1

Males Banget! Tulisan Selamat Datang di Kota Wisata Pandeglang Kumuh dan Tak Terawat

Kabar6.com

Kabar6 – Tulisan “Selamat Datang di Kota Wisata Pandeglang” sekitaran jembatan dua Goyang Lidah, Desa Curug Barang, Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Pandeglang kumuh tertutup rumput liar.

Akan tetapi, kondisinya memprihatinkan karena terlihat kumuh dan nyaris tak nampak akibat tertutup rumput liar dan gambar-gambar besar atau baliho yang dipasang di sekitaran lokasi tersebut.

“Bagaimana wisata Pandeglang mau maju, pemangku kebijakannya saja terkesan malas dan tidak giat dalam membangun wisata. Tulisan branding “Selamat Datang di Kota Wisata Pandeglang” saja tak terurus,” ungkap Abdul Rosid, salah seorang pengendara roda dua, Jumat (11/11/2022).

Harusnya kata dia, jika objek wisata ingin maju, dimulai dari hal yang kecil dulu kemudian mengurus kepada hal yang besar. Tapi kalau melihat faktanya seperti itu, yang tidak punya kepedulian merawat sebuah branding, bagaimana wisatanya mau maju.

**Baca juga: Warga Leuwibalang Langganan Ditandu Akibat Jalan Rusak, DPUPR Pandeglang: Nomenklaturnya Bukan Jalan Kabupaten

“Padahal tulisan itu dibangun sebagai upaya dalam memajukan objek wisata di Pandeglang. Tapi kalau tidak dirawat seperti itu, bagaimana wisatanya mau maju merawat branding nya saja tak mampu,” katanya.

Warga Pandeglang lainnya, Agus mengaku, miris ketika melihat simbol Kota Wisata yang tidak terawat dan kumuh tersebut. Gimana wisatawan mau tertarik datang ke Pandeglang, jika hal kecilnya saja tak dirawat dengan baik.

“Padahal jika dipelihara dan dirawat dengan baik, branding itu menjadi daya tarik wisata. Tapi kesannya pihak terkaitnya malas, buktinya sebuah branding saja tak terurus,” ujarnya.(aep)




Banksasuci & Pemkot Tangerang Mulai Tata Kali Sipon yang Kumuh

Kabar6.com

Kabar6-Berbagai Komunitas pecinta lingkungan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kota Tangerang berupaya menyadarkan masyarakat dengan melakukan gerakan kali Sipon bersih dan teduh.

Pasalnya, Kali Sipon sepanjang jalan Irigasi, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang menjadi pusat perhatian karena kumuh dari sampahnya yang menumpuk dan berbau.

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah bersama Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin, meninjau langsung kegiatan bersih-bersih yang digagas oleh pecinta lingkungan Banksasuci Foundation pada Sabtu, (12/6/2021) lalu.

“Kami berterima kasih kepada para komunitas, melakukan kegiatan bersih bersih kali Sipon, Karena ini adalah kegiatan masyarakat, akhirnya masyarakat harus lebih antusias untuk merawat dan menjaga Kali Sipon,” ujar Arief dalam keterangan, Senin (14/6/2021).

Arief mengatakan, berdirinya Pasar di sepanjang bantaran Kali Sipon hingga kini menjadi perhatian pemerintah kota Tangerang. Lantaran sampah banyak berasal dari pedagang pasar kaki lima (PKL) tersebut.

Wali kota mengaku, pihaknya sudah dan terus berupaya melakukan penataan PKL yang menjadi sumber permasalahan saat ini.

“Sudah kami bahas bersama, dan sudah saya sampaikan ke camat Cipondoh, coba dorong jika ada warga yang punya lahan mau di bikin pasar lingkungan,” katanya.

“Ke depan kita akan pikirkan untuk bisa pembangunan pasar di kecamatan Cipondoh lebih masif lagi,” tambahnya.

Ketua Banksasuci Foundation, Ade Yunus mengatakan, bahwa kegiatan gerakan Kali Sipon bersih dan teduh hari ini adalah, upaya mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan merubah prilaku hidup bersih.

“Berkali-kali dibersihkan pun besok akan kotor lagi, jika kesadaran masyarakat tidak ada,” tukasnya.

**Baca juga: 2 Sekolah di Kota Tangerang Raih Sekolah Sehat di Provinsi Banten

Nantinya, kata Ade, akan dibangun Pos-pos pantau dibeberapa titik dari hilir hingga hulu kali Sipon itu, dan juga akan ditanam pohon-pohon sepanjang bantaran kali Sipon agar memiliki nilai estetikanya.

“Dengan adanya kolaborasi dan kolabor aksi ini, dapat mengerakkan masyarakat. Kali Sipon ini banyak yang ngomongin banyak juga yang mempermasalahkan tetapi tidak ada yang mau memulai,” tandasnya. (Oke)




DKP Kota Tangerang Ubah Lahan Bantaran Cisadane Kumuh Jadi Produktif

Kabar6.com

Kabar6-Mengubah lahan kumuh, jadi lahan produktIf, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) bersama WArga Kampung Baru, RT 3 RW 5, Kelurahan Koang Jaya, Kecamatan Karawaci, membangun urban farming, di bantaran Sungai Cisadane, Jumat (6/11/20).

