1

Vaksinasi Massal di Tangsel Terhambat Stok Dosis dan Tenaga Medis

Kabar6.com

Kabar6-Pencapaian vaksinasi massal di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) untuk kekebalan kelompok atau herd immunity terhadap virus Covid-19 baru sekitar 25 persen. Padahal target yang dipatok pemerintah pusat hingga Agustus besok mesti tercapai 70 persen.

“Ada beberapa kendala. Pertama distribusi vaksin,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Alin Hendalin Mahdaniar kepada kabar6.com, Selasa (20/7/2021).

Menurutnya, pasokan dosis vaksin dari Pemerintah Provinsi Banten sepekan hanya 11 ribu. Kondisi itu menyebabkan pencapaian target herd immunity masih belum signifikan.

“Kedua adalah juga tenaga kesehatannya banyak yang isolasi mandiri juga,” jelas Alin. Pun jadwal yang sudah direncanakan pun terkadang ditunda dulu.

Ia menerangkan strategi mengejar target melibatkan masyarakat maupun pihak swasta juga. Termasuk juga melibatkan komunitas-komunitas untuk bisa membantu percepatan vaksinasi.

Jadi pada saat sekolah, lanjut Alin, komunitas-komunitas punya tenaga kesehatan sendiri tentunya akan dilakukan pelatihan-pelatihan. Mereka itu akan kita support vaksinnya.

**Baca juga: Pelaku UMKM Berharap PPKM Darurat Tidak Diperpanjang

“Sehingga tentunya tadi ya mempercepat pencapaian vaksinasi ini. Jadi sebenarnya adalah untuk vaksinasi ini cepat, banyak dan mandiri,” terangnya.

“Jadi kalau hanya cepat dan banyak saja tapi mengandalkan tenaga kesehatan yang ada di puskesmas kurang maksimal juga,” tambah Alin.(yud)




Gandeng Jasa Marga, Forum CSR Santunan ke Tenaga Medis & Anak Yatim

Kabar6.com

Kabar6-Forum Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR) Kota Tangerang memberikan santunan kepada ratusan anak yatim dan para tenaga medis di sejumlah rumah sakit di Tangerang.

Ketua Forum TJSL Mulyanto mengatakan, pihaknya menggandeng PT Jasa Marga untuk membagikan bingkisan tersebut yang di gelar di Yayasan Darussalam Islamic Karawaci Tangerang, Kamis (6/5/2021).

“Bantuan bingkisan itu berupa baju lebaran kepada 100 anak yatim yang diberikan kepada anak yatim Yayasan Darussalam Islamic Karawaci, anak yatim Pondok Pesantren Al Istiqomah Panunggangan Barat, juga anak yatim dari wilayah kampung Asem Kelurahan Panunggangan Barat,” ujar Mulyanto.

Selain itu, kata Mulyanto, memberikan bingkisan lebaran kepada para tenaga kesehatan yang menangani Covid-19 di rumah sakit wilayah Tangerang. Kendati, RS yang ditujukan adalah rumah sakit Prima Kebon Nanas Tangerang dan rumah sakit Qadr di Islamic Karawaci Tangerang. Masing-masing rumah sakit tersebut mendapatkan 50 paket bingkisan lebaran dari Jasa Marga.

Mulyanto menyebutkan, program tersebut digalang Jasa Marga dengan tagline bukber yaitu budaya berbagi dalam rangka menyambut hari raya idul Fitri 1442 Hijriyah tahun 2021.

**Baca juga: Pengamat Nilai Teguran Pemkot ke Tang City Masih Setengah Hati

Selain itu, sebagai bentuk kepedulian Jasa Marga kepada para anak yatim di lingkungan sekitar jalan tol juga sebagai bntuk apresiasi kepada para tenaga medis di rumah sakit yang sudah berjuang melayani masyarakat untuk menangani pandemi Covid-19.

