1

Demo RT/RW Dukung Sepeda Listrik di Pandeglang Diwarnai Boikot Parpol Hingga Disuruh Pegawai Kelurahan

Kabar6.com

Kabar6- Rencana Pemkab Pandeglang beli sepeda listrik untuk RT/RW menuai pro kontra baik di kalangan DPRD termasuk masyarakat. Namun ratusan RT RW dari Kecamatan Pandeglang, Majasari dan Karangtanjung mendukung rencana bupati Pandeglang tersebut.

Ratusan RT/RW yang mendukung hingga melakukan aksi demo di kantor DPRD Pandeglang, Rabu (24/8/2022). Para RT RW memadati sebagian badan Jalan Ahmad Yani tepat depan Gedung DPRD Pandeglang.

Dengan membawa pengeras suara dan perangkat aksi demo lainnya, mereka melakukan orasi di depan Gedung Legislatif tersebut. Mereka meminta semua fraksi di DPRD untuk menyetujui rencana tersebut.

Bahkan para RT RW yang demo itu membawa poster ancaman akan memboikot empat Partai Politik yang menolak program sepeda listrik bertuliskan “Golkar, Gerindra, PPP, PKB jangan kasih suara di 2024”

“Karena mereka dari keempat partai itu mengatakan sudah menolak dan tidak mendukung kami, untuk realisasi program sepeda listrik,” ungkap Salah seorang Ketua RW 06 dari Maja Pasirkacapi, Kelurahan Sukaratu, Kecamatan Mauasari, Pandeglang, Holil Albantani,

Diakuinya, para anggota DPRD dari ke empat Parpol itu pihaknya ikut berjuang, diantaranya pada Pileg tahun lalu.

“Dewan-dewan yang diusung oleh RT RW, baio dari Golkar, PPP, PKB. Tapi sangat kecewa, maka kita berkomitmen untuk wilayah Majasari ini, kalau tidak menyetujui hal ini maka akan memboikot mereka itu,” katanya.

Namun hal yang berbeda diungkapkan oleh Ketua RT dari Kelurahan Sukaratu, Kecamatan Majasari, yang namanya disamarkan, mengaku dirinya ikut unjuk rasa lantaran disuruh ikut oleh pegawai kelurahan. Intruksi tersebut disebar oleh pegawai kelurahan melalui group WhatsApp.

“Demo juga disuruh sama orang kelurahan, sebelumnya kita diberitatahu di grup WA untuk demo,” ujar sumber tersebut saat diwawancarai wartawan.

Dirinya pun mengatakan bahwa semua ketua RT dan RW yang ikut aksi ke Gedung DPRD Pandeglang diminta kumpul terlebih dahulu di Kantor Kelurahan Sukaratu.

“Sebelum demo kita kumpul dulu di kantor kelurahan, sambil nunggu yang lain. Disuruh orang kelurahan kumpul di kantor kelurahan,” tambahnya.

**Baca juga: Pasien BPJS di RSUD Berkah Pandeglang Diminta Beli Susu, Dirut Jawab Begini

Hal senada pun dikatakan Ketua RT dari Kelurahan Karataon, ia membenarkan jika untuk unjuk rasa yang berlangsung tersebut ada yang mengarahkan.

“Iya ada yang nyuruh,” ujar salah satu Ketua RT di Kelurahan Karaton, tanpa menjelaskan lebih jauh siapa pihak yang menyuruh.(aep)




Wakil Wali Kota Tangsel Pecat Oknum Pegawai Kelurahan yang Cabuli 3 Siswi

Kabar6.com

Kabar6-Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Pilar Saga Ichsan tak memberikan kompensasi kepada oknum staf Kelurahan Jombang yang telah mencabuli 3 siswi ketika sedang Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Pilar memerintahkan kepada Lurah Jombang dan Kecamatan Ciputat, bahwa oknum SA yang telah berumur diatas 50an itu dilakukan pemecatan.

“Hari ini juga orangnya dipanggil, dan saya minta lakukan pemecatan, dan jangan pernah orang itu diterima lagi di lingkungan Pemkot Tangsel,” ujarnya kepada wartawan di rumah korban dibilangan Serpong, Kamis (16/12/2021).

