1

Ini Kata Pesbukers Warga Tangsel Soal Bansos Darurat Covid-19

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) akan mengucurkan dana senilai Rp3,420 miliar untuk 10.800 Kepala Keluarga. Program bantuan sosial darurat Covid-19 mendapat reaksi dari masyarakat sekitar lewat situs jejaring media sosial facebook.

“Lebih baik dikembalikan bumerang buat pengurus lingkungan,” ungkap pesbukers bernama Erwin Abdullah, Jum’at (20/4/2020).

Penyaluran dana program bantuan sosial darurat Covid-19 mendapat penolakan dari ketua RT 03 hingga RT 06 RW 015, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Pamulang, sudah menyatakan menolak. Mereka hindari terjadinya kecemburuan sosial di kalangan warganya karena yang menerima hanya 3 Kepala Keluarga.

**Baca juga: Pandemi Corona, Polres Tangsel Kawal Kendaraan Pengangkut Bantuan Logistik.

“Nah ini nih yg gue suka, sudah sebagian pejabat RT/RW berpikir maju dan modern. Tapi yang sebagian yang ga berpikir modern, pasti masih ngarep nih, nama-nama saudaranya sudah di kantong nih pasti,” ujar pemilik akun facebook bernama Suro Agung Sudar Nugroho.

Ungkapan lainnya juga disampaikan pesbukers lainnya pemilik akun verbena Andani Saputra. “Pamulang Timur khususnya RT 01/022 juga pak RT nya menolak..karena cuma 7 orang yg mendapatkan..sedangkan yang berhak masih banyak. Jadi rt nya takut di amuk,” tulisnya.(yud)




Mengejutkan! Survei Ungkap Banyak Perselingkuhan Selama Pandemi COVID-19

Kabar6-Sebuah situs kencan khusus orang-orang yang sudah menikah dan ingin mencari selingkuhan, menemukan fakta mengejutkan yaitu kenaikan aktivitas selama masa karantina COVID-19.

Situs bernama Illicit Encounters tersebut, melansir Dailystar, mengungkapkan ada kenaikan sebesar 18 persen dari pengguna pria selama sebulan belakangan. Tak hanya kaum adam, terlihat pula peningkatan sebanyak 12 persen dari para wanita dalam mencari pasangan untuk berselingkuh.

Kemudian, situs ini melakukan survei untuk mengetahui penyebabnya. Didapat hasil, 74 persen pria mengaku mulai mencari yang lain karena bosan hidup di bawah aturan yang sama. Sedangkan 64 persen pengguna wanita mendapati masa karantina atau lockdown justru mengungkap kelemahan-kelemahan dalam pernikahannya, dan sadar mereka butuh sesuatu yang baru.

Karena itulah, orang-orang yang sedang bermasalah dengan pernikahan mereka itu pun mulai mencari teman untuk kencan. Bukan untuk bertemu atau bercinta, mereka mencari seseorang untuk saling bertukar foto seksi atau mengobrol lewat Skype. ** Baca juga: Sehidup Semati, Pasangan Lansia Pasien COVID-19 Meninggal Dunia Bergandengan Tangan

Seorang pakar hubungan dan seks bernama Jessica Leoni menduga, masa-masa lockdown membuat banyak pasangan frustasi dan saling bertengkar lalu ingin mencari hubungan yang segar. Ia juga menyetujui jika perselingkuhan kini banyak terjadi secara virtual.

“Kami melihat adanya kenaikan perselingkuhan lewat Skype dan Facetime dengan orang-orang yang berselingkuh melakukan sesi seks video dengan pasangan baru di ponsel, laptop, dan komputer baru mereka. Sesaat setelah lockdown selesai, akan ada kenaikan besar dalam perselingkuhan fisik,” jelas Leoni.

Ditambahkan, “Krisis ini adalah panggilan untuk semua orang yang ada dalam hubungan tidak bahagia, ini mengungkap semua jurang kesalahan dalam hubungan yang gagal dan membuat orang sadar mereka harus memulai lagi setelah lockdown.”(ilj/bbs)




Begini Rute Penyebaran COVID-19 Hingga ke Seluruh Dunia

Kabar6-Hingga kini, penyebaran pandemi COVID-19 telah mencakup 192 negara di seluruh belahan dunia. Dan untuk memutus mata rantai COVID-19, banyak negara menerapkan pembatasan akses masuk, pelarangan perjalanan, hingga melakukan lockdown.

