1

Alasan Ilmiah Anda Susah ‘Move On’ dari Gebetan

Kabar6-Tidak semua kisah cinta berakhir manis bak kisah dalam dongeng. Tidak sedikit pula yang kandas, alias cinta bertepuk sebelah tangan. Nah bagi sebagian orang, melupakan mantan gebetan atau orang yang kita taksir, sering kali sulit dilakukan.

Bayangan mantan gebetan selalu menghantui. Mengapa hal itu bisa terjadi? Mengapa sosoknya selalu hadir tiap kali? Rupanya, hal ini ada penjelasan secara ilmiah, lho.

Roy Baumeister dan Sara Wotman yang sempat mengajar di Case Western Reserve University, melansir Hitekno, menulis penelitian mengenai dampak cinta bertepuk sebelah tangan terhadap otak. Penelitian tersebut dipublikasikan pada 1993. Penelitian yang melibatkan laki-laki dan perempuan mengungkapkan, lebih dari 98 persen responden mengatakan bahwa setidaknya pernah sekali mengalami cinta tak berbalas selama hidupnya.

“Sebagian besar orang menganggap kepribadiannya jauh lebih menarik dari yang sebenarnya dilihat orang lain, bisa dibilang ketertarikan seseorang terhadap manusia lain sebetulnya sangat berbeda dari yang dipersepsikan orang yang jadi obyek ketertarikan,” terang Baumeister.

Sedangkan Tanisha M. Ranger, Psikolog di Henderson, Nevada menambahkan bahwa sifat manusia ada hubunganya dengan sedih saat ditinggal gebetan, pasalnya kita lebih mengingat hal-hal yang terjadi secara singkat.

Hal ini dinamakan efek Zeigarnik, bias kognitif yang sudah sering diteliti kalangan psikolog. Efek tersebut menggambarkan betapa orang cenderung lebih suka mengingat hal-hal yang belum selesai.

Efek tersebut akan dialami beberapa orang yang berurusan dengan calon pacar yang gagal didapatkan. Ditambah lagi saat menjalani masa PDKT, otak akan memiliki hubungan emosional yang mengubah reaksi kimia di otak. Masa-masa itu membuat serotine mulai mengalir ke saraf-saraf otak, lalu pikiran akan mengendalikan sisanya.

“Reaksi kimia di otak akan mengalami perubahan saat sedang menyukai sesuatu, meskipun durasinya sangat singkat dan reaksi itu akan memengaruhi perasaan apabila hubungan berakhir,” urai Ranger.

Jadi solusinya adalah saat mengalami hal sedih tersebut, hubungi orang-orang terdekat untuk membantu Anda move on dan melupakan gebetan. Seorang psikolog mengungkapkan, meski tak ada waktu yang jelas berapa lama orang bisa mengatasinya.

Namun beberapa ahli kesehatan mental mengajurkan mereka untuk lebih peduli pada diri sendiri dan mendapatkan dukungan dari orang terdekat untuk menerima orang baru. ** Baca juga: Vitamin yang Bantu Hentikan Kebiasaan Merokok

Sudah siap melupakan mantan gebetan?(ilj/bbs)




Mana yang Lebih Cepat Move On Saat Putus Cinta, Pria atau Wanita?

Kabar6-Putus cinta bisa membuat seseorang terpuruk, kecewa dan patah hati. Akibatnya, seseorang lebih memilih mengurung diri di kamar dan menutup diri. Pada beberapa kasus, putus cinta bisa meningkatkan risiko stres dan depresi, bahkan keinginan bunuh diri.

Namun sebagian orang dapat segera bangkit dan melanjutkan hidupnya usai putus cinta. Sebenarnya, siapa sih yang lebih cepat move on usai putus cinta? Pria atau wanita?

Secara ilmiah, melansir Fimela, ternyata wanita bisa lebih cepat move on dibandingkan pria. Hal ini karena mereka lebih bisa bebas dalam mengekspresikan perasaannya. Setelah putus, biasanya wanita akan menangis dan menumpahkan semua kesedihannya. Butuh waktu beberapa hari saja untuk bangkit, mereka pun akan segera merasa lebih baik setelah menumpahkan semua kesedihannya.