Menurut Pilar, sebelumnya SA mengelak bahwa melakukan perbuatan pencabulan kepada ketiga siswi magang itu seperti apa yang diberitakan.

“Saya gak percaaya saya pengen tau secara langsung, tadi ngobrol sama korban, hasilnya seperti apa yang diberitakan (pencabulan, red), saya gak percaya begitu aja orang ngomong pembelaan,” ungkapnya.

Pilar menjelaskan, kejadian ini sangat fatal dan tidak boleh dilakukan oleh siapapun lagi di Kota Tangsel.

“Saya bilang jangan khawatir kami dari Pemkot Tangsel, dari DPMP3AKB akan mendampingi, akan mendampingi dibawa ke ranah hukum,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, ulah tangan seorang oknum berinisial SA, 54 tahun, pegawai Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), berbuntut runyam. Ia harus bertanggungjawab usai dilaporkan telah bertindak tidak senonoh terhadap tiga siswi yang sedang mengikuti praktek kerja lapangan.

“Dia (SA) non PNS,” kata Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kota Tangsel, Apendi kepada kabar6.com, Kamis (16/12/2021).

Ia telah mendapatkan keterangan langsung dari lurah Jombang serta sekretaris Kecamatan Ciputat. Keduanya telah menghadap dirinya pagi tadi.

**Baca juga: Akademisi Unpam Sebut Lurah Jombang Harus Tanggungjawab

Apendi menjelaskan, lurah sudah memanggil SA untuk dimintai keterangan. Ia juga perintahkan pejabat untuk menggali keterangan secara benar dan utuh.

“Kata dia cuma nowel (mencolek) doang. Ini mah lurah yang bila ke saya tadi,” jelas Apendi.(eka)




Oknum Pegawai Kelurahan di Tangsel Cabuli 3 Siswi PKL Hingga Trauma

Kabar6-Tiga orang siswi yang sedang melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kelurahan Jombang, Ciputat, Kota Tangerang Selatan alami pencabulan oleh oknum pegawai kelurahan.

Hal itu dibenarkan oleh Kepala UPT Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Tri Purwanto saat dikonfirmasi oleh Kabar6.com.

“Iya betul 3 orang lagi PKL, korbannya sekarang trauma. Diduga sama oknum staf Kelurahan Jombang,” ungkapnya.

Dirinya menjelaskan, saat ini pihaknya sedang menunggu pelaporan dari Satgas Perlindungan Anak (PA) tingkat kelurahan untuk mengetahui lebih lanjut apa yang sudah dilakukan oknum itu terhadap ketiga korban ini.

Selanjutnya, menurut Tri, pihaknya akan melakukan pendampingan conceling kepada korban guna menghilangkan rasa trauma pada ketiganya.

“Terutama menghilangkan rasa traumanya itu, sekarang mereka (korban, red) pulang ke rumah masing-masing,” terangnya.

Dikonfirmasi terpisah, Lurah Jombang, Hasanudin menjelaskan, kasus ini dirinya tau dari laporan yang diberikan oleh Satgas PA minggu lalu.

“Kita dapet laporan, kalau korban gak tau 3, 1 atau 2, yang jelas sekarang ditangani Satgas PA di kelurahan,” paparnya.

**Baca juga: Alam Sutera Gelar Acara Groundbreaking EleVee Penthouses & Residences

Hasanudin mengatakan, diduga pelaku adalah oknum staf Kelurahan Jombang. Menurutnya, pihak kelurahan telah memanggil dan meminta keterangan langsung dari SA (54) soal kejadian itu. Sayangnya, kasus itu hingga kini belum juga dilaporkan ke polisi.

Meski begitu, Hasanudin belum mengetahui secara rinci sejak kapan praktik cabul dilakukan SA terhadap ketiga siswi. “Justru awalnya saya baru tahu dari ketua Satgas PA, terus udah saya panggil (pelaku, red). Anaknya (korban, red) udah nggak masuk,” tutupnya.(eka)