1

19 Tahun Berdiri, Banten Masih Banyak Menyisakan Masalah

Kabar6.com

Kabar6-Di usia ke-19 tahun, Provinsi Banten masih menyimpan masalah, khususnya terkait pengangguran. Hal itu terungkap dalam Diskusi Pulbik 19 Tahun Provinsi Banten ‘Sebuah Catatan Sejarah, Cita-cita dan Realita yang diselenggarakan oleh Fraksi PDIP DPRD Banten di Aula Serbaguna DPRD Banten, KP3B, Kota Serang, Rabu (2/10/2019).

Ketua Fraksi PDIP DPRD Banten, Muhlis mengatakan, di usia ke-19 tahun, masih banyak masalah-masalah yang harus dibenahi di Provinsi Banten. “Kawan-kawan media juga sudah bisa membaca antara cita-cita pendirian Provinsi Banten dengan realitas yang terjadi saat ini. Oleh karena itu, nanti hasil diskusi ini akan kita kaji di tingkat fraksi, untuk kemudian akan dibahas di komisi-komisi. Dan nanti akan kita rekomendasikan kepada Pemprov Banten,” ujarnya.

Lebih lanjut, Muhlis mengaku jika Fraksi PDIP telah mencanangkan satu hari dalam satu pekan menjadi hari aspirasi. “Kita canangkan hari Selasa sebagai hari aspirasi. Kita juga akan menugaskan setiap anggota untuk bisa menerima aspirasi dari masyarakat,” katanya.

Sejarawan Banten, Bonnie Triyana menilai, Provinsi Banten mempunyai modal untuk maju. Hanya saja, para pemangku kepentingan belum bisa mengoptimalkan sumber-sumber yang ada.

“Ada modal untuk maju, tapi tidak tahu modal itu di mana? Karena sering terbelit dalam kepentingan jangka pendek. Kaya politiik bagaimana caranya kita menang. Artinya ke depan, kita tdiak bisa mementingkan kepentingan sesaat, padahal kita punya sumber daya alam yang baik, kekayaan budaya, sejarah. Dana saya kita itu bisa dianggap sebagai modal Banten untuk bisa maju,” kata Bonnie.

Menurut Bonnie, Pemprov Banten harus mengekploitasi lebih dalam potensi-potensi yang ada di Banten. Disamping itu, persoalan-persoalan mendasar yang masih menjadi ganjalan juga harus segera dituntaskan.

“Seperti angka kematian ibu dan anak, lalu kemiskinan, angka pengangguran itu juga harus diselesaikan perlahan. Pemerintah daerag harus butuh sumbangsih pemikiran dan energi, khsuusnya dari masyarakat sipil (civil society),” ujarnya.

Ia menilai, gerakan civil society di Banten sangat rendah. Padahal menurutnya, gerakan itu juga dapat membantu Banten menjadi maju.

“Jangan hanya di jalan saja, tapi juga melalui dialog-dialog. Masukan ide dan gagasan ke legislatif. Jangan sampai juga hajat politik lima tahunan jadi hajat politik saja, Banten harus maju,” katanya.

Lebih lanjut, Bonnie juga menyoroti ketimpangan yang terjadi antara wilayah Banten Utara dan Selatan. Ia juga meminta kepada Gubernur Banten selaku perpanjangan tengan pemerintah pusat dan sebagai koordinator pembangunan di daerah untuk menyelesaikan masalah ketimpangan itu.

“Harus ada pemerataan, jangan sampai akses ekonomi, kesehatan dan pendidikan di utara bagus, tapi di selatan rendah. Kaya saya dengar kemarin ada wanita hami ditandu. Dan itu harusnya terjadi di abad 16 bukan di abad 21. Kita juga mendorong pemprov untuk bisa memastikan ada pemerataan dan kemakmuran di seluruh Banten, dan saya pikir itu merupakan harapan seluruh masyarakat Banten,” ujarnya.

“Soal angka kemiskinan masih tinggi di Banten itu kan statistik, kita bicara realita. Kata (Joseph) Stalin, satu orang mati itu tragedi, tapi 10 orang mati itu statistik,” sambungnya.

**Baca juga: Pengangguran di Banten Tinggi, Muhlis: Pengentasan Tak Berjalan Linear.

Terkait pendidikan, Bonnie menilai, angka rata-rata pendidikan di Banten adalah 8,6 tahun. Hal itu berarti masih banyak anak-anak usia sekolah tidak lulus SMA.

