1

Seorang Nelayan Asal Pandeglang Hilang Akibat Perahunya Terbalik Dihantam Gelombang

kabar6.com

Kabar6-Seorang nelayan bernama Edi warga Babakan Bandung, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang hilang setelah perahunya dihantam gelombang  besar di Perairan Cihara, Kabupaten Lebak, Sabtu (19/9/2020) sore.

Humas Basarnas Banten, Suwarsito, mengatakan, kecelakaan tersebut terjadi pada Sabtu sore. Pihaknya baru mendapat laporan pukul 22.15 WIB.

“Setelah mendapat laporan personel langsung bergerak melakukan pencarian terhadap salah satu nelayan. Pencarian masih dilakukan sampai hari ini,” kata Suwarsito kepada Kabar6.com, Minggu (20/9).

Suwarsito mengatakan, kecelakaan itu terjadi saat nelayan menggunakan perahu kincang Berkah Abadi hendak pulang menuju Binuangeun, Kabupaten Lebak. Sampai di pertengahan antara Binuangeun-Bayah tepatnya di Perairan Cihara, perahu terbalik dihantam gelombang besar.

“Satu orang nelayan bernama Luki warga Binuangeun berhasil diselamatkan oleh nelayan yang datang ke lokasi. Namun, satu nelayan masih belum ditemukan,” ujar Suwarsito.

**Baca juga: DPRD Lebak Desak Pemkab Siapkan Tempat Isolasi Pasien OTG Covid-19.

Pencarian oleh Tim SAR gabungan akan terus dilakukan hingga sore hari dengan dibagi menjadi 2 tim di laut dan darat 5 nautical mile (NM) ke arah barat.

“Kendala pencarian di laut karena cuaca, hari ini di lokasi gelombang masih tinggi,” ucapnya.(Nda)




Kocak, Seekor Singa Laut Minta Jatah Ikan pada Nelayan

Kabar6-Ada peristiwa kocak yang terekam kamera, memperlihatkan semacam hubungan komunikasi antara manusia dengan hewan. Seekor singa laut Amerika Selatan berukuran mendekati beberapa nelayan yang sedang memindahkan ikan ke sebuah kotak besar.

Nah, seorang netizen dengan akun bernama IHLaking, melansir boredpanda, membagikan video kocak tentang singa laut tadi ke akun Twitter. Siapa sangka, unggahan tersebut viral di Twitter setelah mendapatkan lebih dari seribu retweet dan 3.300 Like.

Netizen merasa gemas melihat tingkah kocak singa laut yang berdiri di belakang nelayan, dan berani meminta jatah makanan. Sang nelayan pun mengerti dan memberikan beberapa ikan kepadanya.

Puluhan netizen memberikan komentar untuk video berdurasi kurang dari semenit itu. “Wow, aku tak menyangka, ini seperti makhluk mitos yang hanya ada pada film,” komentar akun bernama @SolidStateMonk.

“Itu lucu ketika melihat mereka masih kecil seperti anak anjing. Sekarang dia tumbuh menjadi pemungut pajak yang menggemaskan,” tulis akun @MichaelLegare.

Sementara akun @sage218 mengatakan, “Ya Tuhan, dia sangat cantik, parasnya mengagumkan.”  ** Baca juga: Sering Digunakan dalam Peperangan, Ada 6 Senjata Kimia yang Sangat Mematikan

Wah, ruapanya singa laut juga minta jatah preman.(ilj/bbs)




Satpolair Polresta Tangerang Siapkan Wifi Gratis buat Anak Nelayan Kronjo

Kabar6.com

Kabar6- Satuan Polisi Perairan Polresta Tangerang menyiapkan fasilitas jaringan internet gratis atau wifi bagi anak-anak nelayan Kronjo, Kabupaten Tangerang sehingga bisa melaksanakan kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19.

Kasat Polair Resta Tangerang AKP Rony Effendi mengatakan pihaknya melakukan terobosan dengan menyediakan wifi gratis bagi anak-anak nelayan agar dapat belajar tanpa terkendala keterbatasan kuota. Satpolair Resta Tangerang mensosialisasikan hal tersebut ke perkampungan nelayan Kronjo secara door to door kepada para orang tua dan anak-anak nelayan di wilayah tersebut.

