1

4 Remaja di Afsel Tewas Usai Minum Pestisida yang Disangka Obat untuk Besarkan Mr P

Kabar6-Maksud hati ingin memiliki Mr P berukuran besar, empat remaja belia berusia 12-14 tahun di Afrika Selatan (Afsel) ini justru harus kehilangan nyawa. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Rupanya, keempat remaja tadi bukan meminum obat kuat pembesar Mr P, mereka malah mengonsumsi pestisida. Melansir mirror.co.uk, obat yang diminum adalah pil phostoxin, disebut merupakan pestisida mematikan. Para remaja ini salah mengira kalau racun tersebut adalah obat pembesar Mr P.

Belakangan diketahui, ada seseorang yang memberitahu keempat remaja tadi bahwa apabila meminum phostoxin, maka organ intim mereka akan tumbuh besar dan gagah perkasa.

Namun, tidak ada keterangan lebih lanjut bagaimana keempat remaja ini mendapat informasi bahwa racun yang seharusnya untuk serangga dan tikus itu bisa membesarkan organ intim.

“Cucu saya meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Kemudian temannya meninggal sehari berselang,” kata Marankolo Molibeli, nenek dari salah satu remaja tadi. ** Baca juga: Pria Asal Texas Ini Ditahan Karena Bawa Suvenir Rudal Peluncur

Tragis.(ilj/bbs)




Pastikan Anda Membersihkan Sayur dan Buah dengan Cara yang Benar Agar Bebas Pestisida

Kabar6-Sayur dan buah non organik yang dijual di pasar dan supermarket umumnya memiliki kadar pestisida yang berbeda-beda. Dalam pemakaian jangka panjang, hal ini bisa berbahaya bagi kesehatan, seperti kesehatan sistem saraf, getah bening, dan saluran pencernaan pada manusia, terutama anak-anak.

Lantas, bagaimana cara membersihkan buah dan sayur dengan tepat, agar bersih dari pestisida? Melansir beberapa sumber, cara pertama adalah dengan mencuci syaur atau buah dengan air mengalir. Cara ini dapat mengurangi 20-70 persen residu pestisida yang menempel, tergantung jenis pestisidanya.

Tidak disarankan mencuci dengan direndam, karena racun yang telah larut dapat menempel kembali pada sayur dan buah. ** Baca juga: Jenis Gula Apa yang Lebih Baik untuk Dikonsumsi?

Sayangnya, pestisida sistemik, yaitu pestisida yang masuk melalui tanah, air atau udara lalu menyebar ke seluruh jaringan tanaman dan mengendap di daun atau bagian lain tanaman, tidak dapat hilang hanya dengan pencucian.

Kemudian, cuci dengan teliti bagian yang tersembunyi. Jangan lupakan daerah-daerah buah atau sayur yang tidak terlihat di depan mata. Misalnya pada lipatan halus, tangkai bayam, serta gumpalan kuntum bunga kol dan brokoli.

Anda juga bisa mencuci dengan sabun khusus food grade. Cara ini dapat mengurangi residu yang menempel, terutama jika pada kulit masih terdapat lilin (parafin) atau minyak yang menyerap partikel pestisida.

Lapisan parafin yang tampak mengilat ini dimaksudkan untuk mengurangi penguapan sehingga buah tidak cepat keriput. Setelah dicuci dengan sabun, sayur dan buah harus dibilas dengan baik agar tidak ada sisa sabun yang tertinggal.

Cara lain adalah mengupas kulit buah. Ini adalah cara efektif menurunkan residu pestisida, jika kulit tersebut mampu menghambat pemindahan tempat atau translokasi zat racun ke jaringan lainnya. Tidak hanya buah, tapi tanaman umbi-umbian dan sayuran, seperti kentang, bawang, dan ubi juga perlu dikupas karena pestisida dapat masuk melalui tanah.

Buang lapisan luar sayur. Jangan segan membuang lapisan terluar dari sayuran yang berlapis-lapis, seperti selada, kol, dan sawi. Bagian terluar ini paling banyak terpapar pestisida.

