1

Protes Jalan Rusak Bertahun-tahun, Warga di Lebak Tanam Pohon Pisang

Kabar6-Warga di Desa Sukarendah, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, menanam pohon pisang di jalan yang menghubungkan antara wilayah mereka dengan Kecamatan Cikulur dan Cibadak, Selasa (23/4/2024).

Aksi tanam pohon pisang dan juga menebar ikan bukan tanpa alasan dilakukan warga. Hal itu sebagai bentuk protes terhadap kondisi jalan yang sudah lama rusak.

Kondisi jalan yang rusak mengancam keselamatan pengguna kendaraan yang melintas lantaran saat wilayah tersebut diguyur hujan lebat, lubang pada jalan tertutup genangan air. Sementara pada saat musim kemarau, kondisi jalan berdebu.

“Jalan rusak begini sangat menganggu warga yang mau beraktivitas, termasuk anak-anak yang berangkat dan pulang sekolah. Apalagi kalau malam hari ditambah musim hujan,” kata Ardi salah seorang warga kepada wartawan,

**Baca Juga: KPU Kota Tangerang Resmi Buka Seleksi PPK untuk Pilkada

Hal yang sama diutararakan Wahyu, salah seorang pengguna kendaraan yang sering melintas di jalan tersebut.

Sejak menjadi kurir tiga tahun lalu, Wahyu menyebut, kondisi jalan tersebut memprihatinkan.

“Awal ngurir di wilayah sini udah hampir tiga tahun, udah hancur. Sangat terganggu apalagi kondisi hujan seperti ini, licin,” keluhnya.

Wahyu berharap, kerusakan pada jalan tersebut mendapat perhatian dari pemerintah yang berwenang agar bisa secepatnya diperbaiki.

“Harapannya bisa segera diperbaiki, karena jalan ini merupakan alternatif masuk ke desa-desa khususnya bagi saya sebagai kurir,” katanya.(Nda)




Harga Beras Premium di Lebak Tembus Rp18.000 per Liter, Warga Beralih ke Lebih Murah

Kabar6-Warga di Kabupaten Lebak memilih beralih mengkonsumsi beras yang lebih murah imbas harga beras premium yang terus merangkak naik.

Iin salah seorang pembeli di Pasar Rangkasbitung mengaku, memilih beras yang lebih murah lantaran harga beras premium yang sudah menembus Rp18.000 per liter.

“Biasanya saya suka beli yang premiun. Tapi karena harga mula-mula Rp15.000 terus sekarang naik jadi Rp 18 ribu, saya jadi beli beras yang biasa saja,” tutur Iin, Senin (19/2/2024).

Iin berharap pemerintah bisa turun tangan supaya kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat itu tidak terus merangkak naik.

“Semoga bisa kembali murah ya, soalnya lebih enak beras premiun dibandingkan beras biasa,” katanya.

Menurut salah seorang pedagang beras di Pasar Rangkasbitung, Nurmala, naiknya harga beras karena tingginya permintaan namun ketersediaan yang sedikit. Hal ini disebabkan musim kemarau yang terjadi pada tahun 2023.

**Baca Juga: Pelajar Binus School Korban Bullying Alami Memar dan Luka Bakar

Penjual beras di pasar Rangkasbitung, Nurmala mengatakan, setiap Minggu harga beras terus mengalami kenaikan.

“Pas Minggu kemarin harganya masih Rp15.000, tapi sekarang sudah Rp18.000 per liter,” ungkap Nurmala.

Kata Nurmala, harga beras biasa atau KW II Rp 15 ribu per liter. Ia mengakui, banyak pembeli yang beralih ke beras lebih murah harganya.

“Pembeli banyak yang ngeluh karena harga beras premium terus naik. Ya akhirnya banyak pembeli yang beralih ke beras biasa,” ungkapnya.

