1

Polisi Bagi-bagi Masker Ke Massa Aksi HUT Banten Di KP3B

Kabar6.com

Kabar6 – Di tengah demonstrasi yang memeriahkan HUT Banten Ke 21, personil Polres Serang Kota dan Polda Banten membagikan masker ke massa aksi, agar aspirasi massa tersampaikan tanpa melupakan protokol kesehatan (prokes) covid-19.

Tampak personil mendatangi massa aksi satu persatu, sembari memeriksa apakah mereka mengenakan masker atau tidak. Jika ada yang tidak memakai masker, langsung diberi masker.

“Pembagian masker dilakukan sebagai kepedulian kita kepada teman-teman massa aksi, agar tetap menerapkan prokes covid-19,” kata Kasie Humas Polres Serang Kota, Iptu Iwan Sumantrie, dilokasi demonstrasi, di KP3B, Kota Serang, Banten, Senin (04/10/2021).

Massa aksi yang berdemosntrasi di depan KP3B, mulai dari mahasiswa hingga masyarakat, secara bergantian berorasi menggunakan toa. Personil Polres Serang Kota yang dibantu Polda Banten, menjaga massa aksi agar berjalan tertib dan damai.

**Baca juga: Demonstrasi HUT Banten, Masyarakat Tuntut Tiga Poin Ke Pemprov

Puluhan polisi nampak berjaga di sekitar KP3B, tempat berkantornya Gubernur Wahidin Halim dan Wagub Banten, Andika Hazrumy.

“Kita layani, kita fasilitasi dan kita jaga penyampaian aspirasi. Alhamdulillah semua berjalan damai, lancar dan tertib,” ujarnya.(dhi)




Tuntut Reformasi Birokrasi Mahasiswa Demo WH-Andika di KP3 Banten

Kabar6.com

Kabar6 – Dibawah guyuran hujan deras di KP3B, Banten, personil Polres Serang Kota menjaga demonstrasi puluhan mahasiswa dari Kumala, yang menuntut WH-Andhika Hazrumy, selaku Gubernur dan Wagub Banten, untuk mewujudkan reformasi birokrasi di masa kepemimpinannya.

“Sebanyak 81 personil kita terjunkan, untuk menjaga demonstrasi mahasiswa secara humanis,” kata Kabag Ops Polres Serang Kota, Kompol Yudha Hermawan, Kamis (17/06/2021).

Mahasiswa menyalurkan aspirasinya di depan gerbang masuk KP3B, Curug, Kota Serang, dengan lima tuntutan, seperti penciptaan lapangan pekerjaan, penegakan hukum dan kasus korupsi di Banten, mengoptimalkan pelayanan kesehatan, hingga pemerataan pendidikan berjalan damai, meski mahasiswa sempat membakar ban bekas.

“Alhamdulillah penyampaian aspirasi di muka umum berjalan damai, lancar, tanpa gangguan apapun,” terangnya.

**Baca juga: Antisipasi Korupsi, Sejumlah Pejabat di Pemprov Banten Diberi Materi Saber Pungli

Demonstrasi yang berlangsung ditengah pandemi covid-19, polisi yang berjaga ikut mensosialisasikan prokes, agar tidak terjadi penularan Corona.

“Kita ingatkan juga kepada peserta demo tentang protokol kesehatan covid-19, tidak melebihi jam yang telah ditentukan,” ujarnya.(Dhi)




Tuntut Batalkan Permenaker, Ribuan Buruh Tangerang Raya Kepung KP3B

Kabar6.com

Kabar6-Puluhan ribu buruh yang tergabung dari beberapa aliansi Tangerang Raya bergerak menuju Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Rabu (18/11/2020). Aksi dilakukan untuk menolak Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 18 Tahun 2020 tentang Kebutuhan Hidup Layak (KHL).

Koordinator lapangan (Korlap) Serikat Pekerja Nasional (SPN) Suharto mengatakan, pihaknya bersama ribuan buruh lainnya akan melakukan aksi di KP3B.  Nantinya, massa buruh akan gabung dengan cara estafet menjemput rekan lainnya.

