1

Tega! Ibu di Paraguay Jual Balitanya Kepada Sang Kekasih Demi Narkoba

Kabar6-Tragis benar nasib Luz Maida (3), bocah asal Pedro Juan Caballero, Ibu Kota Paraguay, ini. Sang ibu, Aurelia Salinas (42), menjual Maida kepada pacarnya yang merupakan pengedar narkoba.

Salinas, melansir thesun, dilaporkan ‘menukar’ Maida dengan 30 bungkusan kecil kokain senilai sekira US$19. Aksi pelaku terekam CCTV, yang dengan memilukan menunjukkan Maida mencoba melepaskan diri dari pria yang membawanya. Maida terlihat mengenakan gaun biru yang dihiasi dengan karakter Disney’s Frozen, saat kekasih Maida menggendong Maida di bahunya melangkah menyusuri jalan kotor.

Pria tersebut terlihat menampar Maida untuk menghentikan kegelisahan bocah malang itu. Lebih dari 24 jam kemudian, jasad Maida ditemukan oleh tetangga yang ketakutan dalam sebuah rumah kosong. Jasadnya ditemukan tertutup kemeja dan diletakkan di atas tempat tidur setelah dealer, yang belum disebutkan namanya, dilaporkan memerkosa dan membunuh anak perempuan berusia tiga tahun itu.

Laporan awal menunjukkan Maida mati lemas. Penduduk setempat yang marah berusaha untuk menghukum mati Salinas saat ditangkap polisi. Penduduk emosi setelah Salinas mengakui keterlibatannya dalam pembunuhan Maida kepada polisi.

Kemudian, sang kekasih pun mengakui pembunuhan itu. Awalnya, Salinas memberi tahu polisi bahwa Maida menghilang dalam tidurnya, tetapi setelah polisi menemukan rekaman CCTV, dia mengaku menjual sang anak untuk kokain.

Selain Salinas dan kekasihnya, polisi juga menangkap seorang pria berusia 17 tahun yang juga diyakini terlibat dalam pembunuhan Luz. Polisi mengatakan, Salinas berada di bawah pengaruh narkoba dan tampaknya tidak peduli tentang keberadaan Maida saat para petugas mencarinya.

Dilaporkan, lebih dari 300 penduduk setempat menghadiri pemakaman Maida dan sekelompok tetangga setempat kemudian membakar rumah tempat jasad bocah itu ditemukan. ** Baca juga: Perut Keroncongan, Mahasiswa Korsel Lahap Karya Seni Pisang Dilakban Senilai Rp1,7 Miliar

Penyelidik polisi mengklaim keluarga itu memiliki ‘sejarah tragedi’, setelah ibu delapan anak tadi diduga membiarkan putrinya yang berusia 12 tahun dilecehkan secara seksual oleh seorang pria berusia 30 tahun. Kedua kasus tersebut saat ini sedang dalam penyelidikan.(ilj/bbs)




Napi di Paraguay Berhasil Kelabui Petugas Lapas dengan Menyamar Jadi Wanita

Kabar6-Seorang napi di negara Paraguay, Amerika Selatan, yang diduga pemimpin geng kejahatan Rotela bernama César Ortiz, berhasil melarikan diri dari Lembaga Pemasyarakatan Nasional Tacumb, hanya dengan berjalan keluar melalui gerbang depan penjara.

Bagaimana bisa? Rupanya, melansir Odditycentral, Ortiz yang lantas dijuluki ‘Gordito lindo’ (imut dan gendut) dapat dengan mudah melenggang keluar dari penjara Tacumb lantaran berpakaian seperti seorang wanita. Foto dan rekaman video yang dirilis oleh pihak berwenang Paraguay menunjukkan seorang napi yang ternyata adalah Ortiz, mengenakan wig rambut panjang, bulu mata palsu, lipstik, kuku palsu, dan pakaian wanita. Penyamarannya membuat publik terkesan, sehingga pria itu dijuluki Gordito Lindo.

Ortiz berani melarikan diri setelah ada sesi kunjungan suami-istri. Dia memasuki kamar pribadi dengan seorang wanita dan berjalan keluar mengenakan penyamaran wanita dan berhasil menipu penjaga di beberapa pos pemeriksaan.

