1

Camat Pamulang Janji Bongkar Keramba di Situ Tujuh Muara

Kabar6-Kerambah ikan masih ditemui di Situ Tujuh Muara, Kelurahan Pondok Benda, Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Keberadaan keramba telah melanggar Undang-undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air.

“Sebenarnya enggak boleh,” kata Camat Pamulang, Mukroni menjawab pertanyaan kabar6.com di lokasi, Selasa (20/6/2023).

Menurutnya, kerambah untuk dalil kepentingan ekonomi masyarakat sekitar pun tidak diperbolehkan. Kedepan ia juga berjanji akan membentuk tim satuan tugas (satgas).

**Baca Juga: Truk Tronton Tabrak Daihatsu Grandmax Tewaskan Dua Orang di Serang

Satgas yang terdiri dari gabungan unsur pemerintah serta kelompok masyarakat ini nantinya bertugas mengawasi kelestarian habitat serta ekosistem situ-situ di Pamulang.

“Pak lurah nanti untuk keramba ini dihilangkan lah,” terang Mukroni langsung kepada lurah setempat.

Ia mengaku bakal segera menyelidiki warga pemilik keramba. Tim satgas pengawasan situ, lanjut Mukroni, ditugasi untuk patroli agar lewat dari pukul 23.00 tidak ada lagi kegiatan masyarakat di sekitar situ.

Langkah tersebut menindaklanjuti pascaterjadinya kasus keributan pemuda yang berujung maut di Situ Tujuh Muara.

“Mudah-mudahan ini menjadi hikmah bagi kita semua. Jadi jangan bermain sembarangan dengan air. Dengan danau, danau juga perlu dijaga dengan sebaik-baiknya,” ujar Mukroni.(yud)

 




Kronologis Pemuda Tenggelam di Situ Tujuh Muara Pamulang

Kabar6-Asmara segitiga menjadi pemicu Ilyas Gamelani, 26 tahun, tenggelam di Situ Tujuh Muara, Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Ia kesal kekasihnya Feby Hidayah yang bisu didekati oleh rekannya Rizky Febriansyah alias Debleng.

Kabar6.com untuk mendapatkan keterangan dari Feby harus dibantu diterjemahkan oleh Cinta Mutmainnah Bakti, istri rekan korban.

“Abis makan dan nyuci piring di rumah kontrakan diketuk-ketuk,” ungkap Cinta di lokasi perkara, Selasa (20/6/2023).

Feby cerita dengan bahasa isyarat, saat pintu kontrakan dibuka ternyata Rizky. Pemuda itu langsung menyekap Feby dengan selendang.

Wanita bisu itu sempat dicakar dan dipukuli. Ilyas yang mengetahui kesal lalu memukuli temannya sesama juru parkir itu.

**Baca Juga: Lumpur Semeter Bikin Petugas Sulit Cari Pemuda Tenggelam di Pamulang

“Mungkin karena enggak mau rusuh di kontrakan makanya ditarik ke situ,” terangnya.

Di lokasi yang sama, Danton Satgas BPBD Kota Tangsel, Dian Wiryawan menjelaskan, Ilyas yang dirasuki kesal bercampur cemburu lantas menghukum Rizky untuk berenang ke Situ Tujuh Muara.

“Pas di tengah Rizky teriak kakinya kram,” ungkap Bacong, sapaan akrab Dian Wiryawan.

Ilyas coba menolong rekannya yang berenang. Namun, Rizky justru bisa sampai ke daratan tapi Ilyas hilang tenggelam di gelapnya dinihari tadi.

“Korban tenggelam ini sempat berusaha nyelametin temannya pake tong ngambang. Tapi keburu hilang,” ungkap Bacong.(yud)




Semarak HUT ke-77 RI, GANESPA & Pokja Wartawan Tangsel Gelar Pameran Hingga Upacara Apung di Situ Tujuh Muara

Kabar6.com

Kabar6 – Puluhan karya seni Fotografi nan indah dan mempesona, dipamerkan dalam rangkaian kegiatan Semarak Peringatan Hari Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia di Situ Tujuh Muara, Pamulang, Tangerang Selatan, Rabu (17/8/2022).