“Itu juga hanya angka statistik. Tapi dalam beberapa hal, Banten ketinggalan sementara di luar sana sudah bicara revolusi industri 4.0,” katanya.

Banten, kata Bonnie, merupakan daerah luas yang dikenal sebagfai daerah religius. “Tapi ternyata, Banten menjadi salah satu dari tiga daerah yang mudah terpapar hoaks. Belum lagi Banten juga masuk dalam daerah dengan tingkat korupsi yang cukup mengkhawatirkan. Dan ini merupakan tugas berat bagi pemangku kepentingan di banten untuk bisa mengatasi permasalahan tersebut,” tutupnya.(Den)




Banten Terancam Jadi Daerah Tidak Layak Huni

Kabar6.com

Kabar6-Seiring pesatnya investasi di Provinsi Banten, berbanding lurus dengan dampak pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh pembangunan industri.

Akibat kejadian itu, Provinsi Banten terancam menjadi daerah tidak layak huni apabila pencemaran lingkungan terus menjadi dan dibiarkan begitu saja tanpa ada kesadaran bersama.

Hal itu diakui, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Provinsi Banten, Husni Hasan, kepada kabar6.com, selasa (17/9/2019).

Menurut Husni, luas lahan Provinsi Banten hanya mencapai 8,6 ribu meter persegi dengan jumlah penduduk mencapai 12 juta orang, jumlah itu terbilang lebih sempit dibandingkan dengan daerah lain, seperti Jabar dan Sumatera utara.

Saat disunggung berapa tahun lagi Provinsi Banten bisa saaja menjadi daerah tidak layak huni, kata Husni bisa terjadi kapanpun, bergantung kesadaran dari semua pihak.

“Tidak bisa kita prediksi berapa tahunnya, justeru harus kita kendalikan. Kalau tidak dikendalikan bisa saja dalam waktu yang singkat. Sekarang saja pencemaran sudah terjadi, sekarang saja tingkat kekhawatiran kuta terhadap pencemaran sungai sudah muncul,” tandasnya.

Oleh karena itu, kata dia, jika pencemaran lingkungan tidak diawasi dengan ketat, tidak menutup kemungkinan kedepan nantinya Provinsi Banten akan menjadi salah satu daerah yang dinyatakan tidak layak huni oleh penduduk akibat dampak pencemaran lingkungan yang terjadi.

**Baca juga: Alih Pungsi Lahan Pertanian Di Banten Sangat Tinggi Berdasarkan Penelitian Unpad.

“Kita itu (Banten,red) berada diurutan ke empat daerah terkecil secara Nasional. Tapi kita swbagai daerah tujuan investasi nasional. Banten duduki ranking pertama sebagai daerah tujuan investasi. Akibatnya, seiring investasi yang menumpuk tadi berbanding lurus dengan degradasi lingkungan,” katanya.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya terus berfikir keras agar keberadaan investor di Provinsi Banten tersebut bisa lebih memberikan dampak positif ketimbang dampak negatis yang muncul.(Den)




Sekda Maesyal Lepas 65 Peserta Jumbara III Tingkat Provinsi Banten

Kabar6.com

Kabar6-Sebanyak 65 anggota Palang Merah Remaja (PMR) asal Kabupaten Tangerang ikuti giat Jumpa Gembira (Jumbara) III tingkat Provinsi Banten di Puspiptek Tangerang Selatan, (Senin, 16/9/2019).

Sekretaris Daerah, Maesyal Rasyid, mengatakan jaga nama baik daerah, tunjukkan kemampuan dan integritas dalam Jumbara III tersebut.

“Jaga nama baik Kabupaten Tangerang, tunjukan kemampuan dan bangun rasa kemanusiaan sesuai dengan prinsip kepalangmerahan dalam rangka mempersiapkan generasi yang proferional,” kata Sekda Maesyal saat melepas 65 siswa-siswi di Lapangan Maulana Yudha Negara.

Ketua PMI Kabupaten Tangerang, Soma atmaja menambahkan, kegiatan jumbara ini dilaksanakan hari Senin sampai dengan Kamis, 16-19 September 2019.

Nantinya PMR se-Provinsi Banten akan berkumpul diuji dalam kemampuan kepalang merahan mulai kopentensi spiritual, emosional, fisik kenertetik dan sosial intelegensi.