Dalam sebuah video yang beredar di dunia maya, tampak Ortiz keluar melalui pintu utama lembaga pemasyarakatan dengan beberapa tas dan mengenakan masker. ** Baca juga: Pasien Pertama di Dunia, Wanita Meksiko Jalani Transplantasi Telinga Hasil Print 3 Dimensi

Meskipun pelarian Ortiz dari penjara mungkin lebih mudah daripada yang diperkirakan, kebebasannya berumur pendek, karena polisi berhasil kembali menangkap pria itu hanya beberapa jam kemudian.

Ortiz ditahan dan dijadwalkan dipindahkan ke penjara lain untuk alasan keamanan. Ia menjalani hukuman penjara tiga tahun, sembilan bulan dan 20 hari karena penyerangan dan perampokan. Hukumannya kemungkinan meningkat setelah insiden kabur dari penjara dengan cara menyamar.

Investigasi resmi tentang bagaimana pelarian penjara yang begitu sederhana bahkan mungkin saat ini sedang berlangsung, dan petugas keamanan yang bertugas di gerbang utama Lembaga Pemasyarakatan Nasional Tacumb telah ditangguhkan.(ilj/bbs)




Kebakaran di Paraguay, Pemilik Supermarket Kunci Pintu Agar Pembeli yang Belum Bayar Tak Bisa Keluar

Kabar6-Insiden mengerikan terjadi di Supermarket Ycua Bolanos, Asuncion Paraguay. Sebanyak 327 orang tewas dan lebih dari 400 lainnya mengalami luka-luka dalam sebuah musibah kebakaran.

Jumlah korban yang banyak itu, melansir Independent, terjadi karena pemilik supermarket, Paiva, diduga memerintahkan penjaga keamanan mengunci pintu saat kebakaran terjadi, untuk mencegah penjarahan dan melarang pembeli yang belum membayar belanjaannya keluar supermarket. Musibah ini disebut menjadi salah satu insiden kebakaran terburuk yang pernah terjadi sepanjang sejarah masa damai Paraguay.

Api berasal dari sebuah cerobong yang rusak dan menyebabkan ledakan serta kebakaran yang menyebar cepat di supermarket berlantai tiga itu. Api berkobar selama tujuh jam sebelum dapat dipadamkan oleh petugas pemadam kebakaran.

Jaksa Edgar Sanchez yang memimpin penyelidikan mengungkapkan, seorang penjaga keamanan mengatakan kepada pihak berwenang bahwa pada awal kebakaran dia menerima perintah melalui radio untuk mengunci pintu guna mencegah pencurian. Namun Paiva dan putranya, Victor, telah membantah keras laporan itu.

Pengadilan menjatuhkan vonis terhadap Paiva, putranya, seorang penjaga keamanan, dan pemegang saham utama supermarket, hukuman penjara mulai dari 2,5 tahun hingga 12 tahun atas dakwaan kelalaian yang menyebabkan kematian dan membahayakan orang di tempat kerja.

Pengadilan memutuskan, selain jumlah korban yang besar, supermarket itu juga tidak memiliki sistem deteksi kebakaran yang efektif, dan pengadilan mengatakan bahwa mereka gagal memenuhi standar keselamatan minimum, termasuk pintu keluar darurat yang layak. ** Baca juga: Pasutri di Afghanistan yang Kelaparan Terpaksa Jual Bayi Mereka

Paiva divonis 12 tahun penjara, putranya Victor 10 tahun penjara, dan penjaga keamanan bernama Daniel Areco lima tahun penjara. Vonis itu menyebabkan kemarahan dari keluarga korban, yang merasa hukuman terlalu ringan.(ilj/bbs)




Pencuri di Paraguay Ganti 130 Senjata Polisi dengan Replika dari Plastik dan Kayu

Kabar6-Pejabat di Paraguay, Amerika Selatan, tengah menyelidiki pencurian lebih dari 130 senjata yang disimpan di kantor polisi. Senjata itu diganti dengan replika yang terbuat dari plastik dan kayu.

