1

Banjir Cigalempong, PT PAM Akan Tutup Pembuangan ke Sungai Ciranjieun

Kabar6.com

Kabar6-Pembuangan limbah perusahaan tambang pasir PT Pasir Alam Makmur (PMA) ke Sungai Ciranjieun dituding warga sebagai penyebab terjadinya banjir besar yang melanda Kampung Cigalempong, Desa Nameng, Kecamatan Rangkasbitung, Lebak, pada Senin (1/11/2021).

Warga yang terdampak banjir lalu mendatangi untuk meminta perusahaan bertanggung jawab agar lingkungannya tidak lagi terendam banjir.

Humas PT PAM Ahmad Yani mengatakan, musyawarah dengan warga yang terdampak banjir sudah dilalukan. Perusahaan akan bertanggung jawab atas kerusakan yang ditimbulkan dari banjir tersebut.

**Baca juga: Aktivitas PT PAM Dituding Jadi Penyebab Banjir di Cigalempong Lebak

“Siang ini kita inventarisir ke rumah-rumah korban. Pasti kita ganti rugi,” kata Yani kepada wartawan.

Tuntutan warga, ujar Yani, agar pembuangan limbah pasir ke Sungai Ciranjieun ditutup juga akan dipenuhi oleh pihak perusahaan

“Aliran pembuangan kita ada dua, ke Cimanggu dan Ciranjieun. Kalau warga merasa keberatan adanya pembuangan ke Ciranjieun akan kita tutup permanen,” kata Yani memastikan.(Nda)




Aktivitas PT PAM Dituding Jadi Penyebab Banjir di Cigalempong Lebak

Kabar6.com

Kabar6-Sebuah perusahaan tambang pasir PT Pasir Alam Makmur (PMA) didatangi puluhan warga Kampung Cigalempong, Desa Nameng, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Selasa (2/11/2021).

Aktivitas perusahaan berupa pembuangan limbah pasir ke Sungai Ciranjieun dituding menjadi penyebab terjadinya banjir besar di wilayah Cigalempong pada Senin (1/11).

“Selama 47 tahun saya tinggal di Cigalempong, baru sekarang saya merasakan banjir yang begitu dahsyat dan membahayakan keluarga saja,” kata Saepudin salah seorang warga kepada wartawan.

Satu hal yang paling dikhawatirkan Saepudin adalah banjir besar seperti kemarin bisa terulang kembali jika tidak ada penanganan dan solusi. Ia dan warga lainnya mengaku was-was dengan keselamatan nyawa mereka.

**Baca juga: Polda Banten Gagalkan Peredaran Sabu Di Lebak Dan Pandeglang

“Ini perihal keselamatan keluarga saja, bagaimana jika saat malam hari, saat semua orang sudah tidur, tiba tiba ada banjir bandang lagi? Bisa bahaya keluarga saya,” cetus dia.

“Kami pengennya di tutup, tapi jika tidak bisa maka harus ada penanganan. Jangan sampai hal yang serupa terulang kembali,” timpalnya.(Nda)