“Kegiatan ini meliputi, menyediakan fasilitas Hotspot Wifi Gratis, dilaksanakan setiap hari Selasa dan Kamis, namun di hari-hari lainnya akan tetap dilayani oleh Satpolairresta Tangerang selama 1 X 24 jam dan yang terakhir memberikan pendampingan dalam pemecahan permasalahan tugas-tugas pelajaran sekolah,” katanya, Minggu (30/8/2020).

**Baca juga: PT Freetrend Balaraja Berkukuh Bayar Satu Kali Pesangon, Karyawan Bergeming.

Rony berharap kegiatan ini bermanfaat bagi anak-anak nelayan dan bisa mengurangi beban orang tua dalam membeli kuota internet. Kegiatan ini juga kata Rony bagian dari peran Satpolair dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat undang-undang dasar 1945.

“Semoga dengan terobosan ini dapat membantu meringankan beban para orang tua yang berprofesi sebagai nelayan. Dan saya berharap agar anak-anak tetap terus semangat belajar walaupun melalui sistem daring,” pungkasnya. (Vee)




Nelayan Temukan Mayat Terdampar di Pulau Tinjil Pandeglang

Kabar6.com

Kabar6- Sosok mayat berjenis kelamin laki-laki tanpa indentitas ditemukan terdampar di pantai Pulau Tinjil, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang. Mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh nelayan yang tengah mencari ikan.

“Nelayan yang sedang mencari ikan di sekitar pulau tinjil melihat ada sesosok mayat di Pantai Pulau Tinjil,” kata Humas Basarnas Banten, Waristo, Kamis (16/7/2020).

Setelah itu nelayan saksi mata langsung menghubungi rekannya hingga informasi sampai ke Basarnas Banten. Proses evakuasi terhadap mayat tanda identitas tersebut tengah dilakukan menggunakan kapal Kincang ke lokasi penemuan dari basarnas dan nelayan setempat.

“Team bergerak menuju LKP untuk evakuasi mayat dengan menggunakan perahu nelayan dengan POB 2 orang, Basarnas dan 3 crew kapal nelayan dengan estimasi sekitar 4 jam pulang pergi,” terang Waristo.

**Baca juga: Seribu Anak Yatim di Pandeglang Diduga Jadi Korban Santunan Bodong.

Jika melihat dari ciri mayat tersebut, diduga adalah nelayan asal Sukabumi Jawa Barat (Jabar) yang kecelakaan.

“Sejauh ini, ciri-ciri korban sesuai dengan yang kecelakaan pelayaran dari Sukabumi, atas nama Rudi dengan ciri-ciri tubuh pendek menggunakan celana merah dan kaos abu-abu,” ujarnya.(Aep)




Stok Melimpah Tapi Pedagang Ikan di Pantura Tangerang Merugi, Mengapa?

Kabar6.com

Kabar6 – Satu minggu terakhir, stok ikan di Pesisir Pantai Utara (Pantura) Kabupaten Tangerang melimpah, meskipun begitu, harga ikan relatif naik.

Namun, kondisi seperti ini justru membuat pedagang ikan rugi. Sebab, dengan naiknya harga ikan, jumlah pembeli menurun.

“Pengunjung sih banyak yang datang, tapi pembeli sepi,” kata Heraman, pedagang ikan di TPI Surya Bahari, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangeran, Selasa (23/6/2020).

Herman mengaku, dirinya beragang ikan di TPI Surya Bahaei bermacam-macam jenis. Semuanya ia dapat dari nelayan Kecamatan Pakuhaji. Beberapa jenis ikan yang masih terus mengalami kenaikan tersebut.

Diantaranya, ikan layang semula Rp 25 ribu perkilogram menjadi Rp 35 ribu perkilogram. Kemudian ikan layur semula Rp 24 ribu perkilogram, sekarang Rp 36 ribu perkilogram.