“Kami akan jalan bersama-sama. Kami dari Kabupaten Tangerang masih menunggu rekan buruh dari Kota Tangerang,” kata Suharto, Rabu (18/11/2020) saat ditemui di Kawasan Citra Raya, Kabupaten Tangerang.

Saat ini pihak Kepolisian Resor Kota Tangerang, kutip Suharto, telah bersiap untuk melakukan blokade jalan menuju KP3B di wilayah Cangkudu, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang.

“Kita belum jalan dari sini aja (Citra Raya) polisi sudah melakukan blokade jalan di Cangkudu, Balaraja. Tapi kita akan tetap berusaha untuk sampai ke KP3B untuk bertemu Gubernur Banten, Wahidin Halim,” ungkapnya.

Kaur Pembinaan Operasional Satlantas Polresta Tangerang Ipda Kusmantoro mengatangan pihak kepolisian telah melakukan persiapan untuk menahan massa buruh di kawasan Balaraja-Jayanti.

**Baca juga: Terkait Tanah Bengkok, Kades Tobat Bilang Pemkab Tangerang Belum Tunjukan Bukti

“Selain ini Jalan Raya Serang masih lancar. Nanti mereka akan jalan bergerak ke Banten menggunakan jalur tersebut. Rencananya kami akan melakukan penyekatan di kawasan Balaraja agar buruh tidak bergerak ke Banten,” pungkasnya. (vee)




Pandemi Corona, Pusat Pemerintahan Provinsi Banten Lengang

Kabar6.com

Kabar6-Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Banten, Senin (23/3/2020), nampak lengang. Hanya beberapa orang dan kendaraan yang terlihat melintas.

Pantauan Kabar6.com dilapangan, suasana lengang terlihat di jalan, area perkantoran maupun di gedung gedung pusat pemerintahan Pemrov Banten itu. Seperti halnya gerbang di samping gedung DPRD Banten dan di samping Kemenag Banten, dua gerbang KP3B tersebut sejak pagi ditutup rapat.

Sehingga, apabila ada pengunjung yang datang, semua harus keluar dan masuk melalui gerbang utama yang berada tepat di gedung Setda Banten.

Sejumlah pengaman dari Satpol PP Banten, nampak berjaga-jaga di depan pintu, sambil menanyakan maksud dan tujuan kepada sejumlah pengunjung yang datang.

Padahal, KP3B selalu ramai didatangi pengunjung, termasuk pelajar dan muda-mudi yang ingin duduk santai di dalam kawasan KP3B, atau sekedar untuk berpacaran.

Situasi sepi dan lengang ini sejak diterbitkannya Surat Edaran bagi pegawai dilingkungan Pemprov Banten agar bisa bekerja dari rumah untuk menghindari terjadinya penularan wabah covid-19.

**Baca juga: Update Terkini, 40 Warga Banten Positif Terinfeksi Covid-19.

Sebelumnya, Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH)  menginstruksikan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Non ASN di lingkungan Pemprov Banten, terkecuali yang bekerja sebagai gugus tugas dibidang pelayanan untuk mulai melakukan work from home (WFH), dan mulai berlaku sejak Senin (23/3/2020).

Hal itu sesuai dengan Surat Edaran Nomor:  800/734-BKD/2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Provinsi Banten. Selanjutnya dilakukan dengan pola pembagian tugas/daftar piket. Instruksi itu sebagai upaya mencegah terjadinya penyebaran Covid-19.”Dimulai dari siswa sekolah dan guru untuk belajar dan mengajar dari rumah. Sekarang pegawai mulai bekerja dari rumah,” katanya.(Den)




BPS Memperkirakan Tahun Depan Banten Mengalami Perlambatan Ekonomi

Kabar6.com

Kabar6–Badan Pusat Statistik (BPS) Perwakilan Banten memperkirakan laju perkonomian Banten pada 2020 mengalami perlambatan. Hal itu dipicu adanya persaingan ekonomi global antara Tiongkok dengan Amerika Serikat.

