1

Kerap Disiksa Orang Tua, Remaja di Pamulang Ini Mengaku Sakit di Kepala Bagian Belakang

Kabar6.com

Kabar6-Remaja berumur 15 tahun diduga disiksa oleh ayah kandung beserta ibu tirinya dirumahnya yang berada di Jalan Salak 3, Pondok Benda, Pamulang, Kota Tangerang Selatan.

Paman korban, Wahyudi menerangkan, kejadian itu terjadi pada senin sekira pukul 00.00 WIB, saat itu korban sedang bermain dirumah uwa nya yang tidak jauh dari rumahnya.Lanjutnya, korban dipanggil oleh ayah kandungnya untuk masuk kedalam rumah sambil dimarah-marahi.

“Si (W) sendiri sudah mengira pasti akan ada tindakan kekerasan kembali. Karena memang kejadian ini bukan hanya sekali terjadi,” ungkapnya kepada wartawan, Rabu (28/7/2021).

Saat itu, Wahyudi menerangkan, korban dipaksa masuk, dan benar seperti kata korban, korban langsung dipukul berkali-kali.

“Lebih parah nya ibu tiri nya ikut juga menjambak si W. Sampe luka memar di beberapa bagian,” terangnya.

Wahyudi menjelaskan, korban lupa sudah berapa kali dirinya disiksa seperti itu, dan mengaku memang sudah sering.

“Kondisi korban saat ini shock banget ,untuk luka di bagian bibir memar, belakang kepala sakit dan sepet di bagian kuping sebelah agak gak bisa denger,” paparnya.

Lanjut Wahyudi, saat ini pihak keluarga telah melaporkan kejadian ini kepada Polres Tangsel untuk ditangani lebih lanjut.

“Bukti surat laporan, hasil visum sudah di tangan Polres, tetapi untuk penanganan selanjutnya belum ada kepastian kapan-kapan nya si bapak nya ini akan diproses hukum,” tutupnya.

**Baca juga: Lelah, Pedagang Pasar di Bintaro Serempak Kibarkan Bendera Putih

Hingga berita ini diterbitkan, Tim Kabar6.com sudah mencoba melakukan konfirmasi kepada Polres Tangsel untuk memberikan tanggapan terkait kasus ini, namun belum memberikan jawaban. Jika sudah menjawab, maka akan diberitakan selanjutnya.(eka)




PPDB Zonasi SMA Negeri di Tangsel Bermasalah, Orang Tua: Jaraknya Dipangkas

Kabar6.com

Kabar6-Puluhan orang tua siswa geruduk Kantor DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel) soal masalah Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) di SMA Negeri 2 Tangerang Selatan.

Orang tua murid Emi Ida menerangkan, anaknya ingin masuk ke SMA Negeri 2 Tangsel dengan jarak 1,7 kilometer, tetapi tidak masuk karena alasan zonasi.

Padahal menurutnya, dari data PPDB Provinsi Banten yang dia dapatkan, anaknya masuk. Tetapi tiba-tiba saat pukul 12 malam Rabu 30 Juni 2021 ada surat keputusan dari SMAN 2 Tangsel yang tidak singkron dengan hasil data PPDB Provinsi.

“Banyak yang hilang dari data provinsi, disini di provinsi yang hijau ini masuk, yang merah ini gak masuk, tetapi kenapa yang merah di provinsi naik, kilometernya diubah menjadi lebih dekat. 4 kilometer menjadi 400 meter,” ujarnya kepada Kabar6.com di Kantor DPRD Tangsel, Setu, Kamis (1/7/2021).

Lanjutnya, permasalahan yang kita adukan kepada DPRD Tangsel adalah untuk meminta keadilan atas apa yang terjadi, pihaknya menemui Ketua Komisi II DPRD Tangsel, Mathoda.