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Ilmuwan Ungkap, Bahan Kimia Pembasmi Serangga Dapat Bertahan di Rumah Selama Setahun

Kabar6-Saat melihat serangga dalam rumah, biasanya Anda langsung menyemprotnya dengan cairan bahan kimia pembasmi serangga. Nah, para ilmuwan telah menemukan sebuah peringatan, bau yang memudar itu tidak berarti Anda menyingkirkan bahan kimia berbahaya juga.

Sebenarnya, bahan kimia yang ada dalam semprotan tadi, melansir She, dapat bertahan dalam debu dalam rumah kita selama setahun, yang menimbulkan bahaya kesehatan terutama di kalangan anak-anak dan hewan peliharaan karena terkena pajanan pestisida yang terlalu lama.

Pyrethroids adalah pestisida yang umum digunakan untuk mengusir serangga, walaupun ditemukan lebih atau kurang aman untuk mamalia dalam penelitian laboratorium, obat tersebut dapat menyebabkan iritasi kulit, sakit kepala, pusing dan mual untuk orang yang lebih sensitif.

Karena bahan aktif pestisida rumah tangga seringkali sama dengan yang digunakan di pertanian, maka ilmuwan ingin mengetahui apakah penelitian laboratorium benar-benar mewakili apa yang terjadi di rumah.

Peneliti dari Biological Institute di Brasil, melansir zeenews, menemukan ketika digunakan di luar rumah, mikroorganisme, hujan atau penyiram, dan sinar matahari bertindak untuk memecah senyawa kimia pestisida dengan cukup cepat. Di mana bahan kimia dalam pestisida piretroid menempel pada kain, lantai keramik dan kayu berbeda dari pada permukaan luar.

Dengan menjalankan eksperimen bersamaan, satu di laboratorium terkontrol dan yang lainnya di rumah uji, para periset menemukan jika pestisida yang digunakan dalam percobaan terkontrol lebih cepat terjadi daripada di rumah uji, dengan 70 persen cypermethrin, pestisida piretroid, masih ditemukan di sampel debu di sekitar rumah setelah satu tahun.

Periset mengatakan, persistensi pestisida di dalam bangunan, di permukaan dan debu di rumah dapat dilihat dalam beberapa cara yang berbeda. Di satu sisi, saat menggunakan produk pestisida di rumah, lebih sedikit aplikasi yang masih harus mempertahankan pengendalian hama dalam jangka panjang.

Sementara di sisi lain, persistensi yang meningkat bisa meningkatkan kemungkinan penduduk terkena pestisida, yang tentu sangat mengkhawatirkan bagi anak-anak dan hewan peliharaan di dalam rumah tangga, yang menghabiskan lebih banyak waktu di lantai, sering memungut barang serta memasukkannya ke mulut mereka. ** Baca juga: Riset Sebut Usia Seseorang Raih Kebahagiaan

Temuan yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Toxicology and Chemistry, menyoroti pentingnya penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi risiko paparan manusia terhadap piretroid yang sebenarnya dapat hadir dalam debu dan permukaan lain-lain.(ilj/bbs)




100 Ribu ‘Tentara Bebek’ Lawan Hama Belalang di Pakistan

Kabar6-Tiongkok mengirim 100 ribu ‘tentara bebek’ untuk menghadapi hama belalang yang sedang melanda Pakistan. Kabar itu berembus setelah Islamabad mengumumkan kondisi darurat, buntut serangan kawanan belalang itu adalah yang terburuk dalam 20 tahun terakhir.

Meskipun ide pengiriman tentara bebek ini terdengar konyol, melansir Kompas, ‘senjata biologis’ ini dianggap lebih efektif ketimbang pestisida, karena satu ekor bebek dapat memangsa lebih dari 70 belalang sehari. “Bebek suka tinggal dalam kelompok, sehingga mereka lebih mudah dikelola daripada ayam,” demikian keterangan Lu pada Bloomberg.

