah menelepon ibu si cucu yang tak lain adalah putri kandungnya untuk meminta tebusan jika ingin melihat gadis kecilnya lagi. Yuan yang dilaporkan tidak dapat mengendalikan kecanduan judinya itu mengancam akan membunuh si cucu jika sang anak gagal membayar uang tebusan dalam waktu tiga hari.

Sang anak pun segera menelepon polisi yang lantas menangkap Yuan. namun tidak jelas kapan tepatnya peristiwa ini terjadi. Tetapi menurut laporan, Yuan sudah berada dalam penjara untuk mempertanggungjawabkan tindakannya. ** Baca juga: Cegah Penampilan yang Mengintimidasi, Restoran di Sydney Larang Pengunjung Pamer Tato dan Barang Mewah

Yuan sendiri mencoba menyalahkan putrinya atas segala yang terjadi. Pria tua itu mengklaim bahwa anaknya tidak menginginkan apa yang baik untuknya, dan menuding ingin Yuan mati. Yuan juga menuduh putrinya tidak tahu berterima kasih.

Sementara itu banyak orang mengutuk tindakan Yuan yang nekat menculik cucunya sendiri. Netizen menyebut Yuan tidak pantas disebut ayah dan kakek. Outlet berita Tiongkok melaporkan, Yuan telah menyesuaikan diri dengan kehidupan di penjara, juga sudah menjalin kembali hubungannya dengan sang anak melalui bantuan mantan istrinya.(ilj/bbs)




Ditangkap, Pria Tiongkok yang Buat Berita Palsu Gunakan ChatGPT

Kabar6-Otoritas Tiongkok menangkap seorang pria di Provinsi Gansu, Tiongkok, yang diidentifikasi memiliki nama belakang Hong, karena diduga menggunakan ChatGPT untuk menulis artikel berita palsu.

Diketahui, ChatGPT adalah chatbot kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang dapat mengerjakan perintah seperti menulis artikel. Melansir theverge, penangkapan ini menjadi yang pertama di bawah aturan anti-AI Tiongkok, yang salah satu peraturannya melarang AI disalahgunakan untuk menyebarkan ‘informasi bohong’. Hong sendiri dituduh menggunakan ChatGPT untuk menulis berita bohong tentang kecelakaan kereta api fatal.

Dalam sebuah keterangan resmi, pihak berwenang menemukan artikel tersebut pada 25 April 2023 lalu, kemudian mereka menemukan beberapa versi artikel itu telah diunggah secara bersamaan di 20 akun Baijiahao, platform blog milik Baidu. ** Baca juga: Coba Jual Topi Jungkook BTS yang Hilang Via Online, Mantan Pegawai Pemerintah Korsel Didenda

Otoritas Gansu melacak artikel-artikel tersebut ke sebuah perusahaan independen yang dioperasikan oleh Hong, yang menjalankan beberapa outlet sejenis blog. Dalam pernyataannya, polisi setempat mengklaim Hong mengaku menggunakan ChatGPT untuk menulis ulang artikel berita viral yang ada untuk menghindari filter konten duplikat.

Hong mengunggah artikel itu untuk mendapatkan uang dari trafik internet. Artikel palsu Hong telah dilihat lebih dari 15 ribu kali sebelum dihapus. Adapun China merupakan salah satu negara yang memblokir akses ke ChatGPT, tetapi warga setempat dapat mengatasi pembatasan ini menggunakan koneksi VPN.

Pria tersebut secara khusus didakwa atas ‘pertengkaran dan memprovokasi masalah’. Pelanggaran ini dapat diterapkan pada tersangka yang dituduh membuat dan/atau menyebarkan informasi yang salah secara online.

Sementara ancaman pidana yang dihadapi tersangka yakni hukuman penjara selama lima hingga 10 tahun.(ilj/bbs)




Seorang Aktivis Hak Asasi Manusia di Tiongkok Kabur ke Korsel Gunakan Jet Ski

Kabar6-Pihak berwenang menangkap Kwon Pyong (35), seorang aktivis hak asasi manusia di Tiongkok, setelah berupaya melarikan diri ke Korea Selatan (Korsel) dengan menggunakan jet ski.

Penjaga pantai Korsel, melansir Indiatoday, mengatakan bahwa Pyong telah melakukan perjalanan sekira 300 km melintasi Laut Kuning menggunakan teropong dan kompas, namun kemudian terjebak. Laporan lokal menyebut, Pyong adalah seorang kritikus Presiden Xi Jinping , namun identitasnya belum diverifikasi. Sementara Kedutaan Besar Tiongkok di Seoul menolak berkomentar terkait hal ini.