“Makanya tadi kita temui pak Mathoda, karena pak Mathoda bilang kita disuruh ke KCD (Kantor Cabang Daerah, red) di Melati mas karena dia bilang kamu sudah diterima disana,” ungkapnya.

Orang tua lainnya, Linawati yang hanya berjarak 900 meter dari SMAN 2 Tangsel itu mengatakan, data dari Provinsi Banten dan Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh SMAN 2 Tangsel tidak singkron.

“Kita mendapatkan surat edaran dari pihak SMAN 5 ternyata data tidak valid, tidak sesuai dengan data PPDB Provinsi,” terangnya.

Dirinya memperlihatkan bahwa ada calon murid yang tidak diterima berjarak 62 kilometer, tiba-tiba di Surat Keputusan SMAN 2 Tangsel calon murid itu masuk kedalam daftar.

**Baca juga: Data Kasus Kematian Covid-19 di Tangsel Diduga Tidak Valid

“Ada murid jarak di PPDB 62 kilo, tapi dia masuk ke urutan 34, ini yang kita pertanyakan, ini keadilan aja, jangan kebiasaan begini ya,” tutupnya.

Hingga berita ini terbit, Tim Kabar6.com belum mendapatkan jawaban dari Ketua Komisi II DPRD Kota Tangsel Mathoda, dan akan diinformasikan selanjutnya.(eka)




Miris, Gadis Disabilitas di Bojong Pandeglang Diduga Dicabuli Orang Tua Sendiri

Kabar6- Seorang perempuan disabilitas di Kecamatan Bojong, Kabupaten Pandeglang harus bernasib tragis. Pasalnya anak yang baru berusia 16 tahun itu diduga dicabuli oleh tiga pelaku.

Ketiga pelaku masing-masing berinisial SK (35), UK(30) dan Jamil (51) merupakan warga Kecamatan Bojong, Kabupaten Pandeglang.

Kasatreskrim Poksek Bojong, Bripka Rifqi mengatakan bahwa ketiga tersangka salah satunya merupakan orang tua korban berinisial JM (51) dan kedua terduga yakni SK (35) dan UK (30) merupakan tetangga korban dan melakukan pencabulan di dua tempat yang berbeda.

“Terduga pelaku JM (51) merupakan ayah kandung korban dan tinggal satu rumah, saat situasi rumah sedang kosong, pelaku melakukan aksi bejadnya,” kata Bripka Rifqi kepada wartawan, (18/5/2021).

**Baca juga: Video Mesum di Cikoromoy Pandeglang Viral, Netizen: Urat Malunya Sudah Putus

Ketiga pelaku diamankan di kediamannya pada Minggu, (16/5/2021) kemarin dan langsung di bawa ke Mabes Polres Pandeglang pada Senin (17/5/2021) pagi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Akibat perbuatannya pelaku di kenakan undang-undang nomor 23 tahun 2002 pasal 81 JO 76D dan /atau pasal 82 JO pasal 76E tentang perlindungan anak.(Aep)




Guru SD Rangkasbitung Positif Covid 19, Puluhan Orang Tua Siswa Jalani Swab

Kabar6.com

Kabar6-Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Lebak melakukan swab tes terhadap orang-orang yang melakukan kontak erat dengan sejumlah kasus positif Covid-19. Pelaksanaan swab itu digelar di tiga lokasi berbeda, termasuk bagi 21 orang tua siswa yang pernah kontak erat dengan guru SD di wilayah Ona Rangkasbitung terkonfirmasi positif.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Lebak, Firman Rahmatullah, mengatakan, tiga lokasi tersebut yakni di lingkungan perkantoran pemerintahan, kantor desa dan sekolah dasar (SD).

“Kami lakukan swab terkait dengan adanya penambahan kasus yang per hari kemarin naik menjadi 40 kasus dari hasil pelaksanaan swab di Rumah Sakit Banten,” kata Firman, Kamis (27/8/2020).