Puluhan foto bertema alam dan lingkungan itu pun membuat keindahan situ semakin bertambah di malam Hari Kemerdekaan.

“Jadi dalan peringatan Hari Kemerdekaan ini, selain upacara mengapung, ada pula talkshow tentang pelestarian lingkungan, dan lomba mewarnai. Selain itu ada juga pameran foto yang mana kegiatan tersebut bekerja sama dengan Kelompok Kerja (Pokja) Wartawan Harian Kota Tangerang Selatan,” ujar Ketua Umum GANESPA, Andi Hartanto.

Sedikitnya, ada sebanyak 20 bingkai foto yang dipajang dalam pameran tersebut.

“Adapun foto-foto yang dipamerkan tentang lingkungan, situ dan tandon yang ada di Kota Tangerang Selatan,” imbuhnya.

Ia menerangkan, kegiatan ini merupakan cara untuk mengkampanyekan betapa pentingnya lingkungan bagi kehidupan manusia, khususnya Situ Tujuh Muara.

“Serta mengajak seluruh elemen masyarakat agar peduli terhadap situ, karena yang dimiliki Tangsel hanya ada situ. Maka dari itu kami OKP GANESPA ingin menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan kepada teman-teman sispala/sekolah pecinta alam,” terangnya.

Terlepas dari itu, Andi sangat berharap agar pemerintah lebih peduli lagi terhadap situ-situ yang ada di Tangsel.

“Karena beberapa kali kami bertemu dan audiens ke balai besar maupun ke pemerintah daerah, kami selalu di pingpong terkait kewenangan situ. Kami berharap pemerintah daerah bisa mengajukan izin pengelolaan situ ke balai besar, agar pemda lebih leluasa dan fokus untuk melestarikan dan mengembangkan situ-situ yang ada di Tangsel,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Pokja Wartawan Harian Kota Tangsel (PWHTS), Rizki Suhaedi menuturkan, terlibatnya insan pers dalam peringatan Hari Kemerdekaan ini merupakan bentuk komitmen atas kepeduliannya terhadap lingkungan dan Tanah Air.

“PWHTS menggandeng Ganespa sebagai kelompok masyarakat yang peduli akan lingkungan ikut mengkampanyekan kelestarian lingkungan dengan kegiatan yang dilakukan hari ini,” kata Rizki.

**Baca juga: Pondok Aren Berkibar, Bendera Sepanjang 3.522 Meter Akan Dibentangkan

Rizki berharap, ke depannya Pemkot Tangsel agar lebih peduli melihat kondisi lingkungan.

“Sampah dan pengelolaan situ masih menjadi PR besar Pemkot Tangsel,” tandasnya.(eka)




Datangi Situ 7 Muara, DP3AP2KB Lakukan Sosialisasi Kepada Anak Sekolah

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) lakukan sosialisasi pengawasan guna mencegah terjadinya tindak kekerasan pada perempuan dan anak.

Sosialisasi itu diberikan kepada anak-anak sekolah, saat pihaknya bersama Satpol PP Kota Tangsel mendatangi warung pinggir danau, Situ 7 Muara, Pondok Benda, Pamulang, guna menindak lanjuti adanya laporan dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Tim Satgas TPPO DP3AP2KB Kota Tangsel, Hartinah Hajar menjelaskan, kegiatan kali ini memang hanya bersifat pengawasan.

“Jadi sifatnya ini untuk melakukan pencegahan. Ini sosialisasi pengawasan langsung ke lapangan. Jadi tidak semerta-merta kita melakukan yang namanya sosialisasi hanya di gedung-gedung,” ujarnya kepada Kabar6.com di lokasi, Selasa (31/5/2022).

Kegiatan sosialisasi pengawasan langsung ini, lanjutnya, bertujuan mencegah terjadinya tindak kekerasan pada perempuan dan anak, yang disampaikan kepada anak-anak sekolah yang sedang nongkrong di warung pinggir danau ini.

