Kolam Retensi Kampung Bulak Tangsel Dilengkapi Pompa Air

Kabar6-Infrastruktur kolam retensi dan turab di Kampung Bulak, Pondok Kacang Timur, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dibangun dari APBD 2022 senilai Rp 5,4 miliar lebih. Kolam retensi dan turab dibangun untuk menanggulangi banjir yang seringkali melanda Kampung Bulak.

“Kampung Bulak memang sering dilanda banjir selain berada di cekungan juga di sisi lintasan aliran Kali Serua Hilir,” kata Kepala Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi Kota Tangsel, Robby Cahyadi, Sabtu (18/3/2023).

Menurutnya, Kampung Bulak merupakan kawasan rawan banjir. Konsep rekayasa air hujan yang jatuh di area pemukiman Kampung Bulak akan ditampung pada kolam retensi.

**Baca Juga: Lapas Rangkasbitung Bersih-bersih Sambut HBP, Kamar Warga Binaan Digeledah

“Karena elevasi Kampung Bulak lebih rendah dari kali tersebut,” terang Robby. Dibangun dengan konstruksi beton bertulang turap mengelilingi Kampung Bulak sepanjang 550 meter.

Selain itu, lanjut Robby, pihaknya juga membenahi drainase lingkungan, yang mengarahkan air ke kolam retensi Kampung Bulak dibangun seluas 680 meter persegi dengan kedalaman kurang lebih 4 meter.

“Dengan dilengkapi pompa banjir berdiameter 10 inchi bertenaga genset yang beroperasi pada saat permukaan air meninggi di dalam kolam, diharapkan bakal mengurangi ketinggian air dengan cara dipompakan keluar ke arah Kali Serua,” papar Robby.(Adv)




Tiga Warga Korban Banjir di Teluknaga Tewas Lagi Perbaiki Pompa Air

Kabar6-Tiga orang warga terdampak banjir di Kampung Cirumpak, Desa Tanjung Anom, Teluknaga, Kabupaten Tangerang, tewas menggenaskan Korban itu meregang nyawa akibat tersengat aliran listrik.

“Ketiga remaja yang jadi korban sedang membenarkan alat pompa air seketika itu pula mereka tersengat listrik,” kata Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Ujat Sudrajat, Kamis (2/3/2023).

Para korban meninggal dunia antara lain, Jamaludin, 22 tahun; Syaeful 18 tahun; dan Arya 20 tahun. “Mereka semua meninggal di tempat,” terang Ujar.

**Baca Juga:Tiga Remaja Korban Banjir di Teluknaga Tewas Kesetrum

Ia mengklaim personel BPBD Kabupaten Tangerang cepat datang ke tempat kejadian perkara saat mendapat informasi ada warga terdampak banjir yang tewas akibat kesetrum.

“Anggota di lokasi langsung mengevakuasi korban menggunakan perahu karet dan saat ini sudah dimakamkan,” terang Ujar.(rez)




Terungkap, Pompa Air di Kota Tangerang Sering Mati

Kabar6.com

Kabar6-Banjir yang melanda Kecamatan Periuk, Kota Tangerang masih saja terjadi. Bahkan saat banjir melanda wilayah tersebut pompa air tidak dapat berfungsi saat debit air di atas rata-rata.

Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang, Taufik Syahzaeni mengatakan, selain pompa air tidak berfungsi jumlah rompa yang belum dibangun masih banyak.

“Jadi rencana pompa harusnya posisi akan kita tinggikan, terus turapnya yang jembatan Alamanda sering mati sering tenggelam karena kurang tinggi,” ujar Taufik saat dikonfirmasi kabar6.com, Jumat (13/3/2020).

“Makaya pompanya serta panelnya harus di tinggikan,” tambahnya. Meski demikian, Taufik menerangkan, tahun ini pengerjaan peningkatan pompa yang sudah ada serta pembangunan rumah pompa akan dilakukan.

Saat ini proses tersebut masih dalam tahap pengadaan. Dia pun berharap apabila proses tersebut selesai akan segera dikerjakan.

**Baca juga: Dinkes Kabupaten/Kota Tangerang Bantu Petugas Posko Utama COVID19.

Saat ini pompa yang masih sering terendam saat banjir hanya dua pompa saja yang berada di Jembatan Alamanda, Kelurahan Gebang Raya, Kecamatan Periuk. Ditanya tentang besaran anggaran pembangunan tersebut belum diketahui. “Saya gak hapal,” katanya.

Apabila saat musim hujan warga Perumahan Garden City, Kecamatan Periuk merasa was-was karena sudah menjadi langganan banjir. Sebab saluran air drainase tidak berfungsi atau air muter di wilayah itu saja.

“Karena tanggul belum selesai, jadi kalau kita pompa air dan tanggulnya belum selesai airnya balik lagi,” terangnya. (Oke)




Pompa Air Rusak Picu Banjir di Perumahan Pondok Maharta

Kabar6.com

Kabar6-Pompa air yang mengalami gangguan diduga menjadi salah satu faktor banjir di Perumahan Pondok Maharta, Pondok Kacang Timur, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan dua hari lalu.

Ketua RT 007, Wage mengatakan pompa banjir yang terletak di Balai Warga Perumahan Pondok Maharta itu bermasalah saat hujan deras melanda sebelum banjir terjadi.