Hal berbeda terjadi pada pria. Mereka tidak bisa bebas meluapkan rasa kecewa karena putus cinta. Pria cenderung akan memendam rasa sedih itu. Nah, perasaan negatif yang dipendam terlalu lama ternyata memang dapat berakibat buruk bagi mental dan jasmani seseorang.

Saat baru putus, pria akan cenderung untuk merenungi soal mantannya. Ia juga tak akan mengambil tindakan move on pada saat itu. Baru kemudian beberapa minggu, setelah sembuh dari luka hati, ia akan berani keluar dari keterpurukannya.

Ini berbeda dengan kaum hawa yang akan segera mencari kegiatan untuk melupakan perpisahan yang dialaminya. Kesedihan yang dirasakan mungkin hanya di awal perpisahan saja. Setelah ‘menggalau’ di media sosial atau bersama sahabatnya, wanita akan segera merasa lebih baik.

Pria yang mampu bersikap normal dan stabil saat baru putus cinta, akan bisa menahan emosi saat baru berpisah. Tapi luka di dalam yang dirasakan lebih susah sembuh dibanding para wanita. ** Baca juga: 3 Jenis Sakit Kepala yang Sebaiknya Jangan Dianggap Sepele

Bagaimana dengan Anda?(ilj/bbs)




Studi: Butuh Waktu 6 Bulan untuk Seseorang Agar Bisa ‘Move On’ Setelah Putus Cinta

Kabar6-Setelah hubungan cinta kandas, sebagian orang tetap tegar menjalani hari-harinya dan bahkan segera mendapat pengganti yang baru. Sebaliknya, tidak sedikit yang belum move on alias susah melupakan mantan.

Sebuah penelitian yang dirilis oleh US Magazine berjudul ‘The Journal of Positive Psychology’, menemukan bahwa butuh 11 minggu bagi seseorang untuk melihat sisi positif dari perpisahan. Setelah melihat sisi cerah dari hal yang tak menyenangkan, move on akan lebih mudah dilakukan.

Penemuan dari Monmouth University, New Jersey, oleh dua peneliti yaitu Gary Lewandowski dan Nicole Bizzoco, melansir Wolipop, juga menemukan fakta butuh enam bulan untuk seseorang bisa move on setelah patah hati. Disebutkan, 11 minggu pertama umumnya orang akan merasa lebih baik terhadap dirinya dan mulai membuat strategi untuk membenahi diri menjadi pribadi yang lebih baik.

Gary dan Nicole mengundang 155 responden yang baru putus cinta selama enam bulan terakhir ini. Ditemukan, 71 persen responden mengaku sudah bisa move on dari patah hati kurang lebih selama enam bulan.

Penelitian juga menemukan, tiga bulan setelah patah hati adalah masa penyembuhan, periode untuk menerima kenyataan yang ada sekarang.

Disebutkan, 11 minggu sampai enam bulan bisa dibilang waktu yang sebentar. Namun itu berlaku untuk hubungan dalam jangka pendek dan menengah.

Lantas, bagaimana dengan hubungan yang sudah bertahun-tahun atau bagi mereka yang bercerai? Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk move on dari perceraian?

Penelitian lain dari sebuah situs kencan online, Fifties, menemukan setidaknya butuh 18 bulan untuk bisa bangkit lagi setelah perceraian dalam pernikahan.

Jadi, enam kali lebih lama dari jangka waktu yang dibuat oleh Gary dan Nicole pada penelitian sebelumnya. Hal ini disebabkan karena pernikahan memiliki komitmen yang lebih serius dan dalam.

Satu dari enam responden mengatakan sulit untuk menerima perasaan gagal dalam pernikahan. Kemudian, 31 persen mengatakan bahwa mereka kadang masih merasakan kesedihan setelah 18 bulan, sementara 43 persen lainnya merasa lebih lega ketika kasus perceraian selesai. ** Baca juga: Fakta Seputar Cuaca dengan Warna Hitam dan Putih

Apakah Anda termasuk orang yang susah move on, atau justru bisa cepat melupakan mantan? (ilj/bbs)




Demi Kesehatan Mental, Setop ‘Kepoin’ Mantan Lewat Instagram

Kabar6-Putus cinta adalah hal lumrah dalam hubungan asmara. Namun melupakan mantan kekasih sepertinya menjadi ‘pekerjaan rumah’ bagi sebagian orang. Ya, harus diakui bahwa melupakan kenangan indah tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Salah satu kebiasaan yang masih sering dilakukan sebagian orang saat putus cinta adalah stalking atau ‘kepoin’ Instagram (IG) mantan kekasih. Padahal, kepoin IG mantan bukanlah hal yang paling sehat di dunia. Mengapa demikian?