**Baca juga:Ada Laporan TPPO, Satpol PP dan DP3AP2KB Tangsel Datangi Situ 7 Muara

“Kita mencakup untuk mencegah kekerasan. Kekerasan itu sendiri ada empat, fisik, psikis, seksual, dan penelantaran. Kenapa kita lakukan siang hari? Karena kita bidik seperti tadi. Anak sekolah yang tidak mengikuti peraturan. Yang harusnya mereka sudah pulang ke rumah. Tapi mereka masih nongkrong,” terangnya.

“Jangan sampai justru mereka malah menjadi korban kekerasan di jalan raya, fasilitas umum, dan lainnya,” tutupnya.(eka)




HUT RI ke-75, Ada Upacara Mengapung di Situ Tujuh Muara Pamulang

Kabar6.com

Kabar6-Bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75, ada yang berbeda di Kota Tangerang Selatan. Puluhan pemuda melakukan upacara mengapung di Situ Tujuh Muara, Pamulang.

Hal tersebut tidak mengurangi kekhidmatan prosesi upacara pengibaran bendera Merah Putih. Seluruh petugas dan peserta upacara mengenakan alat pelindung berupa pelampung.

“Upacara mengapung yang kita selenggarkan saat ini merupakan ungkapan kegelisahan kita akan kurangnya perhatian pemerintah terhadap kelestarian sumber daya air,” ungkap Ketua Umum OKP Ganespa, Dodi Haryanto kepada kabar6.com, Senin (17/8/2020).

Menurutnya, situ dan sungai sebagai tempat belajar serta bermain telah tercemar. Sempadan yang seharusmya menjadi ruang terbuka hijau telah berubah fungsi.

“Ini menjadi PR kita semua agar alam yang telah memberikan banyak penghidupan pada manusia bisa merdeka agar anak cucu kita bisa merasakan beningnya air situ dan sungai,” terang Dodi yang bertindak sebagai inspektur upacara.

Upacara mengapung di Situ Tujuh Muara dihadiri beberapa mapala, sispala pemuda yang berjumlah 100 peserta di air dan 150 orang lainnya di darat.

**Baca juga: Begini Prosesi Upacara Peringatan HUT RI-75 di Kota Tangerang Selatan.

Pengibar bendera antara lain Zakia dari Stripala SMK Triguna Utama, Fira asal Sispala Letris dan Irah Safitri pengurus OKP Ganespa.

Adapun aktivis lingkungan hidup yang bertindak sebagai komandan upacara adalah M Syahrul Mubarok dari OKP Ganespa.(yud)




Ganespa Angkut 3 Truk Eceng Gondok dari Setu Tujuh Muara Pamulang

Kabar6.com

Kabar6- Organisasi Kepemudaan (OKP) Gugusan Alam Nalar Ekosistem Pemuda (Ganespa) melakukan operasi bersih (Opsih) di Setu Tujuh Muara, Pondok Benda, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Jumat 14 Agustus 2020. Dari aksi itu, sebanyak 3 truk eceng gondok berhasil dikumpulkan.

Ketua Umum OKP Ganespa, Dodi Haryanto menerangkan, operasi ini dilakukan untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-75. Aksi bersih-bersih ini dilakukan guna mempersiapkan acara upacara HUT RI ke-75 dengan cara mengapung di Setuju Tujuh Muara Pamulang.

“Anggota Ganespa sekitar 30 orang. Serta rekan bina remaja, pramuka fan siswa pecinta alam,” ujarnya kepada Kabar6.com, Jumat (14/8/2020).

**Baca juga: Agustus, Tangsel Catat 40 Kasus Baru Positif Covid-19.

Dodi menjelaskan, hasil sementara pembersihan Setu Tujuh Muara yang dilakukan dari pagi hingga siang tadi sudah mengangkut tanaman eceng gondok sebanyak 3 truk.

“3 Truk, muatan truk nya kurang tau, tapi itu ukuran kecil. Ini kita lanjutkan pada hari Sabtu dan Minggu,” tutupnya.(eka)




Sampah Plastik dan Eceng Gondok di Situ Tujuh Muara 5 Truk

Kabar6.com

Kabar6-Hamparan sampah plastik dan eceng gondok memenuhi permukaan air Situ Tujuh Muara di Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Saat dilakukan operasi bersih atau opsih oleh aktivis lingkungan hidup volume sampah yang terkumpul cukup mencengangkan.

