1

RSU Tangsel Rawat 8 Orang PDP Corona

Kabar6.com

Kabar6-RSU Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengaku hingga kini masih merawat pasien terpapar corona virus disease 2019 atau Covid-19. Semua orang yang dirawat berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).

“Ada delapan orang yang dirawat di lantai 4,” kata Kepala Bidang Pelayanan Medis RSU Tangsel, Enji Seppraliana, Senin (22/6/2020).

Kedelapan orang PDP Covid-19, ia jelaskan, telah menjalani perawatan sejak April lalu. Semuanya masih mendapatkan penanganan intensif dari petugas medis RSU Tangsel.

Enji uga mengakui dua Aparatur Sipil Negara ada yang positif terpapar Covid-19. Keduanya bukan dari kalangan petugas medis.

**Baca juga: Perkosaan Remaja di Serpong, Komnas Perlindugan Anak : Kejahatan Luar Biasa.

ASN positif corona telah menjalani perawatan intensif di Wisma Atlet, Jakarta. “Karena di sini bukan untuk rujukan bagi yang yang positif,” terang Enji.

Menurutnya, kedua ASN terdeteksi positif corona dari tes kesehatan. “Kan kita melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap para pegawai,” tambah Enji.(yud)




BPJS Kesehatan Tunggak Pembayaran Rp1,6 M di RSU Kota Tangsel

Kabar6-Rumah Sakit Umum (RSU) kota Tangsel mencatat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menunggak Rp1,6 miliar untuk pembayaran klaim BPJS.

Direktur Utama RSU Tangsel, Suhara Manullang mengatakan angka itu berdasarkan hasil pencatatan pelayanan pasien BPJS di RSUD Tangsel pada periode klaim Mei 2018.

Menurutnya anggaran seharusnya sudah dibayarkan pada 24 Juli 2018 sesuai jadwal jatuh tempo pembayaran, namun dana tersebut belum cari hingga hari ini.

“Memang ada pembayaran yang belum ditransfer untuk pelayanan pasien pada Mei yang sudah jatuh tempo masa pembayaran pada 24 Juli, dengan nominal tagihannya sekira Rp1,6 miliar,” jelas Suhara, Minggu (5/8/2018).

Sementara, sambung Suhara, pelayanan pada Juni, klaim yang telah disampaikan untuk dibayarkan BPJS Kesehatan baru akan jatuh tempo pada 9 Agustus 2018 mencapai lebih dari Rp1,1 miliar.

“Kategori pembayaran klaim oleh BPJS kesehatan saat ini memang ada keterlambatan, kami pun berharap pembayaran ini bisa cepat terselesaikan,” jelas Suhara.

Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata kunjungan pasien BPJS setiap bulannya mencapai 290 orang per hari atau mencapai 33.089 pasien sejak Januari hingga Juni 2018.**Baca Juga: Anak Jokowi Resmikan Outlet Makanan Serba Pisang di Banten.

“Hari ini tercatat pasien BPJS yang kami tangani 33.089 pasien, tercatat sejak Januari hingga Juni 2018. Dengan rata-rata pasien BPJS per hari mencapai 290 pasien,” papar Suhara.(vero)




Antisipasi Bencana, RSU Tangsel Gelar Simulasi Kebakaran

Kabar6-Antisipasi bencana dan keadaan darurat, Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) bersama Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Tangsel menggelar simulasi kebakaran dan bencana di Gedung RSU Kota Tangsel, Sabtu (30/6/2018).

Kasi Penunjang Medis pada RSU Kota Tangsel Lydia Ita Kumala mengatakan simulasi ini diadakan agar pegawai yang ada di RSU Kota Tangsel handal dalam menangani situaasi darurat seperti kebakaran dan bencana. Simulasi ini menurutnya dapat memberikan pengetahuan dan kesiapsiagaan anggota Tim Tanggap Darurat untuk menyelamatkan pasien.

“Simulasi ini melibatkan seluruh pegawai RSU Kota Tangsel. pegawai harus siap siaga menghadapi bencana seperti kebakaran,” ungkap Lydia menjelaskan.