“Stok ikan disini (TPI Surya Bahari_red) melimpah, tapi saya beli di nelayan mahal. Jadi saya terpaksa meniakan harga,” ujarnya.

Senada dengan Herman, salah seorang pedagang ikan di TPI Surya Bahari lainnya, Agus mengaku sudah satu pekan harga ikan dari nelayan mahal. Di lapaknya harga ikan gurame saat ini Rp 38 ribu perkilogram, sebelumnya hanya 32 ribu perkilogram.

“Saya tidak tahu harga ikan sudah satu pekan naik, coba tanya langsung ke nelayannya,” kata Agus sambil menunjuk salah satu nelayan.

**Baca juga: SMPN 4 Solear Tawarkan Pembelajaran Daring dan Luring di Tengah Pandemi Corona.

Sementara itu, Sarnata, salah seorang nelayan Kecamatan Pakuhaji mengatakan, kenaikan harga ikan di Pantura tersebut akibat banyak nelayan yang tidak melaut lantaran cuaca di Laut Jawa kurang bersahabat. Kondisi gelombang di Laut Jawa sedang tinggi.

“Kenaikan ikan itu karena banyak nelayan yang tidak melaut, akibat di Laut Jawa gelombangnya tinggi,” pungkasnya. (Vee)




Sepotong Bambu Selamatkan Nelayan ini Saat Kapal Tenggelam di Selat Sunda

Kabar6.com

Kabar6- Sebanyak 9 dari 16 nelayan yang kapalnya tenggelam di perairan selat Sunda beberapa hari lalu sudah ditemukan dengan kondisi sehat. Salah satu Juhedi alias Acuy.

Acuy dan dua rekannya Wawan dan Udi bisa selamat karena ditolong oleh nelayan pancing. Sebelum ditolong Acuy dan Wawan bisa selamat karena sepotong bambu yang ia ambil dari perahunya yakni KM Puspita Jaya.

Keduanya terombang-ambing mengikuti arus laut dengan harapan bambu tersebut bisa menolongnya supaya tidak tenggelam. Hingga ia bertemu dengan nelayan pancing asal kecamatan Carita.

“Akhirnya saya pasrah dengan naik bambu berdua sama Iwan (Wawan). Panjang kira-kira dua meter setengah selama satu hari bersama Iwan,” kata Acuy, Senin (21/6/2020).

Acuy kembali menceritakan detik-detik Kapalnya tenggelam setelah perahu mereka terbalik dan belum sepenuhnya karam, seluruh nelayan masih bisa berada diatas perahu hingga keesokan harinya.

Saat itu, Nahkoda sekaligus pemilik kapal sempat mengingatkan para nelayan untuk tetap berada di perahu, hingga ada pertolongan datang.

“Setelah perahu terbalik, posisi semua masih di perahu yang 16 orang ini karena perahu gak terbalik (hanya miring). Akhirnya semua di minta untuk tetap di perahu, jangan ada yang berpencar,”ucapnya.

**Baca juga: 3 Nelayan Hilang Ditemukan di Perairan Tanjung Alang-alang.

Lantaran panik khawatir kapal yang mereka tumpangi tenggelam, akhirnya mereka memutuskan untuk berenang ke Pulau Panaitan yang terletak di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), termasuk Juhedi. Setelah berada diluar, Juhedi berniat kembali ke kapal, namun gagal karena arus air laut sangat kencang.

“Akhirnya semua panik ingin menyelamatkan masing-masing akhirnya dari situ lah kami berpencar. Setelah berenang saya mau nyamperin perahu karena arus kencang,”tandasnya. (Aep)




Tabrakan Kapal di Ujung Kulon, Nelayan Asal Lebak Hilang

Kabar6.com

Kabar6- Kecelakaan laut terjadi di Perairan Karang Ranjang   Taman Nasional Ujung Kulon. Kecelakaan ini melibatkan antara kapal pembawa batu bara Kapal Tb. Bamara 8 dengan perahu kincang nelayan KM. Ju’uh. Satu nelayan di dikabarkan hilang.

