1

Libur Lebaran, Pergerakan Mudik dan Wisata Capai 193,6 Juta Orang

Kabar6-Sebanyak 1552 warga ikut mudik gratis berangkat dari Terminal Pondok Cabe, Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Kementerian perhubungan mefasilitasi 44.008 orang untuk dapat mudik Lebaran ke 33 daerah tujuan.

Hari ini peserta mudik gratis dilepas serentak di empat lokasi berbeda. Yakni, di Terminal Poris, Pondok Cabe, Pulo Gebang, dan Kampung Rambutan.

“Jadi memang sudah menjadi program tahunan kementerian perhubungan,” kata Kepala Badan Kebijakan Transportasi, Robby Kurniawan kepada kabar6.com di Terminal Pondok Cabe, Sabtu (6/4/2024).

Ia jelaskan, memang tahun ini ada penambahan kuota karena animo masyarakat yang ingin mengikuti mudik gratis. Masyarakat ingin menghemat pengeluaran dana Lebaran jaminan keamanan.

**Baca Juga: H-4 Lebaran, Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta Membeludak

Selain itu, sebut Robby, berdasarkan pertimbangan tahun ini pergerakan masyarakat yang ingin mudik atau wisata cukup besar. “Jumlahnya mencapai 193,6 juta orang,” jelasnya.

Robby bilang, hasil survei mencatat Jabodetabek sebagai daerah penyumbang 28 juta orang yang akan bergerak dari wilayah tersebut. “Terbesar ke Jawa Tengah, Surabaya,” tambahnya.

Terpisah di lokasi sama, Irwan Sunarya, warga Cikupa mengakui bahwa dari segi biaya lebih terjangkau ikut mudik gratis. Ia hendak menuju Yogyakarta biasanya ikut musik gratis naik kereta api.

“Kalau ke tempat saya naik bus umum per orang Rp 560 ribu,” terangnya. Pria asal Gunung Kidul itu menerangkan pemesanan tiket mudik gratis harus booking lewat aplikasi.(yud)




Mudik Bareng Jaksa Agung 2024, 14 Armada Rute Solo Hingga Lampung

Kabar6-Kejaksaan Agung menggelar mudik bersama. Hari ini Jumat 5 April 2024 di halaman Gedung Utama Kejaksaan Agung, Jaksa Agung ST Burhanuddin membuka acara pelepasan Mudik Bareng Jaksa Agung 2024.

Acara ini digagas dan diprakarsai oleh Kejaksaan Republik Indonesia, Persatuan Jaksa Indonesia (PERSAJA), serta didukung oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Jaksa Agung mengatakan bahwa seyogyanya momentum mudik tidak hanya sebagai tradisi semata, akan tetapi untuk mereposisi kembali hakikat hidup agar lebih bermakna. Untuk itu Jaksa Agung menekankan esensi mudik lebaran yang berpegang pada 4 (empat) filsafat hidup manusia, yaitu:

LEBARAN sebagai tanda “selesainya” kewajiban kita dalam melaksanakan ibadah puasa serta membayar zakat.

LUBERAN sebagai tanda “melimpahnya” rezeki kita untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.

LEBURAN sebagai tanda “melebur kesalahan” dengan cara saling bermaafan.

LABURAN sebagai tanda “memutihkan” diri untuk senantiasa menjaga kebersihan diri baik lahir maupun batin.

“Jadi mudik lebaran tentu bukan hanya sebatas hilir mudik, apalagi sebagai ajang untuk memamerkan kekayaan. Justru mudik, harus dilandasi keikhlasan dan kesabaran sambil tetap menjaga kesederhanaan, agar tercipta kondisi masyarakat yang rukun, tentram, dan damai.” ujar Jaksa Agung.

**Baca Juga: Polisi Imbau Masyarakat Gelar Takbiran di Masjid/Mushala, Agar Lebih Khusyuk

Demi kelancaran mudik bersama ini, Jaksa Agung turut memberikan imbauan kepada panitia, personel angkutan bus, dan juga kepada para peserta mudik agar senantiasa waspada, berhati-hati dalam berkendara, dan mematuhi semua peraturan serta rambu-rambu lalu lintas yang ada,.