Pihak RSU Kota Tangsel, kata Lydia sudah memiliki alat pemadam kebakaran untuk penanganan awal terjadinya kebakaran. Alat tersebut yakni Co2 atau Apar di setiap 15 meter di Gedung RSU Kota Tangsel.

“Pegawai RSU Tangsel harus handal dalam penanganan. Kami memberikan pengetahuan cara penanganan saat terjadi kebakaran di gedung bertingkat. RSU juga ada banyak terdapat bahan kimia dan alat yang menggunakan listrik yang bisa memicu kebakaran,” katanya.

Simulasi Kebakaran di RSU Tangsel.(az)

Komandan Regu Pleton A Dinas Pemadam Kebakaran dan penyelamatan Kota Tangsel Davis mengatakan simulasi ini penting bagi petugas RSU. Agar dapat menangani pasien saat terjadi kebakaran.

“Minimal, petugas RSU Tangsel bisa melakukan penanganan awal terjadi kebakaran,” katanya.**Baca Juga: Pelempar Batu di Tol Tangerang-Merak Dijerat Pasal Perusakan.

Dalam simulasi kebakaran yang digelar, skenario kebakaran dimulai dari lantai 3 RSU Kota Tangsel. Petugas membawa sejumlah pasien rawat inap yang menggunakan kursi roda dan ranjang keluar gedung untuk dievakuasi saat kebakaran terjadi.(ADV)




Pasien RSU Tangsel Masih Butuh 10 Kantong Darah Trombosit

Kabar6-Kebutuhan sebanyak 14 dari 20 kantong darah jenis B trombosit atau TC untuk Tri Susilowati (32) telah terpenuhi. Meski demikian pasokan cadangan kantong darah sejenis tetap diperlukan tim medis Rumah Sakit (RSU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Demikian diungkapkan Direktur RSU Kota Tangsel, Suhara Manulang saat ditemui kabar6.com di ruangan kerjanya, Jumat (22/6/2018). “Masih butuh 10 kantong darah lagi. Karena dimana-mana stok darah trombosit susah didapat,” ungkapnya.

Ia mengatakan, sebanyak 14 kantor darah B trombosit yang sempat dibutuhkan pasien tersebut telah diperoleh dari Unit Donor Darah (UDD) Kramat Raya, Jakarta. Hasil diagnosa menunjukan Tri punya riwayat kelainan darah atau DIC.

Suhara bilang, faktor pemicunya karena terjadi kelainan gumpalan darah selama masa kehamilan. Ketika datang dirujuk ke RSU Tangsel dari RS Cinta Kasih di Ciputat, pasien tersebut mengalami muntah darah.**Baca Juga: Kehilangan Bayinya, Begini Kondisi Tri di RSU Tangsel.

Adapun janin bayi anak keduanya di dalam kandungan berusia tujuh bulan itu telah dinyatakan meninggal oleh RS Cinta Kasih. Tri cepat ditanggulangi oleh tim medis RSU Tangsel setelah sempat mengalami masa kritis.

“Namun kini tingkat kesadarannya telah berangsur membaik. Trombositnya sudah naik jadi 70 ribu. Pas datang ke ICU di sini trombositnya cuma 22 ribu,” katanya.**Baca Juga: Mahasiswa Banten Hadir Dalam Rembuk Nasional Aktivis’98.

Tri tercatat sebagai warga yang mengantongi identitas asal Pekalongan, Jawa Tengah, dan berdomisili di Jalan Ploto Dalam Nomor 15 RT 01 RW 04, Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangsel. Meski demikian pihak RSU Tangsel tak memungut biaya untuk transfusi darah.

” Gratis. Pasien biaya perobatannya ditanggung oleh BPJS Kesehatan,” tambahnya.(yud)




Kehilangan Bayinya, Begini Kondisi Tri di RSU Tangsel

Kabar6-Tri Susilowati (32), pasien Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah melewati masa kritis. Ia terkena infeksi setelah janin bayi tujuh bulan yang dikandungnya terdeteksi telah dinyatakan meninggal dunia.

“Memang semalam pasien tersebut sempat koma,” ungkap Imbar Umar Gazali, dokter RSU Tangsel saat ditemui kabar6.com di kantornya Jalan Raya Padjajaran, Kecamatan Pamulang, Jumat (22/6/2018).

