1

Menko Perekonomian Diperiksa 12 Jam, Perkara Ekspor CPO

Kabar6-Tim Jaksa Penyidik dari Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM PIDSUS) telah melakukan pemeriksaan terhadap AH, yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.

“Pemeriksaan ini terkait dengan penyidikan dugaan tindak pidana korupsi yang terjadi dalam pemberian fasilitas ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan produk turunannya pada industri kelapa sawit pada periode Januari 2022 hingga April 2022,” papar Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung RI, Dr. Ketut Sumedana, di Jakarta, Senin (24/7/2023).

Pemeriksaan dilakukan berdasarkan adanya fakta-fakta persidangan yang mengungkapkan informasi hukum baru yang memerlukan pendalaman lebih lanjut oleh Tim Penyidik. Hasil dari pendalaman tersebut menyebabkan Tim Penyidik menetapkan 3 korporasi sebagai tersangka, yaitu Wilmar Grup, Permata Hijau Grup, dan Musim Mas Grup.

**Baca Juga: Tersangka Korupsi Rp5,7 Triliun Pertambangan PT Antam Ditahan

Saksi AH, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, telah diperiksa selama 12 jam dengan total 46 pertanyaan yang diajukan kepadanya. Dalam pemeriksaan tersebut, saksi AH memberikan jawaban yang baik dan kooperatif terkait perkara atas nama Terpidana Indrasari Wisnu Wardhana dan rekan-rekannya.

Pemeriksaan saksi AH dilakukan untuk mengklarifikasi tugas dan tanggung jawabnya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dalam dugaan tindak pidana korupsi terkait pemberian fasilitas ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan produk turunannya pada industri kelapa sawit pada periode Januari 2022 hingga April 2022.

Proses penyidikan ini terus didalami untuk mengungkap seluruh fakta dan bukti yang berkaitan dengan kasus ini. Kejaksaan Agung akan terus memberikan informasi terbaru seiring dengan perkembangan selanjutnya dalam penyidikan ini.(Red)




Resmikan Gedung Inkubasi Bisnis UMJ, Ini Pesan Menko Perekonomian

Kabar6.com

Kabar6-Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto meresmikan Gedung Inkubasi Bisnis dan Kewirausahaan di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Rabu 15 September 2021.

Dalam peresmiannya, Airlangga mengatakan, Gedung Inkubasi merupakan wadah untuk menetaskan wirausaha baru bagi mahasiswa UMJ.

Menurutnya, fasilitas ini sangat diperlukan agar mahasiswa memiliki ide terbuka yang dilakukan secara berkelompok, kemudian diberikan mentor.

“Jadi mereka dibiarkan ber-ide membuat gagasan, kreasi, atau apapun dan diberikan mentoring. Nah jika ini berhasil maka ini akan menetas wirausaha baru,” ujarnya saat sambutan peresmian Gedung Inkubasi yang dinamakan Cafe Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).

Dirinya memberikan contoh pada saat Kementerian Perindustrian membuka inkubasi di Sekolah Tinggi Telkom, disana mahasiswa pada tingkat kedua berhasil membuat aplikasi secara komersial, dan juga mahasiswa tersebut membuat beasiswa bagi rekan-rekannya.

“Ini menjadi inspirasi untuk kita dan termasuk di UMJ. Yang sangat dekat dengan prinsipal bisnis, nah hari ini hadir Asperinda, Japerindo, Indofood, Pegadaian,” ungkapnya.

Menurutnya, adanya Pegadaian dalam grup, maka mahasiswa bisa mengahukan kredit usaha rakyat (KUR) kemudian kredit komersial yang memang perlu untuk membuka usaha baru.

Sehingga, lanjutnya, pihaknya membina dari usaha yang modalnya di bawah 10 juta sampai mendapatkan KUR di bawah 500 juta.

“Dan adik-adik mahasiswa perlu tau, pinjam kredit usaha rakyat di bawah 100 juta tanpa jaminan, yang paling penting punya nomor induk NIK dan nanti melalui PT Pegadaian sudah satu grup mikro finance itu didorong. Jadi inkubasi dan keuangan menjadi bagian ekosistem yang menyatu,” terangnya.

**Baca juga: 2020 Izin Venesia di Serpong Dicabut, Wali Kota: Pelanggaran Semakin Parah

Menurutnya, yang penting saat ini adalah, para mahasiswa memiliki ide yang dapat diaplikasikan dan dites dengan para fasilitator.

“Kalau itu bisa dilakukan maka jumlah enterpreneur di Indonesia akan semakin banyak, karena jumlah yang sekarang tidak cukup, minimal sebuah negara 5 persen enterpreneur, kita baru sekitar 3,4 (persen, red),” tutupnya.(eka)