Jaksa Agung juga berpesan untuk tidak memaksakan diri apabila dirasa lelah atau mengantuk dan membutuhkan istirahat. Untuk itu kepada para pemudik agar saling mengingatkan dan menjaga satu sama lain, karena keselamatan adalah yang utama karena ada keluarga yang sudah menanti kedatangan saudara sekalian di rumah.

“Semoga perjalanan yang akan dilakukan sesaat lagi dapat berjalan dengan lancar dan tanpa ada suatu halangan apapun, sehingga saudara sekalian dapat sampai di kampung halaman dengan selamat. Sampaikan salam hangat saya kepada keluarga saudara di kampung halaman. Selamat bersilaturahmi dan jangan lupa tetap jaga kesehatan.” pungkas Jaksa Agung.

Sebanyak 14 bus, dengan kota tujuan atau pemberhentian akhir yakni:

3 (tiga) bus tujuan Solo;

3 (tiga) bus tujuan Yogyakarta;

2 (dua) bus tujuan Wonogiri;

1 (satu) bus tujuan Semarang;

1 (satu) bus tujuan Kudus;

1 (satu) bus tujuan Magelang;

1 (satu) bus tujuan Malang;

1 (satu) bus tujuan Cilacap;

1 (satu) bus tujuan Lampung.

Pelepasan para pemudik ditandai dengan pengibaran bendera start oleh Jaksa Agung ST Burhanuddin beserta para pejabat Eselon I dan Eselon II yang diiringi oleh keberangkatan 14 rombongan bus pada pukul 10.00 WIB. (Red)




Begini Kronologi Jatuhnya Pesawat Sriwijaya di Perairan Kepulauan Seribu

kabar6

Kabar6-Kementerian Perhubungan menjelaskan kronologi sementara jatuhnya pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu, 9 Januari 2021.

Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Ardita Irawati mengatakan, pesawat rute Jakarta-Pontianak itu terkahir kontak pukul 14.40 WIB.

“Pesawat lepas landas pukul 14.36 WIB, dan dari data pada pukul 14.40 WIB, Sriwijaya Air tidak ke arah 075 derajat melainkan ke Barat Laut (North West),” katanya di Posko Crisis Center Terminal 2D, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Baca Juga :Pesawat Boeing 737-500, Pengamat Khawatir Terjadi Disoreintasi

Berikut kronologi yang dipaparkan Kementerian Perhubungan :
berikut :
– Pesawat Sriwijaya SJY 182 take off dari Bandara Soekarno Hatta menuju Pontianak pada pukul 14.36 WIB.
– Pada pukul 14.37 WIB melewati 1700 kaki dan melakukan kontak dengan Jakarta Approach. Pesawat diizinkan naik ke ketinggian 29.000 kaki dengan mengikuti Standard Instrument Departure.
– Pukul 14.40 WIB, Jakarta Approach melihat pesawat Sriwijaya Air tidak ke arah 075 derajat melainkan ke Barat Laut (North West), oleh karenanya ditanya oleh ATC untuk melaporkan arah pesawat.
– Tidak lama kemudian, dalam hitungan detik, Pesawat hilang dari radar. Manajer operasi langsung berkoordinasi dengan : Basarnas, Bandara tujuan, dan instansi terkait lainnya.
– Total penumpang Pesawat 50 orang (40 dewasa, 7 anak-anak dan 3 Bayi), ditambah 12 orang (6 kru aktif dan 6 ekstra kru). (Vee)




Sriwijaya SJ-182 Jatuh di Pulau Seribu Terdeteksi Nyasar Arah Jalur

kabar6

Kabar6-Kementerian Perhubungan mengungkapkan kronologis jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu, siang tadi. Pesawat tujuan Jakarta – Pontianak itu terbang dari Bandara Soekarno – Hatta, Tangerang, menuju Bandara Supadio, Kalimantan Barat.

“Takeoff pada pukul 14.36 WIB. Kemudian pada pukul 14.37 melewati 1.700 kaki dan melakukan kontak dengan Jakarta Approarch,” kata juru bicara Kementerian Perhubungan, Andita Irawati di Terminal 2D Bandara Soetta, Sabtu (10/1/2021).