Sayangnya, penyebaran COVID-19 masih terus berlanjut begitu cepat. Hanya dalam waktu tiga bulan, virus ini bahkan sudah menyebar ke hampir seluruh benua di dunia.

Bagaimana sebenarnya rute penyebaran COVID-19 sejak awal kemunculannya hingga saat ini? Seperti digambarkan oleh The New York Times, melansir Hellosehat, kasus COVID-19 pertama kali dilaporkan di kota Wuhan, Tiongkok, pada 31 Desember 2019. COVID-19 saat itu dikenal sebagai penyakit pneumonia akibat novel coronavirus, atau virus corona baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

Meski dilaporkan akhir Desember, banyak ahli meyakini bahwa wabah ini kemungkinan sudah dimulai sejak pertengahan Desember atau akhir November. Jumlah kasus yang tercatat saat itu baru belasan, tapi jumlah kasus sebenarnya diperkirakan mencapai hampir seribu orang.

Wuhan memiliki pusat transportasi berupa stasiun kereta Hankou. Setiap hari, puluhan ribu warga Tiongkok bepergian melewati stasiun ini. Jaraknya hanya terpaut 1,2 km dari Pasar Huanan yang menjadi tempat awal munculnya puluhan kasus COVID-19.

Salah satu faktor penunjang penyebaran COVID-19 adalah tingginya arus perjalanan dalam rangka Tahun Baru Imlek. Ratusan juta warga Tiongkok saat itu bepergian untuk mengunjungi rumah sanak saudaranya. Sebagian besar terpusat di Beijing, Shanghai, dan Guangzhou. Arus perjalanan dari Wuhan terus meningkat hingga tiga minggu setelahnya.

Pada 21 Januari 2020, sekira tujuh juta warga Wuhan bepergian ke berbagai wilayah. Ribuan orang diperkirakan sudah terjangkit COVID-19 saat itu.

Ketika pemerintah Tiongkok menyadari risiko penularan antarmanusia, penyebaran COVID-19 secara lokal sudah terjadi di Shanghai, Beijing, dan beberapa kota besar lainnya. Pihak pemerintah pun menerapkan lockdown di sejumlah kota serta membatasi perjalanan di Tiongkok. Sayangnya, wabah itu sudah telanjur menyebar luas.

Hingga pertengahan Januari, ribuan penduduk Wuhan masih bepergian ke sejumlah kota di berbagai negara. Selama satu bulan terakhir, sekira 900 orang pergi ke AS, 2.200 orang mengunjungi Australia, dan lebih dari 15.000 orang bepergian ke Bangkok, Thailand.

Kasus pertama pun muncul di Thailand. Tidak lama berselang, kasus-kasus baru mulai bermunculan di kota-kota besar seperti Tokyo, Singapura, Seoul, dan Hong Kong. Amerika Serikat (AS) pun menyusul dengan mengonfirmasi kasus pertamanya di Seattle.

Seorang profesor di Columbia University Mailman School of Public Health, AS, bernama Jeffrey Shaman memperkirakan sekira 86 persen persen warga yang terinfeksi tidak terdeteksi. Namun mereka sudah bisa menulari orang yang sehat. Dan, inilah yang mendukung penyebaran COVID-19.

Ketika Wuhan mengalami lockdown pada 31 Januari, wabah sudah terjadi di sekira 30 kota dari 26 negara. Virus pun mulai menyebar di ruang tertutup seperti restoran dan gereja sehingga orang yang tidak pernah bepergian ke Tiongkok ikut terinfeksi.

Memasuki Maret, sudah muncul ribuan kasus COVID-19 di Italia, Iran, dan Korea Selatan. Indonesia juga melaporkan dua kasus pertamanya pada 2 Maret. Tiga minggu setelahnya, angka tersebut melambung naik menjadi 514 kasus dengan 49 kematian.