“Alhamdulillah ucapan terima kasih kami kepada pimpinan atau direksi PT Jasa Marga, semoga lebih maju dan berkembang sehingga dapat berkolaborasi lagi dengan FTJSL untuk program-program lainnya di Kota Tangerang,” tandasnya.(Oke)




Terkendala Tenaga Medis, Rapid Test di Terminal Poris Tangerang Belum Digelar

Kabar6.com

Kabar6-Penyelenggaraan rapid test antigen menjelang libur Natal 2020 dan tahun baru 2021 (nataru) di Terminal Poris Plawad, Kota Tangerang belum digelar dengan alasan terkendala tenaga medis.

Kepala Terminal Poris Plawad Alwien Athena Alwie mengatakan, pihaknya telah menyediakan fasilitas rapid test antigen untuk para penumpang di terminal tersebut. Namun, hingga belum digelar karena tidak ada petugas medis yang akan melakukan rapid test antigen di terminal tipe A ini.

“Kami belum dapat petugasnya. Nanti kalau sudah dapat saya info,” ujar Alwien saat dihubungi melalui ponselnya, Rabu (23/12/2020).

Alwien menyatakan, pihaknya telah mengirimkan surat permintaan tenaga medis ke Pemerintah Kota Tangerang. Namun, kata dia, Pemerintah Kota Tangerang kekurangan tenaga medis. “Kami sudah berkoordinasi. Sudah bersurat juga secara resmi. Tapi mereka (Dinkes Kota Tangerang) saat ini kekurangan petugas medis,” katanya.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangerang Wahyudi Iskandar menyebut pihaknya berkoodinasi dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) terkait rencana penyelenggaraan rapid test antigen bagi penumpang di Terminal Poris Plawad.

“Kita bantu support BPTJ. Nanti kita lakukan rapid test kalau memang alatnya sudah memungkinkan. Jadi sekarang rapid test di terminal belum ada. Kami siap membantu BPTJ dalam menyelenggarakan rapid test di terminal. Sebab, rapid test merupakan bagian dari program inspeksi keselamatan berkendara,” ungkap Wahyudi.

Dia menambahkan pihaknya juga akan berkomunikasi dengan Dinas Kesehatan Kota Tangerang terkait informasi kurangnya tenaga medis untuk rapid test di terminal. Kalau itu kan hanya teknis komunikasi. Tinggal pelaksanaannya saja,” pungkasnya.

**Baca juga: Masyarakat Keluhkan Pelayanan Samsat Cikokol, Kanit Minta Maaf

Sementara para pejabat Dinas Kesehatan Kota Tangerang belum memberikan respons ketika dikonfirmasi terkait kekurangan tenaga medis tersebut. (oke)




Tenaga Medis Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Kabupaten Tangerang Kerepotan

Kabar6.com

Kabar6 – Tim Gugus Tugas Penanganan Virus Corona atau Covid-19 Kabupaten Tangerang harus memutar otak dalam penanganan pasien yang positif virus Corona. Pasalnya, jumlah pasien Covid-19 di Kabupaten Tangerang semakin bertambah sedangkan kamar dan fasilitas di rumah sakit rujukan saat terbatas sehingga sebagian besar sudah penuh.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang Desiriana Dinardianti mengatakan, di Kabupaten Tangerang saat ini ada tiga rumah sakit rujukan pasien positif Corona, yakni RSUD Kabupaten Tangerang, RSUD Balaraja dan Rumah Sakit Siloam.

“Jadi, dari ketiga rumah sakit itu, total ketersediaan tempat tidur ada 323. Saat ini tingkat hunian sudah tinggi, jika ruang ICU (intensive care unit_red) di seluruh rumah sakit sudah full (penuh_red),” kata Desiriana kepada wartawan, Kamis (10/9/2020).

Dari sebanyak 323 tempat tidur di tiga rumah sakit rujukan pasien Covid-19 tersebut, saat ini tingkat huniannya mencapai 80 hingga 90 persen. Misalnya, di Rumah sakit Siloam beberapa hari lalu dari 100 tempat tidur yang terisi 104 tempat tidur.

“Itu dua atau tiga hari yang lalu terjadi di Rumah Sakit Siloam,” ujarnya.

