1

WBP Rutan Klas 2B Serang Dapatkan Pendidikan Dari Mahasiswa Untirta

Kabar6.com

Kabar6 – Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rutan Serang mendapatkan pembelajaran melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), yang diarahkan pada pemberdayaan potensi untuk menggerakkan pembangunan di bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Program-program yang diselenggarakan di PKBM dapat sangat beragam dan dapat juga tak terbatas, namun harus sesuai dengan kondisi, potensi dan kebutuhan.

Program-program tersebut antara lain Pendidikan Kesetaraan (A,B dan C), Pendidikan Keaksaraan, Pendidikan Kewarganegaraan, Kerumahtanggaan, dan lain-lainnya.

Kegiatan PKBM diselenggarakan oleh Rutan Kelas IIB Serang pada hari Senin, Selasa dan Rabu, di Musolah milik Rutan Kelas IIB Serang dengan tenaga pengajarnya mahasiswa dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) yang sedang melangsungkan studi Praktek Kegiatan Lapangan (PKL).

Lisa Giarti salah satu tenaga pengajar dari Untirta mengatakan jika awalnya dia merasa tidak yakin dapat memberikan materi dalam PKBM di Rutan Kelas IIB Serang, mengingat warga yang mengikuti kegiatan PKBM tersebut merupakan para tahanan.

“Pertama dapat tugas praktek PKBM dari kampus agak takut Ketika dikasih tahu tempatnya di Rutan Serang. Berjalannya waktu ternyata apa yang difikirkan sangat jauh berbeda, melihat antusias teman-teman WBP mengikuti kegiatan kami jadi bersemangat juga untuk mengajar. Dan ternyata mereka semua baik dan menyenangkan,” kata Lisa Giarti, di Rutan Kelas IIB Serang, Selasa (30/11/2021).

PKBM yang dilakukan mahasiswa dari perguruan tinggi di Banten, selain menerapkan tri dharma kampus, juga menunjukkan WBP harus tetap menerima ilmu pengetahuan ditengah perkembangan zaman.

Harapannya para WBP bisa mengaplikasikan ilmu yang di dapat usai bebas dari balik jeruji besi, dan menjalani hidup yang lebih baik lagi.

**Baca juga: Tarif Tol Serang-Rangkasbitung Segera Diberlakukan.

“Ini sangat membantu WBP untuk mendapatkan kesetaraan pendidikan nonformal. Madi WBP tidak hanya menjalani hukuman saja, tapi dapat terus melakukan kegiatan belajar mengajar untuk mengejar ketertinggalan mereka di bidang pendidikan,” kata Kasubsi Pelayanan dan Tahanan, Maulana Kahfi Fikardin, Selasa (30/11/2021).

PKL PKBM dari mahasiswa Untirta sudah selesai dan telah dilakukan perpisahan Senin malam, 29 November 2021 di tempat mereka biasa WBP mendapatkan pendidikan. Perpisahan dilakukan secara sederhana dan penuh kekeluargaan.

“Terima kasih kepada dosen serta rekan-rekan pengajar dari Untirta atas kesediaannya mengisi kegiatan PKBM disini, kami dari Rutan Kelas IIB Serang tentunya akan selalu membuka pintu bagi rekan-rekan mahasiswa/i Untirta yang ingin melaksakan PKL PKBM disini,” jelasnya.(Dhi)




Mahasiswa Tewas Usai Diklat Mapala, Untirta : Sebenarnya Kegiatan UKM Dilarang Offline

Kabar6.com

Kabar6- Pihak Untirta angkat bicara terkait tewasnya Fadil Abdi Nursyahri Sudrajat (18) usai mengikuti kegiatan Diklat Mapala selama 10 hari. Pihak kampus menegaskan, semua kegiatan Unit Kegiatan Kampus (UKM) dilarang menyelenggarakan kegiatan tatap muka. Hal itu berkaitan dengan pandemi Covid-19.

“Sebenarnya semua kegiatan UKM dilarang untuk offline, itu ada surat edarannya, kebetulan Mapala ini ngadep ke saya, ke bagian kemahasiswaan dan saya tolak semua itu,” kata Wakil Rektor 3 Untirta Suherna melalui keterangan tertulis yang diterima kabar6.com, Selasa (2/3/2021).

Lantaran sudah ditolak, pihak kampus pun menanggap kegiatan itu urung dilakukan. Namun ternyata kegiatan tersebut berlangsung tanpa sepengetahuan pihak kampus hingga beredar informasi jika kegiatan Diklat tersebut menewaskan seorang peserta.

Dalam kegiatan itu, Suherna menegaskan tidak ada kekerasan, sedangkan luka kecil pada kakinya yang sebabkan terkena sepatu karena selama kegiatan korban tidak pernah melepaskan sepatunya padahal dalam kondisi basah.