Sementara itu, Kabid Pedagangan Disperindag Lebak Yani menyampaikan, stok beras berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) diperkirakan sedang mengalami defisit sebesar 2,7 juta ton pada periode Januari-Februari 2024.

“Situasinya sedang dapat tekanan dari produksi, sebagian petani kita telat tanam, baru Januari tanam,” katanya.(Nda)




Pemkot Tangerang Siap Hadapi Musim Kemarau, Belum Ada Laporan Kekeringan

Kabar6-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menyatakan bersiap siaga dalam menghadapi musim kemarau. Hingga saat ini belum ada laporan kekeringan di wilayah seribu industri sejuta jasa itu.

“Kita siap (menghadapi musim kemarau), tapi belum ada laporan (kekeringan),” ujar Wakil Wali Kota Tangerang, Sachrudin saat dimintai keterangan, Kamis (5/10/2023).

Sebagai informasi, Sebanyak 12 kecamatan di Kabupaten Tangerang mengalami krisis air bersih. Penjabat Bupati Tangerang, Andy Ony Prihartono instruksikan badan penanggulangan bencana daerah setempat mempetakan wilayah terdampak kemarau. Kabupaten Tangerang juga telah ditetapkan darurat kekeringan.

Kepala Dinas Perkimtan Kota Tangerang, Sugihharto Achmad Bagdja mengatakan, pihaknya saat ini tengah merencanakan berbagai mekanisme untuk mengantisipasi potensi kekeringan dan kelangkaan ketersediaan air bersih di Kota Tangerang.

Seperti, Dinas Perkimtan Kota Tangerang baru saja menyelesaikan pembangunan infrastruktur Sambungan Rumah (SR) untuk memfasilitasi distribusi air bersih ke kawasan pemukiman masyarakat oleh Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Benteng.

“Potensi kekeringan dan ketersediaan air bersih kini menjadi fokus kerja kami bersama di Dinas Perkimtan Kota Tangerang. Terbaru, kami telah membangun SR di Kelurahan Buaran Indah dengan jumlah 85 SR, serta dalam proses pembahasan bersama masyatakat untuk membaha pembangunan serupa, yakni dengan jumlah 20 SR di Kelurahan Kunciran,” ujar Kepala Dinas Perkimtan Kota Tangerang, Sugiharto Achmad Bagdja, Selasa (3/10/2023).

Sugiharto mengatakan Dinas Perkimtan Kota Tangerang saat ini juga membuka usulan dari masyarakat untuk pembangunan SR di lingkungan pemukiman yang membutuhkan.

Tidak hanya itu, Dinas Perkimtan juga telah menyediakan 2 toren air (non-permanen) berkapasitas 600-800 liter yang bisa digunakan di berbagai lokasi yang membutuhkan air bersih secara fleksibel dan kondisional.

Kepala BPBD Kota Tangerang, Maryono Hasan mengatakan untuk saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan soal kekeringan di wilayah yang berjuluk seribu industri sejuta jasa ini. Selain itu, pihaknya juga telah menyiapkan 8 posko untuk mengirimkan air bersih jika ada masyarakat yang membutuhkan air bersih.

“Untuk Kota Tangerang sementara kita belum mendapatkan laporan kekeringan dimana,” ujar Maryono saat dimintai keterangan oleh kabar6, Senin (2/10/2023).

“Sampai saat ini belum ada titik-titik kekeringan,” sambungnya.

**Baca Juga: DLH Lebak Akui TPSA Dengung Belum Siap Terima Sampah dari Tangerang Selatan

Dalam mengantisipasi hal tersebut, kata Maryono, pihaknya juga telah menyampaikan pemberitahuan atau sosialisasi pada awal Agustus 2023 lalu kepada masyarakat. Hal itu berkaitan kesiapsiagaan dalam menghadapi musim panas atau El Nino.

“Dimana El Nino ini akan berpengaruh terhadap kekeringan. Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan air yang ada, menanam pohon atau penghijauan dilingkungan sekitar dan tidak membakar sampah sembarangan,” katanya.

