1

Al Muktabar Lapor Wapres Soal Penanganan Kemiskinan Ekstrim di Banten

Kabar6- Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar menyambut kedatangan Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin di Pondok Pesantren An Nawawi Tanara, Kabupaten Serang.

Pada kesempatan itu, Al Muktabar menyampaikan terkait kondisi dan pembangunan di Provinsi Banten, serta mendapatkan arahan dari Wapres KH Ma’ruf Amin.

Al Muktabar, membahas mengenai keadaan di Provinsi Banten. Mulai dari penanganan stunting, gizi buruk, kemiskinan ekstrem, penanganan inflasi dan investasi.

“Kita sampaikan semua hal tersebut menunjukan cukup baik, dan kita juga tadi mendapatkan arahan untuk terus menjaga tata pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan,” katanya.

**Baca Juga: Ganjar Untuk Semua Gulirkan Bantuan ke Pengrajin Gula Aren di Pandeglang Banten

Selanjutnya, Al Muktabar juga ditanyai terkait perkembangan kekeringan dari dampak El Nino dan persiapan ketersedian pangan.

“Kita sampaikan, Pemprov Banten juga mendistribusikan air bersih kepada masyarakat,” jelasnya.

“Sedangkan untuk persiapan pangan sendiri, setiap minggu kita juga mendapatkan informasi dan arahan dari Kemendagri dan instansi terkait. Di samping itu, kita juga memiliki cadangan beras pemerintah,” lanjutnya.

Selain itu, pada kesempatan tersebut juga Al Muktabar melaporkan terkait realisasi investasi di Provinsi Banten yang telah mendekati target ditetapkan oleh Pemerintah Pusat pada tahun 2023.

“Masih terdapat waktu ke depan untuk kita dapat mencapai target nasional, kita juga akan mengambil langkah-langkah untuk memperkuat dan meningkatkan dari instrumen makro,” tandasnya.(Aep)

 




Kyai Ma’ruf. Selesaikan Konflik Papua Lewat Kebudayaan

kabar6.com

Kabar6-Mantan Ra’is Aam PBNU yang juga Cawapres terpilih periode 2019-2024, KH.Ma’ruf Amin meminta pemerintah tidak menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan konflik Papua. Papua sempat memanas dan ricuh, kini secara perlahan namun pasti kembali sejuk.

“Kami sudah berbincang supaya penyelesaian Papua itu tidak hanya dilakukan pendekatan keamanan dan penertiban, tapi juga perbaikan, pendekatan budaya,” kata Kyai Ma’ruf, ditemui di Ponpes Syekh Nawawi Al Bantani, Tanara, Kabupaten Serang, Banten, Selasa (3/9/2019).

Mantan Rais Aam PBNU ini selalu berdoa dan berharap Papua kembali damai di oangkuan NKRI. Pembangunan di ujung Timur Indonesia semakin berkembang dan memajukan masyarakatnya.

Kyai Ma’ruf pun mekinta peran aktif PBNU dan Ansor untuk ikut mendamaikan Bumi Papua dan menjaga keutuhan NKRI, agar tetam damai dan sejuk.

“Karena kita indonesia. Kita Jawa, kita Papua, kita Sumatera, kita Sulawesi, ini kan kita semua. Indonesia adalah berkita kita. Jadi kita harus tetap utuh, jangan ada kita yang terpinggirkan, termarjinalisasi,” ujarnya.

Kyai Ma’ruf mencontohkan penyelesaian Papua di jaman Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang menghargai masyarakat Bumi Cendrawasih dengan merubah nama Irian Jaya menjadi Papua.

**Baca juga: BPBD Banten: Bantuan Gempa Pandeglang Minggu Depan Cair.

Pada 30 Desember 1999, Gus Dur membuat pertemuan dengan tokoh Papua dan mengetahui makna lambang Bendera Bintang Kejora. Lambang itu dimaknai oleh masyarakat Papua sebagai simbol Kuasa Tuhan. Hingga ahirnya bendera itu saat jaman Gus Dur boleh dikibarkan dengan syarat lebih rendah dibandingkan bendera Merah Putih. Semenjak Gus Dur lengser dari Tahta ‘Keprabonnya’, bendera Bintang Kejora kembali dilarang berkibar.

Kemudian muncul Peraturan Pemerintah (PP) nomor 77 tahun 2007, dalam Pasal 6 Ayat 4 yang melarang penggunaan simbol berupa bendera, lagu, dan logo terkait separatisme. Dalam hal ini termasuk binyang kejora yang kerap digunakan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan gerskan politik lainnya.

“Oleh karena itu seperti apa langkah-langkahnya PBNU yang merumuskan. Gus Dur juga kan mendekati Papua dengan mengubah nama dari Irian Jaya menjadi Papua. Oleh karena itu orang Papua kepada Gus Dur khususnya dan NU, sangat simpati menghargai,” terangnya.(Dhi)