1

Anggota DPRD Banten Bonnie Sebut Perda Pemajuan Kebudayaan Sangat Penting

Kabar6-Anggota DPRD Banten dari Fraksi PKS, Bonnie Mufidjar melakukan sosialisasi Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pemajuan Kebudayaan Daerah di Kelurahan Sumur Pacing, Kota Tangerang, Selasa (10/10/2023).

Menurut Bonnie hadirnya Raperda yang nantinya akan menjadi Perda Provinsi Banten, guna memberikan kepastian hukum tentang pemajuan kebudayaan daerah setempat. Sehingga para pelaku seni dan budaya dapat melestarikan kebudayaan.

“Rancangan Perda tentang pemajuan kebudayaan daerah ini sudah akan di finalisasi didalam pansus. Makanya mudah-mudahan dengan adanya nanti Perda pemajuan budaya ini, kita melestarikan, melindungi budaya daerah yang ada di Banten yakni Tangerang Raya, Serang, Cilegon, Lebak dan Pandeglang,” ujar Bonnie.

Anggota DPRD Komisi I ini menyampaikan, sehingga atensi, perhatian Pemerintah Provinsi Banten bisa lebih fokus lagi di dalam melestarikan budaya daerah. Kedepannya para penggiat seni dan budaya memiliki payung hukum yang melindungi mereka.

“Insya Allah mudah-mudahan kedepannya para penggiat seni, penggiat budaya, ada puyung hukum yang bisa melindungi mereka dan juga mendapatkan penganggaran untuk bisa mengembangkan budaya Banten,” katanya.

“Kita tahu ada Betawi, Sunda, Jawa Serang yang berkembang di Banten ini, dia mendapatkan payung yang cukup yaitu peraturan daerah,” tambahnya.

Ia mengatakan Perda tersebut dinilai sangat penting. Lantaran adanya payung hukum inilah yang memaksa pemerintah daerah untuk melakukan inventarisasi, pendataan, penganggaran, pembinaan hingga menampilkan.

“Ini upaya kita sehingga kemudian budaya daerah ini memang bisa bukan hanya bertahan, juga berkembang. Kalau akar budaya ada tiga. Sunda, Betawi, Jawa serang. Ini tiga akar budaya, kalau budaya sendiri kan banyak ada seba baduy, rampak beduk, debus, beksi, teh yan, cokek,” ungkapnya.

**Baca Juga: Ricky Tommy Hasiholan Jadi Kejari Kabupaten Tangerang

Tidak hanya itu, politisi yang bakal maju di DPR RI Dapil Tangerang Raya ini menyebutkan bahwa Tangerang ini identik dengan kota kerajinan budaya mengayam. Salah satunya membuat topi dari bambu di Curug, Kabupaten Tangerang yang masih banyak produksi.

“Saya pernah datang ke sentra produksinya mereka bisa bertahan hingga ekspor ke luar negeri melalui media sosial. Nanti dengan Perda ini, sentra ini baik seni, budaya maupun yang lain, itu bisa mendapatkan tempat,” katanya.

Bonnie mengatakan, Kebudayaan daerah Banten adalah sebagian dari pola dinamika budaya nasional yang telah berkembang melalui pola ruang dan waktu. Provinsi Banten telah memahami pola bentuk kebudayaan melalui perkembangan sejarah yang panjang.

Dari berbagai kebudayaan, Tradisi, dan Kesenian Tradisional yang di miliki oleh daerah Banten menunjukan peran masyarakat Banten yang memiliki pola berpikir, imajinasi, dan daya kreatifitas yang sangat tinggi.

“Hal tersebut menunjukan bahwa kekayaan dalam kebudayaan yang dimiliki oleh Provinsi Banten sebagai identitas budaya nasional Indonesia, harus dibina dan terus dikembangkan terutama dalam rangka untuk meningkatkan citra dan identitas daerah,” tandasnya. (Oke)




Jokowi: Kepercayaan Publik Tinggi, Ini Modal untuk Reformasi Kejaksaan

Kabar6-Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), menyampaikan pesan penting mengenai tingginya kepercayaan publik sebagai modal utama dalam mendorong transformasi dan reformasi Kejaksaan di seluruh aspek dan tingkatan.