Tentara bebek ini akan memulai misinya dari daerah Xinjiang yang gersang dan kering, sebelum berangkat ke Pakistan. Di sana, para bebek ini akan menjalani misi di provinsi Sindh, Balochistan, dan Punjab.

Diketahui, Pakistan telah mengumumkan kondisi darurat dengan mengatakan bahwa jumlah belalang meningkat drastis. Hama belalang ini juga meresahkan warga di bagian timur Arika, karena telah merusak tanaman mereka.

Bagi Tiongkok, menghentikan hama belalang sangat penting karena negera mereka berbatasan langsung dengan negara-negara Asia Selatan. Keberadaan tentara bebek itu sendiri menarik perhatian warga Tiongkok, dengan banyaknya jumlah views di media sosial Weibo.

Video yang diunggah telah disaksikan oleh 520 juta penonton. Begitu juga dengan video yang beredar di situs microblogging Twitter, banyak orang yang mengomentarinya.

Meski banjir tanggapan positif, beberapa ahli meragukan cara ini akan berhasil. “Bebek adalah makhluk air, dan di daerah gurun seperti Pakistan suhunya sangat tinggi,” kata Zhang Long, profesor Universitas Pertanian Tiongkok.

Sebaliknya, Zhang menganjurkan memakai insektisida tradisional untuk meredakan wabah. Para ilmuwan juga diminta segera menciptakan sesuatu yang manjur untuk melawan wabah ini, sebab jumlah belalang sudah terlalu banyak akibat perubahan iklim.

Pekan lalu, jutaan belalang menghitamkan langit di Timur Tengah, sementara gerombolan belalang di Kenya menyebabkan kerusakan senilai sekira Rp1 triliun. Itu adalah wabah terburuk di Kenya dalam 70 tahun terakhir. ** Baca juga: 3 Kali Dijual, Mobil Klasik Ini Selalu Kembali pada Pemiliknya

PBB memperingatkan, apabila tidak segera diatasi, jumlah belalang akan bertambah 500 kali lipat pada Juni mendatang.(ilj/bbs)




Jangan Malas Baca Kode yang Tertera pada Buah

Kabar6-Mengonsumsi buah-buahan secara rutin memang sangat dianjurkan karena sejumlah nutrisi yang terkandung di dalamnya sangat dibutuhkan oleh tubuh. Nah, pernahkan Anda memperhatikan stiker yang ada pada buah saat membelinya di supermarket?

Stiker angka itu merupakan kode Price Look Up (PLU) digital yang berisi informasi penting mengenai buah tersebut. Kode ini bisa menjelaskan di mana buah diproduksi, bagaimana proses buah ini tumbuh, jenis buah, dan berbagai keterangan lainnya.

Biasanya, angka stiker berupa empat digit dan lima digit juga menandakan bahwa buah-buahan tersebut diimpor dari negara lain. Melansir Grid, berikut penjelasannya:

1. Dimulai dengan angka sembilan
Jika kode PLU ini terdiri dari lima digit angka dan dimulai dengan angka sembilan, maka buah dengan stiker ini dianggap sebagai yang paling baik untuk kita pilih.

Produk buah dengan awalan angka sembilan ini ditanam secara organik tanpa menggunakan bahan pestisida lainnya sehingga sangat aman untuk dikonsumsi.

2. Dimulai dengan angka delapan
Jika kode PLU ini terdiri dari lima digit angka dan dimulai dengan angka delapan, ada baiknya kita tidak memilihnya karena buah ini diproduksi dengan genetically modified organism (GMO), yang berarti sudah direkayasa secara genetik.

Hal ini berarti, buah ini bukanlah buah alami dan dikhawatirkan memiliki kandungan yang kurang baik bagi tubuh.

3. Diawali dengan angka tiga atau empat
Jika kode PLU pada buah terdiri dari empat digit dan dimulai dengan angka tiga atau empat, maka buah ini adalah hasil produk tradisional.