Kemunculan jet ski melintasi perairan berombak menuju Korsel yang dikendarai oleh Pyong mungkin merupakan salah satu upaya pelarian paling ekstrem yang terlihat di zaman modern. Penjaga pantai Korsel mengatakan, Pyong yang mengenakan jaket pelampung dan helm, sedang menarik lima barel bahan bakar dari provinsi Shandong di belakang mesin 1.800cc.

“Dia mengisi ulang bensin di perjalanan dan membuang tong-tong kosong ke laut,” jelas penjaga pantai Korsel, seraya menambahkan bahwa pria itu mendapat masalah di dekat terminal kapal pesiar di pelabuhan barat Incheon dan meminta bantuan.

Pyong diketahui telah menghabiskan waktu di penjara Tiongkok karena mengkritik Presiden Xi Jinping secara terbuka. Kemungkinan besar dia akan mengalami masalah saat meninggalkan negara tersebut melalui rute perjalanan reguler untuk mendapatkan suaka, dan kemungkinan besar akan dikenakan larangan keluar yang mencegahnya meninggalkan Tiongkok secara legal.

Kini, Pyong sedang mempertimbangkan apakah akan mengajukan permohonan status pengungsi di Korsel, yang hanya mengabulkan sedikit permohonan setiap tahunnya, atau di negara ketiga.

Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing telah meningkatkan penerapan larangan keluar di bandara dan penyeberangan perbatasan resmi lainnya untuk menghalangi para aktivis meninggalkan wilayah Tiongkok.

Banyak negara pro-Beijing di Asia Tenggara tidak lagi menampung pencari suaka, sehingga menambah kesulitan yang dihadapi para pembangkang yang ingin melarikan diri.(ilj/bbs)




Usia 9 Tahun Putus Sekolah, Pria Tiongkok Ini Selama 17 Tahun Berkeliling Cari Pembunuh Ayahnya

Kabar6-Xiang Mingqian, pria di Tiongkok, memutuskan untuk keluar dari sekolah pada usia sembilan tahun, dan selama 17 tahun berkeliling mencari pembunuh ayahnya.

Bagaimana kisahnya? Melansir Odditycentral, peristiwa berawal pada 9 Agustus 2000 ketika Mingqian tengah bermain bersama tetangganya, Zhang Jun, di selokan jalan tua Changba, Zhenxiong County. Saat itu, Jun melemparkan batu ke genangan air yang percikannya mengenai Mingqian, yang kemudian membalas dengan melempar batu lebih besar. Siapa sangka, kejadian sepele ini berimbas pada dua keluarga hingga mengakibatkan insiden tragis.

Ketika keduanya terlibat perkelahian, Jun mengadu ke neneknya yang datang dan kemudian mendorong sedikit Mingqian. Keributan itu didengar oleh kakak Mingqian, Xiang Mingxiang, yang datang untuk mengetahui apa yang terjadi. Tetapi yang terjadi, Mingxiang malah mendapat penyiksaan dari keluarga Jun, sehingga Mingxiang pulang dan mengadukan perlakuan keluarga Jun itu kepada suaminya.

Singkat cerita, ayah Mingqian, Xiang Wenzhi, mendatangi rumah keluarga Jun. Mingqian mengungkapkan, begitu sang ayah masuk ke rumah Jun, beberapa menit kemudian lampu dimatikan sehingga suasana menjadi gelap. Dia kemudian mendengar teriakan Wenzhi yang ternyata ditusuk beberapa kali oleh anggota keluarga Jun, hingga nyawa Wenzhi tak tertolong saat dilarikan ke rumah sakit.

Setelah kematian ayahnya, hidup Mingqian berubah total. Mingqian pun memutuskan keluar sekolah pada usia sembilan tahun demi menangkap orang yang membunuh ayahnya. Seorang diri, Mingqian memulai petualangannya mengelilingi Tiongkok dengan menanyakan informasi mengenai ayah Jun, Zhang Mouqui, kepada polisi lokal.

Pada 2007, Mingqian mendapat kabar seseorang mirip si pembunuh mengendarai motor ke Stasiun Kunming. Di upaya pertama ini, dia gagal menemukan si pembunuh. Kemudian pada 2013, Mingqian mendapatkan informasi Mouqui mungkin bersembunyi di kawasan industri di Jinjiang, Provnsi Fujian.

Titik terang akhirnya muncul pada 2017, di mana Mingqian memperoleh informasi bahwa Mouqui bersembunyi di Nan’an City, juga di Fujian. Temuan dari sumber terpercaya itu membuatnya harus menempuh perjalanan ribuan kilometer.