“Ini adalah tindakan kriminal yang sangat serius,” kata Menteri Dalam Negeri Paraguay, Juan Ernesto Villamayor. ** Baca juga: Apes, Celana yang Dikenakan Pria AS Ini Terbakar Saat Mencuri Bensin

Dikatakan Villamayor, melansir npr, selain 44 senapan, 90 senjata kecil juga dilaporkan hilang. Ditambahkan, hal itu bukan sesuatu yang normal bagi seorang perwira polisi untuk kehilangan senjata mereka. Senjata-senjata itu berada di bawah naungan Departemen Senjata dan Amunisi polisi nasional, salah satunya adalah senapan FAL, senjata api yang dulunya merupakan senjata andalan The North Atlantic Treaty Organization (NATO).

Mantan kepala departemen itu, José Segovia, mengatakan bahwa ketika mengambil alih pada Januari, dia tidak memeriksa dengan cermat senjata-senjata tersebut. Segovia diganti tak lama setelah berita tentang pencurian senjata muncul.

Selama pemeriksaan, teknisi senjata menemukan bahwa puluhan senapan telah diganti dengan apa yang tampak seperti replika airsoft dari FAL. Inspeksi diperintahkan setelah senapan mulai muncul setahun yang lalu di pasar gelap, di mana para penjual meraih keuntungan hingga Rp149 juta.

Villamayor melanjutkan, polisi telah menyerahkan semua dokumen yang berhubungan dengan senjata yang hilang, dan kini sedang diselidiki oleh kantor jaksa penuntut umum.(ilj/bbs)




Pasien Penderita Kanker Berontak dari Kantong Mayat Karena Salah Diagnosis

Kabar6-Sebuah kejadian menggemparkan menimpa seorang wanita asal Paraguay bernama Gladys Rodriguez (46). Berawal ketika kanker serviks yang diderita Gladys tiba-tiba memburuk dan mengharuskannya menjalani perawatan intensif di Klinik San Gernando di Coronel Oviedo, Paraguay.

Wanita itu ditangani oleh dr. Heriberto Vera. Setelah mendapat perawatan intensif selama dua jam, melansir thesun, dokter mengeluarkan pernyataan bahwa Gladys meninggal dunia karena kanker yang tak bisa teratasi. Petugas jenazah pun langsung mengurus jasad Gladys, untuk dibawa ke rumah duka Duarte e Hijos.

Namun sesampainya di rumah duka, petugas pengurus jenazah sontak dibuat kaget karena jasad di dalam kantong mayat bergerak seperti berontak. Sementara itu suami Gladys yang bernama Maximino Duarte Ferreira, merasa ada yang tak beres dengan kantong mayat tersebut. Benar saja, istri Maximino ternyata masih hidup.

Keruan saja Maximino sangat marah kepada petugas jenazah, dan berniat mengajukan laporan kepada pihak berwenang setempat atas tuduhan diagnosis yang keliru.

Dikatakan Maximino, pihak rumah sakit tak bersikap profesional terhadap pasien, dan dengan sengaja membiarkan pasien dalam kesakitannya. Selain itu, pihak rumah sakit tak ingin mengobati pasien.

“Mereka (pihak rumah sakit) mengira kalau Gladys sudah mati dan menyerahkannya telanjang kepada kami seperti binatang dengan sertifikat kematian,” kata Maximino.

Pria ini mengklaim bahwa pihak rumah sakit abai terhadap tanggung jawab menyelamatkan nyawa manusia. “Mereka menelantarkannya dan menyerahkan tubuh istri saya ke rumah duka tanpa berusaha menghidupkan lagi,” ujarnya lagi.

Sementara itu pihak rumah sakit pun angkat suara, dokter membantah telah memberikan diagnosis keliru. Hal ini karena apa yang dia lihat memang menyatakan bahwa Gladys telah meninggal dunia.

Dia dan tim rumah sakit pun melakukan pertolongan saat tubuh Gladys tak lagi merespon. ** Baca juga: Work From Home, Hakim di Florida Minta Pengacara Berpakaian Sopan Selama Sidang Online

“Dokter Vera tak melihat denyut nadi dalam tubuh Gladys dan karena itu tubuh wanita tersebut dikatakan tak lagi bernyawa,” jelas dr. Catalino Fabio, rekan sejawat dr. Heriberto Vera di rumah sakit yang sama.

Dokter Fabio berspekulasi, Gladys mengalami yang namanya katalepsi atau suatu kondisi yang ditandai dengan kekakuan otot dan kurangnya respons terhadap rangsangan luar. Karena itulah Gladys dinyatakan sudah tidak bernyawa lagi.(ilj/bbs)