Ada empat efek buruk kebiasaan stalking di media sosial. Melansir womantalk, studi yang dimuat dalam jurnal Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking ini adalah penelitian yang mungkin Anda butuhkan untuk berhenti kepoin akun mantan. Hasil penelitian menunjukkan, stalking mantan di media sosial benar-benar buruk bagi kesehatan mental Anda.

Para peneliti bertanya kepada 400 orang tentang seberapa sering mereka melihat Facebook atau media sosial lainnya dari mantan mereka. Ternyata, semakin banyak orang melihat profil, semakin besar kemungkinan mereka akan mengalami kesulitan move on.

Mereka juga besar kemungkinan ingin berhubungan seks dengan mantan, dan semakin kecil kemungkinan mereka mengembangkan minat baru.

Itu juga menjelaskan rasa cemburu yang Anda rasakan ketika tahu mantan punya pacar baru. ** Baca juga: Agar Sarapan Tidak Kacaukan Berat Badan, Perhatikan Beberapa Hal Ini

Jadi, menghilangkan godaan untuk stalking adalah cara teraman untuk memastikan bahwa Anda bisa move on dengan cara yang sehat.(ilj/bbs)




Pria Ternyata Lebih Rapuh Saat Hubungan Cinta Kandas

Kabar6-Selama ini banyak orang mengira, wanita akan lebih menderita ketimbang pria saat hubungan cinta mereka kandas.

Pria dianggap bersikap biasa dan tidak larut dalam kesedihan. Bahkan kaum adam cenderung lebih mudah mendapatkan pasangan baru dibandingkan wanita.

Namun benarkah pria memang lebih mudah move on? Melansir Hellosehat, apa yang diperlihatkan oleh pria tidak selalu sama dengan yang dirasakan. Pria juga sedih dan galau saat hubungan berakhir, namun mereka tidak benar-benar menunjukkan kesedihannya. Hampir sebagian besar pria menyembunyikan hubungan romansa dengan orang lain, karena mereka tak ingin dinilai rapuh.

Sebagai gantinya, mereka akan memilih untuk menghabiskan waktu bersama temannya dan melakukan hal yang tidak sempat terwujud saat menjalin hubungan. Ini yang bikin pria tampak lebih cepat move on.

Meskipun pria lebih cepat menemukan pengganti, wanita cenderung lebih baik saat menyembuhkan rasa sakit mereka ketimbang pria. Berdasarkan studi yang dilakukan para peneliti di Binghamton University, pria disebut bisa move on lebih cepat, namun sakit hati yang dialami masih belum terobati sempurna.

Studi tersebut melibatkan 5.705 orang dari 96 negara sebagai responden. Para peneliti meminta responden menilai dengan menggunakan angka di rentang 0-10 untuk menggambarkan seberapa besar rasa sakit yang mereka alami saat hubungan berakhir. Nilai 0 berarti tidak merasakan efek apa pun, dan nilai 10 menggambarkan sakit hati yang luar biasa.

Hasilnya, rata-rata skor wanita adalah 6,84. Sedangkan pria memiliki skor rata-rata 6,58. Wanita juga lebih menderita secara fisik dengan nilai rata-rata 4,21, sementara pria hanya sebesar 3,75.

Meskipun wanita mengalami sakit hati yang lebih parah, mereka dapat mengatasinya cepat. Studi juga menyebutkan, pria sangat kesulitan untuk menyembuhkan luka hati mereka secara total.

“Pria akan merasakan kerugian sangat dalam untuk jangka waktu yang lama dan sulit benar-benar sembuh. Mereka mencoba mengganti apa yang telah hilang, namun akhirnya mereka pun sadar, bahwa kehilangan yang mereka alami itu tidak tergantikan,” kata peneliti. ** Baca juga: Benarkah Wanita Lebih Emosional Ketimbang Pria?

Apakah Anda juga begitu? (ilj/bbs)