Hal itu terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Fraksi PKS DPRD Banten dengan tema ‘Perekonomian Banten 2020 Antara Peluang dan Tantangan’ di Gedung Serba Guna (GSG) DPRD Banten, KP3B, Kota Serang, Selasa (17/12/2019).

Kepala BPS Perwakilan Banten, Adhi Wiriana menilai peran dagang antara Tiongkok dengan Amerika berakibat buruknya laju ekspor impor. Hal itu juga mempengaruhi ekonomi nasional dimana Indonesia mengalami defisit eskpor dari pada impor.

“Banten juga akhirnya ikut mengalami defisit. Contohnya Banten tertekan persoalan bahan baku besi, dimana besi baja lebih banyak impor,” kata Adhi kepada wartawan.

Adhi juga memperkirakan secara makro ekonomi Banten diharapkan dapat mengalami pertumbuhan sebesar 5 persen, dengan asumsi pertumbuhan terendah sebesar 4,8 persen.

“Agak melambat dibanding 2019 yang mencapai 5,41 persen. Hal itu juga karena masih adanya tekanan internasional, termasuk nasional. Saya juga gambarkan adanya beberapa industri di Banten yang pindah ke daerah lain. Padahal tenaga kerja banyak dari industri dan itu akan terdampak juga,” jelasnya.

**Baca juga: 147 PNS Banten Terkena Sanksi Pegawai, 60 Mendapatkan Hukuman Berat.

Untuk itu, lanjut Adhi, pihaknya berharap pemerintah sudah melakukan beberapa antisipasi, salah satunya meningkatkan inovasi dan research develpoment (penelitian peemrintah). Selain itu, pemerintah harus mengarahakan lulusan baik dari SMA/SMK hingga perguruan tinggi untuk menjadi pelaku ekonomi keratif.

“Jadi harus ada inovasi dibidang industri yang matang. Kaya di Banten kan ada wisata kuliner, padahal potensi di Banten juga ada dan itu kurang dimanfaatkan. Lalu lulusan-lulusan muda jangan diarahkan menjadi buruh, tapi bagimana menjadi pengusaha-pengusaha muda,” ujarnya.(Den)




Pemprov Banten Beda Persepsi Soal Pembebasan Lahan Huntap Tsunami Dengan BPN

Kabar6.com

Kabar6–Proses pembebasan lahan hunian tetap (huntap) warga terdampak tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018 lalu belum juga rampung.

Penyebabnya, terjadi perbedaan persepsi teknis pembayaran pembebasan lahan antaran Pemprov Banten dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (DPRKP) Provinsi Banten M Yanuar mengatakan, secara umum proses pembebasan lahan huntap di Kabupaten Pandeglang sudah siap, baik dari lokasi maupun anggaran. Walau demikian, pembebasan pembebasan belum bisa dilaksanakan lantaran adanya kendala pada teknis pembeyarannya.

“Kalau huntap tinggal proses bayar, tinggal menunggu surat dari BPN. Tetapi ada dua aturan yang harus diketemukan,” kata Yanuar kepada awak media di Sekretariat DPRD Provinsi Banten, KP3B, Kecamatan Curug, Kota Serang, Selasa (29/10/2019).

Menurutnya, dua aturan yang harus diketemukan dimaksud adalah terkait teknis pembayaran pembebasan. Dari BPN meminta agar calon lahan tersebut dibayar terlebih dahulu untuk selanjutnya diterbitkan surat pelepasan hak (SPH). Sementara, pemprov ingin sebaliknya karena berpedoman pada peraturan gubernur (pergub) yang berlaku.

“Menurut BPN bayar dulu baru keluar SPH, tapi aturan di pergub, SPH dulu baru dibayar. Jadi seperti telur dan ayam. Kalau kita anggaran sudah siap Rp11 miliar untuk itu,” katanya.