**Baca juga: Tiga Minggu Meningkat 300 Kasus, Bupati Zaki Perketat PSBB.

Desriana menambahkan, kesiapan tenaga medis untuk merawat pasien Covid-19 di Kabupaten Tangerang saat ini masih bisa dipenuhi, namun sesuai dengan tempat tidur yang tersedia. Artinya, jika jumlah pasien Covid-19 melebih jumlah tempat tidur, bisa dipastikan tenaga medis akan kerepotan.

“Tenaga medis masih bisa dipenuhi, sesuai dengan tempat tidur yang ada. Tapi jika pasien Covid-19 terus bertambah, tentu harus ditambah tenga medis,” pungkasnya. (Vee)




Tenaga Medis Kabupaten Tangerang Terima Insentif Covid 19, Dokter Rp 500 Ribu

Kabar6.com

Kabar6 – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang hari ini, Rabu 8 Juli 2020 mencairkan dana insentif untuk tenaga kesehatan yang menangani pasien virus corona atau Covid-19 dengan total mencapai Rp 18 miliar.

Juru bicara Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tangerang Hendra Tarmizi mengatakan, insentif untuk tenaga kesehatan yang menangani Covid-19 baru satu Puskemas yang cair. Namun demikian, Hendra memastikan dana tersebut segera cair.

“Kemungkinan hari ini sampai besok, seluruh insentif untuk tenaga kesehatan cair. Total anggarannya mencapai Rp 18 miliar bersumber dari APBD Kabupaten Tangerang,” kata Hendra kepada Kabar6.com, Rabu (8/7/2020).

Menurut Hendar, pencairan dana insentif penanganan Covid-19 itu langsung di salurkan ke rekening tenaga kesehatan tersebut, tidak melalui manual atau dikumpulkan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang.

“Dana insentif untuk tenaga kesehatan itu sudah diserahkan ke Bank penyalur, tapi tergantung dari Bank penyalur kapan disalurkan ke rekening tenaga kesehatannya. Kemungkinan paling lambat besok,” tuturnya.

**Baca juga: 13 Pabrik di Kabupaten Tangerang Terdampak Covid-19, 15 Ribu Buruh di PHK.

Saat ditanya besaran insentif, Hendra menambahkan, seharusnya dokter mendapat insentif sebesar Rp 15 juta. Namun nyatanya yang diterima oleh dokter hanya sebesar Rp 500 ribu. Sedangkan untuk perawat, seharusnya mendapatkan Rp 7,5 juta namun yang diterima tidak sebesar itu.

“Ya bagaimana lagi uangnya sudah tidak ada. Kalau yang harusnya  dapat Rp 15 juta aja hanya menerima Rp 500 ribu bagaimana yang Rp 7,5 juta, berati menerima tidak sampai Rp 500 ribu,” pungkasnya. (Vee)




Wisma Sugri Siap Jadi Tempat Tinggal Tenaga Medis Covid-19

Kabar6.com

Kabar6-General Manager Wisma Sugri Rangkasbitung, Lita Mulyati mengatakan, tempat penginapan yang dikelolanya siap menjadi hunian tinggal sementara para tenaga medis yang mengurus pasien Covid-19.

“Kasus positif Covid-19 di Lebak mulai mengalami peningkatan dan tentu saja tenaga medis lah yang bersentuhan langsung dengan pasien. Maka perlu upaya dalam melindungi mereka dan keluarganya dengan menyediakan tempat tinggal sementara,” kata Lita kepada Kabar6.com, Senin (15/6/2020).

Hotel yang berlokasi di Jalan RT Hardiwinangun Rangkasbitung tepatnya di depan kantor Dinas Pariwisata Lebak tersebut memiliki 19 kamar yang disiapkan lengkap dengan fasilitas.

“Bentuk perhatian kami kepada mereka pejuang kesehatan Covid-19,” ucap Lita.

Akan tetapi, Lita meminta kepada Gugus Tugas Penanganan Covid-19 memberikan jaminan kesehatan bagi karyawan yang melayani tenaga medis selama tinggal.