Pesan tersebut disampaikan Presiden dalam amanatnya pada Upacara Peringatan Hari Bhakti Adhyaksa ke-63 yang berlangsung di Lapangan Upacara Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Republik Indonesia, Jakarta,  Sabtu (22/7/2023).

Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya Kejaksaan Republik Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hal ini diharapkan dapat dicapai melalui perekrutan jaksa yang selektif dan pelatihan intensif, dengan peningkatan standar etika profesionalisme dan integritas bagi seluruh jaksa.

Presiden juga mengingatkan untuk terus meningkatkan efektivitas kerja dan memanfaatkan teknologi informasi secara optimal, guna mempermudah akses masyarakat pada pelayanan hukum. Lebih lanjut, Presiden berharap Kejaksaan menjadi lebih responsif dalam menangani laporan-laporan dari masyarakat serta meningkatkan keterbukaan informasi.

Dalam amanatnya, Presiden juga menyoroti peran penting jaksa sebagai pengacara negara. Jaksa diharapkan dapat melindungi kepentingan negara, mencegah penyalahgunaan keuangan negara, dan mempertahankan serta mengembalikan aset negara. Mereka juga diamanahkan untuk menyelesaikan sengketa tanah negara dan sengketa perdagangan internasional.

**Baca Juga: Presiden Minta Kejaksaan RI Hati-hati dan Jangan Cepat Puas

“Aparat yang bersih dan akuntabel itu wajib, perbaiki terus akuntabilitas aparat, dan perbaiki terus pelayanan kepada masyarakat. Jangan ada lagi aparat Kejaksaan, meskipun saya tahu ini oknum, yang mempermainkan hukum, yang menitip rekanan proyek, yang menitip barang impor dan berbagai tindakan tidak terpuji lainnya, meskipun sekali lagi saya tahu ini oknum,” ujar Presiden.

Presiden Joko Widodo menegaskan, pentingnya mempertahankan, meningkatkan, dan memperbaiki kepercayaan masyarakat terhadap Kejaksaan melalui kinerja yang baik, sistematis, dan terlembaga dengan transformasi yang terencana dan komprehensif, baik dari pusat hingga ke daerah.

Selain Kejaksaan, Presiden juga mengajak seluruh aparat penegak hukum, termasuk Polri, KPK, dan instansi pengawas dan auditor lainnya di tingkat pusat dan daerah, untuk mengambil pesan ini sebagai panduan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Dalam akhir amanatnya, Presiden berpesan agar semangat reformasi dan transformasi di lembaga penegak hukum dapat terus berkembang, mewujudkan sistem peradilan yang lebih adil dan berintegritas serta memberikan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan kerjasama yang baik dan komitmen yang kuat, diharapkan Indonesia akan semakin maju dan menjadi negara yang berdaulat hukum.(Red)




Lewat Cerita, Erick Thohir Ingatkan Anak-anak Pentingnya Pakai Masker

Kabar6.com

Kabar6-Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Tohir mengingatkan pentingnya menggunakan masker saat pandemi Covid-19 kepada anak-anak melalui cerita buku bergambar di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Cikuya, Solear, Kabupaten Tangerang, Minggu (12/9/2021).

Erick saat tiba di TBM Cikuya mengaku bangga karena tingginya kesadaran masyarakat soal membaca. Saat melihat-lihat keadaan TBM Cikuya, Erick langsung ditodong untuk membacakan cerita di hadapan puluhan anak kecil.

“Pak menteri bacain kita buku dong,” kata seorang anak kecil dengan polos meminta agar Erick membacakan sebuah buku.

Mendengar permintaan anak kecil itu, spontan Erick Thohir dan peserta yang hadir tertawa. Dengan sigap, Erick langsung mengiyakan permintaan tersebut.

“Wahh… boleh..boleh, buku apa nih yang mau dibacakan, ohh. Aku dan Masker ku,” kata Erick sambil melihat buku bercerita tersebut.

Setelah melihat-lihat buku tersebut, Erick langsung mengajak kepada anak-anak kecil agar mendekat di samping dirinya agar dibacakan buku bercerita.

Saat bercerita, Erick terlihat begitu akrab dengan anak-anak dalam menanggapi pertanyaan yang dilontarkan secara spontan mengenai gambar masker.