Kasat Polair Polres Pandeglang, AKP Dwi Hari Bagio Sunarko membenarkan peristiwa  itu, pihak mengaku tengah mendalami penyebab terjadinya tabrakan antara dua kapal tersebut. Sementara, satu nelayan yang dinyatakan hilang masih dilakukan pencarian.

“Kita masih melakukan pemeriksaan terkait kejadian ini. Satu nelayan belum ditentukan masih dalam pencarian,” kata Dwi, Sabtu (21/3/2020).

Ada tiga orang dalam kapal nelayan tersebut mereka adalah Hada (40) sebagai nahkoda selamat dan Samsudin (35) selamat, sedangkan Ngali (40) belum di temukan. Saat itu kapal nelayan tengah labuh jangkar di perairan tersebut.

Saat kejadian, Hada (40) sebagai nahkoda dan Samsudin masih tersadar. Namun, nelayan lainnya yang bernama Ngali (40) sedang tidur.

Setelah Perahu mereka tenggelam beruntung bagi Hada, dia akhirnya bisa diselamatkan oleh Anak Buah Kapal (ABK) Tb. Bamara, Samsudin, harus berenang sekitar satu jam ke pulau terdekat dan berhasil menyelamatkan diri.

“Samsudin korban selamat setelah berenang selama satu jam,”tandasnya.**Baca juga: Rumah Sakit Kurang Alat, Pemkab Pandeglang Gunakan Dana Tak Terduga Tangani Corona.

Hingga kini Basarnas Banten masih melakukan pencarian terhadap nelayan yang merupakan warga warga Kampung Panghegar, Desa Muara, Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak yang dinyatakan hilang di sekitar TKP. Dalam proses pencarian Basarnas juga melibatkan para nelayan setempat dengan harapan korban segera di temukan.

“Kita masih melakukan pencarian di sekitar tempat kejadian. pencarian berdasarkan informasi dari tim di lapangan cuacanya mendukung,” ungkapnya. (Aep)




Nelayan Penemu Jenazah Penyelam Tiongkok Merasa Tertipu Sayembara

Kabar6.com

Kabar6- Ciliang (52), nelayan Bengkunat, Lampung yang menemukan penyelam bernama Nam Wang Bingyang dalam kondisi tewas merasa tertipu dengan sayembara senilai USD 50 ribu.

Nam merupakan Warga Negara Tiongkok yang menyelam di perairan Pulau Sangiang, Kabupaten Serang, Banten, kemudian hilang. Keluarga saat itu mengeluarkan sayembara bagi yang menemukan akan mendapat imbalan uang.

“Waktu menemukan sampai saat ini tidak ada keluarga yang datang ke rumah saya, ngobrol dengan saya. Kami menganggap itu benar ada sayembara. Kalau (sayembaranya) bohong, silahkan keluarga (Nam) datang ke kampung saya dan berbicara ke warga, nelayan, bahwa (sayembara) itu bohong, atau hoax,” kata Ciliang, ditemui disalah satu rumah makan di Kota Cilegon, Banten, Rabu (05/02/2020).

Ciliang pun kini harus mengungsi ke Tangerang, karena dia di anggap telah menerima uang sayembara itu dan tidak membaginya kepada nelayan yang lain, yang telah membantunya mengevakuasi WN China tersebut ke daratan. Sedangkan anak istrinya masih tetap berada di Lampung.

**Baca juga: Begini Isi Sayembara Pencarian Dua Penyelam Tiongkok Yang Hilang di Pulau Sangiang.

“Saya merasa tertipu, di Bengkulat (Lampung) itu merasa dikucilkan, karena di anggap membohongi nelayan yang lain. Sampai saat ini saya belum nerima duit (hadiah sayembara). Saya tinggal di Tangerang, menumpang di kerabat sementara ini,” terangnya.

Ciliang mengaku hingga kini belum berkomunikasi dengan keluarga korban, untuk menanyakan kebenaran sayembara tersebut. Namun dia meyakini kebenaran sayembara tersebut, lantaran sudah ramai beredar di berbagai pemberitaan media massa.