“Kita mengirimkan 65 siswa-siswi PMR mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA dari Kabupaten Tangerang untuk ikut di Jumbara tingkat Banten,” jelas Soma.

**Baca juga: Warga Resah Warem di Kawasan Industri Cikupa Vulgar.

Soma melanjutkan, raihan anggota PMR dari SDN pasirgadung 1 Kecamatan Cikupa, siap mengikuti jumbara III tingkat provinsi banten.

Sebelumnya Soma mengaku sudah mempersiapkan dan diberi pengarahan oleh pembina agar mengikuti jumbara dengan baik karna bersaing dengan PMR yang lainnya di kabupaten/kota se-Banten.(N2P/hms)




Ditetapkan, Inilah 9 Fraksi DPRD Provinsi Banten

Kabar6.com

Kabar6-Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banten periode 2019-2024 menggelar rapat paripurna perdana dengan agenda penetapan fraksi-fraksi, (Senin, 9/9/2019).

Ada 9 fraksi yang terbentuk yaitu ; Partai Gerindra, PDIP, Partai Golkar, PKS, Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, PAN, PPP, Nasdem & PSI (gabungan).

Rapat paripurna yang digelar di DPRD Banten, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten) (KP3B), Kota Serang itu dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Banten Sementara, Andra Soni.

Andra Soni mengajak kepada seluruh anggota DPRD Banten yang baru untuk bekerja dengan proporsional dan profesional, dilandasi dengan kebersamaan demi kepentingan bersama.

**Baca juga: Polisi Sita 82 Kilogram Ganja Dalam Septic Tank di Serang.

“Hal itu untuk mewujudkan DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat yang kredibel, berkualitas serta mampu mengemban tanggungjawab guna mewujudkan Banten yang maju, mandiri, berdaya saing, sejahtera, dan berakhlakul karimah,” katanya.

Hadir dalam paripurna tersebut Gubernur Banten Wahidin Halim, unsur forum komunikasi kepala daerah (Forkopimda) dan kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten.(Den)




DPRD Banten Kasak-Kusuk Susun Pimpinan Definitif Yang Akan Diusulkan Ke Kemendagri

Kabar6.com

Kabar6-Ketua DPRD Banten Sementara, Andra Soni mengaku jika anggota DPRD Banten periode 2019-2024 akan mulai membentuk susunan fraksi-fraksi. Hal itu dilakukan sambil menunggu usulan pimpinan difinitif dari lima partai politik (parpol).

Diketahui, parpol yang berhak duduk di kursi pimpinan DPRD Banten antara lain Partai Gerindra, PDIP, Golkar, PKS dan Demokrat.

“Tahap awal fraksi kita bentuk. Kalau sudah kebentuk segera membahasa tata tertib (tatib). Sambil jalan (pembahasan, red) kita juga menunggu usulan definitif,” kata Soni saat ditemui di ruang kerajanya di DRPD Banten, KP3B, Kota Serang, Rabu (4/9/2019).

Lebih jauh, Soni mengungkapkan, nama-nama pimpinan definitif yang diusulkan nantinya akan diserahkan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk dibuatkan surat keputusannya (SK).

“Karena kita kan melekat semua. Kalau Gerindra kan udah (Andra Soni), PKS (Budi Prajogo) sudah disampaikan ke kita. Demokrat informasinya Cak Nawa (M Nawa Said Dimiyati), Golkar itu Pak Fahmi (Fahmi Hakim). Tinggal Pak Mukhlis (PDIP) nih, saya lihat ada persaingan,” jelasnya.

Mengingat waktu yang terbatas, ia meminta rekomendasi nama-nama fraksi dan pimpinan definitif segera dilaksanakan.

“secepatnya, semakin cepat semakin baik. InsyaAllah setelah fraksi terbentuk maka salah satu tugas pimpinan sementara selesai berlanjut (ke pimpinan definitif),” katanya.

Sementara terkait Alat Kelengkapan Dewan (AKD), ia menuturkan, penetapannya hanya bisa dilakukan oleh pimpinan defenitif.

“Aturanya begitu, karena itu fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan belum bisa berjalan kalau tahapan itu belum,” ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) mengajak seluruh anggota DPRD Banten periode baru untuk dapat bersama membangun harmonisasi program pembangunan yang sedang dan akan dilaksanakan Pemprov Banten.