Ia mengatakan, kini kondisi Tri sudah berangsur membaik. Tingkat kesadarannya sudah menunjukan peningkatan signifikan.

Meski demikian janin bayi di dalam kandungannya belum bisa dikeluarkan. Sebab kondisi Tri belum pulih total sehingga beresiko terhadap keselamatannya.

Ambar memaparkan, tim medis RSU Kota Tangsel sedang mengupayakan metode induksi untuk mengeluarkan jasad bayi tersebut. Tri terus diberikan cairan infus agar rongga mulut rahimnya bisa terbuka secara normal.

“Sudah dipasang laminaria, alat pembuka rahim,” paparnya. Selama masa kritis, lanjutnya, kondisi wajah Tri menghitam.**Baca Juga: Pemkab Tangerang Gelar Rapat Persiapan Pilkada.

“Sebab pasien merasakan bagian perutnya panas karena janin bayi masih berada di dalam kandungan,” tambah Imbar.(yud)




RSU Tangsel: Stok Darah B Trombosit Kosong

Kabar6-Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah berupaya mencari stok kantong darah untuk pasien bernama Tri Susilowati (32). Warga yang berdomisili di Jalan Ploto Dalam Nomor 15 RT 01 RW 04, Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur itu membutuhkan darah B trombosit (TC).

Direktur RSU Tangsel, Suhara Manulang mengatakan pihaknya telah mencari hingga ke Unit Donor Darah (UDD) di Kota Tangerang dan DKI Jakarta. Namun karena membutuhkan 20 kantong stok TC tersebut kosong semua.

“Maka kami sarankan untuk apheresis (mendonorkan trombosit) ke UDD Kota Tangerang karena di UDD tangsel belum bisa apheresis,” katanya lewat keterangan resmi yang diterima wartawan, Rabu (20/6/2018).

Suhara mengakui sempat ada misscommunication antara petugas RSU Tangsel dan pihak keluarga. Yaitu menulis alamat di amplop alamat UDD Tangsel sehingga pihak keluarga datang semua pada pukul 10.00 WIB.

“Kami langsung mengarahkan kembali ke UDD Kota Tangerang untuk melakukan donor apheresis,” ujarnya.**Baca Juga: Arus Balik, Hujan Deras Disertai Angin Kencang Terjang Pelabuhan Merak.

Suhara juga telah mendapatkan laporan hasil diagnosa dari Sekar, dokter jaga ICU RSU Kota Tangsel. Hasilnya pasien Tri didiagnosis G2P1A0 IUFD, DIC, dan sepsis. Tri rujukan dari RS Cinta Kasih pada Senin pukul 13.00 kemarin.

Setelah diperiksa dinyatakan bayi dalam kandungan sudah meninggal. Hasil laboratorium saat itu trombosit 13 ribu, PT aPTT memanjang. Pasien diinstruksikan transfusi TC enam kantong. Pro perbaikan KU.**Baca Juga: Pasien RSU Tangsel Butuh 14 Kantong Darah.

“Tanggal 19 cek ulang trombosit 14rb, tambah instruksi transfusi FFP 4unit dan tambah TC enam kantong. Amprah darah tgl 19 sore, belum dapat-dapat darah karena di PMI tangsel, Tangerang, DKI kosong,” papar Suhara.(yud)




RSU Kota Tangsel Gelar Penyuluhan Pola Gizi Bagi Lansia

kabar6.com

Kabar6-Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menggelar penyuluhan gizi kepada Lanjut Usia (Lansia). Penyuluhan ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya masyarakat tentang kebutuhan gizi yang diperlukan oleh Lansia.

Dokter Spesialis Gizi RSU Kota Tangsel Dian Permatasari mengatakan tubuh manusia bakal mengalami perubahan usia. Semakin bertambah usia, maka fungsi organ tubuh akan semakin berkurang. Pada lanjut usia (lansia), terjadi berbagai perubahan baik secara fisik maupun persepsi yang kemudian mempengaruhi kebutuhan gizi.

Pada lansia, kebutuhan gizinya terkadang susah untuk digeneralisasi. Meskipun secara umum lansia akan mengalami penurunan kebutuhan gizi, tetapi karena penurunan massa tubuh dan kecepatan metabolisme maka kebutuhan gizinya berbeda-beda pula.