Sebanyak 37 pegawai di Dinas Koperasi dan UKM Lebak di swab setelah hasil swab salah satu kepala bidang (Kabid) yang dirawat di RS Banten positif Covid-19.

Kemudian di sekolah dasar di wilayah Ona Rangkasbitung, Satgas melakukan swab terhadap 68 orang terdiri dari 27 orang guru, 21 siswa dan 21 orangtua siswa yang dianggap melakukan kontak erat dengan guru yang terkonfirmasi positif.

“Kasus L-37 dan L-38, jadi kasus ini sebelumnya adalah seorang ibu berinisial E yang sempat dirawat di RS Banten dan sekarang yang dirawat adalah suaminya. Sementara kondisi istrinya kini sudah diperkenankan pulang karena sudah tanpa gejala dan diminta isolasi mandiri,” tutur Firman.

**Baca juga: Pejabat di Dinas Koperasi Lebak Positif Covid-19 Usai dari Bandung.

Sedangkan, sambung Firman, swab di kantor desa di Kecamatan Kalanganyar merupakan hasil tracking dari kasus L-40.

“L-40 ini laki-laki berinisial U. Dia sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Rangkasbitung kemudian dirujuk ke RS Banten,” ucap Firman.(Nda)




Kadis Pendidikan: Peran Orang Tua Penting Tingkatkan Kualitas Pendidikan Anak

Kabar6.com

Kabar6-Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah berencana akan mengeluarkan Peraturan Walikota (Perwal) tentang penambahan tugas kepala sekolah, untuk memberikan bimbingan kepada orang tua siswa agar mengetahui proses perkembangan pendidikan anaknya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Masyati Yulia mengatakan, Perwal tersebut masih tengah dipersiapkan. Walaupun teknisnya nanti kepala sekolah memberikan pelajaran kepada orang tua siswa setiap hari sabtu dan juga guru Budi Pekerti (BP) untuk menginformasikan.

“Jadi menginformasikan pertama tentang keadaan anak. Mungkin masalah macam-macam lah, masalah kehadiran, kelebihannya ada di sini, pelajarannya ini. Jadi menitipkan secara tidak langsung materi yang didapatkan disekolah nanti itu dipraktekan dirumah. Supaya berimbang jadi yang didapatkan sekolah benar-benar dipraktekan dirumah,” ujar Masyati kepada wartawan di Gedung MUI Kota Tangerang, Selasa (20/8/2019).

Menurut Masyati, terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan kualitas pendidikan. Ketiga faktor tersebut yakni dari guru dari orang tua dan lingkungan.

Perwal tersebut pun akan diterapkan baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Hal itu juga akan diterapkan juga dimulai dari Paud hingga tingkatan SMP.

**Baca juga: Gelar Bina Wilayah, Yuli Zaki: 10 Program PKK Harus Digencarkan.

“Kita serentak diterapkan. Kita inginnya merubah minset jangan hanya guru saja tapi orang tua dan dilingkungan harus terlibat,” terangnya.

“Dari sekarang sudah diterapkan hanya nunggu Perwal saja biar guru benar-benar menjalankan, namun prakteknya setelah kita menginformasikan kemarin mensosialisasikan kepada sekolah ya setiap ada event kegiatan itu secara tidak langsung diberitahukan kepada orang tua,” tandasnya.(Oke)




Dongkrak Semangat Belajar Anak, Taryono Imbau Orangtua Jauhkan Gadget

kabar6.com

Kabar6-Dalam sidaknya ke SDN Pondok Pucung 4, Pondok Aren, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Tangerang Selatan (Tangsel) mengimbau agar jauhkan gadget dari anak untuk dapat tingkatkan semangat belajarnya.

“Saya imbau kepada orangtua murid, HP itu adalah racun bagi anak-anak sekolah, jadi dorong mereka untuk fokus belajar. Dan secara teknis, sekolah sudah melarang agar siswa membawa HP ke sekolah,” kata Taryono, Selasa (23/10/2018).

