1

Melihat Asah Terampil Narapidana di Galeri Bimker Rutan Jambe

Kabar6.com

Kabar6-Hari menjelang sore, puluhan narapidana masih terlihat sibuk  di Galeri Bimbingan Kerja (Bimker) Rumah Tahanan Kelas I  Tangerang atau Rutan Jambe, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang saat Kabar6.com berkunjung Kamis 17/9/2020.

Di ruangan semi terbuka seluas 10×15 meter itu para narapidana Tamping ini menjalani program pelatihan kerja seperti menyablon, membuat sepatu, cukur rambut hingga tata boga. Di luar ruangan itu, disiapkan juga lahan untuk bertani, berkebun dan kolam ikan lele dan nila.

“Senang bisa bekerja di sini, tidak bosan. Waktu tak terasa lama,” ujar Abraham, 30 tahun, narapidana kasus narkoba.

Pria asal Pamulang, Tangerang Selatan ini tersandung kasus narkoba dan divonis penjara 4 tahun 2 bulan mengaku baru dua minggu mengikuti kegiatan di galeri Bimker itu. “Semoga sampai bebas bisa menghabiskan waktu sambil bekerja seperti ini,” ujar Abraham yang sudah menjalani masa hukumannya 2 tahun.

Begitu juga dengan Sutarja alias Tejo (37) napi kasus narkoba yang divonis 4 tahun 6 bulan. Lelaki asal Bojong Cikupa ini terlihat terampil membuat sepatu olahraga di bengkel galeri itu. Bersama lima napi lainnya, Tejo terlihat bersemangat membuat pola, mencetak dan membungkus sepatu yang sudah jadi dengan plastik atau kotak kardus bertuliskan Rutira (Rutan Tigaraksa).

Kasubsi Bimbingan Kerja Rutan Kelas 1 Tangerang Puji Herwiyono mengatakan ada 28 napi Tamping yang saat ini ikut dalam pelatihan kerja itu. “Mereka dibagi bagi ada yang sablon, bikin sepatu, cukur rambut, tata boga, bercocok tanam hingga memelihara ikan,” kata Puji.

Puji menjelaskan, Tamping adalah napi yang ditunjuk dan dipercaya tanggung jawab dalam blok yang tugasnya membantu Lapas. “Syaratnya mereka berkelakuan baik dan bisa bekerja,” katanya.

Dia mencontohkan selain berada di Bimker, warga binaan Tamping bisa diberdayakan untuk memanggil napi atau tahanan jika ada keluarga yang bezuk dan sebagainya. “Mereka disatukan dalam satu blok supaya gampang absennya. Jadi begitu blok kosong berarti sedang di Bimker,” katanya.

Bimker yang setiap hari dimulai dari pagi hingga sore ini, kata Puji, juga bertujuan untuk menampung kreativitas dan mengasah keterampilan para narapidana. ” Seperti ada warga binaan yang jago melukis, pemotong rambut profesional bisa diberdayakan disini,” katanya.

**Baca juga: Bupati Zaki Revisi Surat Edaran Terkait Pengendalian Covid-19, Ini Isinya.

Puji mencontohkan seperti sepatu karya warga binaan itu telah berhasil terjual secara internal maupun eksternal lapas dengan harga Rp 100 ribu-Rp 150 ribu/pc. “Sepatu disini masih berdasarkan order,” katanya.

Puji berharap dengan Bimker itu para warga binaan ini semakin terasah keterampilanya dan bisa dijadikan modal mereka ketika keluar dari penjara nanti. GFM




Tragedi Stadion Mini Cikupa, Ibu Korban Trauma Melihat Pagar

Kabar6.com

Kabar6-Sudah enam hari pasca tewasnya Fairus Elbahri (4) karena tertimpa pagar stadion mini Cikupa, Kartika ibu bocah malang itu masih terpukul dan trauma.

“Istri saya masih terpukul dan trauma kalau lihat pagar,” ujar Mohammad Romli, ayah Fairus kepada Kabar6.com, Selasa (23/4/2019).

Menurut Romli, sampai saat ini istrinya selalu menangis histeris jika melihat pagar stadion mini yang tak jauh dari rumahnya. “Apalagi melihat pagar dan pintu gerbang itu, dia menangis dan pingsan.”

Untuk itu, Romli berharap agar secepatnya pagar yang roboh itu diperbaiki dan dipasang kembali. Romli tidak tahu siapa yang bertanggung jawab dalam masalah ini.

**Baca juga: Geng Motor di Tangsel Bacoki Lawan Hingga Tewas.

“Mau siapa yang benerin pagar itu, yang penting jangan dibiarkan tergeletak begitu saja,” katanya.

Fairus Elbahri meregang nyawa setelah tertimpa pintu pagar gerbang masuk Stadion mini Kecamatan Cikupa, Kamis (18/4/2019) sekitar pukul 17.30 WIB. (bam)