Tiongkok yang mengalami dampak terparah saat itu mulai menggiatkan pemeriksaan, pelacakan, dan isolasi pasien. Langkah serupa juga dilakukan oleh Korea Selatan, Singapura, dan beberapa negara lain sehingga angka kasus berkurang drastis. ** Baca juga: 6 Cara Penularan COVID-19 yang Sering Diabaikan

Semoga pandemi COVID-19 segera berakhir, dan warga dunia dapat kembali hidup seperti sediakala.(ilj/bbs)




Bupati Lebak Surati Kemensos Minta Perlengkapan Penanganan Covid-19

kabar6.com

Kabar6-Ratusan warga Kabupaten Lebak berstatus orang dalam pemantauan (ODP) terkait Covid-19. Lima orang lainnya merupakan pasien dalam pengawasan (PDP).

Perlengkapan dalam menangani Covid-19 seperti masker dan alat pelindung diri (APD) menjadi yang terpenting bagi para tenaga medis.

Di sejumlah wilayah di Lebak, tenaga kesehatan kesulitan mendapat APD. Tak heran, tak sedikit dari mereka memakai APD yang tidak sesuai standar.

Kasi Perlindungan Jaminan Sosial (Linjamsos) Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Lebak Endin Toharudin, menyampaikan, bupati Lebak telah berkirim surat kepada Kemensos Cq Ditjen Linjamsos.

“Ya, Ibu Bupati berkirim surat kepada Kemensos meminta perlengkapan penanganan wabah Covid-19,” kata Endin saat dihubungi Kabar6.com, Jum’at (10/4/2020).

Adapun perlengkapan yang diminta berupa masker, hand sanitizer, sarung tangan, alat semprot dan cairan disinfektan serta APD.

“Mudah-mudahan terealisasi. Kalau terealisasi semua, nanti kami pilah sesuai dengan kebutuhan dan tupoksi masing-masing,” terang Endin.

**Baca juga: Kepala Desa Data Penerima Bansos di Lebak, ini Kriterianya.

Ketua Ikatan Mahasiswa Lebak (Imala) Tatang Kurnia, anggaran maupun bantuan perlengkapan penanganan Covid-19 mesti dikawal oleh seluruh pihak agar dana yang dialokasi tepat sasaran sehingga penanganan Covid-19 menjadi maksimal.

“Salah satunya terkait APD tenaga kesehatan. Jangan sampai ada lagi tenaga kesehatan yang memakai APD tidak sesuai standar. Begitu pun bantuan sosial harus memenuhi rasa keadilan di masyarakat,” harap Tatang.(Nda)




Dampak Corona, Polresta Tangerang Bagikan 50 Paket Sembako

Kabar6.com

Kabar6 – Satuan Lalu Lintas Polresta Tangerang membagikan 50 paket sembako kepada para lansia di Rumah Singgah Lansia Pondok lansia berdikari di Desa Sodong, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.

“Telah dilaksanakan kegiatan bakti sosial dengan tema Satlantas Polresta Tangerang Peduli Lansia, dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19,” kata Kasat Lantas Polresta Tangerang Kompol I Ketut Widiarta, Jumat (10/4/2020).

Ketut mengatakan, kegiatan itu dilaksanakan secara sukarela oleh para personel Satlantas Polresta Tangerang bersama Jasa Raharja dan Dinas Perhubungan Kabupaten Tangerang. Kata Ketut, dalam kegiatan itu dibagikan 50 paket sembako yang berisi beras, mie instan, minyak goreng, sarden dan sabun cuci tangan.

“Kami juga sampaikan agar masyarakat tetap menjaga jarak dan rajin mencuci tangan. Serta tetap di kediaman bila tak ada kepentingan mendesak. Bila pun harus keluar, wajib gunakan masker,” ujar Ketut.

**Baca juga: Lawan Corona, Pengguna Kendaraan Umum di Tangerang Diimbau Lakukan Social Distancing.

Ketut mendorong semua pihak meningkatkan rasa kepedulian kepada sesama. Dalam situasi seperti saat ini, terang Ketut, dibutuhkan solidaritas serta kebersamaan untuk saling peduli, mengingatkan, dan meringankan beban.