**Baca juga: Jenazah Diduga Penyelam Hilang Ditemukan Nelayan di Perairan Lampung Pagi Tadi.

Ciliang bersama rekannya pun bingung harus mengkonfirmasi kebenaran sayembara itu kemana. Dua berharap ada keluarga korban, kedutaan besar (Kedubes) atau pihak berwenang yang bisa menjelaskan masih sayembara tersebut.

“Kami tidak pernah menghubungi (keluarga). Saya juga berfikir dari mana saya dapat uang itu. Saya belum tahu nomor kontak (keluarga) nya,” jelasnya. (Dhi)




Nelayan Tradisional Tergerus Industri, Kota Cilegon Siapkan Perda Perlindungan

Kabar6-Pemerintah Kota Cilegon tengah menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Perlindungan Nelayan. Aturan ini disiapkan sebagai perlindungan bagi nelayan tradisional yang makin tergusur dengan kehadiran industri di pesisir Banten.

Para nelayan ini semakin sulit menyandarkan perahu di pesisir pantai, karena terhalang pabrik dan dermaga untuk kebutuhan industri. “Semua perlindungan yang diharapkan oleh nelayan, baik sarana permodalan dapat terpenuhi tahap demi tahap,” kata Wakil Walikota Cilegon, Ati Marliyati, ditemui dikantornya, Selasa (04/02/2020).

Ati mengatakan begitupun pelabuhan nelayan tradisional nanti akan ikut masuk ke dalam pembahasan Raperda Perlindungan Nelayan tersebut. Sehingga nelayan tradisional tetap bisa menyandarkan perahu dan menjaring ikan di lautan Selat Sunda.

“Pangkalan nelayan juga, itu kan lahir dari perda, itu tujuanya memang sama dewan (DPRD) dengan pemerintah,” terangnya.

**Baca juga: 327 Ribu Warga Banten Peserta PBI Dicoret.

Dalam Raperda itu pun rencananya akan memuat kesejahteraan nelayan, seperti bantuan permodalan dan BPJS Kesehatan. Namun, kata Ati, harus dilihat dulu kemampuan APBD Kota Cilegon dan peraturan yang ada, sehingga tidak berbenturan dan menggangu keuangan daerah.

“Nanti kita lihat kemampuan APBD nya bisa enggak memenuhi itu. Kalau bisa memenuhi itu, ada regulasinya bisa, kenapa tidak,” tegasnya. (Dhi)




Alasan Polisi Tidak Menahan Tiga Nelayan Pandeglang Terkait Bahan Peledak

Kabar6.com

Kabar6- Polisi Air Polres Pandeglang menangguhkan penahanan tiga nelayan, tersangka kasus dugaan kepemilikan bahan peledak. Dengan penangguhan ini, Tudin, Sukarah dan Aan tidak ditahan.

Kasat Polair Polres Pandeglang AKP Dwi Hary Bagia Sunarko mengungkapkan, meski ketiganya ditangguhkan penahanannya tetapi proses hukum terhadap tiga nelayan tersebut tetap berlanjut. “Selama tangguhkan ketiga tersangka diwajibkan melapor ke Ditpolair Merak,” ujarnya Sabtu 1/2/2020.

Menurut Dwi, polisi tidak melepaskan tiga nelayan itu.”Bukan dilepas, tapi ditangguhkan dulu, karena proses hukum terus berjalan,” katanya.

**Baca juga: Pilkada Pandeglang, Lima Kandidat Berebut Restu Megawati.

Tiga nelayan itu ditangkap dalam operasi bahan peledak di perairan Kecamatan Sumur pada Selasa (28/1/2020). Dalam operasi itu Ditpolair Baharkam Polri mengamankan tiga kapal bagang dan menangkap tiga orang nakhoda bagang. Tiga dari dua bagang tersebut tenggelam dan hancur akibat cuaca ekstrem.

Selanjutnya polisi menetapkan tiga nelayan sebagai tersangka dugaan ditemukan bahan peledak dan tidak memiliki dokumen lengkap saat melaut. (Aep)