Meski demikian, produk ini masih menggunakan penyubur tanaman, pestisida, atau bahan kimia lain, sehingga sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. ** Baca juga: Bagian Tubuh yang Tunjukkan Identitas Seseorang Selain Sidik Jari

Jadi, jangan abaikan angka pada stiker buah yang akan Anda beli, ya.(ilj/bbs)




Kesal Sering Diejek Tidak Bisa Masak, Seorang Wanita di India Racuni Keluarga Sang Suami

Kabar6-Seorang wanita asal India, Pradnya Survase, tega meracuni anggota keluarga suaminya karena kesal sering diejek berkulit gelap dan tidak bisa memasak. Pradnya ditangkap polisi saat berada di Distrik Raigad.

Wanita ini, seperti dilansir Dailymail, diduga meracuni makanan yang disajikan untuk acara kumpul keluarga yang digelar di salah satu rumah kerabat mereka. Akibatnya, empat anak berusia antara 7-13 tahun serta seorang lansia berusia 53 tahun harus meregang nyawa.

“Wanita itu menikah dua tahun lalu. Di dalam pernikahannya, ia sering diejek dan dihina keluarga suaminya termasuk mertuanya karena memiliki kulit gelap. Ia juga diejek karena makanan yang ia sajikan selama ini dinilai kurang enak,” kata Sanjay Patil, pejabat senior kepolisian setempat.

Diketahui, jenis racun yang digunakan adalah pestisida. Tak hanya menelan korban jiwa, beberapa kerabat lainnya juga harus dirawat secara intensif di rumah sakit setempat. ** Baca juga: Beruang Kutub di Rusia Makan Es Krim untuk Usir Suhu Panas

Di India, kesenjangan sosial akibat kulit gelap dan kulit cerah masih mengakar. Pemilik kulit gelap dinilai kurang menarik dan dikaitkan dengan kemiskinan. Sementara kulit cerah jadi kebanggaan dan dipuja-puja masyarakat secara umum.(ilj/bbs)




Hal-Hal Berikut Hanya Ada di India

Kabar6-Mendengar nama India, mungkin pikiran Anda langsung tertuju pada film-film Bollywood yang laris diputar di saluran televisi Indonesia. Tidak hanya kisah Taj Mahal dan Mahabharata saja yang populer, dilansir Brightside, ternyata beberapa hal unik berikut hanya ada di India saja, lho. Penasaran? Berikut uraiannya:

1. Sebanyak 60 persen penduduk India adalah vegetarian
Mayoritas masyarakat India beragama Hindu, dan memiliki larangan untuk mengonsumsi daging sapi, yang dipercaya sebagai hewan suci karena Dewa Siwa menunggangi sapi. Karena itulah masyarakat Hindu di India tidak akan membunuh dan makan daging sapi.

India adalah salah satu negara dengan tingkat konsumsi daging sapi terendah di dunia. Sebagian besar masyarakat India memilih untuk mengonsumsi sayuran dan menjadi vegetarian. Bahkan di wilayah Bengal bagian barat, setiap sapi memiliki tanda pengenal.

2. Polusi yang sangat parah
India juga memiliki masalah polusi udara yang cukup serius, terlebih di kota-kota besar seperti Delhi dan Mumbai. Asap kendaraan bermotor dan polusi dari industri membuat banyak orang di kota-kota besar memiliki masalah dengan paru-paru mereka. Satu hari berada di pusat kota Delhi atau Mumbai setara dengan merokok 100 batang.

3. Keluarga dengan jumlah anggota terbanyak di dunia tinggal di India
Ziona Chana, seorang pria yang memiliki 39 istri, 94 anak, 14 menantu, dan 33 cucu ini adalah kepala keluarga dari keluarga terbesar di dunia. Mereka tinggal dalam sebuah rumah yang dibangun seperti hotel dengan 100 kamar di desa Baktawng, Mizoram, India. Chana menikahi istri-istrinya karena ingin membantu hidup para wanita di desa tersebut.

