1

Kementan Beri Bantuan untuk Peternak di Lebak Terdampak PMK

Kabar6.com

Kabar6-Belasan peternak di Kabupaten Lebak yang terdampak akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) mendapat bantuan dari Kementerian Pertanian (Kementan).

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Lebak, Rahmat, mengatakan, bantuan dari Kementan untuk membantu para peternak yang merugi karena hewan ternaknya mati oleh penyakit tersebut.

“Alhamdulillah kemarin ada bantuan dari Kementerian Pertanian, jadi itu sudah dianggarkan memang untuk meringankan beban para peternak yang ternaknya mati karena PMK,” kata Rahmat kepada wartawan, Rabu (16/11/2022).

Secara simbolis ujar Rahmat, bantuan untuk peternak telah disalurkan oleh bupati bersama Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten.

Besaran bantuannya, untuk hewan besar seperti sapi dan kerbau mendapat Rp10 juta per ekor. Sementara untuk domba atau kambing Rp1,5 juta per ekor.

**Baca juga: Pemkab Lebak Akan Beri Insentif Fiskal untuk Pelaku Usaha dan Investor

“Yang menerima bantuan sebanyak 12 peternak dan semaunya variatif, ada yang mendapat Rp10 juta, Rp20 juta hingga yang terbesar Rp50 juta,” beber Rahmat.

Maksimal peternak penerima bantuan dampak PMK hanya menerima maksimal Rp50 juta.

“Karena memang maksimal uang bagi peternak yang terkena dampak PMK itu maksimalnya hanya untuk lima ekor,” katanya.(Nda)




Jelang Idul Adha, Kasus PMK di Tangsel Tercatat Hanya 0,67 Persen

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mencatat pada Selasa 5 Juli 2022 ada 127 ekor hewan yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).

Jika dipersentasekan angka tersebut hanya 0,67 persen dari 18.966 ekor, data hewan kurban yang masuk yang terjangkit PMK.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala DKP3 Kota Tangsel, Yepi Suherman kepada wartawan di Serpong, Rabu 6 Juli 2022.

“Data sampai hari kemarin sebanyak 127 hewan terjangkit PMK, dari jumlah hewan sebanyak 18.966 hewan jenis sapi, kerbau, domba dan kambing,” ungkapnya.

Jumlah tersebut meningkat dari data yang tercatat pada tanggal 29 Juni 2022, yaitu sebanyak 118 ekor terjangkit PMK.

“(Kemarin, red) yang sembuh 118 ekor dan 9 ekor dalam pengobatan dengan jumlah kasus terjangkit sebanyak 127 ekor dengan jumlah hewan terperiksa sebanyak 6.131 ekor dari jumlah hewan sebanyak 18.966 ekor,” jelasnya.

**Baca juga: 127 Ekor Ternak Kurban di Tangsel Terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku

Yepi mengaku, pihaknya terus melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap hewan-hewan ternak yang ada. Terutama pada hewan ternak kurban mendekati lebaran Idul Adha nanti.

“Pengawasan dan pemeriksaan hewan terus dilakukan. Penambahan 127 kasus ini dari bertambahnya pemeriksaan kami dari sebelumnya 4.079 ekor terperiksa dan 118 terjangkit PMK dan data terakhir dari 6.131 ekor terperiksa ada 127 ekor PMK,” tutupnya.(eka)




Dua Ribuan Hewan Ternak di Banten Terjangkit PMK Jelang Idul Adha

Kabar6-Sebanyak 2.057 ekor hewan ternak terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di wilayah Banten, jelang Idul Adha 2022. Mayoritas berada di Tangerang Raya.

Kenaikan itu disebabkan oleh meningkatnya lalu lintas pengiriman hewan ternak di wilayah Banten. Pemerintah menerangkan tengah menggenjot vaksinasi bagi hewan ternak, terutama yang terjangkit PMK.

“Mayoritas akibat mobilitas ternak menjelang Idul Adha. Untuk tingkat kesembuhan mencapai 36 persen sampai 42 persen, kata Pj Gubernur Banten, Al Muktabar, melalui rilis resminya, Selasa (05/07/2022).