Agar ada titik temu, kata dia, pihaknya sudah berkirim surat ke BPN terkait persoalan tersebut dan tinggal menunggu jawaban. Jika memang jawabannya BPN tetap berpegang pada aturannya maka pihaknya akan menjalankannya.

“Jadi saya tidak melanggar Pergub. Itu saja. BPN punya argumen, jadi pernah kejadian sudah dilepas ternyata pembayaran mundur, tidak bisa langsung. Kalau dulu sebenarnya cash and carry, surat diambil saya bayar langsung. Kalau sekarang kan enggak boleh, harus transfer, kalau transfer kan enggak bisa begitu (dibayar langsung-red),” ungkapnya.

Lebih lanjut dipaparkan Yanuar, adapun jumlah huntap yang akan dibangun nanti setidaknya berjumlah 700-an dengan luas lahan masing-masing 90 meter persegi. Sementara huntap yang dibangun adalah tipe 36 dengan dua kamar.

Pemprov sendiri hanya memiliki kewenangan untuk pembebasan lahan. Sementara untuk proses pembangunan fisiknya dilakukan oleh pemerintah pusat, termasuk rancangan site plan atau rencana tapaknya.

**Baca juga: Bed RS Banten Terbatas Dan Pasien Batal Dirawat, Dirut: Tunggu Sampai 2020.

“(Calon lahan huntap) tidak di satu titik ada di lima lokasi. Ada di Sumur, Labuan, Carita. Kalau per rumah itu (waktu pengerjaannya) satu bulan untuk tipe 36 selesai. Apalagi rumah risha (rumah instan sederhana sehat) paling dua minggu, rata-rata tiga minggu selesai,” tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo menyampaikan rencana pembangunan huntap untuk warga terdampak bencana tsunami di Kabupaten Pandeglang terancam tidak tepat waktu. Hal itu lantaran pembebasan lahan huntap yang dilakukan oleh Pemkab Pandeglang dan Pemprov Banten tak kunjung selesai.

“Masih nunggu pembebasan lahan selesai. Kalau sudah selesai, baru akan diturunkan bantuan dana untuk huntapnya,” kata Doni saat meninjau shelter tsunami di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, beberapa waktu lalu. (Den)




Terungkap, Sejumlah Aset Tanah di KP3B Baru Disertifikat

Kabar6.com

Kabar6-Sejumlah aset tanah di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Kota Serang, baru-baru ini disertifikasi.

Hal itu terungkap saat paripurna nota jawaban Gubernur Banten, Wahidin Halim, di gedung Rapat Paripurna DPRD Banten, Selasa (15/10/2019).

“Sejumlah bidang di KP3B ini banyak yang baru di sertifikatkan, termasuk gedung ini (DPRD Banten,red). Dan itu waktu kepemimoinan saya bersama Andika,” kata Gubernur Banten.

Dirinya juga mengaku masih banyak aset milik Pemprov Banten berupa tenah belum bertuan, berbagai kendala menjadi penyebabnya, mulai dari ketersediaan SDM dan masalah anggaran.

Meski begitu, dirinya optimis, tahun depan seluruh aset tanah milik Pemprov Banten sudah disertifikasi tahun depan secara keseluruhan.**Baca juga: Wahidin Halim Akui Publikasi Pemberitaan Pemprov Banten Masih Lemah.

Sebelumnya, juru bucara fraksi PDIP DPRD Banten, Madsuri mengkritisi atas banyaknya aset tanah milik Pemprov Banten yang belum disertifikasi.

Padahal, kata dia, Provinsi Banten telah genap beresiri 19 tahun lamanya.(Den)




Wagub Tegaskan Pemerintah Harus Terus Bersinergi Dengan Media

Kabar6.com

Kabar6-Media massa sebagai ruang publik yang selayaknya menjadi the market places of ideas, atau tempat penawaran berbagai gagasan. Untuk itu media massa baik media cetak, elektronik diharapkan dapat terus menyebarluaskan potensi-potensi Banten ke masyarakat luas, khususnya untuk pengembangan ekonomi daerah melalui investasi dan pengembangan sektor pariwisata.