Kepada anggota DPRD Banten periode lama, Gubernur menyampaikan rasa terimakasih dan apresiasi yang tinggi atas kerjasama dan banyak hal yang telah dilakukan selama menjabat.

**Baca juga: Pemukulan Mahasiswa Saat Pelantikan, Ketua DPRD Banten Periksa SOP Pengamanan Sekwan.

WH menilai pada dasarnya DPRD sebagai legislatif dan Pemerintah sebagai eksekutif bersama-sama menyusun dan membuat perencanaan anggaran. Sebagai eksekutif, bertugas melaksanakan perintah yang disampaikan melalui perda serta DPRD selaku legislatif melakukan fungsinya melaksanakan pengawasan dan check and balance.

“Jadi yang melaksanakan adalah eksekutif yang mengawasi adalah DPRD sudah jelas pembagiannya, sehingga tidak ada perselingkuhan. Kalau ada persoalan dengan Provinsi Banten itu adalah tanggung jawab bersama maka itu harus membangun harmonisasi dan romantisme dalam rangka kepetingan masyarakat,” kata WH.(Den)




Pengambilan Sumpah Anggota DPRD Banten Baru Diwarnai Pelemparan Kertas Dari Pendemo

Kabar6.com

Kabar6-Detik-detik menjelang pengambilan sumpah jabatan anggota DPRD Banten, untuk periode 2019-2024, Senin (2/9/2019), diwarnai aksi pelemparan kertas presrilis dari salah satu pendemonstran yang sebelumnya berhasil masuk kedalam ruang Rapat Paripurna Banten, sesaat acara pelantikan anggota DPRD Banten baru akan dimulai.

Aksi nekat yang dilakukan oleh anggota Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala) Ahmad Jayani itu, sontak menarik perhatian pengunjung yang sebelumnya telah hadir memadati ruangan Rapat Paripurna, sebelum akhirnya petugas Pamdal Sektariat DPRD Banten mengambil langkah tegas dengan membawanya keluar ruangan rapat Paripurna, agar proses pengambilan sumpah jabatan DPRD Banten yang baru kembali dilanjutkan.

Beruntung, aksi pelemparan kertas press rilis ke arah anggota DPRD Banten baru yang akan dilantik itu tidak sempat mengenai anggota Dewat yang akan dilantik, karena letaknya yang cukup jauh, dilakukan dari arah belakang podium bagian atas gedung rapat Paripurna DPRD Banten, sebelum akhirnya kertas pres rilis tersebut jatuh dan berhamburan kearah pengunjung yang berada tepat dibawahnya.

Pendemo, Ahmad Jayani mengatakan, aksi tersebut sengaja dilakukan menyikapi kekecewaan dari mahasiswa terhadap kinerja dari anggota DPRD sebelumnya, karena dinilai lamban dan relatif gagal dalam menjalan tugas dan fungsinya selama menjabat.

Menurutnya, hal itu terlihat dari produk hukum yang dihasilkan oleh DPRD Banten sebelumnya, pada tahun 2018 kemarin, hanya menghasilkan delapan Peraturan Daerah (Perda) saja. Hal itu berbanding terbalik dengan penghasilan yang diperoleh setiap anggota Dewan yang mencapai milyaran rupiah.

**Baca juga: Wakil Ketua DPRD Banten, Muklis Janjikan Bakal Temui Pendemo Saat Pelantikan Besok.

“Hanya bisa menghasilkan delapan produk hukum saja. Padahan penghasilan mereka (DPRD Banten,red), bisa mencapai milyaran rupiah,” katanya.

Jika dibandingkan dengan daerah lainnya, DPRD Banten tertinggalnjauh dalam menghasilkan produk hukumnyayang berasal dari usulan legislatif yang hanya berjumlah 8 buahnoada tahun 2018 lemarin, berbeda daerah lain bisa mencapai 40 buah.(Den)




Tahun Depan, 50 Ribu Warga Banten Diguyur Dana Jamsosratu

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui Dinas Sosial kembali menganggarkan program jaminan sosial rakyat Banten bersatu (Jamsosratu) pada tahun 2020.

Anggaran yang yang diusulkan pada APBD 2020, masih sama dengan anggaran 2019, yaitu senilai Rp1.750.00 untuk masing-masing keluarga penerima manfaat atau rumah tangga sasaran.