Pj Gubernur Banten menjelaskan pemprov sudah menerima 1.100 dosis vaksin PMK dan akan meminta lagi ke Kementrian Pertanian dengan jumlah yang sama untuk dibagikan ke peternak.

Mantan Sekda Banten itu menerangkan, Indonesia kembali menerima vaksin PMK dari Prancis dengan merk Aftopor, sebanyak 94 ribu dosis pada Senin, 04 Juli 2022.

Masih dalam rilis yang sama, tertulis Indonesia telah menerima 3,1 juta dosis vaksin PMK yang telah datang pada 12 Juni sekitar 10 ribu dosis dan 16 Juni 2022 sekitar 3 juta dosis.

**Baca juga: Polisi Tangkap Gadis Terduga Pembuang Bayi di Serang

Dosis PMK itu tersimpan di gudang pendingin terminal Kargo 520 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Nantinya, vaksin itu akan disebar oleh Kementrian Pertanian ke daerah yang membutuhkan.

“Vaksin akan didistribusikan ke daerah sesuai prioritas penyebaran untuk digunakan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel,” jelasnya.(Dhi)




Pemkab Lebak Hitung Alokasi Anggaran untuk Penanganan PMK

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak memastikan akan menggunakan dana belanja tidak terduga (BTT) untuk penanganan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak seperti sapi, kerbau, kambing dan domba.

Asisten Daerah (Asda) II Bidang Ekonomi Pemkab Lebak, Ajis Suhendi, mengatakan, pemerintah daerah melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) kini sedang menghitung berapa anggaran yang akan dibutuhkan.

“Dinas Peternakan masih berhitung, karena beberapa item kayak APD (Alat pelindung diri), disinfektan, dan lain-lain mau dipastikan dulu apakah masih ada atau enggak di Dinas Kesehatan. Kalau jumlahnya masih mencukupi, enggak akan kami ajukan,” kata Ajis, kepada Kabar6.com, Senin (4/7/2022).

Ajis menjelaskan, anggaran yang nanti diajukan melalui BTT tidak termasuk anggaran untuk pengadaan vaksin. Pasalnya, menunggu dari Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Pemprov Banten.

“Kebutuhannya nanti misalnya, karena arahan BNPB untuk pengetesannya memakai laboratorium yang digunakan COVID, dalam hal ini Labkesda. Nah, teman-teman Dinkes mau memastikan dulu apakah reagen-nya kompatibel dengan alat PCR kita atau tidak. Lalu buat obat-obatan dan sebagainya,” papar Ajis.

Pemerintah daerah juga memastikan akan memberikan bantuan kepada peternak kecil yang terdampak PMK.

“Sebagai pembina peternak dan mengetahui persis kondisinya kami sudah memerintahkan Disnakeswan, kalau memang betul-betul terdampak dan harus kita bantu ya kita bantu terkait kebutuhan pokoknya. Kalau peternak besar kan walaupun pun ada yang kena, rasanya belum perlu kita bantu, makanya harus dipastikan betul,” jelas dia.

**Baca juga: Hari Bhayangkara, Pemohon SIM Lahir 1 Juli di Lebak Bebas Biaya PNBP

Ada informasi terhadap hewan ternak yang mati akibat PMK akan mendapat pergantian dengan sejumlah uang. Namun, Ajis belum mengetahui secara detail wacana tersebut.

“Iya sedang ada wacana dari pusat akan diganti. Infonya sih Rp10 juta, hanya kami belum tahu detail teknisnya Rp10 juta itu seperti apa? Apakah disamaratakan semua umur ternak, itu yang kita belum tahu karena masih info awal aja dari Satgas,” katanya.(Nda)




Bupati Zaki Kumpulkan Ulama dan Umaro Ingatkan Gejala PMK pada Hewan Kurban

Kabar6.com

Kabar6-Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengumpulkan ulama dan umara dalam rangka membahas persiapan Idul Adha 1443 H/2022. Pertemua digelar di Aula Masjid Agung Al Amjad Tigaraksa, Jumat (01/07/2022).