“Karena itu, arah program kemitraan media Pemerintah Provinsi Banten perlu dikembangkan ke arah kemitraan media berbasis pemberdayaan masyarakat dan komunikasi pembangunan,” demikian dikatakan Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy dalam sambutannya pada acara Pengukuhan Pengurus Kelompok Kerja Wartawan Harian dan Elektronik Provinsi Banten di Pendopo Gubernur Banten, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Curug, Kota Serang, Rabu (2/10/2019).

Dikatakan Andika, hubungan media dan pemerintah adalah hubungan yang dibawa oleh kepentingan bersama untuk menyampaikan dan menerima pesan, untuk menyampaikan dan menerima kontrol sebagai upaya meningkatkan pelayanan kepada kepentingan masyarakat.

Terkait dengan itu, Andika berharap Pokja Wartawan Harian dan Elektronik Provinsi Banten menjadi mitra strategis Pemerintah Provinsi Banten dalam melakukan fungsi social listening di era digital saat ini dengan menyerap aspirasi dan kebutuhan riil masyarakat untuk dapat dimasukkan dalam program pembangunan Pemerintah Provinsi Banten berdasarkan skala prioritas.

Menurut Andika, media massa memiliki peran strategis dan ekonomis dalam menyebarluaskan potensi-potensi yang dimiliki daerah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Media massa memiliki kekuatan luar biasa untuk membangun suatu daerah dengan memberikan arah kemana masyarakat bersama-sama pemerintah daerah harus melangkah dan prioritas-prioritas apa yang harus dilakukan,” ujarnya.

Terkait dengan program pembangunan Banten, Andika melanjutkan, pada tahun 2019 ini terdapat 4 program prioritas yaitu bidang pendidikan, kesehatan dan infrastruktur¸ serta pengembangan wisata religi.

Di bidang pendidikan, kata Andika, upaya yang ditempuh Pemerintah Provinsi Banten untuk pemerataan akses pendidikan adalah dengan mengalokasikan Biaya Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) sebagai pendamping BOS nasional, sehingga biaya pendidikan menjadi lebih terjangkau.

Pemprov Banten, lanjut Andika, juga membangun unit sekolah baru (khususnya pembangunan sekolah baru SMA dan SMK di setiap kecamatan yang belum memiliki SMA dan SMK Negeri), ruang kelas baru, menyediakan alat peraga sekolah dan ruang praktek siswa, serta meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan guru.

Di bidang kesehatan, kata Andika, program prioritas di bidang kesehatan saat ini antara lain adalah jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakat banten, rekruitmen tenaga kesehatan penugasan khusus (dokter, dokter gigi, serta tenaga kesehatan lainnya) oleh Provinsi Banten untuk memenuhi tenaga kesehatan di Puskesmas wilayah Provinsi Banten. Berikutnya, pembangunan RSUD di wilayah Banten Selatan (Cibaliung dan Cilograng) dalam rangka mendekatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, serta rumah sakit jiwa dan rehabilitasi ketergantungan obat yang masih dalam tahap pembangunan.

**Baca juga: 19 Tahun Berdiri, Banten Masih Banyak Menyisakan Masalah.

Terkait infrastruktur, kata Andika, diprioritaskan pada pembangunan dan pemeliharaan jalan, jembatan, normalisasi sungai dan situ serta infrastruktur pertanian, pembangunan infrastruktur transportasi serta pembangunan infrastruktur pariwisata. “Termasuk penataan kawasan budaya dan penanganan kawasan kumuh. Pembangunan dan perbaikan jalan ditargetkan selesai dalam 3 tahun ke depan, dengan skema multi-years contract bagi perbaikan dan pemeliharaan jalan rusak yang tidak selesai dalam satu tahun anggaran,” imbuhnya.