“Akhirnya malam saya bersama rekan-rekan di sini ke sana, melihat kondisi korban. Saya klarifikasi bersama tim Mapala juga di sana dengan keluarga korban. Memang sudah disampaikan bahwa tidak ada kekerasan,”tegasnya

“Saya lihat langsung ketika dimandikan tidak ada luka-luka lebam atau apapun, keculi kakinya yang luka, karena si korban ini ternyata berdasarkan cerita dari teman-temannya setiap tidur sepatunya tidak pernah dilepas, padahal basah. Makanya kakinya luka ditambah lagi ada kegiatan panjat tebing dan lain sebagainya,”sambungnya.

Dari peristiwa tersebut pihak kampus akan mengevaluasi semua UKM termasuk memberikan langkah tegas kepada UKM Mapala Untirta. “Semua UKM akan kami evaluasi termasuk sanksi kepada UKM mapala dalam bentuk pembekuan kegiatan sampai waktu yang tidak ditentukan,”tutupnya.

**Baca juga: Program Vaksinasi Tahap Dua di Pandeglang Ditargetkan 5.999 Orang

Diberitakan sebelumnya, Fadil Abdi Nursyahri Sudrajat (18), mahasiswa semester dua, Jurusan PPKN, Fakultas FKIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang, dinyatakan meninggal dunia, Senin (1/3/2021).

Fadil meninggal setelah mengikuti kegiatan Diklat Mapala Untirta selama 10 hari. Almarhum kini telah di kebumikan di rumah duka di Kampung Burung Buni, Desa Salapraya, Kecamatan Jiput, Kabupaten Pandeglang. Belum diketahui penyebab kematian Fadil tersebut.(aep)




Mahasiswa Untirta Meninggal Usai Ikut Diklat Mapala Selama 10 Hari

Kabar6.com

Kabar6- Fadil Abdi Nursyahri Sudrajat (18), mahasiswa semester dua, Jurusan PPKN, Fakultas FKIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang, dinyatakan meninggal dunia, Senin (1/3/2021).

Fadil meninggal setelah mengikuti kegiatan Diklat Mapala Untirta selama 10 hari. Almarhum kini telah di kebumikan di rumah duka di Kampung Burung Buni, Desa Salapraya, Kecamatan Jiput, Kabupaten Pandeglang. Belum diketahui penyebab kematian Fadil tersebut.

Iqra Ar-Rafi Sudrajat kakak almarhum menceritakan mulanya adiknya meminta izin untuk mengikuti Diklat Mapala Untirta. Kegiatan itu berlangsung dari 17 hingga 27 Februari. Anak bungsu dari pasangan Siti Rodiah dan Ajat Sudrajat menghembuskan nafas usai mengikuti kegiatan tersebut.

“Di hari pertama sampai hari ke berapa gitu ada long match, nah adik saya itu sebenarnya sudah menyatakan tidak kuat dan dari panitia juga sudah mempersilahkan (pulang). Cuman adik saya bimbang karena dari Mapala tidak mau mengantar pulang dan mempersilahkan pulang sendiri,” katanya ditemui di rumah duka, Selasa (2/3/2021).

Sampai H-3 selesai kondisi korban sudah cukup menghawatirkan dengan kondisi kaki yang sudah tidak bisa berjalan dan sering ditandu oleh peserta yang lain.

“Hari minggu kegiatan sudah selesai yang lain sudah pada turun karena adik saya kondisinya udah kaya gitu (lemah) jadi turunnya agak lambat. Setelah beres adik saya di bawa ke kampus terus di bawa ke klinik tapi kata pihak Mapala korban tidak mau dan minta pulang ke kosan,”terangnya

“Keterangan dari teman kosannya ini kondisi korban sudah pucat dan lemas, korban langsung rebahan dan minta banyak minum. Pada diurusin sama teman kosannya mulai ada kejanggalan kaya agak linglung sama temannya juga tidak kenal,”sambungnya.

**Baca juga: Irna Minta Aparat Tingkat Kecamatan Harus Jemput Bola Tingkatkan Pelayanan

Melihat kondisi korban yang sudah semakin parah akhirnya teman kosan korban langsung menghubungi senior Mapala untuk datang dan sempat di urus di kosan. Setelah itu dibawa ke klinik kampus namun dokter di tempat tersebut sedang tidak ada di klinik. Setelah musyawarah dan minta rujukan akhirnya korban di bawa ke Rumah Sakit Drajat Prawiranegara Serang.

“Kata panitia yang nganter di ambulans itu sudah tidak ada respon denyutan juga sudah mulai lemah, pas diperiksa sama dokter sudah engga ada (meninggal). Saya juga sempat nanya ini penyebabnya apa tapi mereka juga tidak tahu karena pas dibawa ke rumah sakit posisinya sudah meninggal,”tandasnya.(aep)