“Ya, terkait jaminan kesehatan nya juga harus difikirkan dan harus diakomodir. Misalnya karyawan yang melayani tenaga medis harus sering menjalani rapid test, minimal itu. Dan kebutuhan lain untuk memastikan mereka tidak terpapar,” terang Lita.

“Termasuk tenaga medis yang akan tinggal di sini, mereka harus rutin melakukan rapid test,” tambahnya.

**Baca juga: Jumlah OTG Covid-19 di Lebak Tembus 220 Orang.

Hingga Senin, 15 Juni 2020, tercatat 17 warga Kabupaten Lebak terkonfirmasi positif Covid-19, 1 di antaranya sembuh dan 1 orang lainnya meninggal dunia. Jumlah warga terkonfirmasi positif Covid-19 meningkat pasca Lebaran.(Nda)




Kasus CBD Ciledug, Tenaga Medis Khawatir Penderita Covid-19 Meningkat

Kabar6.com

Kabar6-Pusat-pusat keramaian kembali dipadati warga jelang perayaan Lebaran setelah sempat sepi selama pandemi Covid-19. Seperti halnya kasus membludaknya pengunjung yang terjadi di Mall CBD Ciledug, Kota Tangerang, pada Selasa kemarin.

“Ini yang kami khawatirkan, kami sebagai garda terdepan, kami itu terima imbasnya dari masyarakat yang tidak disiplin,” Direktur RSUD Kota Tangerang Henny Herlina, Rabu (20/5/2020).

Rasa kekhawatiran penyebaran virus corona akibat ulah warga yang abai protokol kesehatan. Dirinya pun berharap masyarakat mau menerapkan pola hidup bersih dan mengikuti anjuran pemerintah.

**Baca juga: Diduga Melanggar PSBB, Mal CBD Ciledug Disegel.

“Kami tidak bisa menolak, kami memang harus siap melayani mereka. Tentu saja kami harapkan masyarakat bisa sadar, karena keterbatasan kami juga yang kami takutkan kami nanti kecapean dan tidak bisa melayani,” ujar Henny.

Menurutnya, RSUD Kota Tangerang telah merawat 40 orang pasien covid-19 dengan berbagai status. Setiap harinya ada pasien yang berhasil sembuh namun juga tak sedikit angka penambahan positif.(yud)




Insentif Tenaga Medis Covid-19 RS Banten Direvisi

kabar6.com

Kabar6-Pembetian insentif kepada petugas medis covid-19 yang bertugas di Rumah Sakit Umum (RSU) Banten direvisi sesuai SSH terakhir yang ditandatangani Gubernur Banten, Wahidin Halim agar bisa diberikan kepada petugas medis, meski pada kenyataannya mengalami penyusutan atau penurunan dari yang sebelumnya pernah dijanjikan.

Hal itu menyusul, sebelum keluarnya surat Keputusan Meteri Kuangan (KMK) yang mengatur mengenai pemberian insentif dan santunan kematian bagi tenaga kesehatan yang menangani coroba virus disease 2019, Pemprov Banten sudah lebih dulu membuatkan SSH yang akan diberikan kepada petugas, meski pada perjalannya harus direvisi agar sesuai dengan arah dari pusat, selain penanganan covid-19 ini kondiainya sangat dinamis.

“Jadi begini, menteri keuangan kan ada KMK tentang pemberian insentif dan santuan kematian. Disitu kan diberikan batasan. Dan sebelum ada KMK itu, di kita sudah ada Pergub, dan didalam Inmen itu diatur agar daerah bisa memberikan sesuai kemampuan daerah,” terang Kepala BPKAD Provinsi Banten, Rina Dewiyanti kepada Kabar6.com, Jumat (8/5/2020) malam.