Di bidang pengembangan wisata religi, lanjutnya, dilakukan Revitalisasi Kawasan Banten Lama tahap II. Selain itu, pengembangan wisata religi Syekh Nawawi Al Bantani di Tanara, Kabupaten Serang dan wisata religi Syekh Mansur di Cikaduen dan kawasan wisata religi Syekh Asnawi Caringin di Kabupaten Pandeglang masuk program prioritas pada tahun 2020.

Hadir dalam acara tersebut Ketua Pokja Wartawan Harian dan Elektronik Provinsi Banten Aditya Ramadhan, Wakil Ketua DPRD Banten Nawa Said Dimyati dan Akademisi Untirta Suwaib Amirudin sebagai keynote speaker dalam sesi diskusi publik di acara tersebut.(Den)




19 Tahun Berdiri, Banten Masih Banyak Menyisakan Masalah

Kabar6.com

Kabar6-Di usia ke-19 tahun, Provinsi Banten masih menyimpan masalah, khususnya terkait pengangguran. Hal itu terungkap dalam Diskusi Pulbik 19 Tahun Provinsi Banten ‘Sebuah Catatan Sejarah, Cita-cita dan Realita yang diselenggarakan oleh Fraksi PDIP DPRD Banten di Aula Serbaguna DPRD Banten, KP3B, Kota Serang, Rabu (2/10/2019).

Ketua Fraksi PDIP DPRD Banten, Muhlis mengatakan, di usia ke-19 tahun, masih banyak masalah-masalah yang harus dibenahi di Provinsi Banten. “Kawan-kawan media juga sudah bisa membaca antara cita-cita pendirian Provinsi Banten dengan realitas yang terjadi saat ini. Oleh karena itu, nanti hasil diskusi ini akan kita kaji di tingkat fraksi, untuk kemudian akan dibahas di komisi-komisi. Dan nanti akan kita rekomendasikan kepada Pemprov Banten,” ujarnya.

Lebih lanjut, Muhlis mengaku jika Fraksi PDIP telah mencanangkan satu hari dalam satu pekan menjadi hari aspirasi. “Kita canangkan hari Selasa sebagai hari aspirasi. Kita juga akan menugaskan setiap anggota untuk bisa menerima aspirasi dari masyarakat,” katanya.

Sejarawan Banten, Bonnie Triyana menilai, Provinsi Banten mempunyai modal untuk maju. Hanya saja, para pemangku kepentingan belum bisa mengoptimalkan sumber-sumber yang ada.

“Ada modal untuk maju, tapi tidak tahu modal itu di mana? Karena sering terbelit dalam kepentingan jangka pendek. Kaya politiik bagaimana caranya kita menang. Artinya ke depan, kita tdiak bisa mementingkan kepentingan sesaat, padahal kita punya sumber daya alam yang baik, kekayaan budaya, sejarah. Dana saya kita itu bisa dianggap sebagai modal Banten untuk bisa maju,” kata Bonnie.

Menurut Bonnie, Pemprov Banten harus mengekploitasi lebih dalam potensi-potensi yang ada di Banten. Disamping itu, persoalan-persoalan mendasar yang masih menjadi ganjalan juga harus segera dituntaskan.

“Seperti angka kematian ibu dan anak, lalu kemiskinan, angka pengangguran itu juga harus diselesaikan perlahan. Pemerintah daerag harus butuh sumbangsih pemikiran dan energi, khsuusnya dari masyarakat sipil (civil society),” ujarnya.

Ia menilai, gerakan civil society di Banten sangat rendah. Padahal menurutnya, gerakan itu juga dapat membantu Banten menjadi maju.

“Jangan hanya di jalan saja, tapi juga melalui dialog-dialog. Masukan ide dan gagasan ke legislatif. Jangan sampai juga hajat politik lima tahunan jadi hajat politik saja, Banten harus maju,” katanya.

Lebih lanjut, Bonnie juga menyoroti ketimpangan yang terjadi antara wilayah Banten Utara dan Selatan. Ia juga meminta kepada Gubernur Banten selaku perpanjangan tengan pemerintah pusat dan sebagai koordinator pembangunan di daerah untuk menyelesaikan masalah ketimpangan itu.