“Sampahnya sampai lima truk,” ungkap dewan pembina OKP Ganespa, Nurcholis Hafiz di lokasi Situ Tujuh Muara, Minggu (21/7/2019).

Sebaran sampah plastik dan eceng gondok dipermukaan air diambil menggunakan perahu karet. Sampah kemudian diangkut menggunakan armada truk milik Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel.

**Baca juga: Krisis Lahan di Tangsel, TPU Sari Mulya Masih Sawah Garapan.

Di lokasi yanhg sama, Caca Nuraini, siswi kelas IX SMP Muhammadiyah 44 Pamulang mengaku, kesadaran masyarakat menjaga lingkungan tetap bersih, termasuk Situ Tujuh Muara sangat minim.

“Padahal kalau bersih dan bebas sampah, bisa saja kam situ ini jadi destinasi pariwisata. Apalagi kan, anak-anak seumuran kita masih suka main air,” ujar Caca.

“Kalau bisa, warung-warung yang jualan di pinggir situ ini, juga bisa ikut menjaga kebersihanya. Dengan tidak membuang atau membakar sampah sembarangan. Gitu sih menurut aku,” tambahnya.(yud)




Pemuda di Tangsel Intens Bersihkan Situ Tujuh Muara

Kabar6-Sebuah gerakan peduli lingkungan di kawasan Situ Tujuh Muara, Pondok Benda, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), belakangan mulai intens dilakukan kaum muda setempat, Senin (23/10/2017).

Ya, kegiatan positif oleh para muda-mudi, khususnya yang berada pada naungan Bina Remaja di RW 04 wilayah setempat ini, kiranya patut dijempoli dan dapat menjadi contoh bagi pihak lainnya, agar senantiasa saling menjaga kelestarian alam di sekitar.

“Kegiatan ini kami laksanakan pada Sabtu dan Minggu. Yaitu bersih-bersih, dengan melakukan pembersihan keramba yang sudah banyak mengotori situ. Lalu ada tebar bibit ikan serta tanam pohon. Dalam penanaman pohonnya kami libatkan siswa SD dan anak-anak TK yang ada di lingkungan sini,” ungkap Opi Andaresta, kemarin.

Pria yang akrab disapa Opay ini juga menjelaskan perihal tujuan dari gelaran kegiatan itu. Selain guna merangsang kesadaran masyarakat setempat, rupanya juga terdapat harapan besar yang memotivasi masyarakat.

“Kita ingin menghilangkan kesan seram di kawasan Situ Tujuh Muara ini. Memang sudah lama situ ini terkenal angker oleh orang-orang. Semoga dengan rutinitas kegiatan seperti ini, Setu ini ke depan menjadi lebih ramai dan diminati orang sebagai objek wisata atau jadi destinasi alam yang menarik di wilayah ini,” tegasnya.

Pemuda peduli lingkungan. (ges)

Pegiat lingkungan lainnya bernama Dwi Arianus Sutejo mengatakan mimpi besarnya menciptakan peluang usaha bersama di situ dapat terwujud. Untuk itu, kata dia, saat ini mereka harus memulai langkah kebaikan, seperti menggali segala potensi yang ada di situ yang juga dikenal dengan nama Situ Ciledug ini.

“Kita ingin situ ini bisa lebih hidup dan memberikan penghidupan bagi warga sekitar. Sumber daya yang ada pada Setu ini harus kita gali dan kembangkan, namun tetap dijaga kelestariannya. Ke depan kita juga berharap teman-teman muda di sini bisa melakukan pengelolaan sampah di dekat lokasi ini,” harapnya.

Bang Tejo (sapaan akrabnya) pun mengaku optimis, kalau semua cita dan harapan itu dapat terealisasi bila semua pihak termasuk pemerintah daerah setempat dapat mendukung penuh segala kegiatan positif kaum muda di kawasan ini.

“Alhamdulillah, kemarin belum lama bu Airin (Walikota Tangsel), sudah datang dan tinjau lokasi di sini. Kami yakin semangat positif kawan-kawan di sini tentu mendapat respon baik oleh pemerintah,” pungkasnya.