“Ayo.. ini ada berapa masker, gambarnya juga bagus-bagus,” imbuh Erick saat membacakan buku cerita anak tersebut.

Memakai masker juga sangat berguna untuk melindungi diri selain virus Corona seperti penyakit influeza dan juga menghindari debu di jalanan.

“Jadi, masker ini banyak manfaatnya, emang ga enak ya pakai masker tetapi harus dibiasakan ya supaya melindungi diri kita,” kata Erick.

Setelah membacakan cerita pada anak-anak, Erick Tohir langsung melakukan diskusi kepada relawan literasi yang tergabung dalam Forum TBM Tangerang Raya.

Salah satu relawan, Ketua TBM Jelita Cangkudu, Dewinta Agustini mengatakan jumlah TBM di Tangerang Raya kurang lebih 130. Sementara, di provinsi Banten sendiri ada kurang lebih 600.

“TBM sendiri di Tangerang raya itu ada 130an, kalau di banten sendiri ada 600an. Semuanya aktif dan jalan semua, satu TBM rata-rata itu dibawah SD-SMP menjangkau hingga lebih 50 anak,” kata Dewinta menjelaskan.

Menanggapi itu, Erick juga menekankan agar membaca ini harus terus digalakkan karena dapat membuka cakrawala ilmu pengetahuan.

“Membaca harus menjadi sebuah budaya, kita akan terus dukung agar kecerdasan anak bangsa terus meningkat. Selain itu, membaca juga dapat meningkatkan pengetahuan dan daya ingat,” jelasnya.

Selain melakukan kunjungan ke TBM Cikuya, Erik Thohir juga menyerap aspirasi dari sepuluh kepala sekolah dasar negeri yang ada di Kabupaten Tangerang.

Dalam bantuannya Erick menyerahkan router wifi, projector, projector screen, webcam, laptop chromebook, seragam sekolah, perpustakaan digital edu balai pustaka, tas dan perlengkapan sekolah, hingga meja lipat serta buku.

**Baca juga: PDIP dan Taruna Merah Putih Sasar Pemukiman, 1.300 Warga Pasar Kemis Divaksin

Terakhir Erik Tohir juga menemui warga yang sedang berkumpul di sebuah warung untuk mendengar aspirasi mereka tentang jembatan yang rusak. Di sana, Erick Thohir akan memberikan bantuan untuk membangun jembatan akses antara Kabupaten Tangerang dengan Kabupaten Serang.(yud)




Tim LDP Banten: Pentingnya Posko Pengungsian Ramah Anak

Kabar6.com

Kabar6- Bencana banjir dibeberapa wilayah di Provinsi Banten menjadi perhatian Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) Banten terutama soal pengungsian para korban banjir. Menurut LDP, pentingnya membangun posko pengungsian yang ramah terhadap anak, pasalnya kondisi anak-anak sangat rentan trauma pasca terjadinya bencana.

“Kondisi anak-anak di posko pengungsian sudah sangat terluka. Bukan hanya tak bisa bersekolah karena buku dan seragam mereka hanyut, tapi juga menghadapi orang tua yang tertekan karena bencana banjir ini,” ungkap Ketua Tim LDP Ahmad Subhan di Posko pengungsian Lebak, Senin (6/1/2020).

Korban banjir terutama anak-anak sangat rentan mengalami trauma atau stress pasca bencana. Bila gejala psikologis ini tidak segera ditangani, dikhawatirkan dapat mengganggu kejiwaan anak-anak.

“Namun, masalah ini masih dapat disembuhkan karena anak-anak lebih mudah dipengaruhi,”katanya.

Saat ini kondisi anak korban banjir sudah bisa sembuh dengan pendekatan personal, ada juga dengan pendekatan kelompok. Untuk itu, posko pengungsian haruslah ramah anak. Sehingga, anak-anak tidak merasa sendiri dan mempunyai waktu bermain yang cukup.

**Baca juga: Lumba-lumba Terdampar Ditemukan di pesisir pantai Caringin Pandeglang.

Tim LDP menerjunkan beberapa personilnya yang tergabung dalam Tim LDP Provinsi Banten, pemberian layanan dukungan psikosial dari tim LDP Banten sudah mulai dikerahkan pada tanggal 1 Januari 2020 yang lalu setelah terjadinya banjir dan longsor. Dalam kegiatan ini, pihaknya juga menyasar kelompok-kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, ibu hamil dan menyusui serta penyandang disabilitas.

