1

Libur Sekolah, Museum Multatuli Ramai Dikunjungi

Kabar6-Museum Multatuli yang terletak di pusat kota Rangkasbitung Kabupaten Lebak menjadi salah satu tempat yang cukup ramai dikunjungi saat libur sekolah.

Museum Multatuli bertemakan “museum antikolonialisme” menjadi wisata edukasi. Didalamnya menampilkan sejarah kolonialisme sebagai pengantar sampai dengan pergerakan antikolonialisme yang diceritakan dari berbagai sisi sebagai inti dari museum tersebut.

Bangunan museum memiliki desain yang klasik namun terlihat modern menjadi daya tarik pengunjung untuk datang.

“Untuk kunjungan libur sekolah selama periode Desember 2023 tercatat 3.418 pengunjung,” kata Kepala Museum Multatuli Ubaidillah Muchtar, Kamis (11/12/2023).

**Baca Juga: Tanah Longsor, Tiga Rumah Warga di Tangsel Rusak Berat

Ubaidillah menyebut, pengunjung yang datang masih didominasi dari beberapa wilayah di Provinsi Banten. Banyak pelajar dan mahasiswa yang berkunjung ke museum tersebut.

“Sebagian pengunjung kami dari wilayah dari Cilegon dan Serang, karena ada kemudahan transportasi dengan kereta. Kemudian juga sekolah-sekolah yang ada di sekitar Maja dan Citeras ada juga rombongan dari Tangerang Selatan yang memanfaatkan Commuter Line,” terang Ubai.

Sementara itu, salah seorang pengunjung Siti Aulia Nur Medina mengaku, banyak pengetahuan dan wawasan yang ia dapat dari berkunjung ke Museum Multatuli.

“Karena di Museum Multatuli dijelaskan sejarah-sejarah tentang penjajahan Belanda, yang ada di Kabupaten Lebak. Ini kunjungan yang ketiga,” tuturnya.(Nda)




Hingga Oktober Objek Wisata di Lebak Dikunjungi 831 Ribu Wisatawan, Disbudpar Yakin Lampaui Target

Kabar6-Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Lebak mencatat, hingga bulan Oktober, objek wisata telah dikunjungi oleh 831.296 ribu wisatawan nusantara (wisnus).

Kepala Bidang Pemasaran Disbudpar Lebak Effendy mengatakan, Six Fantastic yakni Museum Multatuli, Pantai Bagedur, Pantai Sawarna, Saba Budaya Baduy, Kasepuhan Citorek dan Kebun Teh Cikuya masih menjadi andalan destinasi wisata.

“Dari 43 destinasi wisata di kita, kunjungan wisatawan memang masih paling tinggi dari beberapa objek wisata di Six Fantastic,” kata Effendy kepada Kabar6.com, Rabu (13/12/2024).

**Baca Juga: Buron Tiga Bulan, Polresta Tangerang Tangkap Ustaz Cabul

Melihat capaian kunjungan wisatawan hingga bulan Oktober, Effendy yakin target tahun 2023 bisa tercapai bahkan malampaui.

Apalagi pada saat libur natal dan tahun baru (Nataru). Objek wisata pantai di Lebak akan menjadi destinasi favorit untuk dikunjungi masyarakat dalam mengisi waktu libur bersama keluarga.

“Target kita di tahun ini 875 ribu wisnus dan 700 wisatawan mancanegara (wisman). Tetapi untuk wisman per Oktober sudah melampaui yakni 812 orang dari target 700 orang,” ungkap Effendy.(Nda)




Mulai Hari Ini, Masuk Museum Multatuli Harus Bayar

Kabar6-Masyarakat yang ingin masuk ke dalam Museum Multatuli Kabupaten Lebak per hari ini tak lagi gratis. Seiring dengan pemberlakukan tarif retribusi, setiap pengunjung bakal dikenakan tarif tiket masuk.