4. Polisi di India mendapat gaji lebih besar bila memiliki kumis
Polisi di India akan mendapat bonus jika mereka memiliki kumis. Ide ini muncul karena menurut masyarakat India, pria yang berkumis akan terlihat lebih berwibawa dan jantan. Selain itu, kumis juga merupakan ciri khas bagi pria-pria India sejak zaman dulu.

5. Petani menggunakan Pepsi & Coca-Cola untuk menggantikan pestisida
Para petani di bagian timur India biasa menggunakan coca-cola dan pepsi untuk menyemprot tanaman mereka karena mereka beranggapan bahwa minuman soda itu efektif menghilangkan hama. Namun pihak Coca-cola dan pepsi telah membantah bahwa minuman mereka mengandung senyawa kimia yang bisa digunakan untuk membunuh serangga.

Faktanya, karena kandungan gula dalam minuman tersebut disemprotkan ke tanaman, maka tanaman mendapat asupan gula yang baik sehingga tumbuh lebih besar dan sehat. Petani menggunakan metode ini karena biaya yang mereka keluarkan lebih murah ketimbang membeli pestisida.

6. Tingkat perceraian di India sangat rendah
Di India, hampir seluruh pernikahan berjalan dengan baik dan langgeng hingga waktu yang lama. Hanya ada satu pernikahan yang berujung cerai dalam tiap 100 pernikahan.

Ya, India adalah salah satu negara dengan tingkat perceraian paling rendah di dunia. Banyak penelitian yang mencoba mencari tahu apa resep dari langgengnya usia pernikahan di India.

Salah satu penelitian di psychologytoday mengungkapkan bahwa orang-orang di India menikah tidak memilih calonnya sendiri, namun berdasarkan pilihan dari orangtua dan keluarga besarnya, sehingga mungkin saja para pasangan suami-istri ini kemudian mendapat dukungan yang baik dari keluarga mereka dan merasa sungkan jika harus mengakhirinya dengan perceraian.

7. Turis tidak boleh membawa uang Rupee dari India
Sejak 2014 lalu, aturan ini mulai dilonggarkan. Turis boleh membawa uang senilai maksimal 25 ribu Rupee saat mengunjungi atau saat meninggalkan India. Sebelumnya, ada aturan ketat yang benar-benar melarang turis membawa uang Rupee masuk dan keluar dari India. Jika ada yang tertangkap saat nekat melakukannya, turis tersebut bisa dikenai sanksi atas tindakan kriminal. ** Baca juga: Pamer, Pasangan Pengantin Ini Pajang Mas Kawin Senilai Rp11,7 Miliar di Pelaminan

India memang unik, ya.(ilj/bbs)




Mana yang Lebih Baik untuk Sarapan, Jus Jeruk Atau Susu?

Kabar6-Selain roti, nasi goreng atau makanan kecil lainnya, jus jeruk dan susu menjadi salah satu minuman pilihan untuk menemani sarapan Anda. Selain lezat, kedua jenis minuman ini mengandung vitamin dan nutrisi yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan aktivitas sepamjang hari.

Sebenarnya, jenis minuman mana yang lebih baik, jus jeruk atau susu? Dilansir Kompas, berikut adalah kebaikan dan sisi negatif kedua minuman tersebut:

1. Jus jeruk
Segelas jus jeruk dengan volume sekira delapan ons mengandung 110 kalori. Minuman ini juga kaya akan vitamin C, antioksidan kuat yang dapat melindungi kulit dari sinar matahari, dan juga otak dari polusi udara atau lingkungan.

Sayangnya, terlalu sering mengonsumsi jus jeruk sebenarnya berdampak buruk bagi enamel gigi. Menurut sebuah penelitian, orang yang minum jus jeruk setiap hari mengalami penurunan kekerasan enamel sampai 84 persen. Minuman buah lain juga memiliki efek yang sama.

“Kami memilih jus jeruk dalam penelitian ini karena ini adalah jus paling poluer. Tetapi kebanyakan buah punya tingkat keasaman (pH) di bawah 4 (yang sangat asam), untuk mencegah pertumbuhan bakteri,” kata peneliti Yanfeng Ren, PhD.

