Heboh, Penemuan Pisau Belati Raja Tutakhamun yang Terbuat dari Logam Meteorit Langka
Kabar6-Tim excavator Mesir pimpinan Howard Carter menghebohkan dunia dengan penemuan makam Raja Tutankhamun atau King Tut pada November 1922 silam.
Penemuan ini juga mengungkapkan 5.398 item benda purbakala meliputi peti mati emas murni, topeng wajah, singgasana, busur panahan, dan masih banyak lainnya. Makam Raja Tutankhamun terletak di Lembah Para Raja, tepi barat Sungai Nil, seberang Thebes (Luxor modern).
Makam King Tut yang diberi kode KV62, dikuburkan dalam gundukan puing-puing dari pemotongan KV9 untuk Firaun Ramses V lebih dari 150 tahun setelah kematian Tutankhamun. Diketahui, Raja Tutankhamun, adalah Firaun Mesir yang terakhir dari keluarga kerajaannya yang berkuasa selama akhir dinasti ke-18.
Di antara ribuan artefak yang ditemukan, melansir Heritagedaily, ada satu set bilah besi menyerupai PeseshKaf, mirip pisau belati. PeseshKaf merupakan alat yang digunakan dalam ‘upacara pembukaan mulut’, sebuah ritual untuk orang yang sudah meninggal agar mereka dapat bernapas, berbicara, makan, dan minum di alam baka.
Salah satu bilah ini adalah belati besi dengan sarung emas hias, yang diproduksi secara ahli oleh seorang pandai besi kuno. Arsip Howard Carter menggambarkan, belati itu memiliki bilah yang halus terbuat dari logam homogen. ** Baca juga: Jadi Kontroversi, Wanita Asal Tiongkok Lahirkan Anak Ketiga di Usia 67 Tahun
Sedangkan pegangannya terbuat dari emas murni dan dihiasi dengan cloisonne dan pekerjaan granulasi, diakhiri dengan palu kristal batu. Di satu sisi sarung emas bermotif bunga lily, sedangkan di sisi lain bermotif bulu yang diakhiri dengan kepala serigala.
Sejak 1960-an, para peneliti menduga bahwa kandungan nikel dalam bilah itu menunjukkan berasal dari batu meteorik. Dengan studi yang lebih baru pada 2016 berasal dari analisis spektrometer fluoresensi sinar-x, menunjukkan bahwa komposisi bilah terutama adalah besi (Fe), 10,8 persen nikel (Ni) dan 0,58 persen kobalt (Co).
Studi ini membandingkan komposisi bilah dengan 11 meteorit dengan komposisi terkenal dan 11 bahan referensi baja bersertifikat. Disimpulkan, komposisi bilah dan homogenitasnya, berkorelasi erat dengan komposisi meteorit dan homogenitas dari sumber yang berasal dari luar Bumi.
Ini lebih lanjut didukung oleh sebuah penelitian yang diterbitkan pada Februari 2022, yang melakukan analisis kimia dua dimensi non-destruktif. Hasilnya, sumber meteorit bilahnya adalah oktahedrit, salah satu kelas struktural paling umum dari meteorit besi.(ilj/bbs)