“Hari ini, kita melakukan pertemuan dengan ulama dan umara, persiapan Idul Adha 1443 H, baik pelaksanaan kurban maupun hari raya idul kurbannya,” jelas Bupati Zaki.

Bupati juga menghimbau kepada seluruh camat dan ketua-ketua MUI untuk membantu memfasilitasii pelaksanaan Sholat Ied di wilayahnya masing-masing. Mengingat Covid-19 masih ada, Bupati meminta kepada seluruh masyarakat saat pelaksanaan kurban dan hari raya Idul Adha untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, tetap waspada dan jaga kesehatan.

“Jadi kami menghimbau kepada seluruh Bapak/Ibu Camat dan juga ketua MUI untuk pelaksaan sholat Ied Idul Adha nanti dibantu, difasilitasi penyediaan masker, desinfektant, handsanitiser dan lain sebagainya,” pinta Bupati Zaki

**Baca juga: Bekas Kades di Pakuhaji Kabupaten Tangerang Korupsi Mobil Jadi DPO

Di tengah tingginya kasus PMK yang menyerang ternak hewan kurban, Bupati Zaki juga menghimbau kepada para penjual hewan kurban untuk sigap dan tanggap apabila ditemukan gejala-gejala PMK pada hewan jualannya segera melaporkan kepada kecamatan atau Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan agar segera dilakukan tindakan lebih lanjut.

“Kami menghimbau kepada para penjual hewan kurban, apabila ditemukan gejala-gejala penyakit PMK pada hewan jualannya, segera hubungi kantor kecamatan maupun Dinas Pertanian Kabupaten Tangerang untuk diberikan pengobatan,” jelasnya Bupati Zaki.(red)




Dewan Minta Penanganan Wabah PMK di Lebak Serius dan Libatkan Semua Pihak

Kabar6.com

Kabar6-Sebanyak 306 ekor hewan ternak di Kabupaten Lebak tercatat terkonfirmasi penyakit mulut dan kuku (PMK). Kabupaten ini jadi daerah dengan kasus terkonfirmasi PMK tertinggi ke-3 di Provinsi Banten.

Anggota DPRD Lebak, Aad Firdaus, berharap, wabah PMK yang sudah menjangkit ratusan ekor hewan ternak mendapat perhatian dan penanganan serius oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak.

“Ini sudah kondisi luar biasa, harus dapat perhatian yang serius. Penanganannya juga harus serius dan harus melibatkan semua pihak,” kata Aad kepada Kabar6.com, di Rangkasbitung, Kamis (30/6/2022).

Pemerintah daerah, kata dia, harus meningkatkan pengawasan aktivitas keluar-masuk hewan. Informasi mengenai ternak yang terindikasi penyakit tersebut juga agar terintegrasi dengan pemerintah desa.

“Ini penting sebagai salah satu upaya dalam pencegahan agar tidak makin meluas, pendistribusian informasi bagaimana langkah-langkah penanganan pertama terhadap hewan yang bergejala kepada masyarakat pemilik ternak,” ujar anggota Komisi II ini.

**Baca juga: Kasus Konfirmasi PMK Lebak Tertinggi ke-3 di Banten, Bagaimana Langkah Pemkab?

Kemudian, Aad mendorong supaya segera dibentuk dan diaktifkan Satgas tingkat kecamatan, terutama kecamatan yang bersentuhan dengan daerah lain yang terjangkit.

“Aktifkan lagi posko-posko di tingkat mikro untuk pencegahan penyebaran dari luar maupun dalam daerah. Saya harap, pemerintah daerah bisa gerak cepat dalam penanganannya,” katanya.(Nda)




Kasus Konfirmasi PMK Lebak Tertinggi ke-3 di Banten, Bagaimana Langkah Pemkab?

Kabar6.com

Kabar6-Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak sudah menyebar di hampir seluruh daerah di Provinsi Banten.