“Jadi air yang masuk itu lebih kecil dari yang keluar. Seperti tersendat, air yang masuknya kecil banget,” ujarnya kepada Kabar6.com di Kamis (27/2/2020).

Menurut Wage, pompa ini harus ditambah daya sedot nya, agar air yang ke penampungan lebih deras, sehingga seimbang dengan yang dikeluarkan ke kali.

“Tambahin paralon yang buat masuknya aja, itu sih harapan saya,” terangnya.

Untuk pompa banjir sendiri, Wage menjelaskan, di Perumahan Pondok Maharta sendiri masih ada 1 dari 3 yang direncanakan.

“Disini (Perumahan Pondok Maharta) cuma ada 1, tadinya sih katanya ada 3 yang mau di pasang,” tuturnya.

**Baca juga: Puspiptek Tunda Pengusiran Ratusan Pensiunan dari Kompleks Rumah Dinas.

Terpisah seorang warga, Rama berharap agar pemerintah lebih serius untuk menangani banjir yang setiap tahun terus menghantui perumahan nya.

“Harapnya sih ke pemerintah ya agar segera mencari solusi agar perumahan ini gak jadi langganan banjir terus,” ujar Rama.(eka)




Tekan Angka Puso, Pemerintah Salurkan 164 Pompa Air Ke Petani Tahun Ini

Kabar6.com

Kabar6-Dalam mengantisipasi kejadian puso di Provinsi Banten agar tidak semakin melebar, karena disebabkan faktor alam seperti kejadian kemarau panjang selama ini terjadi.

Pemerintah pusat melalui Dinas Pertanian (Distan) kembali menyalurkan 164 pompa air kepada para petani di Banten yang membutuhkannya.

Bantuan pompa air diserahkan langsung kepada kelompok tani yang membutuhkannya, yang tersebar di Kabupaten dan kota Provinsi Banten agar bisa meringankan pekerjaannya para petani dalam menghadapi kekeringan yang melanda sejumlah daerah yang ada di Provinsi Banten seperti saat ini terjadi.

“Terkait bantuan sudah banyak yang diberikan kepada Kabupaten/Kota. Pada tahun ini sudah disalurkan pompa air 4 inci sebanyak 164 unit,” terang Kepala Dinas Pertanian ( Kadistan) Provinsi Banten, Agus Tauchid, kepada kabar6.com, kemarin.

Untuk sebarannya sendiri, menuru Agus Tauchid, Kabupaten Pandeglang memperoleh 34 unit pompa air pada tahun ini, Kabupaten Serang 34 unit, Kabupaten Lebak 32 unit, Kabupaten Tangerang 43 unit, Kota Cilegon 12 unit dan Kota Serang 9 Unit.

Sesi lain, lanjut Agus, agar kejadian puso tahun ini dapat dijadikan pelajaran oleh para petani khususnya yang ada di Provinsi Banten, agar mengasuransikan tanamannya.

Dengan begitu, kata Agus, pada saat kemarau panjang datang lagi, para petani di Banten tidak perlu lagi merasa khawatir karena tanaman padinya menjadibgagal panen, karena akan digantikan oleh pihak asuransi tempat dimana petani mengasuransikan lahan pertaniannya tadi.

“Untuk yang gagal panen kami menyiapkan AUTP ( Asuransi Usaha Tanaman Padi) dan Bantuan Benih benih CBD ( Cadangan Benih Daerah). Selanjutnya Dinas Provinsi sudah melakukan Mitigasi dengan membuat Posko Mitigasi Kekeringan di Kab/Kota berikut perencanaan tahun depan,” pararnya.

Saat disinggung apakah seluruh petani di Banten sudah mengasuransikan lahan pertaniannya untuk menghindari gagal panen.

“Belum semua, tapi dengan adanya musibah kekeringan ini para petani sudah banyak yang menyadari untuk masuk asuransi,” jelas Agus Tauchid.

Mengenai premi asurannya hanya berkisar IDR 36.000 per musim ( empat bulan) per hektar.

Premi dibayarkan oleh Petani yang sudah mendapatkan subsidi dari Pemerintah.

Jika terjadi gagal panen apakah akibat kekeringan, kebanjiran, serangan Hama penyakit, Tsunami) akan dibayarkan Klaim asuransi sebesar IDR 6.000.000 per hektar melalui JASINDO.

**Baca juga: Satpol PP Lebak Cek Penginapan di Bayah Lebak yang Disebut Tak Berizin.

Sebelumnya, Kepala Balai Benih Induk Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBITPH) Provinsi Banten, Luki Saptiaji mengaku kewalahan dalam memenuhi permintaan para petani yang meminta bantuan agar lahan pertaniannya bisa disiram menggunakan alat pompa air milik BITPH.

Sisi lain, kata Luki, sumber mata air yang biasa digunakan oleh warga untuk menyirami lahan pertaniannya yang berasal dari sumber irigasi juga kondisinya saat ini tengah mengering, sehingga membuat pihaknya harus bekerja ekstra keras lagi untuk mencarikan jalan keluarnya agar hasil pertanian masyarakat tidak terjadi puso akibat faktor kemarau seperti yang saat ini terus terjadi.

Sebelumnya, Luki juga mengatakan, 4553 hektar lahan pertanan Bantem mengalami puso, akibat faktor kekeringan yang melanda sejumlah daerah Provinsi Banten saat ini terjadi, dan masih ada 22.859 hektar lahan pertanian Banten dalam status Waspada Puso.(Den)