Meski mengalami penyusutan, sambung Rina, setidaknya Pemprov Banten telah berusaha untuk memberikan perhatian lebih agar petugas medis covid-19 yang bertugas di RSU Banten bisa mendapatkan insentif sesuai harapan yang dijanjikan, meski pada perjalannya muncul peraturan dari pusat yang harus tetap diikuti oleh pemerintah daerah dan tidak bisa ditabrak, memaksa Pemprov Banten agar bisa merubahnya dari yang sebelumnyan pernah dijanjikan.

“Karena harus kita ikuti semua regulasi dari pusat itu. Insentif ada yang dari pusat, namun ada yang dari daerah. Agar ada perhatian lebih (pemberian insentif),” katanya.

**Baca juga: BLT di Kota Serang Belum Tepat Sasaran.

Rina mencontohkan, seperti pemberian insentif kepada petugas medis RSU Banten yang sebelumnya direncanakan untuk mendapatkan insentif dari pusat sebesar Rp 15 juta, ditambah insentif dari Pemprov sebesar Rp 75 juta, dan akhirnya direvisi menjadi Rp 15 juta dari pusat ditambah Rp 60 juta dari Pemprov, begitu seterusnya kepada petugas medis lainnya berdasarkan tugas dan fungsinya masing-masing, agar disesuaikan dengan insentif yang diberikan.

Diketahui, Menteri Keuangan (Menkeu) mengeluarkan kebijakan terkait pemberian uang insentif bagi nakes yang menangani COVID 19. Berikut rinciannya, untuk dokter spesialis sebesar Rp 15 juta, dokter umum Rp 10 juta, bidan dan perawat sebesar Rp 7,5 juta dan tenaga medis lainnya sebesar Rp 5 juta.

Terpenting pihaknya menambahkan, penaganan covid-19 di Provinsi Bangen agar bisa terus berjalan. Dan saat ini Kepgub revisisnya sudah ditandatangani oleh Gubernur dan telah disalurkan kepada penerimanya masing-masing.

“Tadi udah dicairkan, semua nakes, berdasaekan usulan,” tandasnya.(Den)




Insentif Belum Cair, Tenaga Medis RSU Banten Ancam Mogok

kabar6.com

Kabar6 -Tenaga medis Rumah Sakit Umum (RSU) Banten yang menangani pasien Covid-19 mengeluhkan belum cairnya isentif yang dijanjikan Pemerintah Provinsi Banten. Mereka mengancam akan melakukan aksi mogok kerja jika insentif bulan April lalu belum juga dibayarkan.

“Mau demo, kalau (bulan) kedua nggak dibayar juga. Semuanya belum dibayar dokter spesialis, dokter umum, perawat dan pegawau penunjang lainnya belum dibayar. Kalau nggak dibayar akan ada mogok besar-besaran,” ujar salah seorang tenaga medis RSU Banten yang enggan disebutkan namanya, Rabu 6/5/2020.

Dia membenarkan jika hingga 25 April lalu atau tepat satu bulan sejak RSU Banten ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan COVID 19,  pegawai RSU Banten belum mendapatkan insentif seperti yang pernah dijanjikan Pemprov Banten.

“Sekarang belum (terima) padahal udah lebih dari tanggal 25 insentif belum keluar, bahkan gaji juga belum. Padahal sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) berjanji insentif bakal dikasih tiap bulan dan nominalnya segini, tapi nyatanya sekarang belum ada,” katanya.

Selama ini, kata dia, uang insentif yang diterima baru berasal dari pemerintah pusat sebesar Rp 7,5 juta. Belum yang bersumber dari Pemprov.

“Kita terima baru dari Pak Jokowi (Joko widodo) aja. Dan sampai sekarang kita belum dapat penjelasan dari pihak Dinkes,” ujarnya.

Diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten pada 25 Maret 2020 secara resmi menunjuk RSU Banten sebagai rumah sakit pusat rujukan COVID 19 di Provinsi Banten. Untuk total pegawai baik tenaga medis maupun non medis yang bekerja di RDU Banten sebanyak 594 orang.