Pantauan di lokasi, puluhan muda dan mudi di wilayah setempat nampak kompak turun bersama dalam kegiatan tersebut. Bahkan, para tokoh di lingkungan pun terlihat ikut bergabung, seperti sinyal dukungannya terhadap kegiatan itu.

Sedikit demi sedikit mereka menyisiri area situ dan mulai melakukan pembersihan sampah. Termasuk di area perairan pada situ itu sendiri, dengan menggunakan perahu karet.(ges)




Warga Pondok Aren Tagih Realisasi Janji BBWSCC

Kabar6-Belum terealisasinya janji Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) melakukan program normalisasi di Situ Parigi, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), membuat warga sekitar gusar.

Uneg-uneg warga sekitar daerah konservasi dan resapan air itu sudah dipendam sejak lama. Asa warga muncul setelah pihak BBWSCC didampingi pejabat Pemerintah Kota Tangsel meninjau kondisi Situ Parigi.

Jay bin Mursin, warga sekitar mempertanyakan tindaklanjut dari koordinasi yang sudah dilakukan aparatur daerah ke institusi yang berada di bawah kendali Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum.

“Saya mau tanya nih, sejauh mana progres atau memorandum of understanding (MoU) yang sudah dilakukan dengan BBWSCC,” tanya Bang Jay, sapaan akrabnya kepada Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany.

Jay mengatakan, bukannya Situ Parigi menjadi proyek percontohan (pilot project) penanganan situ-situ di Kota Tangsel. Namun sampai saat ini belum ada realisasi yang dilakukan.

“Mana janjinya BBWSCC, kita butuh kepastian dalam pelaksanaan pengerukan Situ,” katanya sambil mengatakan saya meminta jawaban langsung kepada Airin.

“Mumpung bu wali masih jadi walikota, mudah-mudahan sih lanjut mimpin Tangsel,” ujar Bang Jay. **Baca juga: DTKBP Tangsel Segera Lelang 33 Paket Proyek.

Selama ini yang diperbaiki hanyalah pavling blok jalan setapak (jogging track). Padahal yang dibutuhkan yakni pengerukan Situ.

“Kalau musim hujan, Bintaro dan warga pada berebutan buang air, kalau Situnya tidak dilakukan pengerukan, dan penambalan terhadap yang retak bagaimana bisa menampung air. Padahal itu sangat membantu dalam penanganan banjir di Bintaro,” ungkapnya.(yud)




Warga Villa Pamulang Ancam Geruduk Satpol PP

Kabar6-Warga Perumahan Villa Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengancam akan menggeruduk Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Hal ini terkait tidak dijalankannya instruksi Walikota Airin Rachmi Diany untuk memasang portal di pintu masuk lokasi urugan Situ Ciledug atau Situ Tujuh Muara.

Eko, pengurus RW setempat menyatakan, saat melakukan aksi unjuk rasa di kawasan Situ Tujuh Muara beberapa waktu lalu, dirinya dan warga yang turut dalam aksi tersebut mendapatkan informasi bahwa Satpol PP telah diinstruksikan oleh Walikota untuk memasang portal di pintu masuk lokasi urugan.

“Kami sebagai warga yang mendukung kebijakan Bu Wali tentu sangat kecewa karena Satpol PP sama sekali tidak mengindahkan instruksi itu,” ucap Eko saat dihubungi Kabar6 melalui sambungan telepon selularnya, Selasa (03/03/2015).

Dirinya pun menegaskan, akan mengajak para warga lainnya untuk kembali melakukan aksi unjuk rasa, tetapi bukan di Situ Tujuh Muara melainkan di Kantor Satpol PP agar aparat penegak Peraturan Daerah (Perda) itu berani bertindak tegas. **Baca juga: Airin Desak Satpol PP Pasang Portal di Lokasi Urugan Villa Pamulang.

“Ini kan lucu, kenapa Satpol PP tidak berani bertindak tegas padahal arahan dan instruksi dari pucuk pimpinan sudah jelas,” ketus Eko lagi.(ard)