Maryono menyampaikan Pemkot Tangerang sesuai arahan Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah pihak telah menyiapkan anggaran BTT.

“Manakala itu dibutuhkan dan kita bekerjasama dengan stakeholder lainnya PDAM, dinas PUPR yang membantu kami dalam penangan air bersih untuk masyarakat yang membutuhkan,” tandasnya. (Oke)




Musim Kemarau, DLH Lebak Siapkan 10 Ribu Liter Air Tiap Hari untuk Siram Taman

Kabar6-Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lebak mengaku, penyiraman taman yang berada di wilayah perkotaan lebih sering dilakukan selama musim kemarau.

Kabid Tata Lingkungan DLH Lebak Dasep Novian mengatakan, dalam kondisi cuaca normal, penyiraman taman-taman dilakukan dua kali sehari.

“Tapi karena saat ini air hujan sulit, maka mulai awal Agustus sampai sekarang penyiraman dilakukan setiap hari,” kata Dasep kepada Kabar6.com, Rabu (13/9/2023).

Dasep mengatakan, di wilayah Rangkasbitung terdapat 38 titik ruang terbuka hijau (RTH). Untuk menyiram puluhan titik tersebut, DLH menyiapkan 10 ribu liter air.

“Setiap hari kami bawa sepuluh ribu liter air untuk menjaga kondisi tanaman di seluruh taman, salah satunya di sepanjang Jalan Multatuli. Termasuk rumput di alun-alun juga dilakukan penyiraman,” tutur Dasep.

**Baca Juga : Cawas Sekolah Jangan Terlalu Berharap, Simak Baik-baik Penjelasan Pj Gubernur Banten

Dasep mengaku, meski penyiraman sudah dilakukan secara insentif, namun untuk beberapa tanaman jenis tertentu tetapi tidak bisa tahan dengan kondisi kemarau.

“Tapi ketika nanti sudah diguyur hujan tanaman tersebut akan kembali peremajaan kembali. Sejauh ini belum ada tanaman yang total mati, tapi ada beberapa yang memang sudah kering. Kalau pun nanti ada akan dilakukan penggantian,” jelas Dasep.(Nda)

 




Perumdam TKR Berinovasi dalam Tingkatkan Kualitas Air Bersih dan Pelayanan di Musim Kemarau

Kabar6-Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Kerta Raharja (Perumdam TKR) dengan tegas mengumumkan inovasi terbarunya pada Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) unit Kresek dalam upaya meningkatkan kualitas air bersih dan pelayanan guna mengantisipasi tantangan pada musim kemarau, terutama kondisi air baku yang tercemar oleh limbah industri.

Mereka memiliki tujuan utama dibalik inovasi terbaru SPAM Kresek Perumdam TKR adalah untuk meningkatkan kualitas air bersih serta menjamin kelancaran layanan air dalam menghadapi musim kemarau, dengan secara pro aktif menangani potensi kontaminasi air akibat limbah industri.

Untuk mengantisipasi hal tesebut, Perumdam TKR telah menerapkan beberapa inovasi.

Pembangunan sistem aerasi : Perumdam TKR telah melakukan investasi dalam pembangunan aerasi yang canggih. Sistem inovatif ini menyuplei oksigen ke dalam air, membantu menghilangkan zat-zat berbahaya dan secara signifikan meningkatkan kualitas air.

**Baca Juga: 31 Ribu Pelanggan Perumdam TKR Terancam Krisis Air Bersih, Dirut : Langsung Koordinasi dengan BBWSCC

Implementasi sistem filterasi membran : dalam menerapkan teknologi unggul, Perumdam TKR telah memperkenalkan sistem filterasi membran pada sistem pengelolaan airnya. Teknologi Muktahir ini efektif menyaring kontaminan, sehingga menjamin penyaluran air bersih dan aman kepada para konsumen.