Jus cranberry, ditambahkan Yanfeng, memiliki tingkat keasaman lebih tinggi lagi. Namun yang lebih buruk adalah minuman energi dan soda, memiliki kadar pH-nya bisa di bawah 2,6.

Dari perspektif lingkungan, jus jeruk juga tidak terlalu ‘hijau’. Produsen terbesar jeruk adalah Brasil atau Tiongkok, yang berarti buahnya telah melalui perjalanan jauh sebelum sampai di meja makan. Perkebunan jeruk juga membutuhkan pupuk dan pestisida.

2. Susu
Dalam segelas susu terdapat 20 persen asupan protein yang dibutuhkan tubuh, dan juga kalsium. Penelitian menunjukkan, orang yang minum susu di pagi hari cenderung tidak makan berlebihan saat makan siang. Penyebabnya karena rasa puas alami dari protein.

Kalsium juga membantu mengatur hormon yang mengendalikan berat badan. Dari sudut pandang lingkungan, susu biasanya merupakan produk lokal. Tetapi, mungkin saja susu yang kita asup adalah impor dari negara yang jauh.

Di sisi lain, susu mengandung lemak jenuh, kecuali jika Anda memilih susu tanpa lemak, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, atau diabetes. Susu non-organik juga seringkali berasal dari ternak sapi yang kemungkinan mendapat antibiotik dan hormon pertumbuhan.

Jadi manakah yang lebih baik untuk diminum saat sarapan? Anda disarankan untuk memilih susu karena lebih aman untuk gigi dan memiliki kalsium tinggi. Namun Yanfeng menyarankan untuk memilih susu organik. Bukan hanya bebas dari residu pestisida dan hormon, tapi juga mengandung antioksidan 75 persen lebih tinggi, vitamin E lebih banyak, dan juga asam lemak omega-3.

Tapi jika Anda menyukai jus jeruk, disarankan untuk segera membilas mulut setelah minum jus buah, bukan menyikat gigi. Hal ini karena sikat gigi setelah minum jus akan membuat lapisan enamel menjadi lunak. Tunggulah setidaknya 30 menit sebelum menyikat gigi. ** Baca juga: 4 Makanan Tepat untuk Pangkas Lemak di Perut

Minuman mana yang akan Anda pilih? (ilj/bbs)




Pestisida yang ‘Menempel’ pada Sayur & Buah Berbahaya untuk Kesehatan Wanita

Kabar6-Meskipun buah dan sayur merupakan makanan sehat yang dibutuhkan tubuh, terdapat beberapa hal yang membuat manfaat buah dan sayur berkurang. Salah satunya adalah paparan bahan kimia seperti pestisida.

Diketahui, perawatan buah dan sayur memang tidak lepas dari pestisida. Meskipun demikian, Anda pun sebaiknya berhati-hati, karena penelitian yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Internal Medicine menemukan, konsumsi buah dan sayur tinggi residu pestisida dihubungkan dengan turunnya kesuburan tubuh dan tingginya risiko tak bisa hamil.

Pestisida, dikutip dari Vemale, adalah bahan kimia pembunuh serangga dan hama pengganggu tanaman yang memang sering digunakan para petani namun juga memberi risiko kesehatan yang jelas bagi manusia.

“Ada kekhawatiran dalam kurun waktu tertentu bahwa paparan dosis rendah konsumsi makanan berpestisida memberi efek merugikan terhadap kesehatan, terutama pada populasi yang rentan seperti anak-anak, wanita hamil dan janin mereka,” kata Dr. Yu-Han Chiu, seorang peneliti. ** Baca juga: Kurangi Konsumsi 9 Makanan yang Bikin Cepat Lapar

Tentu saja masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui seperti apa efek lebih lanjutnya. Disarankan untuk memilih buah dan sayur yang lebih sehat seperti makanan organik. Dan pastikan selalu mencuci buah dan sayur hingga bersih.(ilj/bbs)




Amankah Menggunakan Obat Nyamuk Semprot di Rumah?