“Intinya kita saling membantu dan bahu-membahu agar situasi segera kembali pulih,” tandasnya. (Vee)




Kepala Desa Data Penerima Bansos di Lebak, ini Kriterianya

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Sosial Kabupaten Lebak meminta seluruh kepala desa untuk melakukan pendataan penerima bantuan sosial dampak wabah Corona atau Covid-19.

“Ada 13 kriteria warga yang harus didata oleh kades untuk diusulkan mendapat bantuan sosial,” ujar Kepala Dinsos Lebak Eka Darmana Putra, dalam surat bernomor 460/358-Dinsos/IV/2020, Jumat 10/4/2020.

13 kriteria itu adalah Orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), positif Covid-19, asisten rumah tangga yang dirumahkan, karyawan yang di PHK, tukang ojek yang tidak beroperasi, sopir angkutan umum yang tidak beroperasi, pedagang kecil yang tidak lagi berjualan, tukang bangunan yang tidak bekerja, nelayan yang tidak melaut lagi, tukang sol sepatu yang tidak bekerja, tukang cukur yang tidak bekerja dan buruh tukang jahit yang tidak bekerja.

Data yang sudah terhimpun oleh setiap desa diserahkan paling lambat tanggal 12 April 2020 berupa file softcopy excel disertai kartu keluarga (KK) dan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu dari desa.

**Baca juga: Lebak Data Warga Terdampak Covid-19 untuk Menerima Bansos.

Jika setelah tanggal 12 April terdapat masyarakat yang belum terdata, maka akan diusulkan kembali.

“Usulkan lagi, ini juga kan bahan usulan untuk Bansos ke kemensos dan APBD. Diterima atau tidak itu tergantung Kemensos,” ucap Eka.(Nda)




Pandemi Corona, Polres Tangsel Kawal Kendaraan Pengangkut Bantuan Logistik

Kabar6.com

Kabar6-Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Kepolisian Resort Kota Tangerang Selatan melakukan pengawalan kendaraan yang mengangkut logistik ke sejumlah pasar di Kota Tangerang Selatan.

Kasat Lantas Polres Tangsel, Ajun Komisaris Bayu Marfiando menerangkan, hal itu dilakukan guna mempercepat dan segera tersalurkan kepada masyarakat serta terhindar dari para spekulan yang merebak saat Pandemi Virus Corona.

“Ini adalah perintah dari pak Kapolri untuk mengantar kendaraan dari luar daerah yang membawa barang logistik,” ujarnya kepada Kabar6.com melalui aplikasi pesan singkat. Jumat (10/4/2020).

Bayu mengatakan, pengantaran logistik ini juga guna untuk menjaga kestabilitasan serta kelangkaan barang pokok seperti sembako, BBM, dan alat-alat kesehatan.

**Baca juga: Beda Nilai Bansos Dampak Corona di Banten dan Tangsel.

Hari ini saja, Polres Tangsel mengawal truk logistik dari keluar Pintu Tol Rawa Mekar menuju Pasar Serpong serta dari keluar pintu Tol Rawa Buntu BSD menuju Pasar Modern BSD.

Pengawalan kendaraan logistik serentak dilakukan di wilayah hukum Polda Metro Jaya.(eka)




Beda Nilai Bansos Dampak Corona di Banten dan Tangsel

Kabar6.com

Kabar6-Nilai nominal bantuan sosial masyarakat terdampak covid-19 di Provinsi Banten berbeda-beda.

Di Banten, kata Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Banten, nilai bansos yang diberikan Rp 500 ribu per keluarga setiap bulannya.

“Setiap bulan akan mendapatkan Rp 500 ribu untuk masing-masing KK. Jumlahnya sebanyak 670 ribu KK di provinsi Banten akan mendapatkan,” kata Rina, kepada Kabar6.com, Jumat (10/4/2020). **Baca juga: Banten Salurkan Bantuan Sosial Langsung ke Rekening 670 Ribu Terdampak Corona.

Sementara di Tangsel nilainya lebih rendah. Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang Selatan, Wahyunoto Lukman mengatakan bansos Rp300 ribu per Kartu Keluarga di satu kali masa tanggap darurat Corona Virus Disease 2019 (Covid19).