Direktur Tehnik Perumdam TKR, Yadi Traveyadi menyatakan kegembiraan perkembangan terkini. “Kami berkomitmen untuk menyediakan standar layanan tertinggi bagi pelanggan kami. Upaya-upaya ini mencerminkan tekad kami untuk mengatasi kendala dan memenuhi misi kami dalam menyediakan air bersih dan andal, bahkan dalam kondisi yang paling menuntut sekalipun,” ujar Yadi dalam keterangan dikutip melalui akun resmi @perumdamtkr, Senin (31/7/2023). (Oke)




BMKG Prakirakan Musim Kemarau di Tangsel Dimulai Pada Awal Juni 2021

Kabar6.com

Kabar6-Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan awal musim kemarau di Kota Tangerang Selatan akan terjadi pada awal Juni 2021.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Observasi dan informasi BMKG Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan, Yanuar Henry Pribadi kepada Kabar6.com.

“Untuk wilayah Tangerang Selatan musim kemarau di prakirakan akan terjadi pada Bulan Juni awal mulai antara tanggal 1-10 Juni 2021,” ujarnya, Rabu (14/4/2021).

Yanuar menjelaskan, pihaknya memprakirakan untuk puncak musim kemarau nya sendiri akan terjadi pada Bulan Agustus 2021. “Puncak kemarau nya di prakirakan Pada Bulan Agustus 2021,” ungkapnya.

**Baca juga: Perpres 66/2020 Soal PSN, Pengamat: Swasta Difasilitasi Jadi ‘Makelar’

Menurut Yanuar, musim kemarau di Kota Tangerang Selatan masih dalam kondisi normal dan sama seperti musim kemarau-kemarau biasanya.

Namun, Yanuar mengimbau kepada masyarakat ketika musim kemarau, perlu mewaspadai potensi kekeringan dan meningiatnya polusi udara. “Perlu di waspadai potensi kekeringan dan meningkatnga Polusi Udara khususnya pada Bulan Agustus dan September saat terjadinya puncak kemarau,” tutupnya.(eka)




Banten Memasuki Musim Kemarau di Tengah Wabah Corona

Kabar6.com

Kabar6-Prakirawan BMKG Kelas I Serang, Widia Khaerunisa mengatakan, untuk daerah di Provinsi Banten yang saat ini sudah mulai memasuki musim kemarau baru terjadi untuk daerah Tangerang bagian utara dan bagian Serang Bagian Timur laut, sementara untuk daerah lain masih menyusul.

“April dasarian satu itu baru Tangerang bagian utara dan bagian Serang Bagian Timur Laut,” terang Widi, kepada Kabar6.com, Sabtu (4/4/2020).

Sedangkan untuk Kota Serang dan Kota Cilegon sendiri, sambung Widia, pihaknya memperkirakan musim kemarau baru mulai terjadi pada dasarian 1 pada bulan Mei.

Untuk diketahui, BMKG memggunakan bahasa Dasarian yang artinya adalah satuan waktu meteorologi, yang lamanya adalah sepuluh hari dalam satu dasarian.

“Di bulan Mei dasarian satu, Wilayah Kota Serang dan Kota Cilegon sekitarnya,” katanya.

Sedangkan untuk wilayah Banten Selatan sendiri, rata-rata baru mulai masuk musim kemarau pada dasarian pertama hingga dasarian ketiga pada bulan Juni mendatang.

Secara menyeluruh, kata Widia, Provinsi Banten baru akan masuk kedalam musim kemarau secara penuh dibulan Juli dan Agustus yang akan datang.

**Baca juga: Korban Meninggal Covid-19 Banten, 25 PDP dan 18 Positif.

“Kalau melihat awal musim kemaraunya sendiri saja masih ada yang masuk di dasarian pertama hingga dasarian ke tiga Juni. Jadi akhir Juni itu masih ada yang baru masuk. Jadi untuk puncaknya bisa mencapai bulan Juli atau Agustus,” katanya.