“Posko pengungsian ramah anak, lansia dan disabilitas diharapkan dapat juga mengembalikan keceriaan pengungsian. Selain anak-anak Tim LDP ini juga memberikan layanan Kepada Lansia, Bapak-bapak, Ibu-ibu dan Remaja karena dalam pemberian layanan pun pasti berbeda,”tandasnya.(Aep)




Kadis Pendidikan: Peran Orang Tua Penting Tingkatkan Kualitas Pendidikan Anak

Kabar6.com

Kabar6-Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah berencana akan mengeluarkan Peraturan Walikota (Perwal) tentang penambahan tugas kepala sekolah, untuk memberikan bimbingan kepada orang tua siswa agar mengetahui proses perkembangan pendidikan anaknya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Masyati Yulia mengatakan, Perwal tersebut masih tengah dipersiapkan. Walaupun teknisnya nanti kepala sekolah memberikan pelajaran kepada orang tua siswa setiap hari sabtu dan juga guru Budi Pekerti (BP) untuk menginformasikan.

“Jadi menginformasikan pertama tentang keadaan anak. Mungkin masalah macam-macam lah, masalah kehadiran, kelebihannya ada di sini, pelajarannya ini. Jadi menitipkan secara tidak langsung materi yang didapatkan disekolah nanti itu dipraktekan dirumah. Supaya berimbang jadi yang didapatkan sekolah benar-benar dipraktekan dirumah,” ujar Masyati kepada wartawan di Gedung MUI Kota Tangerang, Selasa (20/8/2019).

Menurut Masyati, terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan kualitas pendidikan. Ketiga faktor tersebut yakni dari guru dari orang tua dan lingkungan.

Perwal tersebut pun akan diterapkan baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Hal itu juga akan diterapkan juga dimulai dari Paud hingga tingkatan SMP.

**Baca juga: Gelar Bina Wilayah, Yuli Zaki: 10 Program PKK Harus Digencarkan.

“Kita serentak diterapkan. Kita inginnya merubah minset jangan hanya guru saja tapi orang tua dan dilingkungan harus terlibat,” terangnya.

“Dari sekarang sudah diterapkan hanya nunggu Perwal saja biar guru benar-benar menjalankan, namun prakteknya setelah kita menginformasikan kemarin mensosialisasikan kepada sekolah ya setiap ada event kegiatan itu secara tidak langsung diberitahukan kepada orang tua,” tandasnya.(Oke)




Perkembangan Pendidikan Anak, Irma: Peranan Orang Tua Sangat Penting

kabar6.com

Kabar6-Buntut penyelenggaraan pendidikan sekolah terkait kemampuan anak dalam berkembang dan menyerap pelajaran, menjadi pekerjaan rumah juga bagi orang tua murid.

Hal itu diungkapkan Irma Safitri, kepala bidang perlindungan perempuan dan anak DPMP3AKB Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Melalui sambungan whatsappnya, Irma menegaskan bahwa peranan orang tua dalam perkembangan pendidikan anak merupakan hal yang sangat penting.

“Perlu kita tanyakan juga bagaimana peran orang tua dalam membantu anaknya agar bisa membaca. Karena peran orang tua sangat penting dalam perkembangan pendidikan anak. Ini masalah yang penting, harus segera di tangani,” tegas Irma.

Senada dengan Irma, Ketua pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A) Tangsel, Herlina Mustikasari, S.Pd. MA pada sambungan WhatsAppnya mengatakan, tidak bijak jika adanya hukuman terhadap anak murid, walau hingga kelas 5 belum lancar membaca.

**Baca juga: Kelas 5 Tak Lancar Membaca, Uten: Ada yang Salah Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah.

“Ini adalah masalah learning difficulties, dan arti salah satunya guru ataupun sekolah harus intropeksi diri, mengapa mereka tidak bisa membaca. Dan sangat tidak bijak ‘menghukum’ anak tersebut dengan tidak naik kelas,” ungkap Herlina. (Adt)