1

Gunakan Pistol Mainan, Lansia 73 Tahun Asal Singapura Nekat Rampok Bank di Hong Kong

Kabar6-Apa yang dilakukan pria asal Singapura yang satu ini memang tergolong berani. Bagaimana tidak, pria berusia 73 tahun yang tak diungkap namanya ini seorang diri merampok bank di distrik Mong Kok Kowloon, Hong Kong.

Lebih nekatnya lagi, melansir channelnewsasia, pria yang dilaporkan melarikan diri dengan uang tunai sekira Rp25 juta itu melakukan aksinya hanya dengan menggunakan pistol mainan. Menurut kepolisian Hong Kong, pria itu ditangkap tujuh jam setelah insiden perampokan.

Diidentifikasi, bank tersebut sebagai cabang China Construction Bank. Inspektur unit kejahatan West Kowloon, Alan Chung, mengatakan bahwa pria lansia itu menyerahkan sebuah catatan kepada seorang teller bank wanita yang mengatakan bahwa dia akan melakukan perampokan, sebelum mengancam dengan pistol.

Pria itu kemudian memberi teller bank tas hitam dan menyuruhnya memasukkan uang ke dalamnya. Chung menambahkan, karyawan bank mencoba mengejar setelah tersangka keluar, tetapi dia berlari ke seberang jalan dan naik bus. ** Baca juga: Dengan Dalih Berobat, Seorang Suami di India Diam-diam Jual Ginjal Milik Istrinya

Chung melaporkan, polisi memasang penghalang jalan untuk mencari tersangka di dalam bus dan di terminal bus. Kepolisian Hong Kong menjelaskan, mereka kemudian menemukan beberapa uang tunai dan pakaian yang dikenakan tersangka di rumahnya.

Pria itu diduga telah tinggal lebih lama di kota itu selama sekira 10 tahun. Polisi mengatakan, dia terkait dengan perampokan lain di apotek di Mong Kok pada Juli 2020 lalu. Pemantik api dikatakan telah digunakan dalam insiden itu.(ilj/bbs)




Drone Buatan Sebuah Perusahaan di Swedia Berhasil Selamatkan Nyawa Lansia dari Serangan Jantung

Kabar6-Perangkat drone yang dibuat oleh sebuah perusahaan di Swedia, berhasil menyelamatkan nyawa seorang pria lansia berusia 71 tahun yang tak disebutkan namanya itu dari serangan jantung mendadak.

Drone itu, melansir Newsweek, berhasil mengirimkan defibrilator ke kawasan Trollhättan, Swedia pada Desember 2021 lalu. Pria tadi ditolong oleh seorang tetangga bernama Dr. Mustafa Ali yang menelepon layanan EMADE (Everdrone’s Emergency Medical Aerial Delivery service) untuk meminta pengiriman AED (Automated External Defibrillator).

“Ini adalah teknologi yang benar-benar revolusioner yang perlu diterapkan di seluruh dunia,” kata lansia yang kini sudah pulih kembali kesehatannya. ** Baca juga: Fasilitasi Wanita yang Ingin Rahasiakan Kandungan Mereka, Jepang Gunakan Sistem Melahirkan Anonim

Dr. Mustafa Ali yang memanggil layanan drone pengantaran AED itu merasa takjub karena tidak sampai tiga menit bantuan sudah sampai di lokasi pelaporan, sehingga berhasil menyelamatkan nyawa seseorang.

Hal ini tentu saja menjadi sejarah penting bagi dunia medis, karena artinya kini manusia sudah bisa memanfaatkan teknologi dengan lebih baik untuk kondisi gawat darurat.

“Saya tidak dapat mengungkapkan dengan kata-kata betapa bersyukurnya saya atas teknologi baru ini dan pengiriman defibrilator yang cepat. Jika bukan karena drone saya mungkin tidak akan berada di sini,” terang lansia yang tertolong oleh AED dari drone milik Everdrone.

Drone EMADE yang beroperasi di Swedia itu membawa AED dengan bobot sangat ringan, sehingga gerakannya menjadi lebih cepat. Adapun jenis defibrilator yang dibawa merupakan easyport Schiller FRED.

Solusi drone medis ini telah dikembangkan dan terus ditingkatkan dalam kerjasama erat dengan Pusat Ilmu Resusitasi di Karolinska Institutet, SOS Alarm dan Kawasan Västra Götaland. Operasi itu pun didukung oleh Vinnova, Swelife dan Medtech4Health.

“Ini adalah contoh nyata yang sangat baik tentang bagaimana teknologi drone mutakhir Everdrone, yang sepenuhnya terintegrasi dengan pengiriman darurat, dapat meminimalkan waktu untuk akses ke peralatan AED yang menyelamatkan jiwa,” terang Mats Sällström, CEO Everdrone.

Di daratan Eropa sendiri tercatat ada 275 ribu pasien serangan jantung mendadak dan 350 ribu di Amerika Serikat. Sebanyak 70 persen dari pasien serangan jantung mendadak itu berada di rumahnya tanpa memiliki alat pertolongan pertama. Tingkat kelangsungan hidup di antara pasien serangan jantung mendadak hanya 10 persen, sementara sisanya tak tertolong.

Dengan inovasi drone medis ini, akan lebih banyak nyawa yang tertolong dan terselamatkan. Layanan drone itu saat ini sudah dapat menjangkau 200 ribu penduduk di Swedia, dan diperkirakan akan diperluas ke lebih banyak lokasi di Eropa sepanjang 2022 ini.

Sistem drone telah dibuat secara ilmiah untuk memangkas waktu respons dan studi lengkapnya dipublikasikan di European Heart Journal.(ilj/bbs)