Menurutnya, untuk saat ini, kondisi suhu di daerah Tangerang bagian utara dan Serang bagian timur laut kondisi suhunya mencapai pada suhu maksimum antara 32 drajat celcius. (Den)




PLN Banten Beri Bantuan Air Bersih untuk Warga di 39 Desa

Kabar6.com

Kabar6-Kesulitan mendapat air bersih dampak dari musim kemarau panjang dialami masyarakat di banyak wilayah di Provinsi Banten. Seperti di wilayah Banten Selatan yakni Lebak dan Pandeglang.

Bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan memasak menjadi bantuan yang paling ditunggu masyarakat yang terdampak kemarau lantaran sumber air di rumah mereka sudah mengering.

“Sebagai salah satu BUMN yang banyak terlibat pada pelayanan masyarakat, kami tidak bisa tinggal diam menyikapi terjadinya kekeringan di daerah Banten, khususnya wilayah Banten selatan,” kata General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Banten, Doddy B. Pangaribuan, di Kampung Tarisi, Cimarga, Kabupaten Lebak, Jum’at (27/9/2019)

Tidak hanya berkomitmen memberikan pelayanan di bidang kelistrikan, menghadapi kemarau panjang, PLN sambung Doddy juga berkomitmen menyediakan bantuan air bersih untuk membantu masyarakat.

“Bantuan air bersih untuk masyarakat di Banten di 39 desa di 13 kecamatan. Khusus untuk di Kabupaten Lebak, 16 desa di 5 kecamatan. Mungkin tidak begitu berarti, tapi semoga bantuan ini sedikit banyak membantu meringankan yang menjadi keluhan warga. Dan kita berdoa bersama, mudah-mudahan hujan segera turun,” tutur Doddy.

Sunarya salah seorang warga mengatakan, krisis air bersih sudah dirasakan warga selama hampir lima bulan. Masyarakat kesulitan mendapat air untuk memasak karena sumur pun sudah kering.

“Kalau air di sungai sangat tidak mungkin untuk memasak karena kondisinya sudah banyak kotoran dan keruh, paling hanya untuk mencuci, itu pun jaraknya lumayan jauh,” ujarnya.

**Baca juga: Bupati Lebak Larang Pelajar Unjuk Rasa ke Jakarta.

Untuk kebutuhan memasak, warga harus mengambil di sumber mata air yang berjarak sekitar 2 kilometer.

“Jadi kalau ada bantuan seperti ini kami senang karena sangat terbantu. Kalau bisa bantuan air bersih sering-sering, seminggu dua kali lah,” harapnya.(Nda)




Kemarau, Air Tanah Dua Desa di Kabupaten Tangerang Menipis Kering

Kabar6.com

Kabar6-Musim kemarau tahun ini sudah mulai dirasaan oleh warga Desa Palasari, Kecamatan Legok dan Desa Serdang Kulon, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang. Air tanah di dua desa tersebut sudah mulai berkurang dari biasanya.

Kesulitan air bersih yang melanda tersebut mengganggu aktifitas peribadatan umat muslim di masjid-masjid wilayah tersebut.

Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Kosrudin menjelaskan, dari seluruh wilayah di Kabupaten Tangerang, Desa Palasari Kecamatan Legok dan Desa Serdang Kulon Kecamatan Curug sudah mengalami kekeringan air bersih.

Hal itu diketahui lantaran adanya permintaan bantuan air bersih dari masyarakat di dua desa itu.

“Biasanya yang minta itu dari masyarakat melalui desa, jadi kepala desanya meminta bantuan air bersih karena dilanda kekeringan. Kami kemudian mengirimkan mobil pemadam kebakaran (damkar) dan mobil tangki air dengan total kapasitas 8.000 liter,” ujarnya, Senin (22/7/2019).