“Betul per hari ini sudah dilaksanakan, karena kami baru menerima tiketnya dari dinas kemarin. Sudah ada tadi beberapa yang masuk dari Cileles dan Tangerang Selatan, dan tadi Pak Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Banten jadi orang pertama masuk dengan tiket,” kata Kepala Museum Multatuli, Ubaidillah Muchtar kepada Kabar6.com, Rabu (26/10/2022).

Pemberlakukan tiket masuk, sebagaimana diatur dalam Perbup Lebak Nomor 36 Tahun 2022 tentang Peninjauan tarif Retribusi Jasa Usaha.

Tiket masuk dibagi menjadi 3 kategori, yakni untuk siswa dikenakan tarif Rp1.000/orang, mahasiswa dan umum Rp2.000/orang dan turis mancanegara Rp15.000/0rang.

**Baca Juga: Satu Desa di Lebak Terancam Batal Ikut Pilkades Serentak 2022

Ubai mengatakan, tidak ada perubahan dalam ketentuan masuk bagi pengunjung maupun jam operasional museum anti-kolonial pertama di Indonesia tersebut. Museum buka dari hari Selasa sampai Minggu yakni mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB, kecuali hari Sabtu dan Minggu tutup lebih awal yakni pukul 15.00 WIB.

“Dalam konteks layanan kami tetap mengutamakan pengunjung, seperti yang sudah-sudah pemandu kami selalu standby, lalu kami juga tidak membatasi kemudahan kunjungan jadi yang rombongan silahkan bersurat dulu, tapi sekarang kami sampaikan bahwa sekarang ada retribusi sebagai tanggung jawab pengunjung,” terang Ubai.

Survei kecil-kecilan, kata Ubai, sudah dilakukan kepada pengunjung bagaimana respon dengan penerapan tiket masuk Museum Multatuli.

“Misalnya pengunjung dari Tangerang Selatan kami tanya bagaimana dengan tarif ini, menurut mereka itu masih masuk akal masih worth it masuk museum dua ribu rupiah. Saya berharap pengunjung lain juga demikian, karena ini tidak semata-untuk membebani tapi bagaimana punya tanggung jawab bersama,” jelas Ubai.(Nda)

 




Masuk Museum Multatuli Tidak Akan Gratis Lagi

Kabar6.com

Kabar6-Berkunjung ke Museum Multatuli di Kabupaten Lebak tidak akan gratis lagi. Hal tersebut seiring dengan bakal diberlakukannya tarif retribusi masuk ke museum yang terletak di pusat Kota Rangkasbitung itu.

“Betul, tapi belum final. Pembahasannya masih di tahap regulasi, yang menggodoknya bagian hukum bersama Bapenda,” kata Kabid Destinasi Dinas Budpar Kabupaten Lebak, Usep Suparno kepada Kabar6.com, Jumat (5/8/2022).

Usep mengatakan, Dinas Budpar mendapat banyak masukan dari berbagai pihak bagaimana upaya dalam mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan asli daerah (PAD).

“Kita mencoba menggali potensi-potensi apa yang bisa dimunculkan atau dioptimalkan, baik itu potensi retribusi dan potensi yang lain,” terang dia.

Ia menyebut dalam satu tahun saat kondisi belum dilanda pandemi COVID-19, kunjungan ke Museum Multatuli bisa mencapai 13 ribu orang.

**Baca juga: Besi Penutup Gorong-gorong di Jalan Hardiwinangun Hilang, Bupati Lebak Bereaksi Keras

Usep belum bisa memastikan berapa tarif retribusi yang akan diberlakukan. Namun dirinya memastikan retribusi yang akan dikenakan sudah melalui berbagai pertimbangan sehingga tidak akan memberatkan pengunjung.

“Berapa tarif yang akan dikenakan kepada pengunjung, saya belum bisa memastikan. Apakah akan disamakan dengan destinasi lain, itu saya belum tahu,” katanya.(Nda)