“Selain karena penurunan massa tubuh dan kecepatan metabolisme basal, menurunnya kemampuan organ-organ untuk bekerja secara maksimal juga mempengaruhi kebutuhan gizi lansia,” ungkap Dian menjelaskan saat memberikan penyuluhan kepada Lansia.

Menurut Dian, tidak hanya perubahan fisik, perubahan indra dan persepsi seperti kepekaan terhadap rasa, aroma, bahkan pendengaran dan penglihatan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pemenuhan gizi lansia. Salahsatu masalah terkait persepsi yang biasa terjadi pada lansia adalah berkurangnya kemampuan indera pengecapan.

“Ketika kemampuan seseorang untuk mengecap rasa berkurang, makanan dapat terasa hambar atau pahit sehingga cenderung menambahkan bumbu seperti garam atau penyedap ke dalam makanan. Padahal konsumsi garam dan penyedap termasuk yang harus dibatasi pada lansia. Penurunan fungsi penciuman juga mempengaruhi bagaimana seseorang memilih jenis makanan,” jelas Dian.

Oleh karena itu, lanjut Dian, perlu diperhatikan asupan makanan seperti kalori, karbohidrat, lemak, protein dan serat. Kebutuhan kalori pada lansia berbeda dengan kebutuhan kalori orang dewasa. Mengatur pola makan sangat mempengaruhi jumlah kalori yang akan dikonsumsi oleh seseorang, agar tidak terjadi kekurangan kalori ataupun kelebihan kalori yang dapat menyebabkan obesitas.

“Kecukupan gizi yang dianjurkan untuk lansia lebih dari 60 tahun pada pria adalah 2.200 kalori dan pada wanita yaitu 1.850 kalori. Perbedaan kebutuhan kalori pria dan wanita ini didasarkan pada adanya perbedaan aktivitas fisik dan tingkat metabolisme basal yang berhungan dengan pengurangan massa otot,” terangnya.

Penyuluhan Gizi Bagi Lansia di RSU Kota Tangsel.(az)

Sedangkan untuk kebutuhan karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia. Setiap satu gram karbohidrat yang dikonsumsi menghasilkan energi sebesar empar kilokalori dan hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernapas, kontraksi jantung dan otot, serta untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik.

“Nah, untuk serat memiliki banyak manfaat bagi manusia. Serat berperan dalam mencegah berbagai penyakit dan merupakan komponen penting dalam makanan. Serat bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol serum dan meningkatkan toleransi glukosa pada penderita diabetes,” tegasnya.

“Perhatian status gizi kepada lansia sangat penting dilakukan untuk peningkatan kesehatan kondisi fisik lansia dengan melakukan penilaian status gizi ssecara berkala, memberikan pengawasan kepada lansia saat lansia makan, memberikan makan kepada lansia sesuai dengan kemampuan fisik lansia,” ujarnya.**Baca Juga: Polsek Karawaci Tangkap Penjual Miras Oplosan Jenis Ciu.

Bagi lansia, Dian menyarankan ada pembatasan konsumsi gula, garam, dan lemak. Alasannya kerja sistem pencernaan bagi lansia sudah tidak semaksimal saat usia muda, maka membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak menjadi sangat penting untuk menjaga kesehatan lansia.

Konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih akan meningkatkan kemungkinan lansia mengalami hipertensi, hiperkolesterol, hiperglikemia, stroke, penyakit jantung, dan diabetes.

“Lansia lebih rentan terhadap penyakit degeneratif karena sistem yang berfungsi untuk membantu metabolisme gula, garam, dan lemak sudah tidak bisa bekerja sebaik dulu,” tandasnya.(ADV)




Ratusan Pegawai RSU Kota Tangsel Disuntik Vaksin Difteri

Kabar6-Guna mencegah penyebaran penyakit Difteri, Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menggelar penyuntikan vaksin Difteri. Outbreak Response Immunization (ORI) Difteri ini dilakukan kepada para pegawai di lingkungan RSU Kota Tangsel.