Nominal insentif yang  diberikan kepada petugas medis berifariatif, mulai dari tenaga OB mendapatkan Rp5 juta, tenaga penunjang medis dan non medis Rp15 juta, tenaga perawar Rp 17,5 sampai Rp 22 juta, dokter umum Rp50 juta dan terakhir dokter spesialis mendapatkan Rp75 juta.

Sementara itu, Kepala Diskominfo, satistik dan persandian Provinsi Banten, Eneng Nurcahyati mengtakan, berdasarkan informasi yang diterimanya dari kepala BPKAD Banten, Rina Dewiyanti, bahwa pencairan uang insentif petugas covid-19 di Provinsi Banten akan cair dalam waktu dekat.

**Baca juga: Bocah 7 Tahun Tewas Tenggelam Dibekas Galian Pasir di Cilegon.

“Sedang dalam proses. Insa Allah dalam dua hari ini dapat di cairkan karena ada perubahan SK Gubernur terhadap SSH sesuai Permenkeu tentant insentif tenaga kesehatan,” katanya.

Menurutnya, keterlambatan pemberian insentif kepada petugas medis covid-19 yang bersumber dari APBD Banten tidak ada sangkut pautnya dengan perpindahan Kasda Pemrov dari sebelumnya ada di Bank Banten kemudian pindah ke BJB. “Tidak ada hubungannya,” tandasnya.(Den)




Kasus Covid19 Terus Naik, Tenaga Medis Kabupaten Tangerang Mulai Kelelahan

Kabar6.com

Kabar6-Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Desiriana Dinardianti mengakui tenaga medis di Kabupaten Tangerang mulai kelelahan dalam merawat pasien Covid-19 yang jumlahnya terus meningkat.

Namun, untuk saat ini dia memastikan tenaga medis di Kabupaten Tangerang masih mampu melayani pasien Covid-19 yang kini telah mencapai 64 positif, 262 PDP dan 551 ODP. ” Alhamdulillah, temen teman (tenaga medis) walaupun lelah tapi masih semangat melayani pasien covid 19,” ujarnya Jumat 24/4/2020.

Berdasarkan data portal covid19.tangerangkab.go.id, angka Kejadian di Kabupaten Tangerang Kamis 23 April, pasien terkonfirmasi (+)
COVID-19 berjumlah 64  orang, sembuh 8, meninggal 5. Pasien Dalam Pengawasan
(PDP) total  262 , proses Pengawasan 185, sembuh 59, meninggal 18 Orang.

Orang Dalam Pemantauan (ODP) total 551, proses Pemantauan 337, sembuh 214.

Desiriana mengatakan ada puluhan tenaga medis yang menangani Covid-19 di Kabupaten Tangerang. Mereka terdiri dari dokter spesialis paru,penyakit dalam,spesialis anak dan spesialis patologi klinik sebagai konsultan ,dokter umum 10 orang dan perawat 30 orang. “Selain itu ada petugas yang lain seperti apoteker,sanitarian,petugas gizi dan lainnya.

Untuk memastikan kesehatan dan keamanan para tenaga medis Dinas Kesehatan, kata Desiriana, telah menyiapkan pemeriksaan rapid test untuk tenaga kesehatan dan juga alat pelindung diri (APD) yang memadai. “Dan apabila ada tenaga kesehatan yang terdiagnosa Covid 19 pemerintah daerah juga telah menyediakan tempat untuk isolasi,” katanya.

Pemerintah Kabupaten Tangerang resmi mengoperasikan Griya Anabatic rumah singgah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid -19, Senin 20 April lalu.” Juga untuk isolasi tenaga kesehatan,” kata Desiriana.

**Baca juga: Ramadan, MUI Kabupaten Tangerang Imbau Warga Salat Tarawih di Rumah.

Griya Anabatic menyediakan 100 kamar untuk tenaga medis dan 100 untuk pasien covid-19 dengan gejala ringan.

Menurutnya, sejak dioperasikan Senin lalu, Griya Anabatic telah merawat dua pasien. *Hari ini ada beberapa pasien yang akan masuk tapi masih menunggu hasil lab dan rontgennya,” ucapnya. (GFM)