Adapun jumlah keluarga penerima manfaat pada tahun 2020 direncanakan sebanyak 50 ribu keluarga atau sama dengan jumlah penerima bantuan tahun 2019. Sehingga total bantuan untuk keluarga yang akan dialokasikan Pemprov Banten pada 2020 senilai Rp87.500.000.000

Program Jamsosratu merupakan program bantuan sosial untuk warga Banten yang belum menerima bantuan program keluarga harapan (PKH) dari pemerintah pusat. Secara keseluruhan, keluarga penerima manfaat PKH di Banten tahun 2019 ini sebanyak 310.000 keluarga.

Informasi yang diterima dari Dinsos Banten menyebutkan program Jamsosratu yang rencananya dialokasikan pada APBD 2020 tersebar di semua kabupaten/kota, yaitu Kota Serang sebanyak 5.500 keluarga, Kabupaten Serang 11.500 keluarga, Kota Cilegon 1.685 keluarga, Kabupaten Pandeglang 12.688 keluarga, Kabupaten Lebak 11.348 keluarga, Kota Tangerang Selatan 1.179 keluarga, Kota Tangerang 3.000 keluarga dan Kabupaten Tangerang sebanyak 3.100 keluarga.

Kepala Seksi Jaminan Sosial Keluarga, Dinas Sosial Provinsi Banten, Budi Darma membenarkan, rencana pengalokasian Jamsosratu masih sama dengan alokasi 2019.

“Jumlah penerima bantuan masih sama dengan tahun 2019, yaitu sebanyak 50.000 keluarga. Masing-masing keluarga penerima manfaat akan menerima senilai Rp1.750.000,” katanya.

Namun, nominal bantuan tahun 2019 dan 2020, ujar Budi, lebih besar dibandingkan alokasi bantuan yang diterima masing-masing keluarga penerima manfaat tahun 2018, yang hanya senilai Rp1.665.000.

Terkait dengan tidak bertambahnya jumlah bantuan dan keluarga penerima manfaat, Budi mengatakan, disesuaikan dengan kemampuan anggaran daerah.

Apakah masih banyak masyarakat miskin yang belum terpapar PKH dan Jamsosratu, Budi belum dapat memastikan. Pasalnya, sejauh ini Pemprov Banten belum menerima penambahan data keluarga miskin yang belum mendapatkan bantuan, baik PKH maupun Jamsosratu.

Budi mengatakan, pihak yang melakukan pendataan adalah kabupaten/kota secara berjenjang, mulai di tingkat desa hingga kecamatan. Setiap jenjang pendataan dilakukan verifikasi untuk memastikan data tersebut valid.

“Idealnya, pendataan dimulai pada musyawarah pembangunan desa. Siapa saja warga miskin yang belum mendapatkan bantuan, disebutkan satu-satu dalam musyawarah tersebut. Data kemudian disampaikan ke kecamatan, kabupaten/kota dan diverifikasi secara berjenjang. Terakhir verifikasi dilakukan pemerintah pusat,” ujar Budi, Rabu (29/8/2019).

Ditanya soal realisasi Jamsosratu 2019, Budi mengatakan, sudah mencapai 83,12 persen untuk pencairan tahap pertama. Pada tahap pertama, keluarga penerima manfaat menerima bantuan senilai Rp1 juta dan pada tahap dua Rp750.000.

**Baca juga: Tekan Angka Puso, Pemerintah Salurkan 164 Pompa Air Ke Petani Tahun Ini.

“Keluarga yang sudah menerima bantuan tahap pertama sebanyak 41.559 atau 83,12 persen. Mengapa belum semua menerima bantuan tahap pertama, karena masih proses pembuatan rekening,” katanya.

Perihal bank yang menjadi mitra pemprov dalam penyeluran Jamsosratu, Budi menyebutkan, Bank Banten dan bjb. “Bank Banten menyalurkan bantuan di Kota Serang, Kabupaten Serang dan Kota Cilegon. Sedangkan bantuan di kabupaten/kota lainnya disalurkan melalui bjb,” ucapnya.(Den)




Hari Pertama Operasi Patuh Kalimaya, 28 Pengendara di Kota Serang Ditilang

Kabar6.com

Kabar6-Operasi Keselamatan Kalimaya 2019, Satlantas Polres Serang Kota akan fokus pada tiga hal penegakan hukum, yakni pelanggar pengendara dibawa umur, melawan arus dan tidak menggunakan helm SNI.

