1

Diduga Sulit Dapatkan Keju Swiss Favoritnya, Berat Badan Pemimpin Korut Turun Drastis

Kabar6-Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un terlihat memiliki tampilan baru, lebih ramping, seperti kehilangan banyak berat badan. Namun pihak berwenang bersikeras, Jong-un makan lebih sedikit ‘demi negara’ yang bergulat dengan kekurangan makanan parah.

Jong-un mungkin ingin tampil lebih seperti ‘pria rakyat’, karena menjadi pemimpin dengan kelebihan berat badan di negara yang menderita kelaparan bukanlah penampilan terbaik.

Meskipun begitu, melansir Dailymail, sejumlah pihak menduga ada penyebab lain dari turunnya berat badan Jong-un. Dugaan yang timbul, ditutupnya perbatasan negara sebagai antisipasi penyebaran COVID-19, membuat Jong-un kesulitan mendapatkan makanan favoritnya yaitu keju Swiss. Ya, Jong-un disebut melahap begitu banyak keju, sehingga menjadi sangat kelebihan berat badan, sehingga pergelangan kakinya sempat dilaporkan patah.

Jong-un juga dianggap sebagai penggemar berat ayam goreng, vodka Rusia, Hennessy Cognac, dan sampanye. “Kami tahu bahwa dia memiliki sumber yang baik, dia menikmati keju, dia peminum berat, dia memiliki akses ke semua makanan cepat saji,” terang Dr. Sojin Lim, dosen senior dan co-direktur Institut Internasional studi Korea di Universitas Lancashire.

“Tetapi karena penutupan perbatasan ini, cara dia membawa semua makanan ini ke Korea Utara akan dipotong. Jadi dia tidak memiliki variasi yang sama lagi,” tambah Dr Lim. “Pada saat yang sama, dia tidak dapat mempertahankan sosoknya sebagai orang gemuk, karena ia berada di lingkungan domestik orang-orang kelaparan. Jika dia mempertahankan tampilan itu, itu hanya akan menambah keluhan orang. Jadi secara taktis itu bisa bertepatan dengan itu.”

Beberapa pembelot Korut menduga, Jong-un sengaja menambah berat badan agar lebih terlihat seperti kakeknya yang besar dan pendiri Korut, Kim Il-sung. ** Baca juga: Seorang Tamu Gugat Hotel di Shanghai Sebesar Rp2.000 Setelah Kamarnya Dimasuki Pria Bugil

Tetapi akses terbatas Jong-un ke makanan berlemak mungkin menguntungkannya saat ia berusaha untuk meningkatkan moral, sementara warganya kelaparan.

“Dia tidak dapat mengakses makanan tertentu lagi, tetapi pada saat yang sama menurunkan berat badan tidak berarti dia kehilangan warisan dari kakeknya,” terang Dr Lim. “Ini juga menunjukkan kepada orang-orang bahwa ‘Saya bersamamu, saya tidak mengambil semua makanan ini untuk diri saya sendiri, saya seperti Anda, saya juga menderita’,” lanjutnya.

Dr Lim melanjutkan, “Karena kultus kepribadian dan propagandanya, semua citranya dibuat, tidak ada yang alami. Penampilan Kim Jong-un lebih tentang orang-orang di rumah, bukan tentang kekuatan di luar. Ini lebih tentang bagaimana dia bisa mengatur di dalam saat ini.” (ilj/bbs)




Misterius, Kapal Berisi Mayat Sering Terdampar di Wilayah Pantai Jepang

Kabar6-Sebuah kapal kayu berisi sisa-sisa kerangka delapan orang, terdampar di tepi barat Jepang, beberapa waktu silam. Rupanya, peristiwa itu bukan pertama kali terjadi.

Sebulan sebelumnya, tiga kapal ditemukan dengan satu kapal berisi satu awak yang masih hidup, kapal kedua berisi kru yang semuanya telah tewas, dan kapal ketiga berisi empat jenazah.

Pemerintah Jepang berusaha mengidentifikasi asal dari kapal-kapal tersebut. Hasilnya, melansir sciencealert, kemungkinan kapal-kapal tersebut berasal dari Korea Utara (korut). Kesimpulan itu diambil setelah melihat rokok dan jas pelampung yang bertuliskan huruf Korea terletak di dekat mayat di salah satu kapal. Media Jepang pun beramai-ramai menyebut fenomena kapal tersebut sebagai kapal hantu.

Sementara tercatat sudah ada 44 kapal terdampar di wilayah pantai Jepang, hampir mendekati jumlah dari tahun-tahun sebelumnya yaitu 66 kapal. Banyak pihak mencoba menduga-duga motif di balik kejadian tersebut.

Sebagian menduga, kapal-kapal tersebut berisi imigran-imigran dari Korea Utara yang berusaha melarikan diri dari negaranya akibat pengetatan sanksi internasional atas program nuklir rezim Kim Jong Un.

Ada juga yang berpendapat, kapal-kapal tersebut berisi orang-orang yang tidak memiliki keahlian memancing, namun dipaksa pemerintah Korut untuk mencari ikan ke tangah laut dengan peralatan seadanya.

Kondisi itu merupakan dampak dari kebijakan Pyongyang untuk mendapat pemasukan alternatif yang bisa dimanfaatkan untuk subsidi anggaran militer.

Tapi ada juga yang meyakini, kapal-kapal tersebut bukan hanya menunjukkan kebijakan pemerintah Korut yang memaksa warganya untuk mencari ikan, tapi juga menunjukkan bahwa negara tersebut sedang mengalami krisis makanan.

Tapi kapal yang terdampar tersebut memang tidak selalu membawa orang mati. Beberapa waktu sebelumnya, sejumlah nelayan Korut berhasil diselamatkan. ** Baca juga: Wuih, Luas Bandara di Beijing Setara 97 Lapangan Bola Berbentuk Bintang Laut

Menurut pemerintah Jepang, mereka dipulangkan ke negaranya atas permintaan mereka sendiri. Hal itu membuktikan bahwa tidak semua kapal-kapal itu pelarian dari Korea Utara.(ilj/bbs)