Data yang disampaikan dalam rapat koordinasi penanganan PMK Banten, kemarin, Kabupaten Lebak merupakan daerah dengan kasus konfirmasi PMK tertinggi ke-3 setelah Kota Tangerang dan Tangerang.

“(Kasus terkonfirmasi PMK) ada 306 ekor,” kata Asda II Pemkab Lebak, Ajis Suhendi, di Rangkasbitung, Rabu (29/6/2022).

Testing perlu segera dilakukan, mulai dari pemeriksaan menggunakan ELISA dan RT-PCR. Penggunaan antigen secara massif jika terbukti memiliki sensivitas yang tinggi.

Sesuai dengan mekanismenya, Ajis menerangkan, tidak ada pergerakan keluar masuk ternak dari zona merah serta menjaga zona aman agar tidak terinfeksi. Sementara. hewan di daerah hijau harus di-skrining.

**Baca juga: Pemkab Lebak Akan Terapkan TTE, Puluhan Pejabat Diberi Bimtek

“Kalau aman tutup pemasukan ternak atau produk ternak dari luar. Begitu ada yang terjangkit di suatu tempat, upaya cepat yang harus dilakukan adalah lockdown memisahkan dari yang sehat,” ujar Ajis.

Terkait dengan vaksin, sejauh ini sudah 140 dosis yang sudah terdistribusi untuk diberikan kepada hewan. Sesuai dengan kebutuhan, Pemkab Lebak mengusulkan sebanyak 21.900 dosis.(Nda)




Ratusan Ternak di Kabupaten Tangerang Suspek dan Positif PMK

Kabar6-Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang menyebutkan, saat ini ada 221 ekor sapi bergejala penyakit mulut dan kuku (PMK). Hasil ini dari pemeriksaan kesehatan hewan pada 10 wilayah kecamatan.

“Di angka 163 hewan positif,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner, Hustri Windayani, Selasa (14/6/2022).

Menurutnya, dari awal hasil positif diketahui dari laboratorium. Namun ada juga yang tidak dilaksanakan hasil laboratorium tapi gejalanya mengarah PMK.

Adapun dari ke 10 wilayah terdapat kasus tersebut diantaranya seperti kecamatan Curug dengan enam kasus, Panongan tujuh kasus, Sepatan Timur satu kasus, Pagedangan 81 kasus, Kelapa Dua 26 kasus, Solear 11 kasus, Cisoka 11 kasus, Rajeg 6 kasus, Cikupa 12 kasus, dan kecamatan Legok satu kasus.

“Rata-rata hewan yang suspek PMK ini jenis sapi, kerbau, domba dan kambing. Jadi tingkat penularannya pun memang begitu cepat sehingga bisa menular terhadap hewan yang ada di sekitarnya,” terang Hustri.

Hingga kini, lanjut Asep, upaya yang dilakukan oleh satgas pengendalian dan penanganan penyakit setempat langsung melakukan pemberian vitamin dan antibiotik terhadap hewan yang diindikasi tetpapar PMK tersebut.

“Tentunya kita hanya melakukan pencegahan dengan melakukan pengobatan dan penyemprotan disinfektan ke kandang-kandang peternak itu, supaya PMK ini tidak menyebar lebih luas lagi,” ujarnya.

Ia berharap, kepada seluruh peternak dan pedagang ketika mendatangkan hewan ternak baru yang berasal dari luar daerah agar dipisahkan terlebih dahulu. Pastikan kondisi hewan itu dalam keadaan sehat.

“Dipastikan para peternak bisa menjaga sterilisasi kebersihan kandang hewan masing-masing. Karena dengan upaya itu bisa menghindari penularan PMK,” tuturnya.

**Baca juga: DMI Kabupaten Tangerang Gulirkan Program Sertifikasi Masjid

Ia juga mengimbau, kepada masyarakat supaya tidak khawatir dan panik dengan seiringnya ditemukan kasus-kasus PMK di Kabupaten Tangerang. Penyakit mulut dan kuku pada hewan tersebut tak menular kepada manusia.