Rupanya, Mouqui bekerja di sebuah perusahaan pembuatan alat makan di pinggiran kota. Dia kemudian menyewa mobil, berkeliling selama tiga hari untuk mengawasi pabrik itu. Akhirnya di hari ketiga, untuk pertama kalinya dalam 17 tahun, Mingqian melihat si pembunuh.

Mouqui berganti nama menjadi Shao Liang, menikah dan punya anak. Setelah mengumpulkan berbagai bukti, termasuk pakaian sang ayah yang penuh luka tusukan, Mingqian pun mendatangi polisi agar Mouqui ditahan.

Tetapi jawaban aparat sungguh membuatnya meradang. Ternyata pada 2015, data si pelaku dihapus karena keluarganya sudah lebih dari 10 tahun tak mendengar kabar dari Mouqui.

Hingga akhirnya pada 10 Oktober 2018, Pengadilan Menangah Rakyat Kota Zhaotong, Provinsi Yunnan, menjatuhkan hukuman seumur hidup untuk Mouqui. Di usia 26 tahun, Mingqian memenuhi dendamnya terhadap orang yang sudah membunuh ayahnya, dan dilaporkan siap memulai hidup baru.(ilj/bbs)




Selama 2 Tahun, Istri di Tiongkok Selingkuh dengan 300 Pria dan Raup Uang Sekira Rp878,4 juta

Kabar6-Seorang wanita asal Provinsi Jiangsu, Tiongkok, yang disebut Nyonya Zhang (31), selingkuh dengan 300 pria berbeda selama dua tahun. Perbuatan tak terpuji itu dilakukan ibu dua anak ini karena sang suami sangat sibuk bekerja di luar rumah, hingga ia menjadi kesepian dan depresi.

Nyonya Zhang, melansir worldofbuzz, berselancar di media sosial untuk mencari teman kencan dan memulai perselingkuhan pada 2017, dengan membuat akun palsu bernama Zhou Mo, dan menulis status sebagai single mother. Nyonya Zhang lalu mengakses aplikasi kencan online, dan dengan mudah berhasil memikat hati para pria. Meski tidak berkencan tatap muka, Nyonya Zhang berkencan online dengan banyak pria bahkan ada yang dilakukan dalam satu waktu sekaligus.

Perselingkuhan Zhang lantas berubah menjadi penipuan, dengan beralasan dia butuh uang dan meminta pinjaman ke para pacar online-nya. Alasan yang diberikan bermacam-macam, seperti butuh uang untuk membayar sewa tempat tinggal, perawatan medis, dan untuk mengurus anak-anaknya.

Dalam waktu dua tahun, Nyonya Zhang berhasil menipu 300 pria dan meraup uang sekira Rp878,4 juta. Meski para korban sadar bahwa wanita itu menipu dengan berkedok kencan online, mereka tidak melaporkannya karena kasihan dan percaya bahwa Nyonya Zhang adalah single mother.

Perbuatan Nyonya Zhang terkuak pada Agustus 2019 saat seorang pria lajang memergoki latar belakang wanita itu dan melaporkannya ke polisi. ** Baca juga: Jadi Tren di Uganda, Ayah Tuntut Tes Paternitas Setelah Marak Anak Hasil Perselingkuhan

Sebulan kemudian, Nyonya Zhang ditangkap polisi di rumahnya. Nyonya Zhang tidak melawan saat ditangkap, tapi mengaku sebagian besar uang hasil menipu sudah dihabiskan untuk judi online. Meski dua tahun lamanya Zhang menjadi penipu, suami dan kedua anaknya sama sekali tidak tahu.

Sementara itu, suami Nyonya Zhang shock saat mengetahui sang istri ditangkap polisi, dan sangat terkejut saat tahu wanita itu di media sosial menulis bio dirinya single mother untuk menipu orang-orang.

Pengadilan Provinsi Jiangsu menhatuhkan hukuman penjara 8,5 tahun dan didenda sebesar Rp87,84 juta kepada Nyonya Zhang.(ilj/bbs)




Demi Mencari Kebebasan, Pria Asal Tiongkok Nekat Berenang Selama 10 Jam ke Taiwan

Kabar6-Demi mencari ‘kebebasan’, seorang pria asal Tiongkok nekat berenang selama sekira 10 jam dari Provinsi Fujian ke Kepulauan Matsu di Taiwan. Pria berusia 40-an tahun yang tak disebutkan namanya itu tiba di dekat Kota Beigan, Pulau Beigan, pulau terbesar kedua di Matsu, awal Agustus lalu.

