1

Islam Hijau dari Masjid Istiqlal untuk Dunia Dimuat The New York Time

Kabar6-The New York Times mengangkat isu soal Islam Hijau yang digagas oleh Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A selaku Imam Besar Masjid Istiqlal.

Dalam keterangan tertulis Masjid Istiqal, Senin (22/4/2024), judul berita NYTimes “Apa yang Bisa Dicapai ‘Islam Hijau‘ di Negara Muslim Terbesar di Dunia? (What Can ‘Green Islam’ Achieve in the World’s Largest Muslim Country?)”

“Para ulama di Indonesia mengeluarkan fatwa, merenovasi masjid-masjid, dan mengimbau jamaah untuk membantu membalikkan keadaan melawan perubahan iklim, “berita NYTimes.com 17 April 2024 waktu setempat.

“Kekurangan fatal kita sebagai manusia adalah kita memperlakukan bumi hanya sebagai sebuah benda,” kata Imam Besar Nasaruddin Umar. “Semakin serakah kita terhadap alam, semakin cepat hari kiamat tiba,”ungkap Sang Imam ke NYTimes.

Lingkungan hidup adalah tema sentral dalam khotbah Bapak Nasaruddin, pimpinan Masjid Istiqlal yang berpengaruh di Jakarta, Indonesia, yang mencoba memimpin dengan memberi contoh.

Menurut NYTimes, Nasaruddin Umar kecewa dengan sampah yang mengotori sungai tempat masjid itu berada, ia memerintahkan pembersihan. Juga, terkejut dengan tagihan utilitas yang sangat besar, ia melengkapi masjid terbesar di Asia Tenggara dengan panel surya, keran aliran lambat, dan sistem daur ulang air perubahan yang menjadikannya tempat ibadah pertama yang memenangkan penghargaan bangunan ramah lingkungan dari Bank Dunia.

Imam Besar mengatakan dia hanya mengikuti instruksi Nabi Muhammad bahwa umat Islam harus peduli terhadap alam.

**Baca Juga: Picu Perdebatan Sengit, Pengguna Google Maps Klaim Temukan Tempat Tinggal Gembong Narkoba di Meksiko

Dia bukan satu-satunya di negara berpenduduk lebih dari 200 juta orang ini, yang sebagian besarnya adalah Muslim, dalam upaya mengobarkan kebangkitan lingkungan melalui Islam.

Para ulama terkemuka telah mengeluarkan fatwa, atau dekrit, tentang cara mengendalikan perubahan iklim. Aktivis lingkungan memohon kepada teman, keluarga, dan tetangga agar paham lingkungan hidup tertanam dalam Al-Quran, ungkap NYTimes dalam wawancara dengan Imam Besar Masjid Istiqlal.

“Pengakuan dunia terhadap gagasan Islam Hijau Imam Besar Masjid Istiqlal adalah prestasi yang patut diberi ganjaran. Pasalnya Masjid Istiqlal menjadi contoh untuk dunia dalam tatakelola Masjid Hijau”, ungkap Muhammad Aras Prabowo Direktur Lembaga Profesi Ekonomi dan Keuangan PB PMII.

Prestasi Masjid Istiqlal dalam mendorong Islam Hijau juga menjadi contoh bagi seluruh tempat ibadah agama-agama di dunia seperti yang disampaikan oleh NYTimes.

“Dibawah kepemimpinan Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A, Masjid Istiqlal tidak hanya dijadikan sebagai tempat untuk melakukan peribadatan saja, tapi melampaui fungsi Masjid yang dipahami sebagian besar masyarakat dunia. Yaitu masjid sebagai penjaga lingkungan, pemberdayaan ekonomi, tempat mengkaji ilmu-ilmu selain ke-agama-an, tempat pertemuan Tokoh Lintas Agama, pusat perdamaian dan pusat diplomasi antar negara” terang Aras yang juga Akademisi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA).(red)

Selain itu, Imam Besar Masjid Istiqlal juga menggagas Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI) yang bekerjasama dengan Kementerian Agama RI, KemenPPA RI, Kementerian Keuangan RI, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Universitas PTIQ. Program terdiri PKU Laki-laki dan PKU Perempuan. PKU Perempuan (PKUP) adalah satu-satunya dan yang pertama di Dunia sebagai program kaderisasi ulama perempuan.