“Kami mengimbau kepada masyarakat tidak khawatir ataupun panik. Karena prisnsipnya penyakit ini tidak menular ke manusia,” imbuhnya. (Rez)




13 Sapi di Kota Tangerang Terjangkit PMK, 1 Sudah Sembuh

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang melaporkan sebanyak 13 hewan sapi terjangkit penyakit kuku dan mulut (PMK). Satu diantaranya sudah dinyatakan sembuh. Hewan yang terjangkit PMK tersebut ditemukan di kawasan Cipondoh, Kota Tangerang.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang, Abdul Surahman menyampaikan, setelah mendapatkan peringatan dari Kementerian Pertanian pihaknya langsung melakukan survei dan pengambilan sampel terhadap 13 sapi. Kemudian mengirimkan sampel tersebut ke Kabupaten Subang untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

“Setelah dua hari kemudian muncul dari mereka positif 13 sapi itu terkena PMK. Sejak saat itu kita kemudian gencar menemui peternak untuk melakukan isolasi dan pembatasan-pembatasan . Agar mereka tidak melakukan hubungan dengan peternak yang sedang menderita sakit,” ujar Abduh saat dimintai keterangan oleh wartawan di Pemkot Tangerang, Kamis (9/6/2022).

Ditemukan hewan yang terjangkit PMK tersebut sekitar bulan Mei lalu. Namun, Ia mengatakan pihaknya langsung melakukan penanganan seperti meminta kepada peternak untuk mengisolasi dan pemberian vitamin serta obat-obatan.

“Satu sudah sembuh yang lainnya masi dalam perawatan. Ya, dari 13 sapi itu,” katanya.

**Baca juga: BKIPM Sebar Ikan Sehat-Bermutu di Kota Tangerang

Kendati demikian, Ia mengungkapkan saat ini sudah mendapatkan laporan temuan terbaru. Namun hasilnya sedang dalam penelitian.

“Ada laporan dari Karang Tengah, Cipondoh dan Pinang kemudian kita survei ke tempat tersebut, sekarang hasil sedang diteliti,” tandasnya. (Oke)




Kenali Ciri dan Dampak PMK pada Hewan Ternak Kurban

Kabar6.com

Kabar6-Kasus temuan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak kurban tidak hanya terjadi di Jawa Timur dan Aceh saja. Bahkan kini sudah menular ke sejumlah daerah terdekat.

Yoyok Indrianto, dokter hewan dari Balai Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Provinsi Jawa Barat, mengungkapkan, mulanya temuan kasus dari Jawa Timur. Tetapi kini sudah menular ke Jawa Barat dan Jawa Tengah.

“Kalau kondisi sekarang secara umum di Jawa kena semua PMK itu,” katanya ditemui kabar6.com di Serpong, Kota Tangerang Selatan, Kamis (9/6/2022).

Yoyok menyebutkan ciri hewan ternak sapi mengidap positif PMK yaitu demam tinggi, hypersalivasi atau keluar air liur banyak dari mulut hewan ternak.

Kemudian terdapat tanda lepuh pada gusi, lidah, dan mulut sapi. Pada kuku juga tampak nodul dan ternak berjalan pincang.

“Kalau yang kena itu banyak eleran, luka di gusi, kalo positif ada lesi-lesinya. Dari bisul kemudian timbul lesi,” sebutnya.

Bila sudah jadi daging dan dimasak untuk konsumen tidak ada masalah. Yoyok bilang, masalahnya kalau ada penyakitnya kemudian menular ke hewan terdekat.

**Baca juga: SMAN 4 Tangsel Masih Banjir, Wakasek Pastikan Tak Ganggu Aktivitas Belajar

Lingkungan sekitar juga tertular. Jadi kalau ada peternakan hewan lain juga tertular. Sedangkan untuk dampak misalkan ke manusia asal daging dimasak sampai matang maka tak soal.

“Misalkan limbah-limbahnya. Kalau dapat daging itu langsung dimasak aja, dan limbahnya tidak dibuang ke lingkungan,” terang Yoyok.(yud)