Pesawat lalu diizinkan naik dengan ketinggian 29.000 kaki dengan mengikuti standar instrumen.

“Pada pukul 14.40 Jakarta Approarch melihat Sriwijaya Air tidak ke arah 075 derajat. Melainkan ke Barat Laut,” jelas Andita.Baca Juga :Sriwijaya SJ-182 Jatuh, KNKT: Umur Pesawat Bukan Masalah, Asalkan

Oleh karenanya, ia lanjutkan, pemandu lalu lintas penerbangan atau ATC menanyakan arah pesawat. terakhir terjadi kontak pada pukul 14.40 WIB.

“Tidak lama kemudian dalam hitungan detik pesawat hilang dari layar radar,” ungkapnya.

Andita sebutkan sesuai data manifest total jumlah penumpang pesawat sebanyak 62 orang. Terdiri dari 42 penumpang dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi. Sementara awak pesawat 12 orang antara lain 6 crew inti dan sisanya cadangan.

“Dan untuk itu kami bersama seluruh jajaran di sektor transportasi beserta seluruh stakeholder merasa prihatin atas kejadian ini dan berharap kita bisa segera melakukan pencarian dan sekaligus juga penyelamatan,” paparnya.(yud)




Lebaran 2019, Pemerintah Batalkan Ganjil Genap di Pelabuhan Merak-Bakauheni

Kabar6.com

Kabar6-Kementerian Perhubungan akhirnya membatalkan rencana pembatasan kendaraan sistem ganjil genap di Pelabuhan Merak-Bakauheni pada arus mudik dan balik Lebaran 2019.

Pembatalan ini dilakukan setelah pemerintah menerapkan diferensiasi tarif tiket terpadu lintas Merak-Bakauheni dari Pelabuhan Penyeberangan Merak dan Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni pada puncak Lebaran tahun 2019/ 1440 Hijriah.

“Dengan demikian kebijakan ganjil-genap tidak berlaku dengan adanya pemberlakuan diskon dan kenaikan tarif ini,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi, Rabu (29/5/2019).

Ketentuan ini akan ditetapkan pada 30 Mei- 3 Juni pada Pelabuhan Penyeberangan Merak.

Sementara tanggal 7 Juni sampai 10 Juni pada Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni.

Ketentuan diferensiasi tarif tersebut akan dikenakan diskon 10 persen pada siang hari dan kenaikan 10 persen pada malam hari.

**Baca juga: Lebaran 2019, Diferensiasi Tarif di Lintas Merak-Bakauheni, Penyeberangan Siang Lebih Murah.

Budi menjelaskan, diferensiasi tarif ini akan dikenakan pada layanan regular (non-eksekutif).

Dengan adanya ketentuan ini diharapkan tidak semua penumpang menumpuk di satu waktu saja.

Sehingga tidak terjadi antrian panjang di malam hari lagi sampai ke jalan tol.

“Harapannya dengan adanya kebijakan ini dapat mempengaruhi pola perjalanan sehingga terjadi pendistribusian calon penumpang dan memecah antrian kendaraan di malam hari,” kata Dirjen Budi. (GFM)




Lebaran 2019, Diferensiasi Tarif di Lintas Merak-Bakauheni, Penyeberangan Siang Lebih Murah

Kabar6.com

Kabar6–Kementerian Perhubungan menerapkan diferensiasi tarif tiket terpadu lintas Merak-Bakauheni dari Pelabuhan Penyeberangan Merak dan Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni pada puncak Lebaran tahun 2019/ 1440 Hijriah.

Ketentuan ini akan ditetapkan pada 30 Mei- 3 Juni pada Pelabuhan Penyeberangan Merak. Sementara tanggal 7 Juni sampai 10 Juni pada Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni.

“Ketentuan Diferensiasi Tarif tersebut yaitu akan dikenakan diskon 10 persen pada siang hari dan kenaikan 10 persen pada malam hari,” demikian dijelaskan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi melalui keterangan tertulis, Rabu (29/5/2019).

