1

Dilanda Hujan, Kampung Bulak Terendam Banjir Setinggi Lutut

Kabar6.com

Kabar6-Banjir setinggi lutut orang dewasa melanda Kampung Bulak, Pondok Kacang Timur, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. Minggu 26 April 2020.

Banjir di Kampung Bulak ini diakibatkan oleh curah hujan yang begitu tinggi sejak sore hari, ditambah luapan dari Kali Angke.

Sesepuh Kampung Bulak, Datin menerangkan, banjir kini sudah sekitar 70 centimeter, dirinya menyebut banjir ini disebabkan curah hujan yang tinggi dari sore.

**Baca juga: Hujan Deras, Pemukiman Tangsel di Tangsel Terendam Banjir.

“Sekarang banjir udah masuk rumah ku, pos juga udah kerendem,” ujarnya melalui aplikasi pesan singkat. Minggu (26/4/2020).

Datin mengatakan, kondisi terkini di Kampung Bulak hujan kembali mengguyur dan banjir semakin tinggi.(eka)




Hah, Duduk Terlalu Lama Bikin Bokong Kendur?

Kabar6-Apakah Anda termasuk orang yang betah duduk lama sambil mengerjakan sesuatu, ketimbang aktif bergerak? Duduk dalam waktu lama diketahui dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan.

Selain aliran darah tidak lancar, nyeri punggung, juga mengganggu pertumbuhan tulang. Ternyata tidak hanya itu, sebuah fakta baru terungkap, duduk terlalu lama juga bisa menimbulkan masalah bagi penampilan, termasuk bokong kendur.

Seorang ahli kebugaran bernama Belinda Norton, melansir Femalesia, mengatakan bahwa duduk terlalu lama dapat membuat area di sekitar bokong menjadi kendur. Saat duduk terlalu lama, otot gluteus tidak digunakan secara cukup. Otot gluteus merupakan otot paling penting karena digunakan untuk kekuatan, mobilitas, stabilitas, postur, dan performa atletik.

Bila otot tersebut tidak digunakan secara optimal, maka dapat mengembangkan ‘sloppy bottom’ alias bokong kendur. Selain itu, duduk terlalu lama dapat membuat otot-otot pinggul menegang sehingga panggul tidak dapat digerakkan seperti biasa.

Selain menekan saraf di bagian bawah, kurangnya gerakan di panggul dapat membuat pinggul tidak bisa berputar ke depan dan mengarah ke sakit punggung. Postur tubuh yang buruk ketika duduk terlalu lama juga dapat menyebabkan rasa sakit di punggung bagian bawah, pinggul, lutut atau pergelangan kaki. Semuanya itu karena ada hubungan yang kuat antara nyeri punggung bawah dan otot gluteus yang lemah.

“Jika gluteus tidak kuat, seluruh keselarasan tubuh bagian bawah mungkin tidak seimbang. Gluteus lemah menyebabkan masalah di punggung bagian bawah. Saat kaki, punggung, atau keduanya terasa sakit bahkan untuk waktu yang singkat, berarti gluteus dalam kondisi lemah dan tidak aktif sehingga berkontribusi pada masalah punggung,” urainya.

Untuk mengembalikan kekuatan gluteus, dikatakan Belinda, ada beberapa latihan yang bisa dilakukan. Latihan-latihan itu tidak harus dilakukan di gym. Gerakannya antara lain jongkok, clamshell, gluteus bridge, deadlifts, deep squats, lunges, dan step-up. ** Baca juga: Penjelasan Ilmiah Alasan Lapar Sebabkan Orang Mudah Marah

Semakin banyak dan semakin sering gluteus digunakan, maka semakin kecil risiko sakit punggung dan lutut. “Memiliki glutes yang kuat adalah kunci untuk bebas dari rasa sakit,” paparnya. Jadi, apabila Anda ingin terhindar dari rasa sakit dan area bokong yang kendur karena duduk terlalu lama, sebisa mungkin latihlah gluteus Anda dengan gerakan-gerakan yang telah disebutkan,” tambahnya.(ilj/bbs)




Lebih Sehat Mana, Kloset Duduk Atau Kloset Jongkok?

kabar6.com

Kabar6-Ada dua jenis kloset yang kita ketahui, yaitu kloset duduk dan jongkok. Sebenarnya, mana sih dari kedua jenis kloset itu yang lebih sehat?

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Digestive Diseases and Sciences, melansir Medicaldaily, Dov Sikirov menilai bahwa berjongkok atau duduk saat di toilet bisa mempengaruhi kelancaran Anda saat buang air besar. Menggunakan kloset jongkok lebih higienis jika dibandingkan dengan kloset duduk karena tidak terjadi kontak langsung antara tubuh dengan kloset.

Menggunakan kloset jongkok juga dapat melatih kekuatan kaki dan otot kaki, melatih otot menahan berat badan dan melatih otot dasar panggul. Sedangkan kloset duduk lebih dianjurkan karena dalam posisi duduk, tidak banyak terjadi tarikan pada lutut sehingga lutut sehingga lebih nyaman digunakan.