Kepala Bidang Pelayanan Medis Imbar Oemar Gazali mengatakan ORI Difteri kepada pegawai RSU Tangsel ini dilakukan untuk pencegahan penyebaran Difteri di RSU Kota Tangsel. Pasalnya, penyakit yang tergolong menular ini sudah ditetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) di wilayah Banten, khususnya di Kota Tangsel.

“Pegawai wajib melakukan penyuntikan Difteri. Karena, pegawai RSU sebagai pelayan kesehatan harus sehat dan terbebas dari Difteri,” ungkap Imbar menjelaskan kepada wartawan, Senin (18/12/2017).

Imbar juga mengatakan penyuntikan dilakukan kepada 620 pegawai RSU Tangsel. Pihaknya menargetkan, ORI Difteri di RSU KOta tangsel ini ditarget rampung pada Rabu 20 Desmber 2017. Imbar mengimbau kepada karyawan RSU untuk ikut dalam program penyuntikan vaksin Difteri tersebut.

“Ini sifatnya wajib mengingat Difteri sudah masuk kategori KLB di Kota Tangsel. Dengan ORI ini, pegawai RSU Tangsel bisa maksimal dalam pelayanan kepada masyarakat,” katanya.

Suntik vaksin Difteri di RSU Kota Tangsel.(az)

Tak hanya kepada pegawai, RSU Kota Tangsel juga menyediakan vaksin Difteri bagi masyarakat di Kota Tangsel yang ingin memberikan vaksin kepada anak-anaknya. Pemberian vaksin tersebut dilakukan di Poli Anak RSU Kota Tangsel. Penyediaan vaksin Difteri di Poli Anak untuk mengantisipasi warga yang belum melakukan vaksin di wilayahnya masing-masing.

“Tapi, lebih baik segera membawa anaknya ke Puskemas terdekat untuk pemberian vaksin. Penyediaan vaksin difteri di Poli Anak RSU Kota Tangsel sifatnya hanya mengantisipasi,” ujarnya.

Imbar pun mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada dengan gejala penyakit Difteri. Jika anda, anak anda, kerabat maupun tetangga anda mengalami sakit panas selama tiga hari sebaiknya melakukan pemeriksaan ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat. Dokter akan melakukan serangkaian tes untuk mengetahui apakah pasien terjangkit Difteri atau bukan.

Jika suhu tubuh panas ahli medis akan melakukan pemeriksaan darah. Setelah itu, untuk memastikan ada virus Difteri, biasanya tim medis akan melakukan cek atau swap tenggorokan pasien.**Baca Juga: WH Nyatakan Banten Masuk KLB Wabah Difteri.

“Ada beberapa tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah si pasien terjangkit Difteri atau tidak. Yang akan dilakukan yakni uji tenggorok,” tambahnya.(ADV)




HKN Ke-53, Tim Carnaval Buah dan Sayur RSU Kota Tangsel Sosialisasikan Germas

Kabar6-Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ambil bagian dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-53 di Tandon Ciater Serpong, Minggu (19/11/2017). Dalam Kesempatan tersebut, RSU Kota Tangsel mengirim Tim Carnaval Buah dan Sayur.

Direktur RSU Kota Tangsel Suhara Manullang mengatakan dalam peringatan HKN ke-53 ini, RSU Kota Tangsel mensosialisasikan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Sosialisasi ini dilakukan lantaran RSU Kota Tangsel harus terus melakukan pelayanan kesehatan.

“Kami mengirim satu tim yang ikut dalam carnaval buah dan sayur, meskipun tidak seheboh penampilan peserta lain. Tapi, Tim ini melakukan sosialisasi hidup sehat kepada masyarakat,” ujarnya.

Petugas Kesehatan RSU Kot Tangsel. (az)

Suhara melanjutkan Program Germas ditekankan pada tiga fokus utama yakni aktivitas fisik, makan buah dan sayur dan cek kesehatan rutin. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia dan khususnya masyarakat Kota Tangsel hidup sehat. RSU Kota Tangsel dalam peringatan HKN lebih menekankan pada edukasi gaya hidup sehat di masyarakat mulai dari tingkat keluarga.

“Jika setiap keluarga sehat maka Indonesia sehat. Jika Indonesia Sehat, maka Indonesia akan sejahtera,” tandasnya.