Terbukti di hari pertama operasi, terdapat 28 orang yang tidak menggunakan helm berstandar SNI. Selain menindak dengan tilang, pengemudi pun diimbau untuk mentaati aturan lalulintas dan mengutamakan keselamatan berkendara.

Meski fokus pada tiga program penegakan hukum tersebut, Ali mengaku tetap menjalankan penegakan hukum lalulintas lainnya yang berpotensi kecelakaan.

“Tetapi kami pun tidak menutup kemungkinan, penindakan hukum akan dilakukan terhadap pelanggaran lain yang berpotensi kecelakaan lalulintas dan mencelakakan orang lain,” kata Kasatlantas Polres Serang Kota, AKP Ali Rahman, ditemui disela-sela operasi Keselamatan Kalimaya, di Kota Serang, Banten, Kamis (29/8/2019).

Penindakan ini berjalan efektif dan diharapkan membuat efek jera bagi pelanggar lalu lintas, agar lebih tertib dalam berkendara di jalan raya. Sehingga mengurangi angka kecelakaan.

Metode yang digunakan oleh Satlantas Polres Serang Kota ada dua, yakni sistem hunting atau perburuan dengan cara patroli. Metode kedua dengan cara stationer atau diam ditempat dengan menggelar razia.

“Sistem hunting memang saat ini kami kedepankan, yang dalam prakteknya anggota kami tetap seperti biasa melakukan kegiatan (patroli dan pengaturan lalulintas). Namun jika ada masyarakat yang melakukan pelanggaran, maka akan kami lakukan penindakan hukum,” terangnya.

**Baca juga: Tekan Angka Puso, Pemerintah Salurkan 164 Pompa Air Ke Petani Tahun Ini.

Operasi Keselamatan Kalimaya akan berlangsung sejak 29 Agustus hingga 11 September 2019. Harapannya, masyarakat yang mengendarai kendaraan bermotor, bisa lebih patuh terhadap aturan lalulintas dan keselamatan di jalanan.

Hari pertama operasi Keselamatan Kalimaya di Polres Serang Kota, 29 Agustus 2019, berhasil menindak 50 pengendara yang melanggar ketertiban dan keselamatan lalu lintas. Pelanggaran ini naik dibandingkan tahun lalu di hari pertama, sebanyak 42 pelanggar.

“Pelanggaran naik 19 persen. Tahun lalu 42 pelanggar, tahun ini 50 pelanggar,” jelasnya.(Dhi)




Peringati HAN, DP3AKKB Banten: Kasih Sayang dan Perhatian Kado Terindah Bagi Anak

Kabar6.com

Kabar6-Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Banten, Siti Ma’ani Nina mengatakan, perhatian, kasih sayang dan gembira adalah kado terindah yang paling dibutuhkan bagi anak, pada peringatan hari anak tingkat nasional 2019 ini, ketimbang dengan memberikan materi berbentuk barang dan lainnya.

Menurutnya, anak-anak akan merasa bahagia saat mendapatkan perhatikan, kasih sayang dari kedua orang tuanya, ketimbang hanya mendapatkan hadiah sebagai penggantinya.

Oleh karena itu, dalam peringatan hari anak nasional tingkat Provinsi Banten tahun ini, pihaknya mengajak kepada seluruh orang tua agar bisa lebih memperhatikan buah hatinya, dalam menciptakan anak-anak Provinsi Banten yang cerdas dan berdaya saing, sesuai program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten agar bisa lebih maju lagi.

“Perhatian, kasih sayang dan gembira adalah kado terindah bagi anak,” kata nina, usai Peringatan Hari Anak Nasional Tingkat Provinsi Banten 2019, merupakan momentum penguatan untuk mempertahankan Provinsi Banten sebagai Provinsi Pelopor Layak Anak, di Taman Aspirasi, KP3B, Kota Serang (21/8/2019).

Termasuk pembekalan melalui pendidikan literasi teknologi, dalam menghadapi perkembangan teknologi yang kian pesat saat ini.

Seperti pemberian fasilitas handphone kepada anak dibawah usia 12 tahun, yang seharusnya belum dilakukan, karena menurur Nina, hal itu dikhawatirkan dapat mempengaruhi pembentukan karakter anak, akibat belum bisa memfilter efek negatif yang timbul.

Sementara itu, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengatakan, peringatan hari anak nasionalis tingkat Provinsi Banten 2019 ini merupakan momentum penguatan untuk mempertahankan Provinsi Banten sebagai Provinsi pelopor layak anak.”