Selain penderita arthritis, kloset duduk juga baik untuk ibu hamil, orang tua/lansia, dan penderita obesitas karena lebih nyaman baik di perut maupun lutut. Kloset duduk berpotensi tinggi perpindahan kuman dan virus karena terjadi kontak langsung antara tubuh dan kloset jika kloset kurang higienis.

Sedangkan kloset jongkok dapat menyebabkan arthritis atau gangguan lutut dan tidak disarankan untuk penderita arthritis. Tarikan pada lutut yang terjadi ketika berjongkok serta kondisi lutut yang mudah lelah atau capek tidak baik untuk penderita arthritis. ** Baca juga: Diare, Ini 4 Jenis Makanan yang Sebaiknya Dihindari

Jadi, pilihlah kloset sesuai kebutuhan dan kenyamanan Anda.(ilj/bbs)




3 Kelainan Tulang di Usia Lanjut yang Sebaiknya Diketahui

Kabar6-Kelainan pada tulang kerap dialami saat memasuki masa lansia. Tidak hanya tulang mudah menjadi rapuh, ada tiga jenis penyakit yang berkaitan dengan kesehatan tulang saat lanjut usia yang sebaiknya Anda ketahui. Dikutip dari Wartakesehatan, ini dia tiga kelainan tulang yang dimaksud:

1. Osteoporosis
Merupakan sebuah kelainan tulang yang disebabkan oleh berkurangnya kepadatan massa tulang sehingga tulang menjadi keropos atau rapuh. Usia memang menjadi salah satu faktor risiko penyebab osteoporosis. Namun, ada beberapa penyebab osteoporosis lainnya yaitu jenis kelamin.

Dalam kasus ini, wanita yang sudah mengalami menopause akan lebih rentan mengalami osteoporosis. Selain itu, gaya hidup yang tidak sehat seperti pola makan yang tidak baik, kurang aktivitas fisik, merokok dan konsumsi alkohol juga memberi andil pada kejadian osteoporosis.

Osteoporosis terjadi karena kurangnya kadar kalsium dalam tulang. Hal tersebut bisa juga karena kurangnya vitamin D yang membantu penyerapan kalsium. Jadi, kalsium dan vitamin D bersinergi untuk meningkatkan kesehatan tulang. Untuk itu pilihlah makanan yang mengandung banyak kalsium seperti kacang-kacangan, brokoli, susu, dan lain-lain.

Osteoporosis yang parah dapat menyebabkan patah tulang sehingga penderitanya bisa menjadi cacat dan kualitas hidupnya menurun. Osteoporosis sering menyebabkan nyeri di sekitar punggung dan pinggul namun tidak diketahui dengan pasti di mana letak persis nyerinya. Agar osteoporosis tidak berakhir dengan patah tulang sebaiknya ciptakan lingkungan yang aman dan minim risiko bagi penderita.

Selain itu hindari juga aktivitas berat atau olahraga yang memiliki gerakan menghentak atau berhenti mendadak. Olahraga yang cocok dilakukan oleh penderita osteoporosis adalah jalan kaki, senam, yoga dan berenang.

2. Osteomalasia
Merupakan kelainan yang terjadi saat proses pembentukan tulang. Gejala yang ditimbulkan hampir mirip dengan osteoporosis yaitu adanya nyeri di sekitar tulang punggung dan pinggul.

Namun, osteomalasia terjadi lebih dini sehingga dapat dialami juga oleh anak-anak. Osteomalasia terjadi akibat penurunan fungsi vitamin D sehingga tidak bisa menyerap kalsium yang dibutuhkan oleh tulang atau tidak bisa memasukkan kalsium ke dalam tulang.

Dengan begitu, tulang menjadi lunak dan mudah patah. Karena terjadi akibat penurunan fungsi vitamin D maka osteomalasia sangat sulit untuk dicegah. Namun masih bisa diobati dengan pemberian obat dan terapi enzim. Osteomalasia sering terjadi pada orang yang memiliki gangguan pada tiroid.

3. Osteoarthritis
Merupakan peradangan yang terjadi pada tulang sendi. Biasanya terjadi pada sendi yang terdapat pada lutut. Osteoarthritis sering disebut dengan pengapuran atau penuaan sendi.

Pada oesteoarthritis, sendi tidak dapat menjalani proses regenerasi sehingga menyebabkan kerusakan. Penderita osteoarthritis sering mengalami nyeri yang sangat hebat pada lutut. Selain karena faktor usia, osteoarthritis sering terjadi akibat kegemukan dengan posisi lutut menahan beban yang berat dan juga karena adanya trauma yang tidak ditangani dengan baik.

Osteoarthritis sering dialami oleh atlet yang banyak melakukan gerakan berat dan bertumpu pada lutut. Pada tahap stadium awal, osteoarthritis dapat ditangani dengan pemberian obat dan perubahan gaya hidup. Sementara bila sudah stadium lanjut harus dilakukan tindakan operasi pergantian sendi. ** Baca juga: Jangan Remehkan 5 Gejala Tubuh yang Patut Diwaspadai

Sebelum menjadi penyakit yang parah, Anda sebaiknya melakukan tes kepadatan tulang secara rutin untuk mengetahui ada atau tidaknya potensi untuk menderita penyakit kelainan tulang tersebut.(ilj/bbs)