Makan buah dan sayuran menurut Suhara sangat penting dilakukan setiap hari. Hal ini yang diterapkan RSU Kota Tangsel terhadap pasien. Dalam merawat pasien, buah menjadi menu wajib setelah makan bagi pasien. Begitu juga dengan karyawan RSU Kota Tangsel. buah merupakan menu wajib usai makan siang

“Pasien yang boleh makan buah ini telah mendapat persetujuan dari dokter dan ahli gizi yang menanganinya,” tambahnya.(ADV)




Beri Pemahaman ke Masyarakat, RSU Kota Tangsel Gelar Edukasi Stroke

Kabar6-Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memberikan edukasi penyakit stroke kepada pasien dan keluarga pasien. Edukasi ini diberikan dalam rangka memperingati World Stroke Day (Hari Stroke Sedunia) yang jatuh pada 29 Oktober.

Dokter Spesialis Saraf RSU Tangsel Khristi Handayani mengatakan edukasi ini penting dilakukan oleh RSU Kota Tangsel untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar menghindari penyakit stroke. Penyakit Stroke merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan gangguan pada sistem kerja otak yang penyebabnya adalah karena aliran darah menuju ke otak mengalami masalah.

“Penyebab stroke diakibatkan karena dua hal, yakni adalah karena pembuluh darah yang mengalami sumbatan, dan penyebab keduanya adalah karena pembuluh darah yang pecah. Stroke menjadi salah satu penyakit pembunuh di Indonesia maupun dunia,” ungkap Khristi menjelaskan saat edukasi bertema ‘Apa alasan anda untuk mencegah stroke’ di lobi RSU Kota Tangsel, Senin (29/10/2017).

Khristi mengatakan masyarakat dapat menghindari serangan penyakit stroke dengan cara menghindari tekanan darah yang tinggi atau hipertensi, kolesterol tinggi, merokok, penyakit gula, konsumsi alkohol, kegemukan (obesitas), stres, drug abuse, dan gaya hidup tidak sehat.

“Pencegahan itu tentu lebih baik daripada pengobatan. Untuk itu, RSU Kota Tangsel memberikan pemahaman bagaimana cara pencegahan agar tidak terkena serangan stroke. Dengan pola hidup yang benar dan periksa kesehatan rutin, stroke bisa dicegah,” tandasnya.

Gejala menurut Khristi juga bisa diketahui. Serangan dini stroke yakni pasien mengalami kesemutan mendadak di salahsatu bagian tubuhnya, berbicara tidak jelas bahkan jatuh akibat Vertigo mendadak hingga pasien tidak sadarkan diri. Khristi mengatakan ini terjadi lantaran aliran darah menuju otak terhenti, baik oleh sumbatan atau perdarahan.

Edukasi Stroke di RSU Tangsel.(az)

“Sumbatan darah menimbulkan kerusakan pada otak. Kerusakan pada otak tertentu menimbulkan gejala berbeda. Bisa saja penderitanya mengalami kesulitan menggerakkan anggota tubuh, sulit berjalan maupun sulit berbicara,” katanya.

Dalam kasus yang terjadi, penyakit stroke bisa menyerang siapa saja. Serangan penyakit Stroke tidak memandang usia baik yang sudah lanjut usia maupun yang masih berusia muda. Bahkan, lanjutnya, seorang bayi pun bisa terkenan Stroke.

“Pengenalan dini stroke bisa menjadi pesan sederhana dengan pentingnya imunisasi pada balita atau tanda-tanda penyakit demam berdarah,” ujarnya.

Pemahaman terhadap penyait Stroke perlu diketahui agar masyarakat mengetahui gejala awal penyakit Stroke baik yang menimpa si pasien maupun keluarga dan rekannya. Deteksi dini bisa terlihat dari dari wajah seseorang yang terserang Stroke.

“Jika memperhatikan wajah saat tersenyum salahsatu sisinya ada yang mencong, lengan tidak bisa diangkat, bicara tidak jelas atau aneh itu salah satu gejala Stroke. Jika mengalami gejala itu segeralah ke rumah sakit untuk pengobatan dan berkonsultasi dengan dokter,” tambahnya.(ADV)