Penerima bansos akan merujuk berdasarkan DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) Dinas Sosial. Menurut Lukman, bansos akan diberikan sekitar 10 persen sampai 30 persen jumlah keluarga miskin yang ada dalam DTKS. **Baca juga: Bantuan Sosial untuk Warga Tangsel Terdampak Corona Rp 300 Ribu.

Dengan merujuk DTKS Dinsos berarti ada sekitar 36.162 KK bakal menerima bantuan satu kali masa tanggap darurat Covid19.(Den)




Ketua RT Tolak Bansos, Kadis Sosial Tangsel Bilang ini

Kabar6.com

Kabar6-Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Wahyunoto Lukman tidak mempermasalahkan ada pengurus lingkungan yang menolak bantuan sosial atau bansos darurat Covid-19.

“Kalau ada yang menolak bansos artinya memang yang bersangkutan masih mampu dan dialihkan kepada yang lebih membutuhkan, lebih layak dan pantas dibantu,” ungkapnya kepada kabar6.com, Jum’at (10/4/2020).

Menurut Lukman, penerima bantuan sosial ditujukan bagi keluarga miskin atau rentan lainya dengan kriteria tidak punya sumber mata pencaharian tetap dan atau penghasilan gaji pokok tetap, diluar yang sudah terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Lukman mengatakan saat ini proses penyaluran bansos sedang dalam tahap pendataan di Kelurahan. Menurutnya, bansos yang diberikan dalam bentuk nontunai yang nantinya dapat dibelanjakan bahan makanan.”Bansos dalam bentuk uang non tunai ditransfer sebesar Rp300 ribu per KK.”

Menurutnya, sebelumnya warga miskin yang terdaftar dalam DTKS sebanyak 36.162 KK telah mendapatkan bantuan sosial.

**Baca juga: 10.800 Warga Tangsel Diguyur Bantuan Dampak Corona, Nilainya?.

Bantuan sosial pangan sembako yang selama ini sudah berjalan 13.453 KK, ditambah program keluarga harapan bagi yang punya anak sekolah, anak usia dini, ibu hamil serta lansia.

“Sisa keluarga miskin dalam DTKS 22.258 KK akan mndapat paket sembako dari Kemensos dikirim langsung ke alamat rumah masing-masing oleh vendor jasa pengiriman,” kata Lukman.(yud)




Lawan Corona, Pengguna Kendaraan Umum di Tangerang Diimbau Lakukan Social Distancing

Kabar6.com

Kabar6 – Polres Kota (Polresta) Tangerang tak henti-hentinya memberikan imbauan kepada masyarakat agar melakukan social distancing atau jarak sosial. Hal tersebut bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Corona atau Covid-19.

Kali ini, sasaran Polresta Tangerang adalah angkutan umum dalam daerah dan antar kota yang melintas di kawasan Balajara Barat. Dimana, setiap kendaraan umum yang melintas seperti bus dan angkot diberhentikan kemudian dipasang tanda batas social distancing di bangku.

“Tadi kami sudah memasang batas di bangku penumpang dalam angkot dan bus antar kota. Kami berikan tanda silang sebagai tanda bagi penumpang untuk tidak boleh duduk di situ,” kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi kepada wartawa, Jumat (10/4/2020).

Selain memasang batas duduk antar penumpang, Kapolres juga memberikan imbauan kepada penumpang agar tidak naik kendaraan umum yang terlalu penuh agar tidak bersentuhan satu sama lain.

“Selain imbauan kepada penumpang, imbauan juga berikan kepada supir dan kernet untuk membatasi jumlah penumpang agar masih ada ruang untuk menjaga jarak seperti imbauan pemerintah untuk melawan corona,” ujar Kapolres.

**Baca juga: Anggaran Penanganan Covid-19 di Kabupaten Tangerang Naik Menjadi Rp 253,8 Miliar.

Ade mengimbau, kepada seluruh masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar terhindar dari virus dan penyakit.

“Kami imbau kembali agar masyarakat tetap beraktifitas di rumah saja, jika memang diperlukan untuk beraktifitas di luar, gunakan masker, jaga jarak minimal 1,5 meter dan rajin mencuci tangan menggunakan sabun,” pungkasnya. (Vee)