“Juga momentum penguatan untuk mempertahankan empat (4) kabupaten dan empat (4) kota di Provinsi Banten sebagai Kabupaten Kota Layak Anak. Baik bagi pemerintah, lembaga, swasta maupun masyarakat Bannten,” tambah Wagub

Selain itu, dirinya juga mengajak kepada semua tamu undangan untuk meniru semangat anak-anak yang hadir dan tampil bersama sama mengisi acara yang bertema “Kita Anak Indonesia, Kita Gembira. Mari beryukur atas pelaksanaan peringatan hari ini”.

Dikatakan Andika, pada 23 Juli 2029 lalu Provinsi Banten mendapatkan penghargaan sebagai Provinsi Pelopor Layak Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

“Delapan (8) kabupaten/kota di Provinsi Banten juga sudah Layak Anak,” jelas Wagub

Menurut Wagub Andika, saat ini tantangan yang dihadapi adalah dampak transformasi era digital. Apakah internet positif atau negatif untuk tumbuh kembang anak.

“Saya minta dinas untuk mengadakan program literasi media digital terhadap hal ini di kabupaten kota. Program literasi media digital bagi ibu rumah tangga untuk pendidikan dan pengausahan anak,” tegasnya.

**Baca juga: Demo, Warga Jelupang Bakar Ban di Tol Serpong-Kunciran.

“Mengarahkan anak untuk memanfaatkan internet yang seusai dengannya,” tambah Wagub.

Wagub Andika juga mengajak seluruh hadirin untuk memperkuat pola pengasuhan anak yang berkualitas. “Harus dengan sebaik baiknya (pola pengasuhan anak, red) seiring dengan tantangan saat ini,” tegasnya.

Menurut Wagub, pihaknya bersama Gubernur Banten Wahidin Halim sangat konsisten dalam mendukung penguatan sumber daya manusia. Memaksimalkan kebijakan yang ada untuk mempertahankan Provinsi Banten sebagai Provinsi Pelopor Layak Anak.(Den)




Ratusan Bocah SD se-Banten Ikut Pesta Siaga Pramuka

Kabar6.com

Kabar6-Ratusan siswa Sekolah Dasar (SD) se Provinsi Banten mengikuti pembukaan dan aneka lomba dalam Pesta Siaga 2019 di Lapangan Dinas Pariwisata Provinsi Banten, Rabu (14/8/2019).

Pesta Siaga tahun ini mengambil tema ‘Gembira, Ceria, dan Berbudaya’.

Dalam sambutannya, Wakil Ketua Bina Muda Kwarda Banten, Eneng Nurcahyati mengatakan, pesta siaga merupakan acara rutin tahunan dengan tujuan melakukan pembinaan bagi anak anak pramuka tingkat siaga.

“Para Ananda harus lebih menyangi keluarga seperti janjinya dalam Dwi Dharma Pramuka. Ananda harus sayang sama ayah dan bundanya,” kata Eneng.

Lebih lanjut Eneng menjelaskan, selain sayang ayah dan ibu, peserta pesta siaga juga dibimbing untuk lebih mencintai budaya, mengetahui para pahlawan, serta keterampilan dasar agar anak anak siap menghadapi perkembangan dimasanya nanti.

“Generasi sekarang harus disiapkan dalam menghadapi era 4.0. Jadi pramuka dari siaga harus diarahkan siap menghadapi perubahan perubahan pada zamannya. Dan itu harus dilakukan sejak dini,” tambah Eneng.

Sementara itu ketua Pesta Siaga 2019, Imas Masiah menerangkan, setelah pembukaan langsung digelar aneka lomba yang melibatkan seluruh peserta pesta siaga.

**Baca juga: Kabel Berantakan di Karawaci, KNPI Segera kirim Surat ke PLN.

Ada 9 mata lomba yang dipertandingkan untuk mengasah pengetahuan dan kemampuan dasar para Siswa SD ini.

“Ada 9 mata lomba yg dipertandingkan yang kita sebut taman, diantaranya seperti pengetahuan agama dan budi pekerti, patriotisme, tekhnologi budaya, peduli lingkungan, dan lain lain,” ucap Imas seraya menambahkan, meski antar peserta ada kompetisi namun tetap dibuat suasana Gembira dan Ceria sesuai tema yg diangkat.(Den)