Setiap mahasiswa PKUMI-LPDP akan dikirim ke luar negeri selama 3 bulan untuk Strata 2 dan 6 untuk Strata 3. Selama ini, mahasiswa sudah dikirim ke Mesir Universitas Al Azhar, Amerika Serikat Hartford University dan University of California Riverside dan Universitas Al Qarowiyyin Maroko.

“Sosok Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A adalah sosok Guru Bangsa Indonesia yang selalu bisa mengharumkan dan mengangkat derajat Negara Indonesia di mata dunia. Prestasi ini bukan kali pertama yang beliau torehkan untuk Indonesia. Beliau adalah sosok yang punya komitmen untuk berkontribusi bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia dimanapun ia ditempatkan” tutup Muhammad Aras Prabowo.(red)




Muhamad Rezi dari LPDP-PKUMI Perkenalkan Tradisi Takbiran ke Masyarakat Dunia di California

Kabar6-Dalam event International Cultural Conversation Clas di University of California Riverside (UCR), mahasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI) Indonesia memperkenalkan budaya Nusantara di hadapan sejumlah mahasiswa asing di UCR pada 9 April 20240 .

Muhamad Rezi, sebagai presenter, menyajikan tema “budaya takibran di Indonesia” sebagai momentum selebrasi Idul Fitri tahun 1445 H.

Dalam keterangan tertulis, dikutip, Sabtu (13/4/2024), Rezi menandaskan bahwa kata takbiran tidak identik dengan senjata dan menebar ketakutan (teror) sebagaimana dipersepsikan media masa internasional. Sebaliknya, takbiran di Indonesia merupakan budaya yang melambangkan keceriaan dan kegembiraan (having fun) yang dirayakan oleh seluruh kalangan; mulai anak-anak, remaja, orang tua baik laki-laki maupun perempuan. Mereka merayakan dengan penuh kebahagiaan melalui konvoi di jalan raya diiringi dengan musik.

Takbiran menurut Rezi adalah momentum menyambut hari raya Idul Fitri sebagai hari kemenangan melawan hawa nafsur di bulan suci Ramadan. Pengendalian diri (self-control) dalam Islam pada dasarnya adalah inti dari perjuangan (jihad al-akbar).

**Baca Juga: Warga Teluk Lada Pandeglang Gelar Mapag Sri Sambut Panen Raya

Puasa dan Ramadlan telah mengajarkan umat Islam untuk peduli terhadap sesama, tidak boros, dan membentuk perilaku filantropis melalui zakat untuk berbagi kepada fakir miskin.

Forum International Cultural Conversation Class sendiri merupakan event bergengsi yang diselenggarakan bagian Kerjasama Internasional University of California Riverside, yang diikuti semua mahasiswa visiting scholar dari berbagai negara, seperti German, Rusia, Iran, India, Jepang, China.

Pertemuan ini bertujuan selain untuk meningkatkan kemampuan berbahasa juga untuk menumbuhkan harmoni melalui sharing budaya antara negara guna mempererat persaudaraan dan saling memahami perbedaan.

Penampilan Muhammad Rezi tersebut menjadi sumbangsih rill peserta shortcourse mahasiswa LPDP PKUMI di kancah Internasional di California.

Ia tidak hanya menunjukkan kemamapuan bahasa Inggris yang mumpuni, tapi juga berhasil memperkenalkan wajah Islam yang ramah dan berkerahmatan. Hal itu merupakan realiasi visi utama PKUMI moderat mendunia dan mencetak ulama global yang inklusif untuk peradaban dunia yang berbasis pada nilai cinta dan kasih sayang.(red)




Dikecam!!! Abraham Samad Ubah Judul Video Nasaruddin Umar, Ini Kata PB PMII

Kabar6-Setelah mendapatkan kecaman dari berbagai pihak, atas video Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal pada chanel youtube Abraham Samad, judulnya kini sudah diubah.