Pria tadi, melansir ndtv, meminta bantuan dari para turis setelah merasakan kesakitan disengat lebah. Para turis lantas memberi tahu pihak berwenang setempat, yang tiba di tempat kejadian dan mengonfirmasi identitas pria itu sebagai imigran ilegal Tiongkok. Menurut pejabat Taiwan, pria tersebut telah dibawa ke pusat kesehatan Beigan dengan luka yang tidak serius.

Dia membawa makanan kering, pakaian, obat-obatan, dan uang Renminbi. Pria itu mengatakan kepada pihak berwenang bahwa dia memulai perjalanan dari Semenanjung Huangqi di Provinsi Fujian, Tiongkok, ke Kepulauan Matsu, Taiwan, untuk ‘mencari kebebasan’.

Jarak antara Semenanjung Huangqi dan Pulau Beigan sekira 12 km. ** Baca juga: Tukang Pijat di New York Nikahi 10 Wanita Sekaligus

Sedangkan pulau utama Taiwan terletak lebih dari 200 km dari pantai Tiongkok. Dia dibawa ke Kantor Kejaksaan Distrik Lienchiang untuk penyelidikan sesuai dengan Undang-Undang yang Mengatur Hubungan antara Masyarakat Wilayah Taiwan dan Wilayah Daratan Tiongkok.

Disebutkan, Tiongkok telah meningkatkan aktivitas militernya di sekitar Taiwan dalam beberapa tahun terakhir, dengan alasan bahwa Taipei berkewajiban untuk bersatu kembali dengan Beijing, jika perlu dengan paksa, dan tidak memiliki hak untuk melakukan hubungan luar negeri.

Sedangkan Taiwan, yang telah memerintah sendiri sejak berpisah dari daratan Tiongkok pada 1949 setelah perang saudara, menolak menjadi bagian dari Tiongkok.(ilj/bbs)




Nekat! Gara-gara Kecanduan Game, Bocah 13 Tahun di Tiongkok Habiskan Tabungan Orangtua Sebesar Rp950 Juta

Kabar6-Seorang bocah perempuan berusia 13 tahun asal Henan, Tiongkok, yang tak disebutkan namanya memakai tabungan orangtuanya, Gong Yiwang,, tanpa izin untuk bermain game. Tak tanggung-tanggung, uang yang dihabiskan sebesar sekira Rp950 juta.

Akibatnya, melansir Straitstimes, tabungan orangtuanya hanya tersisa sekira Rp1.000. Yiwang mengungkapkan mengetahui tabungannya hampir tak bersisa usai menerima panggilan telepon dari guru anaknya. Guru tersebut berkata bahwa ia mengkhawatirkan kondisi anak Yiwang yang mengalami kecanduan game berbayar. Selanjutnya, Yiwang memeriksa rekening bank miliknya, dan mendapati saldo sudah berkurang Rp950 juta.

Yiwang mengatakan, dari Januari hingga Mei anaknya telah menghabiskan sekira Rp249 juta untuk membeli game. Kemudian, si anak juga kembali menghabiskan Rp445 juta untuk memuaskan hobi bermain gadget.

Tak hanya itu, Yiwang juga mendapati bahwa anaknya mentransfer uang ke 10 teman yang ingin membeli produk game untuk diri mereka sendiri. “Saya tidak pernah berpikir seorang gadis berusai 13 tahun bisa melakukan ini,” ujar Yiwang. “Saya linglung, kepala saya terasa seperti akan meledak.”

Sementara itu, sang anak mengakui telah menyambungkan kartu debit ibunya ke ponsel. Meski begitu, ia tidak tahu dari mana uang tersebut berasal maupun berapa banyak dana yang sudah dihabiskan. Ya, bocah ini bisa mengakses kartu debit karena ibunya pernah memberi tahu soal kata sandi ketika dirinya minta dibelikan sesuatu.

Teman-teman di sekolah juga mengetahui bahwa anak Yiwang memiliki banyak uang lalu merundungnya supaya bisa mendapatkan uang. “Jika saya tidak mengirimkannya kepada mereka, mereka akan mengganggu saya sepanjang hari,” kata anak tersebut. “Jika saya memberi tahu guru, saya takut guru akan memberi tahu orangtua saya dan orangtua saya akan marah.”

Yiwang mengatakan, anaknya telah menghapus semua catatan transaksi di ponselnya. Hal tersebut membuatnya tidak mengetahui apa-apa saat dipanggil oleh guru anaknya.(ilj/bbs)