1

Imlek 2574, Filosofi Shio Kelinci Air Kata Warga Cina Benteng

Kabar6

Kabar6-Hari ini Selasa, 22 Januari 2023, warga etnis Tionghoa merayakan Tahun Baru Imlek 2574 dengan shio Kelinci Air. Perayaan Imlek sekarang dianggap lebih ramai ketimbang dua tahun sebelumnya karena pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat akibat pandemi Covid-19 telah dicabut.

“Saya bisa memastikan klenteng atau vihara ini lebih ramai,” kata Andi, ketua persembahyangan Klenteng Mandala Avalokitesvara di Desa Ciakar, Panongan, Kabupaten Tangerang, kepada kabar6.com kemarin.

Masyarakat Tionghoa, khususnya di Tangerang, atau yang populer dengan sebutan Cina Benteng percaya jika kelinci adalah simbol umur panjang, kedamaian dan kemakmuran dalam budaya. Tahun 2023 ini dianggap menjadi masa harapan.

Menurut legenda Cina, orang yang lahir di setiap tahun hewan memiliki beberapa ciri kepribadian dari hewan tersebut. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa orang lahir pada tahun kelinci punya sifat waspada, jenaka, berpikiran cepat, dan cerdik.

**Baca Juga: PPKM Dicabut, Suka Cita Perayaan Imlek di Tangerang

Ia menjelaskan, jika di lihat dari tanggalan Tionghoa Imlek 2023 Jia Gwee melambangkan Kelinci bisa diartikan simbol binatang. Sedangkan air bisa diartikan sebagai unsurnya.

“Kedepannya saya berharap di tahun ini kita semua diberikan kekayaan seperti sehat, dijauhkan dengan bala dan bencana, dan selalu ditambahkan rejekinya,” jelas Andi.(Rez)




PPKM Dicabut, Suka Cita Perayaan Imlek di Tangerang

Kabar6

Kabar6-Perayaan Tahun Imlek 2574 berbeda dengan dua tahun terakhir. Seperti di Klenteng Mandala Avalokitesvara, Desa Ciakar, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Sabtu, (22/1/2023) ramai didatangi warga Tionghoa.

Pantauan kabar6.com pada pukul 16.14 WIB di lokasi beberapa umat sedang bersembahyang. Mereka datang bergantian untuk melakukan ritual ibadah.

Beberapa pengurus atau pengelola Klenteng Mandala Avalokitesvara sedang sibuk mempersiapkan penyambutan Imlek.

And, salah satu ketua persembahyangan Klenteng Mandala Avalokitesvara mengatakan, tempat ibadah yang sudah disiapkan oleh pihaknya terbilang ramai pengunjung.

“Saya bisa memastikan kelenteng / vihara ini kan ramai. Jika bandingkan dengan tahun lalu pengunjung yang berdatangan terbilang sepi,” ungkap Andi.

Menurutnya, umat Khonghucu yang berdatangan untuk beribadah di tempat ini bergantian keluar masuk. Sebab pihak dari paguyuban warga Thionghoa tidak menyelenggarakan kegiatan pertunjukan tari barongsai.

**Baca Juga: Jalin Silahturahmi, KONI Gelar Pertandingan Trofeo Bersama SIWO PWI Kabupaten Tangerang

“Jika di hitung dari ikatan dupa yang di pakai bisa menghabiskan 200 sampai 300 orang yang berkunjung untuk sembahyang di sini,” jelasnya.

Andi menerangkan, pihaknya akan mempersiapkan sembahyang di awal bulan dengan sembayang di bulan tengah dengan menyiapkan dupa dan peralatan untuk umat Khonghucu beribadah.

“Persiapannya sama saja kaya sembayang di bulan awal dengan bulan tengah. Balik lagi ke manusianya, kemungkinan selepas PPKM mereka ga takut dengan adanya aturan, kita sendiri ini bukan takut mengenai adanya penyakitnya terlebih dengan aturan,” terangnya.(yud)