Judulnya kini diubah menjadi “Nasaruddin Umar: Setiap Rezim Punya Ajalnya, Perlu Pertobatan Nasional. Negara punya ajal” dari “Nasaruddin Umar: Rezim Jokowi Akan Tiba Ajalnya, Perlu Pertobatan Nasional. Negara Punya Ajal”.

Judul asli video tersebut saat diupload sebelas bulan yang lalu, tepatnya 23 Maret 2023 “Negara Punya Ajal, Rezim Akan Mati, Perlu Pertobatan Nasional”.

“Ini menunjukkan ketidakprofesionalan Abraham Samad dalam mengelola akun YouTube. Tidak menghargai narasumber yang datang dalam podcastnya. Padahal banyak menganggap dirinya adalah orang yang punya integritas”, terang Muhammad Aras Prabowo Direktur Lembaga Profesi Ekonomi dan Keuangan (LPEK) Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) dalam keterangan tertulis, Minggu (17/3/2024).

**Baca Juga: Aktivis Saipul Basri Siap Maju Jalur Independen di Pilkada Kota Tangerang

Perilaku yang dilakukan oleh Abraham Samad? kata Aras, sungguh tidak mencerminkan nilai integritas, objektif, independen dan profesionalisme. Memanfaatkan Tokoh Agama sekaligus Tokoh Bangsa untuk pemenuhan hasrat politiknya.

Menurutnya, ini pembelajaran kepada siapapun yang datang ke Abraham Samad SPEAK UP agar berhati-hati. Jangan sampai judul, isi dan substansi video diolah sedemikian rupa untuk memenuhi hasrat politik Abraham Samad, terang Aras.

“Sebaiknya Abraham Samad membaca kembali nilai-nilai budaya Bugis. Jangan sampai sudah terhapus hanya karena ambisi politik. Jangan sampai mate siriq karena ambisi politik”, tutup Akademisi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA).(red).




ForM NU Ancam Polisikan Abraham Samad atas Fitnah Terhadap Imam Besar Masjid Istiqlal

Kabar6-Abraham Samad mantan Ketua KPK RI merilis video dengan judul yang kontroversi. Abraham berusaha mempolitisasi vidio podcast Prof. Dr.KH. Nasaruddin Umar,M.A.

“Bagaimana tidak, mantan Ketua KPK ini berusaha mempolitisasi video podcast dengan Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A dengan judul yang tidak benar”, tegas Rafly Setiawan Ketua Umum Forum Milenial Nasaruddin Umar (ForM NU) dalam kerrangan tertulis yang diterima Kabar6, Minggu (17/3/2024).

Belakangan diketahui bahwa video yang diberi judul “Nasaruddin Umar: Rezim Jokowi Akan Tiba Ajalnya,
Perlu Pertobatan Nasional. Negara Punya Ajal” adalah video repro yang diambil tahun lalu, tepatnya 13 Maret 2023, terang Rafly Setiawan. 17/03/2024.

Di dalam video, lanjut Fafly, tidak satupun pernyataan Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A yang mengatakan (Rezim Jokowi Akan Tiba Ajalnya, Perlu Pertobatan Nasional. Negara Punya Ajal), seperti yang terdapat dalam judul video.

**Baca Juga: Mayat Laki-laki Ditemukan Terapung di Muara Pantai Laba, Pandeglang

“Penayangan kembali video yang diambil tahun lalu, seharusnya mendapatkan ijin terlebih dahulu dari Imam besar Masjid Istiqlal”, tegas Rafly Setiawan,

Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A menjelaskan secara singkat mengenai 24 fenomena kiamat dunia. Kemudian ia menyampaikan bahwa setiap orang punya ajal, hingga setiap rezim hingga negara punya ajal. “Setiap rezim punya ajal, rezim orde lama tiba ajalnya kan, rezim orde baru ajalnya juga sudah tiba”, jelas Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A dalam video.