Kabar6-Untuk mengusir nyamuk atau serangga yang mengganggu, biasanya kita menggunakan obat semprot. Namun, benarkan pemakaian obat jenis itu tidak akan menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan?

Penggunaan obat nyamuk semprot yang mengandung pestisida di dalam rumah, ternyata bisa meningkatkan risiko berkembangnya leukemia (kanker darah) atau limfoma (kanker getah bening) pada anak-anak. Pestisida alias bahan kimia pembunuh hama kerap dipakai untuk membasmi serangga di dalam dan sekitar rumah.

Peneliti dari Harvard T.H. Chan School of Public Health, dilansir tempo.co, mengkombinasikan data dari 16 studi pendahuluan yang membandingkan paparan pestisida pada anak-anak yang terkena leukemia atau limfoma serta pada anak-anak yang tidak terkena dua penyakit itu. Studi ini menghitung level insektisida dan herbisida (pembunuh gulma) di dalam rumah, di halaman, dan di luar rumah.

Kesimpulan yang didapat, 47 persen anak-anak yang terpapar insektisida di dalam rumah lebih mungkin terkena leukemia, dan 43 persen lebih mungkin terkena limfoma. Meski kedua penyakit ini terhitung jarang di Amerika Serikat, efek leukemia sekira lima dari 100 ribu anak-penyakit ini merupakan jenis kanker umum pada anak.

“Ingat bahwa pestisida didesain dan diproduksi untuk membunuh organisme,” kata kepala peneliti dari Harvard T.H. Chan School of Public Health Boston, Massachusetts, Chensheng Lu.

Dikatakan, jumlah kasus kanker pada anak meningkat dari tahun ke tahun. Sampai saat ini, belum diketahui pasti penyebabnya, tapi pestisida selalu masuk hitungan dalam hal kontribusi atas penyakit ini.

Analisis Chensheng Lu mengkonfirmasi bahwa pestisida berperan penting dan signifikan dalam perkembangan leukemia dan limfoma pada anak-anak. “Titik tekan saya adalah paparan bahan kimia itu secara pasti menjadi faktor risiko kanker,” katanya. Orangtua seharusnya menghindari penggunakan bahan kimia di sekitar anak dan di tempat anak bermain.

Dalam analisis terbaru, mereka mengamati tiga jenis paparan pestisida pada anak, yakni insektisida dalam ruangan, insektisida di luar ruangan, dan herbisida. Studi ini melibatkan hampir 1.200 anak yang terkena kanker.

Peneliti juga menemukan bahwa anak-anak yang terpapar herbisida memiliki kemungkinan 26 persen lebih besar untuk didiagnosis terkena leukimia pada masa kanak-kanak dibanding mereka yang tidak terpapar. “Tapi peneliti tidak menemukan hubungan antara penggunakan insektisida di luar ruangan dan kanker pada anak,” kata Chensheng Lu.

 

Hubungan antara penggunaan insektisida di dalam ruangan dan meningkatnya kemungkinan kanker sangat rasional karena kurangnya udara segar ketika bahan kimia itu disemprotkan. Anak-anak dapat terpapar pestisida pada sistem pernafasan atau makanan mereka. Residu bahan kimia tertinggal di permukaan tempat anak-anak bermain.

Bahan kimia itu mungkin menempel pada tangan dan dari tangan itu diusapkan ke mulut mereka. Secara umum, anak-anak yang berusia di bawah 12 tahun sangat rentan terkena kanker yang disebabkan oleh efek pestisida.

“Kita tidak bisa membiarkan keadaan ini terjadi terus-menerus,” kata Catherine J. Karr, Direktur Pediatric Environmental Health Specialty Unit University of Washington. ** Baca juga: Segera Cuci Peralatan Dapur Usai Olah Makanan Mentah

Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat menawarkan tips aman, yakni tidak menggunakaan pestisida melebihi takaran yang rekomendasikan, serta menjauhkan anak-anak, hewan piaraan, dan mainan dari area semprotan sampai pestisida kering.(ilj/bbs)