Dalam ketentuan tersebut berlaku sebagai berikut:

a. Diskon Tarif Jasa Kepelabuhanan dikenakan sebesar 10 persen dari Tarif Tiket Terpadu (termasuk pembulatan) untuk angkutan kendaraan penumpang beserta penumpangnya dengan ukuran panjang sampai dengan 5 (lima) meter (Golongan IV) pada Pukul 08.01 WIB s.d. 19.59 WIB;

**Baca juga: Peringkat 6 di UN 2019, Pandeglang Geser Posisi Kabupaten Serang dan Lebak.

b. Kenaikan Tarif Jasa Kepelabuhanan dikenakan sebesar 10 persen dari Tarif Tiket Terpadu (termasuk pembulatan) untuk angkutan kendaraan penumpang beserta penumpangnya dengan ukuran panjang sampai dengan 5 (lima) meter (Golongan IV) pada Pukul 20.00 WIB s.d. 08.00 WIB. (GFM)




Lebaran 2019, Pengguna Tol Meningkat 40 Persen, Jasa Marga Siapkan Petugas

Kabar6.com

Kabar6-Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani mengingatkan kondisi berbeda berpotensi terjadi pada arus mudik dan balik Lebaran tahun ini.

Salah satunya adalah survei Balitbang Kementerian Perhubungan yang memprediksi peningkatan penggunaan kendaraan pribadi sebanyak 17 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Dan hampir 40 persen memilih menggunakan Tol Trans Jawa,” ujar Desi melalui keterangan tertulis, Minggu (19/5/2019).

Sehingga, kata Desi, upaya yang sudah di lakukan saat ini adalah mengantisipasi kepadatan tersebut di gerbang-gerbang tol utama seperti Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama, GT Kalikangkung, GT Banyumanik, dan GT Kejapanan Utama.

“Kita harus memastikan kapasitas transaksinya mampu melayani arus lalu lintas Lebaran,” ungkap Desi Arryani.

Desi juga menekankan pentingnya aspek keselamatan. Oleh sebab itu, Jasa Marga senantiasa berkordinasi dengan memasang rambu-rambu tambahan.

“Bukan rambu-rambu standar, tapi rambu-rambu tambahan (berdasarkan) atas evaluasi selama Tol Trans Jawa beroperasi yang antara lain berupa rubber strip,warning light, dan CCTV,” jelasnya.

Tak lupa, Desi menyampaikan selamat bertugas kepada Tim Satgas Program Jasa Marga Siaga Operasional Lebaran Tahun 2019.

“Semoga tugas ini mendapat ridho Allah SWT dan kelancaran sehingga Lebaran tahun 2019 berjalan dengan selamat, guyub, dan rukun,” katanya.

Jasa Marga membagi Koordinator Operasional berdasarkan 4 wilayah area yaitu Area 1 Ruas Jakarta-Cikampek-Padaleunyi, Area 2 Ruas Jabodetabekjabar.

Area 3 : Trans Jawa (Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur) serta Area 4: Nusantara yang mencakup ruas jalan tol Jasa Marga di pulau Jawa seperti Belmera, Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Bali Mandara, Balikpapan-Samarinda dan Manado-Bitung.

**Baca juga: Arus Mudik 2019, 2 Juta Kendaraan akan Melintasi Tol Tangerang-Merak.

Tim JM Siaga Operasional Lebaran 2019 antara lain melakukan koordinasi dalam menyiapkan segala fasilitas yang dibutuhkan dalam rangka mendukung keberhasilan implementasi Program Jasa Marga Siaga Operasional Lebaran Tahun 2019.

Tugas dan tanggung jawab lainnya ialah memastikan kesiapan operasional di masing ruas-ruas tol yang mencakup bidang pelayanan transaksi, lalu lintas, konstruksi, rest area,human capital, pengelolaan risiko, kehumasan, legal, dan umum.

Tak hanya itu, berkoordinasi dan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, Kementerian Kesehatan, Kementerian Lingkungan Hidup, Polri, Pertamina, dan PLN juga termasuk menjadi tugas dan tanggung jawab Tim JM Siaga Lebaran Tahun 2019.

Masa penugasan Tim Satgas Program Jasa Marga Siaga Operasional Lebaran Tahun 2019 berlaku sampai dengan berakhirnya periode arus mudik dan balik Lebaran 2019. (GFM)