Jika disimak secara seksama, video yang berdurasi 35:45 detik berisi nasihat-nasihat, pandangan-pandangan dan pembelajaran dari Tokoh Agama (Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A) kepada ummat dan bangsa Indonesia. Tidak ada tendensi politik di dalamnya, seperti yang dituangkan dalam judul.

Oleh karena itu, Forum Milenial Nasaruddin Umar (ForM NU) mendesak Abraham Samad sebagai berikut:
1. Menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat dan Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A melalui media arus utama;
2. Menurunkan video tersebut dari akun youtube Abraham Samad SPEAK UP;
3. Jika poin 1 dan 2 tidak dilakukan dalam 2 x 24 jam, maka akan dilakukan tindakan hukum atas pencemaran nama baik terhadap Imam Besar Masjid Istiqlal.(red)




Imam Besar Masjid Istiqlal Kunjungi Mahasiswa PKUMI di Hartford International University

Kabar6-Imam Besar Masjid Istiqal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar menjadi narasumber tunggal di hadapan sivitas akademik Hartford International University for Religion on Pace (HIU), Hartford, Connecticut, Amerika Serikat.

Selain menjadi narasumber, Imam Besar Masjid Istiqlal juga berkesampatan mengunjungi mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI) yang mengikuti programa Short Caourse di Hartford International University for Religion on Pace (HIU).

Imam Nasar, panggilan Dr. Deena Grant, Dekan Akademik Program Magister dan Doktoral Interreligious Studies dan Profesor Lisa Dahill, menyambut baik kunjungan Nasaruddin ke kampus Hartford.

Pak Nasarudin yang juga menjabat Ketua Harian Badan Pengelola Masjid Istiqlal sebagai lokomotif pembangunan pola hidup toleransi semua agama-agama di Indonesia memberikan kuliah umum di hadapan para mahasiswa.

“Saya ini dipercaya oleh pemerintah Indonesia sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, masjid terbesar ketiga seluruh dunia, dan masjid terbesar di Asia Tenggara yang bisa memuat 200 ribu Jemaah setiap kami mengadakan ibadah besar, seperti shalat Jumat atau Idul Fitri dan Idul Adha. Saya juga sebagai Rektor di Universitas Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an, “kata Nasaruddin Umar, mengawali kuliah umumnya dalam keterangan tertulis, Rabu (21/2/2024).

**Baca Juga: Pengemudi Maxim yang Ditabrak di Tangsel Terima Santunan Rp8 Jutaan

“Saya sudah lebih 30 tahun aktif mempromosikan pola hidup rukun antar-umat beragama di Indonesia. Saya menjadi Masjid Istiqlal, tidak hanya sebagai pusat ibadah ritual tapi sebagai pusat sosial dan dialog semua agama di Indonesia.

Setelah Masjid Istiqlal direnovasi total, saya membangun terowongan silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang ada di seberang kami. Itu adalah symbol kerukunan umat Islam dan Kristen, khususnya, lanjut Nasaruddin Umar,”tuturnya.

Ia ke Amerika ini dalam rangka membangun komunikasi dan Kerjasama dengan beberapa Universitas, terutama di Hartford ini.

“Saya dalam 2 tahun ini, sudah 3 kali berkunjung, Mei 2022, saya diundang oleh Pemerintah Amerika, saya bawa puluhan Imam dari beberapa masjid besar di Indonesia. Oktober 2023 dan hari ini saya berkunjung ke sini, Hartford dan Washington DC, Utah, dan Los Angeles. Saya meminta kuota ratusan mahasiswa Indonesia ke beberapa Universitas. Saya juga mengundang para profesor dan sarjana Amerika ke Indonesia. Kita galang Kerjasama di bidang Pendidikan dan riset,”imbuhnya.

Agenda Pak Nasaruddin selama 2 hari di Connecticut, selain menjadi pembicara di kampus HIU, juga akan mengunjungi pusat studi keagamaan Amerika, mengisi pengajian Komunitas Muslim Indonesia, survey gedung untuk menjadi pusat study. (red)