“Harus ada pemerataan, jangan sampai akses ekonomi, kesehatan dan pendidikan di utara bagus, tapi di selatan rendah. Kaya saya dengar kemarin ada wanita hami ditandu. Dan itu harusnya terjadi di abad 16 bukan di abad 21. Kita juga mendorong pemprov untuk bisa memastikan ada pemerataan dan kemakmuran di seluruh Banten, dan saya pikir itu merupakan harapan seluruh masyarakat Banten,” ujarnya.

“Soal angka kemiskinan masih tinggi di Banten itu kan statistik, kita bicara realita. Kata (Joseph) Stalin, satu orang mati itu tragedi, tapi 10 orang mati itu statistik,” sambungnya.

**Baca juga: Pengangguran di Banten Tinggi, Muhlis: Pengentasan Tak Berjalan Linear.

Terkait pendidikan, Bonnie menilai, angka rata-rata pendidikan di Banten adalah 8,6 tahun. Hal itu berarti masih banyak anak-anak usia sekolah tidak lulus SMA.

“Itu juga hanya angka statistik. Tapi dalam beberapa hal, Banten ketinggalan sementara di luar sana sudah bicara revolusi industri 4.0,” katanya.

Banten, kata Bonnie, merupakan daerah luas yang dikenal sebagfai daerah religius. “Tapi ternyata, Banten menjadi salah satu dari tiga daerah yang mudah terpapar hoaks. Belum lagi Banten juga masuk dalam daerah dengan tingkat korupsi yang cukup mengkhawatirkan. Dan ini merupakan tugas berat bagi pemangku kepentingan di banten untuk bisa mengatasi permasalahan tersebut,” tutupnya.(Den)




Pokja Wartawan Banten Tolak Kekerasan Terhadap Pers

Kabar6.com

Kabar6-Puluhan wartawan harian dari media cetak, televisi dan elektronik Provinsi Banten menggelar aksi unjuk rasa (unras) di depan tugu Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kamis (26/9/2019).

Mereka mengecam keras tindakan yang dilakukan oleh oknum aparat kepada jurnalis yang tengah meliput unras dari mahasiswa karena menolak RUU KPK, RKUHP dan sejumlah RUU lainnya, seperti yang baru-baru ini terjadi di sejumlah daerah di tanah air.

Sambil membentangkan spanduk berisikan tuntutannya agar para pelaku kekerasan terhadap wartawan bisa dituntut sesuai undang-undang, mereka memulai aksinya dengan cara longmarch mulai dari Sektariat Pokja wartawan harian dan elektronik Provinsi Banten dan berakhir di tugu KP3B.

Tidak hanya wartawan Provinsi Banten, sejumlah perwakilan wartawan Kota Serang, Hukum dan Kriminal (Hukrim) dan jurnalis kampus tumplek jadi satu untuk menyuarakan aspirasinya yang mengecam atas tindakan yang dilakukan oleh oknum polisi karena diduga telah menghalang-halangi tugas jurnalistik seperti yang terjadi di sejumlah daerah seperti baru-baru ini terjadi.

Tidak hanya itu, mereka juga menuntut Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk serius menangani tindak kekerasan yang dialami wartawan, agar hal tersebut tidak kembali terulang.

Kordinator aksi, Deni Saprowi mengatakan, unras tersebut sebagai bentuk aksi solidaritas terhadap sesama rekan jurnalis lain agar tindak kekerasan yang dialami wartawan tidak kembali terjadi.

**Baca juga: Pokja Wartawan Banten Tuntut Dewan Pers Turun Perjuangkan Hak Wartawan.

“Karena wartawan itu bekerja berdasarkan Undang-undang. Dan wartawan itu adalah bagian dari demokrasi. Seharusnya kita saling menyadari tugas dan fungsi masing-masing,” katanya.

Aksi unras diakhiri dengan pertunjukan debus dari perwakilan wartawan dan aksi belah kelapa dan ditemukan secarik kain bertuliskan ‘polisi adalah mitra jurnalis’. (Den)