Kosrudin mengatakan, dua desa itu sudah mengalami kekeringan sejak beberapa minggu terakhir. Kekeringan di dua desa tersebut sudah dapat dikatakan genting sesuai dengan analisa yang dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tangerang, beberapa waktu lalu.

“Sudah mulai urgen makanya kemarin kita siapin 3 mobil tangki yang kapasitas 5.000 liter kemudian mobil damkar 1 kapasitas 3.000. Mobil-mobil itu sudah kita kuras dan bersihkan tangkinya dan bisa digunakan untuk itu mengirimkan air bersih. Selain itu yang paling sering kami kirimkan itu di hari Jumat, karena pada hari itu masjid-masjid sekitar Curug-Panongan membutuhkan banyak air untuk aktifitas ibadah yang disebabkan air tanahnya juga sudah mulai menyusut,” ujarnya.

Kosrudin melanjutkan, untuk wilayah Tangerang bagian utara (Pantura) pihaknya belum mendapatkan laporan perihal kekeringan atau kesulitan air bersih. Di daerah pantura, meski kekeringan air bersih untuk konsumsi tetapi mereka masih dapat memanfaatkan air dari sungai-sungai atau pengairan. Menurut Kosrudin, pihaknya memiliki keterbatasan dalam mengirimkan bantuan air bersih untuk masyarakat.

**Baca juga: Mulai Rusak, Taman Bermain Anak Kabupaten Tangerang Gelap Gulita.

“Kita sebenarnya tidak terbatas dalam mengirimkan bantuan air bersih, hanya barangkali kita yang dibatasi itu solarnya. Sekitar 300 liter itu jatah per bulannya untuk kita, jadi keterbatasannya itu. Kalau ini memang tidak boleh tetapi kalau masyarakat siap membantu dalam pengadaan solarnya kami siap-siap saja, tetapi sampai hari ini kita selalu memenuhi keperluan masyarakat,” ungkapnya.

Kosrudin mengungkapkan, bilamana kekeringan itu semakin meluas, pihaknya akan menggandeng stakeholder dan dinas terkait untuk mendistribusikan air bersih. Sementara dari sisi penanggulangan bencana sampai saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang dan BPBD belum ada.

“Mitigasi bencana, sampai hari ini kita belum ada pembahasan terkait menghadapi kekeringan ini. Karena kekeringan ini tidak termasuk bencana sehingga kita bisa backup dan kita bisa antisipasi,” tutupnya.(vee)




Musim Kemarau Sebabkan Kualitas Air Sungai Cisadane Menurun

Kabar6-Musim kemarau mengakibatkan debit air di Sungai Cisadane menyusut, dan terjadi perubahan pada kondisi air yang berubah menjadi berwarna keruh dan menimbulkan aroma tak sedap.

Kondisi seperti ini, berdampak kepada proses pengolahan air bersih milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta benteng Kota Tangerang, yang terpaksa harus menambah zat kimiawi guna memperbaiki kualitas air.

Selain kualitas air yang menurun, debit air yang masuk ke aliran intik-pun turut surut dari biasanya di ketinggian empat meter, kini hanya 3 setengah meter.**Baca juga: Selama Agustus, Satgas Taman Kota Tangerang Kenakan Kacu Merah Putih.

Humas PDAM Tirta benteng, Ichsan Sodikin mengatakan, pihak PDAM terpaksa menambah presentasi proses kimiawi dalam pengolahannya.

“Dari yang biasanya 10 persen kini mencapai 12 hingga 15 persen dalam pengolahan air baku, yakni air Sungai Cisadane menjadi air layak minum,” kata Ichsan.**Baca juga: Europixpro u-PVC, Kokoh dan Kuat Dalam Kondisi dan Cuaca Apapun.

Meski demikian, pihak PDAM Tirta Benteng memastikan distribusi air bersih ke pelanggan, terutama Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) masih dalam kualitas dan kuantitas baik, terlebih jelang gelaran Asian Games 2018. (rani)