Ditahap awal, DKP menyerahkan 600 bibit sayuran untuk diolah di lahan 3.800 meter persegi. Mulai dari sayuran kangkung, cabai, tomat, terong hingga porang.

“Program urban farming di bantaran Sungai Cisadane memang menjadi fokus DKP, setelah menggarap 380 ribu pohon produktif untuk warga terdampak pandemi Covid-19. Kali ini, DKP menggarap lahan-lahan tidur di pemukiman warga,” ungkap Kepala DKP Kota Tangerang, Abduh Surahman.

Ia pun mengungkapkan, dalam program ini DKP membantu membuka lahan, pembagian bibit, hingga proses pengolahan lahan hingga panen.

“Dengan memanfaatkan lahan di sini secara berkelanjutan, insyaallah nanti hasil panennya juga dapat dinikmati bersama-sama,” kata Abduh.

Kabar6.com
DKP Kota Tangerang Ubah Lahan Bantaran Cisadane Kumuh Jadi Produktif.(Ist)

Sementara itu, Gandi salah seorang warga yang ikut menggarap lahan bantaran Sungai Cisadane pun antusias untuk mengikuti program ketahanan pangan ini.

Terlebih bagi dirinya, bisa membantu ia dan teman-teman lainnya sekaligus untuk mengisi waktu luang di masa pandemi ini, dengan kegiatan yang positif.

**Baca juga: BSN Apresiasi Labkesda Kota Tangerang.

“Daripada jadi lahan kumuh, cuma bengong-bengong diam diri di rumah, mending seperti ini, bercocok tanam. Bisa buat Konsums sendiri dan bagi-bagi tetangga,” serunya.(ADV)




Gebrak Pakumis Bangun 50 Rumah Kumuh di Sepatan

Kabar6.com

Kabar6 – 50 unit rumah milik warga Desa Pisangan Jaya, Kecamatan Sepatan akan dibangun dengan program Gerakan Padat Kimuh dan Miskin (Gebrak Pakumis). Rencana pembangunan itu akan berjalan di tahun 2020 akhir dengan anggaran per unit Rp19 juta.

Kepala Desa Pisangan Jaya, Ahmad Khotib mengatakan, saat ini pihaknya bersama Dinas Perumahan, Permukiman dan Pemakaman Kabupaten Tangerang,  telah melakukan perifikasi terhadap rumah-rumah warga.

Kata Khotib, saat ini sudah ada 50 unit rumah warga yang terperifikasi akan memdapatkan bantuan bedah rumah dari Pemerintah Kabupaten Tangerang. Menurut Khotib, setiap unit dianggarkan sebesar RP 19 juta.

” Kami tadi sudah melakukan perivikasi rumah, ada 50 unit rumah yang mendapatkan bantuan. Insya Allah akan mulai dibangun tahun ini juga, setiap rumah mendapatkan bantuan sebesar Rp 19 juta, ” kata Khotib kepada wartawan, Kamis (30/7/2020).

Menurut Khotib, warga yang sangat diproritaskan adalah mereka yang rumahnya masih dalam keadaan tidak layak, diantaranya. Tembok rumah yang masih bilik, lantainya masih tanah, dan lingkungan sekitar yang sangat kumuh.

” Namanya program bantuan bedah rumah, jadi intinya ya rumah yang tidak layak, dan lingkungan yang kumuh juga, ” jelasnya.

Sementara itu, salah satu warga Desa Pisangan Jaya, Kecamatan Sepatan,  Rahmi menambahkan, dia mengaku sangat senang dengan adanya program bedah rumah tersebut. Menurut Rahmi, program itu sangat membantu masyarakat untuk memperbaiki lingkungan dan memperbaiki rumah.

**Baca juga: Truk Meledak di Tigaraksa, 7 Orang Derita Luka Bakar.

” Sangat senang. Karena rumah saya yang sudah tidak layak huni ini, kini bisa dibedah dan diperbharui lagi. Terkadang kan namamya orang kecil, uangnya pas-pasan. Jangankan buat benerin rumah, buat makan saja pas-pasan, ” katanya. (Vee)




2019, Kabupaten Tangerang Bedah 1000 Rumah dan 20 Kawasan Kumuh

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kabupaten Tangerang menargetkan membedah 1000 rumah tak kayak huni di 20 kawasan kumuh pada tahun 2019 ini.

Menurut Kepala Dinas Perumahan, Pemukiman dan Pemakaman Kabupaten Tangerang, Iwan Firmansyah, pembedahan ribuan rumah tak layak huni dan kawasan kumuh tersebut meliputi perbaikan rumah tak kayak huni menjadi layak huni hingga prasarana sarana dan utilitas kawasan. ” Sanitasi dan juga air bersihnya,” ujarnya, Senin 21/10/2019.

Bahkan, kata Iwan, program bedah rumah dan lingkungan kumuh 2019 ini dibarengi dengan pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan kelompok usaha bersama (KUBE) untuk penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan pelatihan wirausaha.

