1

Terlalu Kecil, Nelayan di India Kembalikan Lagi Ikan Hiu Langka Berkepala Dua yang Ditangkap

Kabar6-Dengan alasan ukurannya masih terlalu kecil, seorang nelayan melepas bayi hiu berkepala dua yang baru ditangkap di lepas pantai Maharashtra, India.

“Kami tidak makan ikan kecil seperti itu, terutama hiu. Jadi, saya pikir itu aneh dan memutuskan untuk tetap melepaskannya,” jelas Nitin Patil, nelayan yang menangkap hiu langka tersebut

Sementara itu rekan Nitin yang bernama Umesh Palekar, melansir Huffpost, mengatakan bahwa sepanjang menjadi nelayan, ini adalah kali pertama dia melihat hiu berkepala dua. “Kami belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya,” ujar Umesh.

Ilmuwan dan ahli biologi yang memeriksa foto ikan dengan panjang sekira sembilan sentimeter tersebut menjelaskan bahwa itu adalah hiu dari jenis spadenose atau sharpnose.

Dikatakan, hiu berkepala dua yang ditangkap Nitin itu bisa menjadi yang pertama di sepanjang garis pantai negara bagian Maharashtra, yang memiliki panjang sekira 600 kilometer.

“Catatan kami menunjukkan bahwa hiu berkepala dua sangat jarang dilaporkan di sepanjang pantai India,” ungkap seorang ilmuwan dari Central Marine Fisheries Research Institute. ** Baca juga: Pengusaha Asal India Sikat 2 Bank Setelah Pelajari Teknik Merampok dari YouTube

National Geographic pada 2016 menulis, mutasi dua kepala telah menjadi lebih umum, tetapi tidak ada yang tahu persis penyebabnya. National Geographic menawarkan beberapa faktor yang mungkin untuk mutasi tersebut, termasuk polusi dan kumpulan gen yang menyusut karena penangkapan berlebihan.(ilj/bbs)




Seorang Pria di India Terpaksa Lakukan Karantina dalam Mobil Karena Ditolak Warga Kampung

Kabar6-Malang benar nasib seorang pria asal Odisha, India, yang bernama Madhaba Patra (38) ini. Meskipun sudah menjalani karantina selama 14 hari dan dinyatakan bebas COVID-19, warga kampung tetap menolak kehadiran Patra.

Awalnya, melansir gulfnews, Patra yang ingin kembali ke daerah asalnya, mendaftarkan diri ke otoritas setempat untuk dilakukan pengetesan Corona dan diwajibkan menjalani karantina. Karena tak ada gejala, ia diizinkan karantina mandiri di sebuah rumah di Berhampur selama 14 hari.

Setelah itu, Patra pun mendapatkan surat izin bepergian. Sesampainya di kampung halaman Dolaba, para warga setempat mendatangi rumahnya dan meminta dia untuk melakukan karantina lagi sebelum menetap. Warga bersikeras dan tak mempedulikan surat izin serta surat pernyataan negatif Corona yang telah dimilikinya.

Patra lantas pergi ke kantor polisi guna meminta bantuan untuk menghilangkan keraguan para penduduk desa. Hari itu, ia pun diizinkan tinggal di rumah. Namun keesokan harinya, ayah Patra ditegur sejumlah warga terkait kehadiran anaknya.

Penolakan warga kembali pecah, Patra kembali diminta tinggal di pusat karantina terdekat untuk memastikan dia bebas COVID-19. “Saya memberitahu masalah ini kepada pihak berwenang setempat tetapi tidak berhasil,” keluh Patra.

Hingga akhirnya, Patra mengikuti keinginan warga desanya. Tetapi, dia enggan masuk ke pusat karantina dan memutuskan untuk karantina mandiri di dalam mobil miliknya.

“Karena ada risiko tertular infeksi di karantina institusional, tempat banyak pekerja migran ditempatkan, saya memutuskan untuk tetap berada di mobil saya. Saya berharap pemerintah campur tangan dan menyelamatkan saya dari kesulitan ini,” kata Patra.

Diketahui, Patra tinggal dalam mobil yang terparkir di pusat karantina terdekat dari desanya. Dia hanya keluar untuk menggunakan toilet. Sesuai dengan aturan pelonggaran lockdown di India, Patra bisa pulang setelah menjalani tujuh hari masa karantina. ** Baca juga: Korea Selatan Bakal Legalkan Perzinaan

Untung hanya tujuh hari.(ilj/bbs)