Dalam kesempatan itu, Taryono juga berhadap kepada orangtua, sekolah dan lingkungan atau masyarakat sebagai tiga pilar pendidikan.

**Baca juga: Sidak SDN Pondok Pucung 4, Taryono Beri Materi Khusus Baca.

“Saya berharap kepada tiga pilar pendidikan, ada peran orangtua, sekolah dan juga lingkungan untuk ikut mengawasi dan memberikan support kepada anak Indonesia guna mengeksplore bakat kemampuan yang tersembunyi,” tambah Taryono. (Adt)




Perkembangan Pendidikan Anak, Irma: Peranan Orang Tua Sangat Penting

kabar6.com

Kabar6-Buntut penyelenggaraan pendidikan sekolah terkait kemampuan anak dalam berkembang dan menyerap pelajaran, menjadi pekerjaan rumah juga bagi orang tua murid.

Hal itu diungkapkan Irma Safitri, kepala bidang perlindungan perempuan dan anak DPMP3AKB Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Melalui sambungan whatsappnya, Irma menegaskan bahwa peranan orang tua dalam perkembangan pendidikan anak merupakan hal yang sangat penting.

“Perlu kita tanyakan juga bagaimana peran orang tua dalam membantu anaknya agar bisa membaca. Karena peran orang tua sangat penting dalam perkembangan pendidikan anak. Ini masalah yang penting, harus segera di tangani,” tegas Irma.

Senada dengan Irma, Ketua pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A) Tangsel, Herlina Mustikasari, S.Pd. MA pada sambungan WhatsAppnya mengatakan, tidak bijak jika adanya hukuman terhadap anak murid, walau hingga kelas 5 belum lancar membaca.

**Baca juga: Kelas 5 Tak Lancar Membaca, Uten: Ada yang Salah Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah.

“Ini adalah masalah learning difficulties, dan arti salah satunya guru ataupun sekolah harus intropeksi diri, mengapa mereka tidak bisa membaca. Dan sangat tidak bijak ‘menghukum’ anak tersebut dengan tidak naik kelas,” ungkap Herlina. (Adt)




Hadiri Wisuda SMK, Ini Pesan Sachrudin Untuk Orangtua dan Anak

kabar6.com

Kabar6-Pendidikan merupakan modal penting dalam menggapai masa depan yang lebih baik. Untuk itu, Wakil Walikota Tangerang Sachrudin mengimbau, agar para pelajar tetap semangat dalam menempuh pendidikan.

“Pendidikan menjadi modal yang penting untuk mencapai masa depan yang lebih baik,” kata Wakil Walikota Tangerang Sachrudin, saat menghadiri acara wisuda SMK Kesehatan Banten dan SMK Bakti Mulya di Pusat Pemerintahan (Puspem) Kota tangerang, Sabtu (28/7/2018).

Selain itu, Sachrudin mengharapkan agar generasi muda Kota Tangerang jeli dalam melihat dan memanfaatkan berbagai peluang usaha yang ada.

“Jangan hanya terpaku untuk bekerja di perusahaan atau pemerintahan saja. Kalau wirausaha kan bisa ngasih pekerjaan ke orang lain,” jelas Sachrudin.

Untuk itu, Sachrudin berharap agar para orang tua dapat mengarahkan potensi yang dimiliki setiap putra/putrinya serta jangan memaksakan kehendak kepada anak.

“Nantinya anak akan menjalani proses pendidikan di bidang yang belum tentu dikuasainya (anak),” pungkas Wakil.**Baca juga: Buka Usaha Kosmetik, Ussy Sulistiawaty Ngaku Untuk Tabungan Hari Tua.

Untuk diketahui, acara wisuda ini dihadiri sebanyak 271 lulusan SMK Kesehatan Banten angkatan ke 7 dan 30 SMK Bakti Mulya angkatan ke-2. (fit/hms)