“Selain itu, masyarakat juga diberikan akses untuk mendapatkan bantuan permodalan dan untuk meningkatkan ketahanan pangan dikembangkan kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dengan memanfaatkan pekarangan rumah,” katanya.

Dengan gebrak pakumis plus, kata Iwan, juga dibangun lingkungan agar bisa tumbuh menjadi masyarakat yang sejahtera,

Iwan menjelaskan program Gerakan Bersama Rakyat Atasi Kawasan Padat, Kumuh, Miskin, dan Pemberdayaan Lingkungan Sosial Ekonomi(Gebrak Pakumis Plus) 2019-2023 menjangkau sekitar 6000 lebih rumah tak layak huni di 20 kawasan dari 22 ribu lebih rumah kumuh di Kabupaten Tangerang.

Kepala Seksi Peningkatan Kawasan Pemukiman Dinas Perumahan, Pemukiman dan Pemakaman Kabupaten Tangerang, Heru Hendrianto mengatakan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Tangerang tahun 2017, jumlah rumah tak kayak huni yang digarap pemerintah daerah sebanyak 22.992 unit.

**Baca juga: Besok, Massa Pendukung Balon Kades Demo Lagi di Gedung DPRD Kabupaten Tangerang.

“Selama kurun waktu 2012-2018 sebanyak 6.664 unit yang sudah dibedah, kami targetkan setiap tahun 1000 rumah dibedah,” katanya.

Heru mengatakan jika sebelumnya gebrak pakumis hanya fokus pada perbaikan rumah tak layak huni saja, pada program pakumis plus penataan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat di kawasan kumuh juga dilakukan.(GFM)




Disperkimta Tangsel: 104 Hektare Kampung Masih Kumuh

Kabar6.com

Kabar6-Sekretaris Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimta) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Mukkodas Syuhada mengungkapkan masih banyak kawasan perkampungan menyandang predikat kumuh. Salah satu di Kampung Nambo, Serpong.

“Akses jalannya sempit,” ungkapnya ditemui wartawan di Puspemkot Tangsel, Jalan Raya Maruga Nomor, Serua, Kecamatan Ciputat, Jum’at (26/7/2019).

Ia menerangkan, berdasarkan data 2016 lalu terdapat 31 kawasan kumuh di Kota Tangsel yang tersebar di tujuh kecamatan. Luas keseluruhan mencapai 376.82 hektar.

“Sekarang masih ada sekitar 104 hektare kawasan kriteria kumuh,” ujar Mukkodas. Bahkan Kota Tangsel pernah menyandang predikat kurang mengenakan.

Menurut Mukkodas, kategori kumuh ditetapkan berdasarkan sejumlah kriteria.

**Baca juga: KPU Tangsel Difasilitasi Gedung Pinjam Pakai di Setu.

Antara lain sistem pengelolaan sampah, sistem drainase, akses mobil kebakaran atau jalanan sempit termasuk juga sistem proteksi kebakaran.

“Jadi Kota Tangsel itu disebut kota terkumuh se Provinsi Banten, berdasarkan kriteria tadi ya,” sebutnya.(yud)




Banyak Coretan dan Sampah, Stadion Mini Kosambi Kumuh

Kabar6.com

Kabar6-Masyarakat keluhkan kondisi kebersihan Stadion Mini Kosambi yang minim perawatan. Stadion yang menjadi kebanggaan warga Kosambi itu kini sudah kumuh dan kotor. Ditemukan banyak corat-coret disana-sini.

Muhammad Guntur, Tokoh masyarakat Salembaran Jaya Kecamatan Kosambi menuturkan, Stadion yang dibangun menggunakan APBD 2018 dengan nilai miliaran ini kumuh dan kotor.

Terlihat banyak sampah disana-sini. Terlihat juga banyak corat-coret didinding serta rusaknya kawat jaring pembatas suporter.

“Stadion mini ini sebenarnya menjadi kebanggaan warga Kosambi, namun kondisinya kini seperti gedung tak berpenghuni. Ditambah kondisi kotor dan kumuh,” ungkap Guntur kepada Kabar6.com, Jumat (28/6/2019).

Selain itu, Guntur menyebutkan kalau stadion mini itu menjadi tempat tongkrongan anak sekolah sembari corat-coret tribun dan tembok menggunakan cat pilox.

“Kalau siang banyak anak sekolah yang nongkrong disana. Kebetulan lokasinya juga dekat dengan SMAN dan SMPN. Sambil nongkrong mereka juga kerap corat-coret tembok sehingga menambah kumuh stadion ini,” tuturnya.

**Baca juga: Disperindag: Di Kosambi, Banyak Perusahaan Belum Lengkapi Persyaratan Administrasi.

Guntur berharap agar Pemkab Tangerang dan aparatur terkait segera melakukan pembenahan dan perawatan terhadap stadion mini Kosambi ini.

“Aset daerah yang menjadi kebanggaan warga Kosambi ini harusnya terawat dan terjaga keberadaannya. Bukan disia-siakan seperti ini. Pak Bupati Zaki, tolong perhatikan stadion kami,” bebernya.(Jic)